TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
buntu atau umbai cacing ( appendiks ). Usus buntu sebenarnya adalah sekum
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (Wim
patogenis utamanya diduga karena obstruksi pada lumen yang disebabkan oleh fekalit
(feses keras yang terutama disebabkan oleh serat) (Wim de Jong et al, 2010).
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam pencernaan.
Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara pasti, namun usus buntu ini
terkadang banyak sekali sel-sel yang berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas
tubuh. Dan bila bagian usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar
a. Anatomi Appendicitis
organ berbentuk tabung dan sempit yang mempunyai otot dan banyak mengandung
jaringan limfoid. Panjang appendiks vermiformis bervariasi dari 3-5 inci (8-13 cm).
juncture iliocaecal dengan lainnya bebas. Lumennya melebar di bagian distal dan
terletak pada kuadran kanan bawah abdomen di region iliaca dextra. Pangkalnya
menghubungkan spina iliaca anterior superior dan umbilicus yang disebut titik
cabang inferior dari arteri ileocoli yang merupakan trunkus mesentrik superior.
terdapat kontribusi dari arteri asesorius. Untuk aliran balik, vena apendiseal cabang
dari vena ileocolic berjalan ke vena mesentrik superior dan kemudian masuk ke
6
b.Fisiologi Appendicitis
Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran pencerna termasuk appendiks ialah IgA.
karena jumlah jaringan limfa isini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya
2.1.2 Etiologi
yang masuk ke dalam usus buntu dan tidak bisa keluar lagi. Setelah isi usus
keadaan tadi (Saydam Gozali, 2011). Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri.
askaris.
7
Konstipasi akan menarik bagian intrasekal, yang berakibat timbulnya tekanan
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang di dasari dengan
radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun
Burney.
e. Pada anak biasanya rewel, nafsu makan turun karena focus pada
a. Nyeri dikuadran kanan bawah disertai dengan demam ringan, dan terkadang
anterior ileum), terasa nyeri tekan local dan kekakuan otot bagian bawah rektus
kanan.
8
c. Nyeri pantul dapat dijumpai lokasi appendiks menentukan kekuatan nyeri
d. Jika appendiks pecah, nyeri lebih menyebar abdomen menjadi lebih terdistensi
akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk. (Brunner & Suddarth, 2014).
Jadi berdasarkan referensi diatas, manisfestasi yang sering muncul pada kasus
apendisitis adalah nyeri namun kadang bisa juga tanpa nyeri namun terjadinya
konstipasi. Pada anak-anak biasanya ditemukan data yaitu nafsu makan menurun,
2.1.4 Patofisiologi
disebabkan oleh feses yang terlibat atau fekalit. Penjelasan ini sesuai dengan
(Burkitt, 2007).
Dalam stadium ini mukosa glandular yang nekrosis terkelupas ke dalam lumen,
yang menjadi distensi dengan pus. Akhirnya, arteri yang menyuplai appendiks
menjadi bertrombosit dan appendiks yang kurang suplai darah menjadi nekrosis
9
atau gangren. Perforasi akan segera terjadi dan menyebar ke rongga peritoneal. Jika
terjadi(Burkitt,2007).
10
Invasi & Multiplikasi
2.1.5 Pathway
APPENDICITIS
operasi
Pelepasan prostagladin
Mual muntah
2.1.6 Penatalaksanaan
appendicitis meliputi :
a. Sebelum operasi
1. Observasi
2. Antibiotik
12
b. Operasi
13
Sedangkan pada laparaskopi apendiktomi dilakukan dengan
operasi.
c. Pasca operasi
14
yaitu operasi apendiktomi terbuka dan laparaskopi
2.1.7 Komplikasi
a. Abses
15
terapi konservatif awal, berupa pemberian antibiotika
b. Perforasi
c. Peritonitis
16
a. Pemberian obat-obatan. Pasien akan diberikan
1. Pemeriksaan Fisik
(distensi).
apendsitis akut.
(Psoas Sign).
17
5) Suhu dubur atau rectal yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan Radiologi
membantu).
2) Ultrasonografi USG
3) CT-Scan.
2.2.1 Definisi
18
berintensitas ringan hingga berat dan berlangsung kurang dari tiga bulan (
2.2.2 Etiologi
(prosedur operasi) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual (Potter &
yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intervensi bedah, dan memiliki awitan bedah yang cepat, dengan
(kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya
19
Terdapat tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi,
melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
2010).
Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2017), data mayor dan data minor pada
Subjektif Objektif
2. Bersifat protektif
menghindari nyeri)
3. Gelisah
20
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
2.2.4 Patofisiologi
reseptor nyeri yang banyak dijumpai pada lapisan superficial kulit dan pada
otot rangka dan pulpa gigi. Zat-zat algesik yang mengaktifkan reseptor
prostaglodin.
21
mengubah berbagai stimulus menjadi impuls saraf, yang diinterpretasikan
oleh otak sebagai sensasi nyeri. Badan-badan sel saraf tersebut terdapat
pada ganglia radiks dorsalis, atau saraf trigeminal pada ganglia trigeminal,
dan badan-badan sel saraf tersebut mengirimkan satu cabang serat saraf
menuju ke perifer, serta cabang lainnya menuju medula spinalis atau batang
otak.
jaringan.
a. Transduksi
22
Transduksi merupakan proses pengubahan stimuli nyeri (noxious
b. Transmisi
Impuls ini akan disalurkan oleh serabut Aδ fiber dan C fiber sebagai
23
menyalurkan impuls noxious dari nosiseptor primer menuju ke sel di
c. Modulasi
ketika sampai di saraf pusat akan dikontrol oleh sistem saraf pusat
dan mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian lain dari system saraf
memodulasi efektor.
d. Persepsi
akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari
proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi juga meliputi
24
Proses persepsi ini jugalah yang menjadikan nyeri tersebut suatu
dari sel dorsal horn bersinaps dengan sel thalamus, yang mengubah
yang berat akan mengalami gangguan kecemasan, rasa takut dan gangguan
pasien akan frustasi dan mudah marah terhadap orang sekitar dan dirinya
sendiri. Kondisi pasien seperti cemas dan rasa takut akan membuat
25
pasien karena dapat berdampak pada sistem organ lainnya, gangguan
vaskular Peningkatan
tekanan darah
respirasi Atelektasis
usus
26
urin, volume cairan dan
elektrolit
Derajat nyeri dapat diukur dengan berbagai macam cara yang sering
nyeri hebat.
27
Gambar 2.2 Visual Analog Scale
pada pasien yang terdiri dari skala horizontal yang dibagi secara
intensitas nyeri yang minimal (tidak ada nyeri sama sekali) dan
suatu waktu.
28
Gambar 2.3 Numeric Rating Scale
Keterangan:
0 : tidak nyeri
dengan baik
29
8-10 : nyeri sangat berat pasien sehingga sudah tidak mampu
lagi berkomunikasi.
tertahankan.
Slow deep breathing ialah salah satu bagian dari latihan relaksasi dengan
30
merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku
(Andarmoyo, 2013).
Slow deep Breathing Tujuan latihan slow deep breathing antara lain untuk
Latihan Slow deep Breathing Prosedur yang dilakukan saat latihan slow
sebagai berikut:
31
secara perlahan selama 6 detik. Rasakan abdomen bergerak
kebawah.
2.4.1 Definisi
proses kehidupannya(PPNI,2017).
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100%
untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala
Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat
masalah keperawatan(PPNI,2017).
appendicitis yaitu :
32
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
Penyebab :
neoplasma).
iritan).
fisik berlebihan).
a) Mayor :
(3) Minor :
(1) Subjektif :
33
interstisiel, dan atau intraseluler.
Factor resiko :
3) Usia lanjut.
5) Status hipermetabolik.
7) Evaporasi.
appendicitis yaitu:
Penyebab :
neoplasma).
34
terbakar terpotong, mengangkat berat, prosedur
a. Mayor :
b. Minor :
Subjektif :
sendiri, diaphoresis.
a. Data demografi
nomor register.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
35
2) Riwayat kesehatan sekarang
colon.
yang sama.
secara lancer.
36
5) Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan
sianosis, pucat.
3) Pola Eliminasi.
kandung kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat
4) Pola aktifitas.
37
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak
tidak stabil.
8) Pola hubungan.
9) Pemeriksaan diagnostic.
sekum, kelainan non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan
38
cairan abnormal atau untuk mengetahui adanya komplikasi
pasca pembedahan.
d) Pemeriksaan Laboratorium.
appendicitis).(D.0077)
operasi). (D.0077)
appendicitis). (D.0130)
39
g. Resiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur infasive (D.0142).
40
1.6 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
Edukasi :
1.7 Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
1.8 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri .
Kolaborasi :
1.9 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Manajemen hypovolemia
Setelah dilakukan
(I.03116).
tindakan keperawatan
Observasi :
Status cairan (L.0328)
3.1 Periksa tanda dan gejala
membaik dengan
hipovolemia.
Kriteria Hasil :
3.2 Monitor intake dan
1 Kekuatan nadi
Risiko Hipovolemia output
meningkat.
berhubungan dengan cairan.
2 2 Membrane mukosa
kehilangan cairan secara Terapeutik :
lembap.
aktif 3.3 Berikan asupan cairan
3 Frekuensi nadi
(muntah). (D.0034) oral
membaik.
Edukasi :
4 Tekanan darah
3.4 Anjurkan
membaik.
memperbanyak
5 Turgor kulit
asupan cairan oral.
membaik.
3.5 Anjurkan menghindari
41
perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi :
42
periode,
dan pemicu nyeri.
1.8 Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
1.9 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
1.10 Kolaborasi pemberian
analgetik bila perlu.
Manajemen hypovolemia
(I.03116)
Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 2.1 Periksa tanda dan gejala
Status cairan (L.0328) hipovolemia.
membaik dengan 2.2 Monitor intake dan
Kriteria Hasil : output
6 Kekuatan nadi cairan.
Risiko hipovolemia ditandai
meningkat. Terapeutik :
dengan efek agen
7 Membrane mukosa 2.3 Berikan asupan cairan
farmakologis (D.0034)
lembap. oral
8 Frekuensi nadi Edukasi :
membaik. 2.4 Anjurkan
9 Tekanan darah memperbanyak
membaik. asupan cairan oral.
10 Turgor kulit 2.5 Anjurkan menghindari
membaik. perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi :
43
2.6 Kolaborasi peberian
cairan IV.
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter, P., & Perry, 2014).
(Wilkinson.M.J, 2012).38
44
3. Tindakan keperawatan kolaboratif.
keperawatan.
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:
oleh perawat.
45
P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya
sekali
46