MANAJEMEN KEPERAWATAN :
PERAWAT PELAKSANA
OLEH:
DENI HERMAWAN
21220009
JAKARTA
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN:
PERAWAT PELAKSANA
A. Manajemen Keperawatan
Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut: (1)
Manajemen keperawatan adalah perencanaan,
(4) Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat,
(5) Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan sosial,
(7) Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan
bidang studi,
(8) Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga
dimana organisasi itu berfungsi,
Fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston,
2010). Fungsi manajemen menurut Terry (2000) adalah planning, organizing, actuating, dan
controlling.
B. Perawat
1.Pengertian perawat
Menurut Undang - undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan,
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok perawat memberikan
pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan (kesehatan) kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, dalam upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit
dan pemulihan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang
keperawatan (kesehatan).
2. Peran perawat
Tahun 1989, Konsorsium Ilmu Kesehatan menyatakan beberapa peran yang dimiliki oleh perawat
(Hidayat, 2008), yaitu:
1. Pemberi asuhan keperawatan, peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar
bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat klien, peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Edukator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
5. Kolaborator, peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan, peran ini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Fungsi perawat
Menurut Hidayat (2008), fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya, fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalan
kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen, yaitu fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi Dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
4. Tugas perawat
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini
dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati
dalam lokakarya PPNI tahun 1983 (Hidayat, 2008) yang berdasarkan fungsi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan adalah:
(4) menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial
budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia,
(5) menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan,
(18) berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dan
(19) menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan
lain.
C. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah perawat yang berperan memberi asuhan keperawatan pada
pasien secara langsung, mengikuti timbang terima, melaksanakan tugas yang didelegasikan dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan (Suarli dan Bachtiar, 2005).
1. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk
meningkatkan atau memulihkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya
kebutuhan fisiologis.
2. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmauan dalam
memenuhi kebutuhan dasar ini dapat di berikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat
bantuan dalam pemberian motivasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauan sehingga
diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi
peningkatan.
3. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak tahuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusiaini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang
bersifat pemberi pengetahuan, yang berupa pendidikan kesehatan (health education) yangdapat
dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah
dalam masalah perawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan
kebutuhan dasar.
Tugas pokok perawat pelaksana adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien di ruangan,
dengan uraian tugas sebagai berikut:
2. Menerima pasien baru (bersama katim) sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan, peraturan, tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di
ruangan.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya.
9. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera mandiri.
10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar
sesuai kebutuhan.
13. Memelihara suasana yang baik antara pasien dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain, melalui
pertemuan ilmiah dan pelatihan.
15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya (akurat)
1. Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab setiap kali di unit tersebut.
2. Mengikuti intruksi keperawatan yang terkena dalam rencana keperawatan secara teliti.
3. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawat yang dilakukan serta respon
menerima bimbingan dan bantuan ketua tim.
Menurut Sitorus (2006) tugas atau tanggung jawab perawat pelaksana dalam melaksanakan fungsi
manajerialnya antara lain sebagai berikut:
1. Pengkajian: mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Perencanaan: fungsi perencanaan antara lain bersama kepala ruangan mengadakan serah terima
tugas, menerima pembagian tugas dari ketua tim, bersama ketua tim menyiapkan keperluan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan, mengikuti ronde keperawatan, menerima klien
baru. mengikuti serahterima, mengikuti pembagian tugas dari ketua tim.
4. Pengarahan, yaitu menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim, menerima informasi
yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan legal, memahami
pemahaman yang telah dicapai, menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
2 08.30 Mengikuti serah terima dari Katim 2 dengan pasien satu orang.
b. Diagnosa:
Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
a. Mengkaji tanda dan gejala infeksi
b. Mengganti balutan luka post op
c. Mempertahankan teknik aseptik
d. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
e. Menggunakan skort, sarung tangan sebagai alat pelindung
f. Mengkolaborasi pemberian antibiotic ceftriaxone 2x1gr iv
g. Memonitor suhu tubuh klien
c. Diagnosa:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak
sekunder terhadap nyeri
DX 2
S: pasien mengatakan gatal pada daerah luka
O: pada luka operasi tidak tampak tanda-tanda kemerahan
A: masalah risiko infeksi belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan:
a. observasi luka post op setiap ganti balutan
b. ganti balutan sesuai jadwal dan jumlah eksudat
c. Kolaborasi pemberian inj antibiotic Ceftriaxon 2x1 gr iv
DX 3
S:
Klien mengatakan sulit beraktivitas karena masih terasa nyeri pada
daerah post operasi.
O: - Aktivitas klien masih dibantu keluarga dan perawat
a. Klien masih tampak terlihat lemah
b. Klien Nampak terlihat berhati-hati saat melakukan aktifitas
(merubah posisi baring dan belajar duduk).
A: Masalah intoleransi aktivitasbelum teratasi.
P: - intervensi dilanjutkan:
a. Monitor vital sgn
b. Bantu klien dalam aktifitas yang memberatkan.
c. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas
d. Latih klien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
e. Ajarkan pasien daalam merubah posisi dan berikan bantuan
f. Latih klien gerak pasif dan aktif
5. 14.00 Timbang Terima/operan