POST OP APPENDIX
1. Definisi Apendisitis
akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks). Infeksi ini
dan kecil yang berukuran sekitar 4 inci (10 cm) yang buntu pada sekum.
Apendiks dapat terobstruksi oleh masa feses yang keras, yang akibatnya
yang ruptur merupakan gejala serius karena isi usus dapat masuk ke dalam
Kowalski,2017).
2. Etiologi
sebagai berikut :
9
3. Klasifikasi
a. Appendisitis akut
tanda setempat. Gejala apendisistis akut antara lain nyeri samar dan
umbilicus. Keluhan ini disertai rasa mual, muntah dan penurunan nafsu
makan.
b. Appendisitis kronis
tiga hal yaitu, pertama, pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan
4. Patofisiologi
penurunan perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut pada nekrosis dan
inflamasi apendiks.
Pada fase ini, pasien akan mengalamai nyeri pada area periumbikal.
juga akan beresiko meningkatkan perforasi dari apendiks (Muttaqin & Sari,
2011:500).
Peninkatan intraluminal
Apendisitis akut
Responlokalterhadap inflamasi
Intervensi bedah
Gangguan gastrointestin
Respon
al sistemik
Nyeri
6. Pemeriksaan Penunjang
sekum.
7. Penatalaksanaan Medis
peritonitis umum.
6) Satu hari pasca operasi dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur
7) Pada hari kedua pasien dapat duduk dan berdiri diluar kamar
2) Fase Proliferasi
baru.
3) Fase Maturasi
luka.
8. Komplikasi
a. Perforasi
trauma luka tusuk atau tembakan. Perforasi jarang timbul pda 24 jam
pertama saat sakit, tetapi akan lebih meningkat tajam saat lebih dari 24
jam. Perforasi terjadi 70% pada kasus dengan peningkatan suhu tubuh
b. Peritonitis
tentang kebutuhan dasar manusia yang terdir dari 5 kategori dan tersusun
Pada kasus post operasi kebutuhan dasar manusia yang terganggu menurut
1. Kebutuhan akan rasa nyaman tepatnya kebutuhan bebas dari rasa nyeri,
kebutuhan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek , baik
yang serius. Dengan nyeri, individu akan menyadari adanya gangguan pada
Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis,
a. Nyeri akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.
nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan
ada pada salah satu ujungnya tercantum nilai 0 (untuk keadaan tanpa nyeri)
luka post operasi dimana jaringan yang terbuka akan lebih memudahkan
kemerahan (rubor), terasa panas pada sekitar luka (kalor), nyeri/terasa sakit
1. Pengkajian Keperawatan
pada usia 20-30 tahun, sedangkan pada anak kurang dari satu tahun jarang
ditemukan.
akibat nyeri hebat pada luka post operasinya. Selain itu pengkajian
a. Tanda-tanda Vital
b. Abdomen
menyebabkan inflamasi.
1) Pola nutrisi
apendisitis.
2) Kebiasaan eliminasi
2. Diagnosa Keperawatan
berikut :
dan tanda minor: tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu
dan tanda mayor: kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit. Gejala
c. Defisit nutrisi
psikologis (stres). Gejala dan tanda mayor: berat badan menurun 10%
.
Tabel 2.1
Rencana keperawatan pada pasien post operasi Apendiktomi
1 2 3 4
1 Nyeri akut Kontrol Nyeri Managemen nyeri
Pemberian analgesik
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat, cek
instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
Frekuensi
2. Cek riwayat alergi
3. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika
pemberian lebih dari
satu
4. Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
5. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala
6. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
1 2 3 4
2 Gangguan Integritas jaringan : Perawatan luka
integritas kulit & memran
jaringan mukosa 1. Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian
1. Perfusi jaringan yang longgar supaya tidak
normal ada penekanan pada luka
2. Tidak ada 2. Jaga kulit agar tetap
tanda- tand bersih dan kering
Infeksi 3. Mobilisasi pasien (ubah
3. . Ketebalan dan posisi pasien)
tekstur jaringan 4. Monitor kulit akan
normal adanya tanda-tanda
4. Menunjukkan infeksi
pemahaman 5. Monitor aktivitas dan
5. dalam mencegah mobilisasi pasien
terjadinya cidera 6. Monitor status nutrisi
berulang pasien
6. Menunjukkan 7. Observasi luka : lokasi,
trjadinya proses dimensi,
penyembuhan keadaan luka, tanda
luka infeksi
8. Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
9. Berikan posisi yang
mengurangi tekanan pada
luka
10. Kolaborasi pemberian
terapi
3 Hambatan Pergerakan Terapi latihan :
mobilitas 1. Pasien meninggkat ambulasi
fisik dalam aktivitas
fisik 1. Monitor vital sign
2. Mengerti tujuan sebelum/sesudah latihan
dari peningkatan dan liat respon pasien
saat latihan
2. Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
1 2 3 4
aktivitas 3. Fasilitasi klien dalam
3. Memverbalisasi melakukan mobilisasi
kan perasaan 4. Kaji kemampuan klien
dalam dalam melakukan
meningkatkan mobilisasi
kekuatan dan 5. Latih pasien dalam
kemampuan pemenuhan
berpindah 6. kebutuhan ADLs secara
4. Bantu untuk mandi sesuai
mobilisasi kemampuan
(fasilitasi) 7. Dampingi dan bantu
pasien saat mobilisasi
bantu penuhi kebutuhan
ADLs pasien
8. Ajari pasien bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan