Oleh :
CICI RISKIANA
NIM. 19037140012
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktek Klinik
Keperawatan III
.................................... ....................................
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN FISTULA
A. Pengertian
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ internal dengan tubuh bagian luar. Entero — enteral atau
enterocutaneous fistula adalah saluran abnomal terjadi pada perut atau usus besar/ usus
kecil dengan organ lain, bisa terjadi pada usus yang satu dengan usus lainnya
Fistula adalah hubungan abnormal antara dua struktur tubuh baik interna ( antara
dua struktur ) atau eksterna ( antara struktur interna dan permukaan luas tubuh). Entero
Cutaneous fistul : gastrointestinal fistul Setiap hubungan abnormal antara dua buah
permukaan atau rongga tubuh.
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis antara lain :
1. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat pericarditis, effusi perikardiac dan gagal
jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantungg dan edema.
2. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
3. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam
usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas
bau ammonia.
4. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet
syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutamna ditelapak kaki), tremor, miopati
(kelemahan dan hipertropi otot-otot ekstremitas).
5. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal - gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
6. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
7. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa.
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi fistula terjadi akibat abses enterocutan yang secara sengaja atau spontan
pecah, menyisakan ruang kosong. Ruang sisa abses dapat menetap membentuk kista atau
fistula antara kulit dan saluran pencernaan. Post operasi pembedahan yang tidak membaik
lukanya dapat menyebabkan terjadinya fistula karena kurangnya protein sehingga luka tidak
tertutup dan terbentuknya fistula.
WOC
Operasi Pembedahan,proses inflamasi,infeksi
Kurang Protein
Ruang Abses
Fistula
Diterima oleh
preceptor nyeri
Diimpul ke otak
Persepsi nyeri
REM menurun
a. Fistul akan menutup dengan sendirinya setelah beberapa minggu sampai beberapa
bulan. Tergantung keadaan kliniknya, yaitu klien mendapatkan tambahan nutrisi per
IV , tanpa suplemen makanan fistul akan menutup
b. Masukan diit dan cairan: Cairan oral , diit rendah residu tinggi protein tinggi kalori
dan terapi suplemen vitamin dan pengganti zat besi untuk diberikan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Terapi obat-obatan
d. Pembedahan
Pembedahan akan dilakukan pada bagian tertentu, untuk membuka bagian usus
tertentu seandainya mengalami kesulitan penyembuhan
Segera periksa :
bila anda menemukan perubahan yang signifikan pada kebiasaan eliminasi, diare
yang hebat dan ada kebocoran dari usus atau kebocoran dari kulit setelah
pembedahan
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laborat
Hitung darah lengkap untuk mengkaji HMT , Kadar Hb yang biasanya menurun
serta hitung sel darah putih ( yang mungkin meningkat ). Laju Sedimentasi
biasanya akan meningkat. Kadar albumin dan protein menurun yang menunjukkan
malnutrisi
b. Pemeriksaan Rontgen
Dengan radio pague untuk mengetahui antomi fistule. Bila fistel terjadi pada colon
penggunaan contras enema ( pemberian contras di berikan melalui rektum ) lebih
bermanfaat
c. CT Scan Abdomen
d. Fistulogram
Dengan memberikan cairan radio opaque disuntikan dalam fistul
enterocutaneus,kemudian di rontgen maka hasilnya akan tampak lebih bagus
G.Komplikasi
H. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
f. Genogram
Fokus pengkajian
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses
inflamasi dan nyeri). Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin
K). Tekanan darah : hipotensi, termasuk postural. Kulit/membran
mukosa : turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah
c. Integritas ego
Gejala :Ansietas, ketakutan misalnya : perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.Faktor stress akut/kronis misalnya : hubungan dengan
keluarga dan pekerjan, pengobatan yang mahal.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.
d. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau
berair. Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul,
sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali
defekasi/hari); perasaan dorongan/kram (tenesmus); defekasi
darah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses. Pendarahan
per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi).
f. Hygiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri.
Stomatitis Nyeri dan kenyamanan
Gejala ;Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin
hilang dengan defekasi), titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).
g. Keamanan
Gejala ;
h. Seksualitas
Gejala :
i. Interaksi sosial
Gejala : Masalah hubungan/peran sehubungan dengan
kondisi. Ketidak mampuan aktif dalam sosial.
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI, 2017)
INTERVENSI RASIONAL
Manajemen Cairan
Observasi
1. Identifikasi 1. Mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, lokasi,karakteristik luka yang
kualitas,intensitas nyeri menyebabkan nyeri
2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang untuk mengetahui tingkat nyeri
memperberat dan memperingan 1-5
nyeri 3. Mengidentifikasi faktor yang
Terapeutik dapat memperberat atau
4. Berikan tektik nonfarmakologi untuk memperingan nyeri
mengurangi nyeri 4. Misal dengan cara tarik nafas
5. Kontrol lingkungan yang dan menghembuskan nafas
memperberat rasa nyeri 5. Kontrol lingkungan untuk
6. Fasilitasi istirahat tidur memberikan rasa nyaman
Edukasi misal jauhkan dari keramaina
7. Jelaskan penyebab, periode, dan 6. Menjelaskan penyebab nyeri
pemicu nyeri misal akibat luka bakar, opersi,
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri dll
Kolaborasi 7. Menjelaskan strategi
9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika mengurangi nyeri
perlu 8. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri
Hipertermi
b. Penyebab :
1. Dehidrasi
2. terpapar lingkungan panas
3. proses penyakit (mis.infeksi,kanker)
4. ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. peningkatan laju metabolism
6. respon trauma
7. aktivitas berlebihan
8. penggunaan incubator
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
e. Kondisi klinis terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
DAFTAR PUSTAKA
Dirckz John H. 2011. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman.Jakarta: Kedokteran EGC
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Geissler, Alice C. 2000. Rencana Asuhan
Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan