Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segalalimpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“HOLISTIK CARE”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini

Denpasar, 3 Oktober 2018

(Penyusun)

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat
dan jenis pelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini
merupakan suatu proses terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang bersifat
dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada untuk mencapai
kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu yang mendasari tindaknan
keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual.
Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan
kesejahteraan terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual.
Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didasarkan pada konsep
keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan
saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan pemberian semata.
Dan pelayanan kesehatan ini memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai
manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial, dan spiritul yang saling
mempengaruhi.

B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Konsep Holistiker ?
2. Apa yang dimaksud dengan Caring ?
3. Apa yang dimaksud dengan Holisme ?
4. Apa yang dimaksud dengan Humanisme ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep tentang Holistic Care.
2. Menguasai berbagai macam konsep tentang holistiker dan mempu
memanfaatkan konsep tersebut dalam keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP HOLISTIK CARE


1.1 Pengertian Holistic Care
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual,
moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang
dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep
Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan
system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan
sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh
manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.

1.2 Sejarah Holistic Care


Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni,
dan ilmu hidup. Holistik populer dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah
holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah
ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa
memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan
sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan atau Cina.

1.3 Perawatan Holistic Care


Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu
kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai
manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi,
sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.

3
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara
total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan
spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap
penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan
memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.

1.4 Nilai Utama dalam Holistic Care


a. Filosofi dan Pendidikan.
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka
filosofi dan pengetahuan.
b. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori,
diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai
petunjuk praktik yang kompeten.
c. Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat
melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan
seseorang.
d. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural
Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan
asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien
dan suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.

1.5 Macam – macam Cabang Penyembuhan Holistic Care


 Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holism berawal sejak ribuan tahun lalu.Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang
termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda,
uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya

4
bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-
lain.
 Holistik Modern.
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan
alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun
yang lalu dengan adanya homeopathy. Yang termasuk holistik modern
adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis,
naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-
macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy,
praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut
sebagai osteopath atau DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama.
Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of
Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin ilmu
ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur bukan psikopat)
atau Dt (Danton) di awal nama.
 Ananopathy
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya
adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy
fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara
keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang
digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-
Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan
alami, yang diterapkan dengan basis alam dan sains modern.Praktisi
Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master atau
pemimpin Ananopath adalah Danton. Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:
a) Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan
kimia dan operasi.
b) Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik,
bukannya pandai.

5
c) Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor
moralitas dan keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a) Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b) Berpedoman pada Hukum Alam.
c) Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.

1.6 Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistic Care


Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahiah yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan
system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan
sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh
manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat
nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih
lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan
tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan
holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan
memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar
permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen
(tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat
tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan
Dokter.

1.7 Metoda Pengobatan Holistic Yang di Kembangkan


Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :
a) Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan
kebutuhan berimbang
b) Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c) Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d) Silaturahmi Doktrin
e) Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f) Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
6
g) Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h) Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

2. CARING
Secara umum caring dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdediksi bagi orang lain (sense of dedication to another person), pengawasan
dengan waspada (watchful supervision), perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi (feeling exhibiting concern and empathy for
others and a loving feeling).
Secara teoritis dapat diartikan Tindakan yang menunjukan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan yang
bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence Nightingale, 1860).
Definisi Caring menurut Ahli :
a) Florence nightingale (1860):
Caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dlm
membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yg baik &
tenang kpd klien.
b) Delores gaut (1984)
Caring tdk mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada 3 makna dimana
ketiganya tdk dpt dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
c) Crips dan Taylor (2001)
Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana SSO
berpikir, merasakan, & berperilaku dlm hubungannya dengan orang lain.
d) Rubenfild (1999)
Caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga,
dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
e) Jean watson (1985)
Caring merupakan komitmen moral utk melindungi, mempertahankan, & me↑
martabat manusia.
Dari beberapa pengertian2 tsb, dpt disimpulkan bahwa pengertian caring
adalah
Suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan
perhatian, perasaan empati & kasih sayang kpd orang lain, dilakukan dgn cara
memberikan tindakan nyata kepedulian, dgn tujuan untuk meningkatkan
7
kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari
keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari
sebuah Exisestensial Philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual,
baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi
bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri,
tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri dan intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan
antara perawat - klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan
dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh. Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam
B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat
utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual, karena sejahtera
merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk
mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit serta penyembuhan kesehatan.Watson juga menekankan dalam
sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari
perpaduan nilai - nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar. Faktor
karatif membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan
perawat, kehidupan dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain
sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan membantu klien.
f) Asumsi Dasar Science of Caring

8
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat
dibatasi oleh ruang dan waktu. Ada 7 asumsi tentang Science of Caring antara
lain :
1) Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktikkan dengan efektif hanya
secara interpersonal.
2) Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
3) Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
individu serta keluarga.
4) Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5) Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari
potensi yangada dan disaat bersamaan membiarkan seseorang untuk
memilih tindakan terbaik bagi dirinya saat itu.
6) Caring lebih healthogenic daripada curing.
7) Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.
g) Proses Keperawatan dalam Teori Caring
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki
langkah - langkah sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses
tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang
terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai
berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat
dalam proses keperawatan):
1) Pengkajian
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus
dikaji oleh perawat yaitu :
 Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap
hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi dan oksigenisasi.
 Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk
berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman,
nyaman dan seksualitas.

9
 Higher order needs (psychosocial needs) yaitu kebutuhan integritas
yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan berafiliasi.
 Higher order needs (intrapersonali needs) yaitu kebutuhan untuk
aktualisasi diri
2) Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable -
variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah mengacu
pada ASKEP serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan
dan pada siapa serta bagaimana data akan dikumpulkan.
3) Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta
meliputi pengumpulan data.
4) Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data juga untuk
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai dan apakah hasil
tersebut dapat digeneralisasikan.
Jadi, teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya
keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan
keperawatan.

3. HOLISME
Holistik adalah memandang manusia secara seutuhnya secara psikologis dan
spiritual. Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai
kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda.
Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa
yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah
yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami berfungsinya setiap komponen.
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
1) Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi
(unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan
normal dan disorganisasi berarti patologik.

10
2) Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiapbagiannya, tetapi tidak
ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi
menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3) Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakniaktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan
potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4) Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5) Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebihberguna daripada penelitian
ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.

4. HUMANISME
1) Pengertian Humanisme
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk
melakukan hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi
manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan
pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif
tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam
domain afektif. Emosi merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar
merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar
secara optimal.
a) Teori maslow
Asumsi dan Prinsip Dasar Teori Humanisme
Ahli - ahli teori humanistik menunjukkan bahwa tingkah laku individu pada
mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia
sekitarnya serta individu bukanlah satu - satunya hasil dari lingkungan mereka
seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam
(internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self -

11
actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu:
 Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
 Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk


memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki.. Teori yang terkenal dari Maslow yang
merupakan salah satu tokoh humanistik adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis atau dasar, seperti, makan, minum, menghirup udara
dan sebagainya.
2) Kebutuhan akan rasa aman, seperti keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan
keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi,
maka akan timbul rasa cemas dan takut.
3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, hal ini dapat terlihat dalam usaha
seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan
keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim
sepakbola, klub peminatan dan seterusnya.
4) Kebutuhan untuk dihargai terdapat dua jenis, yaitu lower one (status,
atensi, reputasi) dan higher one(kepercayaan diri, kompetensi, prestasi,
kemandirian,kebebasan).
5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri, menunjukkan karya kita pada orang
lain. Berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi diri. Kepribadian bisa mencapai peringkat teratas
ketika kebutuhan - kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu
dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa
memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.
6) Spiritual

b) Teori Pembelajaran Humanistik

Dalam artikel “What is Humanistik Education?”. Krischenbaum menyatakan


bahwa sekolah, kelas atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam
beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan, bahwa ada beberapa tipe pendekatan

12
humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan - pendekatan ini
terangkum dalam psikologi humanistik.

Dalam artikel “Some Educational Implications of the Humanistic


Psychologist”, Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan
Behavioristik. Menurutnya yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi
yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan atau sakit seperti yang dilihat
oleh teori psikoanalisa Freud.

Melihat hal - hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak
bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.
Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara
humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi, emosi adalah
karakterisitik sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik.
Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi
sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia..

Secara singkatnya, penedekatan humanistik dalam pendidikan menekankan


pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia
untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan
interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat
penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Prinsip - Prinsip Belajar Humanistik :

1. Manusia mempunyai belajar alami.


2. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila
ancaman itu kecil.
5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.

13
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya.
7. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawas diri.
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

c) Rogers (Person Centered Theory)

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik,
namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori
humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat
pada pribadi (person centered), non – directive, klien (client-centered), murid
(student-centered), kelompok (group centered) dan (person to person). Namun,
istilah person centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Asumsi Dasar Teori Rogers : Kecenderungan formatif, segala hal di dunia baik
organik maupun non - organik tersusun dari hal - hal yang lebih kecil.
Kecenderungan aktualisasi, kecenderungan setiap makhluk hidup untuk
bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap
individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang
dan ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya yaitu :

1. Organisme
a. Mahkluk Hidup
Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologisnya merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang
terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang
mengenai kejadian yang terjadi dalam diri sertadunia eksternal.
b. Realitas Subyektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya.
Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk
tingkah laku.
c. Holisme
14
Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam
satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan
memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan sertamengembangkan diri.
2. Medan Fenomena
Keseluruhan pengalaman baik yang internal atau eksternal dan disadari
maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi
subyektifnya.
3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan -
potongan pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin
mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai belajar apa yang terasa
baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri itu sudah
terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang
dirasakan dalam kesadaran. Sehingga, kecenderungan aktualisasi tersebut
mengacu kepada pengalaman organik individual sebagai suatu kesatuan yang
menyeluruh akan kesadaran dan ketidaksadaran psikis serta kognitif.Diri
dibagi atas 2 subsistem antara lain :
a. Konsep diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan dan
pengalaman seseorang yang disadari oleh individual (meski tidak selalu
akurat).
b. Diri ideal yaitu cita - cita seseorang akan diri.
Menurut Carl Rogers Hal - Hal yang Mempengaruhi self Yaitu :
a. Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada.
Ada 3 tingkat kesadaran.
1. Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau
disangkal.
2. Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara
langsung diakui oleh struktur diri.

15
3. Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman
yang dirasakan tidak sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali
dan didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh konsep diri.

b. Kebutuhan
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air,
udara dan keamanan, sehingga tubuh cenderung ingin untuk
statis serta menolak untuk berkembang.
2. Peningkatan Diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga
mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah.
3. Penghargaan Positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai atau
diterima oleh orang lain.
4. Penghargaan diri yang positif (positive self -regard)
Berkembangannya kebutuhan self – regardsebagai hasil dari
pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari
frustasi dengan mencari kepuasan akan positive self -regard.
c. Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis terjadi bila :
a. Ada ketidakseimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang
dirasakan oleh diri organis.
b. Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman
organis membuat seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang
akan kesadaran diri akan membuat seseorang berperilaku tidak logis,
bukan hanya untuk orang lain, namun juga untuk dirinya.
c. Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa
sebab dan akan memuncak menjadi ancaman.

d. Dinamika Kepribadian
a. Penerimaan Positif (Positive Regard)
b. Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas
dapat memberi regard positif kepada orang lain.
16
c. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and
Congruence)Organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi
(keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari persepsi diri dan kongruen
(salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
d. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Perkembangan Kepribadian dimana Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh
pada semua orang mendorongnya untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom
dan secara keseluruhan semakin menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi yang
berfungsi utuh (Fully Functioning Person). Ada lima ciri kepribadian yang
berfungsi sepenuhnya yaitu:
a. Terbuka untuk mengalami (openess to experience)
Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya
sendiri, merasakan mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa
merasa terancam. Mendengar orang membual menimbulkan rasa muak
tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa muak tersebut.
b. Hidup menjadi (Existential living).
Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada
seiap eksistensi. Disini orang menjadi fleksibel, adaptable, toleran dan
spontan.
c. Keyakinan Organismik (Organismic trusting)
Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya
sendiri, mengerjakan apa yang dirasanya benar sebagai bukti kompetensi
dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku. Orang mampu
memakai perasaan yang terdalam sebagai sumber utama membuat
keputusan.
d. Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom)
Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri
tanpa perasan tertekan atau terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan
hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang ingin dikerjakannya.
e. Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life
kemungkinan besar memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.
e. Terapi yang Diberikan

17
Seperti disebutkan di atas, bahwa Rogers menolak psikoanalisis Freud dan
behavioris dalam teorinya, sehingga terapi yang digunakannya juga berbeda.
Rogers tidak mempermasalahkan bagaimana klien menjadi seperti ini, namun
lebih menekankan bagaimana klien akan berubah.Terapis hanya menolong dan
mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.
Itulah sebabnya teori Rogers disebut sebagai Person -Centered Theory.
Kesimpulan Teori Humanistik Carl Rogers
1) Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap
individu adalah positif serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
2) Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan
kecenderungan aktualisasi.
3) Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana
diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
4) Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (a) pemeliharaan, (b) peningkatan
diri, (c) penghargaan positif (positive regard) dan (d) Penghargaan diri
yang positif (positive self - regard).
5) Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri
yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan
distorsi danpenyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan
tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.
6) Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan
yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep
Menyeluruh,yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang
ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat Kompleks, dan salingberinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan
otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi
fungsi yang lainnya.
Caring adalah fenomena Universal yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir,
berperasaam dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Holistik merupakan suatu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spritural pelayanan keperawatan
holistik memberikan pelayanan kesehatan yang lebih memperhatikan keutuhan aspek
kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual
yang saling mempengaruhi.
Humanisme ditujukan untuk kepentingan manusia, dimana manusia mempunyai
tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal .

19
DAFTAR PUSTAKA

Nur Salam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, Musrifatul. & Hidayat.AAA. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Jakarta: Health Books
Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing
http://www.umy.ac.id/konsep-holistic-care-dalam-penyembuhan-pasien-3.html
http://chairulrebi.blogspot.com/2012/02/makalah-holistic-care.htm
http://nersuki.blogspot.com/2013/01/makalah-holism.html
http://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2012&q=konsep+holism&hl=id&as_sdt=0,5

20

Anda mungkin juga menyukai