NAMA : GILBERDT
SOLISSA NPM :
18190000070
LAPORAN
PENDAHULUAN
KEBUTUHAN ELEMINASI
A. PENGERTIAN
Eleminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Eleminasi
merupakan pengeluaran racun atau produk limbah dari dalam tubuh.
1. Gangguan Eleminasi urine
Gangguan eleminasi urine adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
atau berisiko mengalami disfungsi eleminasi urine (Lynda Juall Carpenitro-
Moyet, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13, hal 582, 2010).
1. Konstipasi
a. Data mayor (harus terdapat)
- Nyeri pada saat defekassi
- Feses keras dan berbentuk
- Kesulitan dalam defekasi
- Defekasi dilakukan kurang dari tiga kali seminggu
b. Data minor ( mungkin terdapat)
- Mengenjan pada saat defekasi
INKONTINENSIA
URIN
Retensi Urine
Kerusakan Medula
spinalis TH12-L1, kerusakan saraf simpatis
dan parasimpatis
Retensi urin
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Diare
Faktor malabsorpsi karbohidrat,
Faktorinfeksi protein, lemak Faktor makanan Faktor
psikologi
DIARE
Konstipasi
KONSTIPASI
Gangguan defekasi
Rangsangan refleks
penyebab rekto anal
Diperlukan rangsangan
yang lebih kuat
untuk mendorong feses
bawah
produksi urine.Klien tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi cairan per oral sebelum
tes dilakukan. Pembatasan asupan cairan umumnya akan mengurangi pengeluaran
urine. Selain itu pemeriksaan diagnostic seperti tindakan sistoskop yang melibatkan
visualisasi langsung struktur kemih dapat menimbulkan edema local pada uretra dan
spasme pada sfingter kandung kemih. Klien sering mengalami retensi urine setelah
menjalani prosedur ini dan dapat mengeluarkan urine berwarna merah atau merah
muda karena perdarahan akibat trauma pada mukosa uretra atau mukosa kandung
kemih. Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan sebagai berikut :
a. Anuskopi
b. Prosktosigmoidoskopi
c. Rontgen dengan kontras
d. Pemeriksaan laboratorium feses
e. Pemeriksaan fisik
Feses, amati feses klien dan catat konstitensi, bentuk, bau, warna,
dan jumlahnya.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Gangguan eleminasi urine
1. Penatalaksanaanmedisinkontinensia urine yaitu:
a. Pemanfaatan kartu berkemih
b. Terapi non famakologi
c. Terapi farmakologi
d. Terapi pembedahan
e. Modalitas lain
2. Penatalaksanaan medis retensio urine yaitu
a. Kateterisasi urethra.
b. Dilatasi urethra dengan boudy.
c. Drainage suprapubik.
b. Pengobatanfarmakologis
2. Penatalaksanaan medis diare
a. Pemberian cairan
b. Pengobatan dietetik (cara pemberian makanan)
c. Obat- obatan
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada kebutuhan eleminasi urine meliputi :
a. Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan mencakup tinjauan ulang pola eleminasi dan gejala-gejala
perubahan urinarius serta mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
klien untuk berkemih secara normal.
1. Pola perkemihan
Perawat menanyakan pada klien mengenai pola berkemih hariannya,
Pengkajian urine dilakukan dengan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
serta mengobservasi karakteristik urine klien.
1. Asupan dan haluaran
2. Karatekristik urine
3. Pemeriksaan urine
a. Riwayat keperawatan
1. Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
Perawat melakukan pengkajian fisik sistem dan fungsi tubuh yang kemungkinan
dipengaruhi oleh adanya masalah eleminasi. Ada beberapa pemeriksaan fisik pada
seorang klien yaitu :
1. Mulut : inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien.
2. Abdomen : perawat menginspeksi keempat kuadaran abdomen untuk
melihat warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit..
3. Rektum : perawat menginspeksi daerah sekitar anus untuk melihat adanya
lesi, perubahan warna, inflamasi dan hemoroid.
c. Karakteristik feses
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Eliminasi Urine
1. Retensi urine
Definisi : pengosongan kandung kemih tidak komplet.
Batasan karakteristik
Menetes
Disuria
Seringberkemih
Residu urine
Berkemih sedikit
Sumbatan
Inhibisiarkus refleks
Sfing terkuat
c. Trauma pelvic
d. Infeksi saluran kemih
e. Trauma medulla spinalis
Batasan Karakteristik :
Nyeri abdomen
Anoreksia
Penampilan tidak khas pada lansia (misal, perubahan pada status mental,
inkontinensia urinarius, jatuh yang tidak ada penyebabnya, peningkatan suhu
tubuh
Borborigmi
Perubahanpadapoladefekasi
Penurunan frekuensi.
Distensi abdomen
Rasa rektalpenuh.
Rasa tekanan rektal.
Keletihan umum
Sakit kepala
Mual.
Sering flatus.
Fungsional
Psikologis
Depresi.
Stresemosi.
Konfusi mental.
Farmakologis
Antikolinergik.
Antikonvulsan.
Antidepresan.
Agen santilipemik.
Garam bismuth.
Kalsium karbonat.
Diuretik.
Garambesi.
Penyalahgunaan laksatif.
Agen santiinflamasi.
Nonsteroid.
Opiat.
Penotiazid.
Sedatif.
Simpatomimetik
Mekanis
Ketidakseimbangan elektrolit.
Hemoroid
Penyakit Hirschsprung.
Gangguan neurologis
Obesitas
Obstruksi pascabedah
Kehamilan
Pembesaran prostat
Abses rektal
Prolapsrektal
Ulkus rektal
Rektokel
Tumor Fi
siologis
Perubahan makanan
Dehidrasi
Ketidakadekutan gigigeligi
karakteristik
Nyeri abdomen
Kram
Ada dorongan
Psikologis
Ansietas
Tingkat strestinggi
Situasional
Penyalahgunaan alkohol
Kontaminan
Penyalahgunaan laksatif
Radiasi
Toksin
Melakukan perjalanan
Selang makan
Fisiologis
Proses infeksi
Inflamasi
Iritasi
Malabsorpsi
Parasit
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan Eliminasi Urine
Kateter
Penyebab
Tindakan
lainnya
2 Retensi urine Setelah diberikan 1. Monitor keadaan 1. Menentukan
kemungkinan asuhan keperawatan bladder setiap 2 masalah
berhubungan 3x24 jam diharapkan jam
dengan... tanda dan gejala 2. Ukur intake dan
2. Memonitor
retensi urine pasien
output cairansetiap keseimbangan
tidak ada dengan
4 jam cairan
criteria hasil:
3. Berikan cairan 3. Menjaga deficit
kateter
BAB
perdarahan.
kebiasaan diet,
- Mempertahanka cairan dan makanan
diare
DAFTAR PUSTAKA