Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah


KOMUNIKASI

Oleh :
Kelompok 2
1. ERA SARTIKA, NIM : P00520321013
2. ISMAYANTI NIM : P00520321020
3. RAHMA RISKI MAULINA, NIM : P00520321028
4. SHINTA ANDRIANI, NIM : P00520321034

Dosen Pembimbing :

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2021
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar isi ............................................................................................................ii
BAB I: pendahuluan ...........................................................................................
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan penulisan

BAB II: pembahasan


A.pengertian komunikasi tarapeutik
.tujuan komunikasi tarapeutik
.manfaat komunikasi tarapeutik.
. ciri-ciri komunikasi tarapeutik
. unsur komunikasi tarapeutik
. prinsip komunikasi tarapeutik
B.jenis komunikasi tarapeutik
C.faktor penghambat komunikasi tarapeutik
D . komunikasi tarapeutik pada ibu nifas
. pengertian masa nifas
. tahap-tahap masa nifas
. tujuan asuhan masa nifas
. tanda bahaya pada masa nifas
. perubahan pada masa nifas

BAB III: penutup


A.kesimpulan
B.saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya
sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang
dalam kehidupan sehari – hari tidak lepas dari kegiatan interaksi, membangun relasi, dan
transaksi sosial dengan orang lain. Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antar
personal, komunikasi dalam kelompok, komunikasi dalam organisasi dan publik,
komunikasi massa.
Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam asuhan kebidanan guna
memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu. Sehingga dapat menimbulkan interaksi
antar pribadi yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk penyampaian
informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada akhirnya, kegiatan komunikasi selalu
mendasari suatu kegiatan termasuk pelayanan kebidanan. Selain dengan komunikasi,
bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase kehidupan ini pada cara
seseorang memandang masalah dan kesulitannya.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi terapeutik itu?
2. Apa tujuan komunikasi terapeutik itu?
3. .Apa manfaat komunikasi terapeutik itu?
4. Apa ciri-ciri komunikasi terapeutik itu?
5. Apa saja unsur dari komunikasi terapeutik itu?
6. Apa prinsip dari komunikasi terapeutik?
7. Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu nifas?
8. Apa saja teknik dari komunikasi terapeutik?
9. Apa saja jenis dari komunikasi terapeutik?
10. Apa saja faktor yang menghambat komunikasi terapeutik!
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi terapeutik.
2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi terapeutik.
3. Untuk mengetahui manfaat komunikasi terapeutik.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi terapeutik.
5. Untuk mengetahui unsur komunikasi terapeutik.
6. Untuk mengetahui prinsip komunikasi terapeutik.
7. Untuk mengetahui komunikasi kebidanan yang dilakukan pada ibu nifas.
8. Untuk mengetahui teknik komunikasi terapeutik.
9. Untuk mengetahui jenis komunikasi terapeutik.
10. Untuk mengetahui faktor penghambat komunikasi terapeu
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan
dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. komunikasi terapeutik mengarah pada
bentuk komunikasi interpersonal.
Northouse 1998;12 komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan
bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart G.W.1998, komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara
bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.

 Tujuan Komunikasi Terapeutik


1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

 Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien ;


1. Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.
2. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan
mencintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan personal yang realistis.

 Manfaat komunikasi Terapetik


1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.
2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan bidan.
3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi
masalahyang dihadapi.
4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

 Ciri- Ciri komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadi antara bidan dengan pasien.
2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.
3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.
4. Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.
 Unsur Unsur komunikasi Terapeutik
Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur sebagai berikut
1. Ada sumber proses komunikasi.
2. Pesan disampaikan dengan penyandian balik { verbal dan nonverbal}.
3. Ada Penerimaan
4. Lingkungan saat komunikasi barlangsung

 Prinsip komunikasi terapetik (Menurut Carl Rogers)


1. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri.
2. Komunikasi ditandaidengan sikap menerima,percaya dan menghargai ,
3. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham ,menghayati nilai yang dianut pasien.
4. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien.
5. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien berkembang
tanpa rasa takut .
6. Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar pasien punya motivasi
mengubah diri.
7. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri.
8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten
9. Bidan harus paham akan arti empati.
10. Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka.
11. Bidan harus dapat berperan sebagai role model.
12. Mampu mengeks
13. Altruisme ( panggilan jiwa ) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang
lain
14. Berpegang pada etika
15. Tanggung jawab

B. Jenis Jenis Komunikasi Terapeutik


1. Mendengar dengan penuh perhatian
Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan
pasien , sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan
menghindari gerakan yang tidak perlu , tubuh condong ke arah pasien.
2. Menunjukkan penerimaan
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan
ketertarikan dan tidak menilai, Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan
pembicaraan, memberikan umpan balik vebral.
3. Menanyakan pertannyaan yang berkaitan.
Tujuan: mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan
pasien.
4. Mengulang ucapan pasien dengan kata - kata.
Pemberian fleedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata
pasien.

C. Faktor penghambat komunikasi tarapeutik


 Komunikasi Tarapetik dapat mengalami hambatan diantaranya :

1. Pemahaman berbeda
2. Penafsiran berbeda.
3. Komunikasi yang terjadi satu arah
4. Kepentingan berbeda
5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin
6. Bicarahal-hal pribadi
7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan.
8. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien
9. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien
10. Terlalu banyak bicara
11. Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.

D . Komunikasi tarapeutik pada ibu nifas


 Pengertian Masa Nifas

1. Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
kerikalat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama
6-8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mocstar r,1998)
2. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. (pusdiknakes, 2003:003).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira_kira 6
minggu (abdul bari,2000:122)
4. Masa jenis merupakan masa selama persalinan dan segerah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali
kekeadaan tidak hamil yang normal. (F.gary Cunningham,Mae Donald,1995:281).
Memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12
minggu. (Ibrahim C,1998).

 Tahap-Tahap masa nifas

Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu:

1. Puerpuriumduni yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan


berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organ-
organ reproduksi yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu berbulan-bulan
atau tahunan, terutama bagi ibuhamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi, (Mochrae R, 1998).

 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan padam asanifas adalah

1. Untuk mempercepatin volusi uterus (Rahim)


2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Memberikan pendidikan kesehtan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi
keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberi layanan KB
5. Mendapatkan kesehatan emosi.
 Tanda bahaya pada masa nifas
1. Tekanan darah
2. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.
3. Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk
melihat dalam suatu perspektif
4. Menemukanpolakesukaran interpersonal klien.bb

 Perubahan pada masa nifas.

1. Perubahan fisiologis

a) Terjadi proses involusi (pengerutan terus merupakan suatu proses dimana


uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram).
b) Keluhan lochea yaitu cairan yang keluar melalui vagina.
c) Perut ibu kelihatan besar.
d) Proses laktasi.
e) Masih mengalami kelelahan terasa nyeri setelah bersalin.

2. Perubahan spikologis
a) Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan kecemasan, kesakitan,
penderitaan dengan tenaga tenaganya sendiri.
b) Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan bayinya, ingin cepat tahu
jenis kelamin, bentuk bayinya.

 Disamping itu muncul gejala-gejala Psikls disebabkan:


Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hatib kekecewaan dan penderitaan batin
bisa karena anak hasil hubungan luar nikah.
Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak
cinta anaknya.
Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan peristiwa tidak
menyenangkan.

3. Pelaksanaan komunikasi secara terapeutik.

a) Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum


pulih seperti semula.
b) Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi.

4. Prinsip komunikasi pada ibu nifas.

a. komunikasi difokuskan pada permasalahan kasus masa nifas seperti cara


menjaga kebersihan, perawatan bayi dan juga kesehatan ibu dan adalah serta
pemulihan orang organ reproduksi.
b. disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang
memerlukan suatu tindakan khususnya dana.
c. Dalam menyampaikan informasi atau pesan harus mudah dimengerti dan
dipahami oleh penerima.
d. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar maka
pemberi pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau
mempraktekkan langsung pada ibu.
b)
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan

Komunikasi tarapeutik dalam kebidanan sangatlah penting dimana dalam komunikasi


tarapeutik dalam pelayanan harus di aplikasikan untuk memberikan kenyamanan pada
kilen.

Bidan juga harus bisa mengabplikan komunikasi tarapeutik dalam asuhan kebidanan
karena supaya klien dapat memberikan informasi yang sebenarnya dan mengerti pesan
apa yang telah disampaikan oleh bidan.

B. Saran

Tenaga kesehatan harus memahami segala aspek terkait dalam pemberian pada wanita
yang dimulai sejak usia remaja sampai menoupause.diantaranya adalah dalam
memberikan konseling pada klien dengan menggunakan atau menerapkan metode
komunikasi tarapeutik,yang bertujuan untuk klien merasa nyaman dan aman dalam
memberikan informasi kepada bidan
Daftar pustaka

Tyastuti,Siti.DKk.2009.Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan kesehatan.

Yogyakarta : Fitramaya ( halaman 76- 101)

Wulandari, Diah.2009.Komunikasi dan Konseling Dalam praktik Kebidanan.

Yogyakarta : Nuha Medika (halaman 84-105)

Priyanto,Agus .(2009). komunikasi Dan Konseling.jakarta :Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai