Disusun Oleh :
Cici Riskiana
NIM. 19037140012
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
Kepala Ruangan
.....................................
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
LEMBAR KONSULTASI
Ruangan : Dahlia
FIBROADENOMA MAMMAE
A. PENGERTIAN
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas,
padat dan kenyal, benjolan atau massa tersebut berasal dari jaringan fibrosa
B. KLASIFIKASI
a. Common Fibroadenoma
benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas,dan bergerak sangat
fibroadenoma tunggal.
b. Giant Fibroadenoma
c. Juvenile Fibroadenoma
Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrikadan India Barat
dengan lumen yang sempit atau menghilang.Pada saat menjelang haid dan
fibroadenoma mammae adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu ada
c. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita
payudara.
D. MANIFESTASI KLINIS
Fibroadenoma)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan payudara yang dilakukan secara rutin dan sistematis oleh setiap
untuk mendeteksi sedini mungkin adanya massa abnormal pada payudara seperti
c. Mammografi
menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor
payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan. Keluhan
seperti adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak normal keluar dari
puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah
d. Biopsi
Biopsi bedah dilakukan dibawah anastesi lokal. Biopsi mencakup eksisi lesi
operasi yang dilakukan dalam pembiusan total, disebut biopsi eksisi. Bila tumor
ukurannya besar, biasanya diambil sampel dari benjolan yang ada, disebut biopsi
patologi anatomi (PA) untuk penentuan tumor jinak atau ganas (kanker). Bila
selesai. Namun bila hasilnya adalah kanker, harus dilanjutkan oleh operasi kedua
payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor, serta
f. USG payudara
mammografi.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Ukuran
3) Usia pasien
4) Hasil biopsy
tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi. Operasi tidak
akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau
jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan
(Nugroho, 2011).
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Biodata
pendidikan.
Keluhan ini dapat berupa massa di payudara yang berbatas tegas atau tidak,
benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat pada jaringan di bawahnya,
adanya nyeri, cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara, kemerahan,
2011). Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat membesar atau tidak terasa sakit
atau tidak. Anamnesis penderita kelainan payudara harus disertai pula dengan
1) Riwayat kehamilan/persalinan.
Inspeksi
Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya, kemudian
perhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi adanya
kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan benjolan (Britto, 2005).
Palpasi
sehingga payudara terbentang rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh
pasien atau oleh klinisi menggunakan telapak jari tangan yang digerakan
perlahan–lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Benjolan yang tidak
teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah ditemukan pada posisi
duduk. Perabaan aksila pun lebih mudah dilakukan dalam posisi duduk. Dengan
memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan, darah, atau
nanah. Cairan yang keluar dari kedua puting susu harus dibandingkan (De Jong &
a. Keadaan Umum
Suhu
e. Sistem cardiovaskular Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut
f. Sitem Pencernaan Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau
tidak, palpasi abdomen apakah mengalami distensi dan auskultasi peristaltik
bawah.
i. Sistem endokrin Keadaan kelenjar tiroid, suhu tubuh dan ekskresi urine.
reproduksi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut
Definisi
jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
Penyebab
Subjektif Objektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
5. Glaukoma
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Dapat mengethui nyeri dilokasi mana,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
skala dan penyebab nyeri
Identifikasi skala nyeri Dapat mengetahui lokasi nyeri yang di
rasakan klien
Identifikasi respon non verbal Nyeri yang dirasakan klien dapat
diidentifikasi melalui non verbal
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk Teknik non farmakologis dapat
mengurangi rasa nyeri (missal dilakukan untuk mengurangi nyeri
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi termbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat Ligkungan yang nyaman dan aman
rasa nyeri (missal suhu ruangan, dapat mengontrol nyeri yang dirasakan
pencahayaan, kebisingan.
Fasilitasi istirahat dan tidur Istirahat yang teratur dapat mengurangi
nyeri
Edukasi
Jelaskan strategi meredakan nyeri Strategi redakan nyeri dapat di lakukan
dengan teknik non farmakologis dan
farmakologis
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika Untuk meredakan nyeri yang dirasakan
perlu klien
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
SIKI
Intervensi Rasional
Perawatan Luka
- Monitor karakteristik luka - Untuk mengetahui penyebab
(mis. Drainase, warna,ukuran gangguan integritas kulit
dan bau) - Mengetahui tanda tanda infeksi
- Monitor tanda tanda infeksi - Agar tidak terjadi infeksi
- Jelaskan tanda dan gejala - Agar tidak terjadi infeksi
infeksi - Mengetahui tanda dan gejala
- Anjurkan mengkonsumsi infeksi
makanan tinggi kalori dan - Agar klien mengetahui tentang
protein kebutuhan
c. Defisit Nutrisi
Definisi
Penyebab
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
8. Diare
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Observasi
Identifikasi status nutrisi Untuk mengetahui status nutrisi yang
dibutuhkan klien
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis Untuk mengetahui kebutuhan kalori
nutrien dan jenis nutrien untuk asupan pada
pasien
Monitor asupan makanan Untuk mengetahui asupan makanan
yang di konsumsi klien
Monitor berat badan Memonitor berat badan pada saat
sebelum MRS dan MRS
Terapeutik
Fasilitasi menentukan pedoman diet Untuk mengetahui asupan diet yang
(mis, piramida makanan) sesuai dengan kondisi pasien
Berikan makanan tinggi kalori dan Untuk memperbaiki gizi pada kondisi
tinggi protein pasien
Edukasi
Anjrkan posisi duduk, jika mampu Menganjurkan klien untuk berposisi
duduk pada saat makan
Ajarkan diet yang di programkan Untuk memperbaiki kondisi pasien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Untuk mengetahui kebutuhan kalori
menentukan jumlah kalori dan jenis yang harus di konsumsi klien
nutrien yang dibutuhkan
d.Resiko Infeksi
Definisi :
Faktor Risiko
3. Malnutrisi.
a) Gangguan peristaltik,
g) Merokok,
a) Penurunan homolobin,
b) Imununosupresi,
c) Leukopenia,
1. AIDS.
2. Luka bakar.
4. Diabetes melitus.
5. Tindakan invasi.
7. Penyalahgunaan obat.
9. Kanker.
11. Imunosupresi.
12. Lymphedema.
13. Leukositopedia.