Penyakit appendisitis adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau
apendiks. Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis,
berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Saat
menderita radang usus buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut kanan
bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan
menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri
hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya (Gortel et al , 2015).
B. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan
intralumen/dinding appendiks
Edema/ulserasi mukosa
APPENDISITIS
Pre Op Post Op
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium Terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan C-reactive
protein (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah
leukosit antara 10.000- 18.000/mm3 (leukositosis) dan neutrofil diatas
75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.
CRP adalah salah satu komponen protein fase akut yang akan
meningkat 4-6 jam setelah terjadinya proses inflamasi, dapat dilihat
melalui proses elektroforesis serum protein. Angka sensitivitas dan
spesifisitas CRP yaitu 80% dan 90%.
2) Radiologi Terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan
Computed Tomography Scanning (CT-scan). Pada pemeriksaan USG
ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada
appendiks, sedangkan pada pemeriksaan CTscan ditemukan bagian
yang menyilang dengan fekalith dan perluasan dari appendiks yang
mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum. Tingkat akurasi
USG 90-94% dengan angka sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85% dan
92%, sedangkan CT-Scan mempunyai tingkat akurasi 94-100% dengan
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu 90-100% dan 96-97%.
3) Analisa urin Bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan
kemungkinan infeksi saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut
bawah.
4) Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase Membantu mendiagnosa
peradangan hati, kandung empedu, dan pankreas.
5) Serum Beta Human Chorionic Gonadotrophin (B-HCG) Untuk
memeriksa adanya kemungkinan kehamilan.
6) Pemeriksaan barium enema Untuk menentukan lokasi sekum.
Pemeriksaan Barium enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan
awal untuk kemungkinan karsinoma colon.
7) Pemeriksaan foto polos abdomen Tidak menunjukkan tanda pasti
Apendisitis, tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan
Apendisitis dengan obstruksi usus halus atau batu ureter kanan ( Kothadia,
J.P., S. Katz, and L. Ginzburg, 2015).
H. PENGKAJIAN FOKUS
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
membutuhkan perawatan tidak terlepas dari pendekatan dengan proses
keperawatan. Proses keperawatan yaitu suatu proses pemecahan masalah yang
dinamis dalam usaha untuk memperbaiki dan melihat pasien sampai ke taraf
optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal, membantu
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan melalui langkah-langkah yaitu
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi keperawatan
yang berkesinambungan. Menurut (Febriani dkk, 2020) berikut tinjauan teoritis
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Appendisitis:
1. Pengkajian
Pengkajian kerupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini,
semua data-data dikumpulkan secara sistematis gunamenentukan status
kesehatan klien saat ini. Pengkajian dilakukan secara komperhensifterkiat
dengan aspek biologis, psikologis, social maupun spiritual klien. Tujuan
pengkajian adalah mengumpulkan informasi dan membuat data dasar
klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik serta diagnostic.
a. Identitas klien. Apendisitis dapat mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia
10-30 tahun.
b. Keluhan utama. Pada anak dengan apendisitis biasanya memiliki
keluhan Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya
disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang. Yang harus dikaji adalah nyeri,
mual muntah dan penurunan nafsu makan.
2) Riwayat kesehatan dahulu. Yang harus dikaji antara lain
penyakit anak sebelumnya, apakah pernah dirawat di RS
sebelumnya, obat-obatan yang digunakan sebelumnya, riwayat
alergi, riwayat operasi sebelumnya atau kecelakaan dan
imunisasi dasar.
3) Riwayat kesehatan keluarga. Yang harus dikaji adalah riwayat
penyakit apendisitis dalam keluarga dan penyakit keturunan
dalam keluarga seperti DM, Hipertensi, dll.
2. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum.
Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai,
konjungtiva anemis
2) Ukuran antropometri.
Adalah pengukuran fisik yang dapat diukur dengan alat pengukur
seperti timbangan dan pita meter meliputi: berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, lingkar dada dan linglkar lengan.
3) Pemeriksaan fisik Head To Toe
a. Kulit
Terdapat edema, turgor kulit menurun, sianosis, pucat.
b. Kuku
1) Kuku merefleksikan status kesehatan secara umum, status
nutrisi dan pekerjaan, kondisi psikologi
2) Inspeksi warna dasar kuku, ketebalan, tekstur kuku, sudut
antara kuku dan dasar kuku, serta kondisi bagian lateral dan
proksimal kuku.
3) Palpasi dasar kuku
c. Kepala Dan Leher.
1) Kaji adanya riwayat trauma
2) Kaji adanya tanda-tanda neurologis: sakit kepala, pusing,
kehilangan kesadaran, kejang atau penglihatan kabur
3) Inspeksi kepala: ukuran, dan bentuk
d. Telinga
1) Inspeksi telinga
2) palpasi telinga dan prosesus mastoideus: tidak ada nyeri,
bengkak, nodules atau lesi
e. Hidung
1) Inspeksi keadaan eksternal hidung
2) Palpasi hidung
3) palpasi dan perkusi sinus frontalis dan maksilaris
f. Rongga mulut dan faring
1) Inspeksi bibir, mukosa mulut, gusi, gigi 2
2) Inspeksi uvula
g. Leher
1) Kaji fungsi otot leher
2) Palpasi nodus limfatik : lokasi, ukuran, bentuk, pergerakan,
kesimetrisan, karakteristik permukaan
3) Palpasi kelenjartiroid
4) Arteri karotid dan vena jugularis
5) Palpsi trakea
h. Abdomen : terdapat nyeri lepas, peristaltik pada usus ditandai
dengan distensi abdomen.
4) Pola fungsi kesehatan menurut Gordon.
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah ada kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan,
alkohol dan kebiasaan olahraga (lama frekwensinya).
b. Pola nutrisi dan metabolism.
Klien biasanya akan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi
akibat pembatasan intake makanan atau minuman sampai
peristaltik usus kembali normal.
c. Pola Eliminasi.
Pada pola eliminasi urine akibat penurunan daya konstraksi
kandung kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK
ditempat tidur akan mempengaruhi pola eliminasi urine. Pola
eliminasi alvi akan mengalami gangguan yang sifatnya
sementara karena pengaruh anastesi sehingga terjadi
penurunan fungsi.
d. Pola aktifitas.
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena
rasa nyeri.
e. Pola sensorik dan kognitif.
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan serta
pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa lalu,
orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.
f. Pola Tidur dan Istirahat
Nyeri yang berat dapat mengganggu kenyamanan pola tidur
klien.
g. Pola Persepsi dan konsep diri.
Penderita menjadi ketergantungan dengan adanya kebiasaan
gerak segala kebutuhan harus dibantu. Klien mengalami
kecemasan tentang keadaan dirinya sehingga penderita
mengalami emosi yang tidak stabil.
h. Pola hubungan
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa
melakukan peran baik dalam keluarganya dan dalam
masyarakat. penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
3. Pemeriksaan diagnostic.
a. Ultrasonografi adalah diagnostik untuk apendistis akut.
b. Foto polos abdomen : dapat memperlihatkan distensi sekum,
kelainan non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan
abnormal atau untuk mengetahui adanya komplikasi pasca
pembedahan.
c. Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi.
1) Darah : Ditemukan leukosit 10.000 – 18.0000 µ/ml.
2) Urine : Ditemukan sejumlah kecil leukosit dan eritrosit
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (PPNI, 2017).
Berdasarkan pada semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama
yang dapat muncul pada kl appendicitis, antara lain :
SebelumOperasi:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi
(inflamasi appendicitis).(D.0077)
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Infeksi pada
appendicitis). (D.0130)
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
Sesudah Operasi:
a. Kekurangan volume Cairan
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Resiko infeksi
5. Intervensi Keperawatan
1) Nyeri akut D.0077)
Luaran keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri
(L.08066) dapat menurun dengan Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Frekuensi nadi membaik
Intervensi Keperawatan:
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/ dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitas istirahat dan tidur
d) Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaboratif
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2) Hipertermia (D.0130)
Luaran keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan termoregulasi
(L.14134) membaik dengan Kriteria Hasil :
- Menggigil menurun.
- Takikardi menurun.
- Suhu tubuh membaik.
- Suhu kulit membaik.
- Tekanan darah membaik
Intervensi Keperawatan:
Manajemen hipertermia (I.15506)
Observasi
a) Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator)
b) Monitor suhu tubuh
c) Monitor kadar elektrolit
d) Monitor haluaran urine
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan yang dingin
b) Longgarkan atau lepaskan pakaian
c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d) Berikan cairan oral
e) Ganti linen srtiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
f) Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
g) Hindari pemberian antiperitik atau aspirin
h) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu
3) Ansietas (D.0080)
Luaran keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat
ansietas (L.09093) dapat menurun dengan Kriteria Hasil :
- Verbalisasi kebingungan menurun
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
- perilaku gelisah menurun
- perilaku tegang menurun
- konsentrasi meningkat
- pola tidur membaik
Intervensi Keperawatan:
Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi
a) Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor)
b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika
memungkinkan
c) Pahami situasi yang membuat anxietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
g) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
6) Resiko infeksi
Luaran keperawatan:
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka
status nutrisi pasien membaik dengan kriteria hasil:
Resiko Infeksi menurun
Intervensi Keperawatan:
Pencegahan infeksi
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi:
Kolaborasi
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara yang berkesinambungan dengan melibatkan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan tindakan yang disesuaikan
pada kriteria hasil dalam tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MR DENGAN DIAGNOSA MEDIS
SUSPEK APENDISITIS DI RUANGAN VELABIRA
RSUD AMPANA
Disusun Oleh :
A. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas Klien 2. Identitas Penanggung jawab
Nama :Tn.MR Nama : Tn.RK
Umur : 34 thn Umur : 44 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Saluan Suku : Saluan
Alamat : Ds. Malenge Alamat : Ds. Malenge
Hub.dengan Klien: Kakak
B. RIWAYAT PENYAKIT
C. GENOGRAM
A B
X X X x
C D
X X
E
F
Keterangan:
Laki-laki: : Perempuan :
Menikah : Keturunan :
Pasien : P Meninggal : X
Tinggal Serumah:
E. Pemeriksaan fisik
Kesadaran: Composmetis
F. Data penunjang
Tanggal: 07/01/2023
a. Hasil laboratorium :
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan/Normal
RBC (Eritrosit) 5.02 4.50 – 6.50
HGB (Hemoglobin) 15.0 13.0– 17.0
HCT (Hematokrit) 43.5 40.0- 54.0
MCV 87 80 - 100
MCH 29.8 27.0 – 32.0
MCHC 34.4 32.0 – 36.0
RDWcv 12.0 11.0 - 16.0
PLT (Trombosit) 150 150 – 500
MPV 8.3 6.0 – 11.0
PCT 0.125 0.150 – 0.500
PDW 14.8 11.0 – 18.0
WBC (Leukosit) 9.4 4.0 – 10.0
Glukosa Sewaktu 90 65 – 110
KLASIFIKASI DATA
DS:
- Klien mengeluh nyeri pada perut bawah sebelah kanan sampai pinggang
- Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- Nyeri dirasakan hilang timbul
- Nyeri bertambah saat diberikan tekanan pada perut bawah sebelah kanan
- Klien mengatakan khawatir jika akan dilakukan operasi
- Klien mengatakan takut
- Klien mengatakan binggung, minta waktu untuk berpikir
DO:
ANALISA DATA
DO:
- Klien tampak meringis
- Nyeri tekan pada
abdomen kuadran bawah
sebelah kanan
- Skala nyeri 6
- TTV: TD:120/90 mmhg
N: 95 x/m,
- Klien mengatakan
khawatir jika akan
dilakukan operasi
- Klien mengatakan takut
- Klien mengatakan
binggung, minta waktu
untuk berpikir
DO:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN DAN
DIAGNOSA
NO KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
(SLKI)
1 Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis keperawatan selama 3 x 24
jam, diharapkan : Observasi
v Terapeutik
1) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2) Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgesik,jika perlu
4) Menganjurkan - N: 95 x/m,
07.10
keluarga untuk tetap A:
bersama pasien d/h
Ansietas belum teratasi
keluarga bersedia
mendampingi klien P:
Lanjutkan Intervensi
DX Jam Keperawatan
1. Rabu, Jam : 07.45
11/01/2023 1) Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi,
21.15 frekuensi, kualitas, - Klien mengeluh nyeri
A:
P:
Lanjutkan Intervensi
1) identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Anjurkan mengulangi
tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi pemberian
analgesik,jika perlu
Lanjutkan Intervensi
1) Identifikasi tingkat
ansietas
2) Gunakan pendekatan
yang meyakinkan
3) Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4) Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
5) Anjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien
CATATAN PERKEMBANGAN
H2
DX Jam Keperawatan
1. Kamis, Jam : 20.45
12/01/2022 1. Mengidentifikasi S:
14.00 lokasi, karakteristik,
- Klien mengeluh nyeri
durasi, frekuensi,
pada pinggang kanan
kualitas, intensitas
- Klien mengatakan perut
nyeri d.h nyeri
bagian bawah tidak nyeri
dirasakan pada perut
lagi
sebelah kanan sampai
- Nyeri dirasakan seperti
pinggang, nyeri
ditusuk-tusuk
dirasakan seperti di
- Nyeri dirasakan hilang
tusuk-tusuk dan
timbul dan lama datang
dirasakan hilang hilang
kembali.
timbul.
2. Mengidentifikasi skala - Klien mengatakan nyeri
14.15 nyeri d.h skala nyeri 4 sudah lebih baik
farmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri - Skala nyeri 3
d.h klien melakukan
- TTV: TD:120/90 mmhg
kembali
N: 85 x/m
4. Pemberian analgesik,
15.00 d.h klien diberikan A:
Dan ketorolac 30 mg/IV
Nyeri akut belum teratasi
19.00
P:
Lanjutkan Intervensi
1) identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Anjurkan mengulangi
tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
4) Kolaborasi pemberian
analgesik,jika perlu
2 15.10 1) Mengidentifikasi Rabu,30/11/2022
tingkat ansietas
Jam : 20.55
berubah d.h klien
tampak bertambah S:
khawatir
2) Menggunakan - Klien mengatakan tidak
15.20 pendekatan yang ingin dioprasi
meyakinkan d.h
pendekatan dilakukan - Klien mengatakan takut
dan mencoba akan terjadi apa-apa
meyakinkan klien
O:
3) Menganjurkan
16.00 mengungkapkan - Klien menolak
perasaan dan persepsi
d.h klien meminta Tindakan operasi
waktu untuk dengan tanda tangan
memikirkan dan surat penolakan
menunggu pendapat
16.10 tindakan
keluarga
4) Menganjurkan keluarga - N: 85 x/m,
untuk tetap bersama A:
pasien, jika perlu d. h
perawat menganjurkan Ansietas belum teratasi
ke keluarga
P:
Lanjutkan Intervensi
1) Identifikasi tingkat
ansietas
2) Gunakan pendekatan
yang meyakinkan
3) Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4) Diskusikan perencanaan
realistis tentang
peristiwa yang akan
datang
H3
DX Jam Keperawatan
1. Jumat, Jam : 15.20
13/01/2023 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
14.00 karakteristik, durasi,
- Klien mengeluh nyeri pada
frekuensi, kualitas,
pinggang kanan
intensitas nyeri d.h nyeri
- Klien mengatakan perut
dirasakan pada pinggang
bagian bawah tidak nyeri lagi
sebelah kanan,
- Nyeri dirasakan seperti
sedangkan perut bawah
ditusuk-tusuk
sebelah kiri sudah tidak
- Nyeri dirasakan hilang
nyeri lagi. Nyeri
timbul dan lama datang
dirasakan hilang timbul,
kembali.
dan lama kembali baru
datang nyeri nya. - Klien mengatakan nyeri
3. Menganjurkan O:
14. 16 mengulangi tehnik non - Skala nyeri 2
farmakologis untuk
- TTV: TD:120/80 mmhg
mengurangi rasa nyeri
N: 78 x/m
d.h klien melakukan
kembali A: