Oleh :
CICI RISKIANA
NIM. 19037140012
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ....................................
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
....................................... ............................................
Kepala Ruangan
.....................................
LEMBAR KONSULTASI
Nama :
Ruangan :
2. Etiologi Peritonitis
Beberapa istilah gagal jantung : (Huda, 2016)
1. Gagal jantung sistolik adalah ketidak mampuan kontraksi jantung memompa
sehingga curah jantung menurun menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan
aktivitas fisik menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.
2. Gagal jantung diastolic adalah gangguan reaksi dan gangguan pengisian ventrikel
Penyebab utama gagal jantung adalah penyakit jantung koroner, dengan
hipertensi sebagai faktor penting. Dua tipe utama gagal jantung yaitu: gagal jantung
sistolik (sekitar 50% pada pasien lebih muda) yang ditandai oleh penurunan
kontraktilitas dan fraksi ejeksi; dan gagal jantung diastolik yang ditandai oleh
kekakuan dan hilangnya relaksasi adekuat saat pengisian ventrikel. Proporsi pasien
dengan gagal jantung meningkat seiring dengan perbaikan pada manajemen infark
miokardium karena kebanyakan pasien yang bertahan hidup setelah episode infark
miokard berkembang menjadi gagal jantung. (Elly dkk, 2019)
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa:
1. Aritmia, akan mengganggu fungsi mekanis jantung dengan mengubah rangsangan
listrik yang memulai respon mekanis. Respon mekanis yang tersinkronisasi dan
efektif tidak akan dihasilkan tanpa adanya ritme jantung yang stabil.
2. Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru. Respon tubuh terhadap infeksi akan
memaksa jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang
meningkat.
3. Emboli paru-paru, secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap ejeksi
ventrikel kanan, memicu terjadinya gagal jantung kanan. Penanganan yang efektif
terhadap gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap
mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap faktor-
faktor yang memicu terjadinya gagal jantung. (Irwan, 2018)
3. Klasifikasi
Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala: (Huda, 2016)
1. Gagal jantung akut
Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa hari dalam beberapa
jam.
2. Gagal jantung kronik
Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa tahun dengan
menggambarkan keterbatasan kehidupan sehari-hari.
Klasifikasi GJ menurut letaknya:
1. Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi dan
mengosongkan dengan benar dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan menjadi
disfungsi sistolik dan diastolik.
2. Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk memompa secara
adekuat.
Menurut derajat sakitnya:
1. Derajat 1: Tanpa keluhan - Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari hari
tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas.
2. Derajat 2: Ringan- aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang.
3. Derajat 3: Sedang- aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
4. Derajat 4: Berat - tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada
saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukanak walaupun
aktivitas ringan.
4. Manifestasi Klinis Gagal Jantung
Tanda gejala menurut Huda,2016
1. Kriteria major
a. Paroksismal nocturnal dispnea
b. Distensia vena leher
c. Ronki paru
d. Edema paru akut
e. Gallop S3
f. Kardiomegali
g. Peninggian vena jugularis
h. Refluks hepatojugular
2. Kriteria minor
a. Edema ekstremitas
b. Batuk malam hari
c. Dipnea d'effort
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
f. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g. Takikardia (>120/menit)
3. Major atau minor
a. Penurunan BB24,5 kg dalam 5 hari pengobatan
b. Diagnose gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria
minor
5. Patofisiologi
Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh berbagai
penyebab yang dapat melibatkan satu atau dua ventrikel. Cardiac output biasanya di
bawah kisaran normal. Disfungsi sistolik, dengan penurunan cardiac output dan
penurunan fraksi ejeksi signifikan (<45%; normal >60%), merupakan ciri khas gagal
jantung akut, khususnya yang disebabkan oleh infark miokardium. Disfungsi diastolic
seringkali terjadi akibat hipertrofi dan kekakuan (stiffness) miokardium, dan
meskipun cardiac output menurun, fraksi ejeksi biasanya normal.
Gejala dan tanda primer semua tipe gagal jantung meliputi takikardia,
penurunan toleransi latihan, sesak napas, dan kardiomegali, edema paru maupun
perifer (kongesti) tidak selalu terjadi. Penurunan toleransi latihan dengan kelelahan
otot yang cepat merupakan konsekuensi dari penurunan cardiac output. Manifestasi
lainnya diakibatkan oleh mekanisme kompensasi tubuh untuk mengatasi penurunan
cardiac output ini.
7. Pemeriksaan penunjang
3. Ekokardiografi
7. Oksimetri nadi Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah (AGD) Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori
ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
8. Penatalaksanaan
1. Terapi non farmakologi : Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan gaya
hidup, monitoring dan kontrol faktor risiko.
2. Terapi farmakologi : Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik,
Angiotensi Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), beta bloker, Angiotensin Receptor
Blocker (ARB), glikosida jantung, vasodilator, agonis beta, serta bipiridin
9. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian : Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh
sejumlah gejala dan tanda, serta disebabkan oleh berbagai kelainan jantung
seperti gangguan irama jantung, gangguan endokardial, perikardial, valvular,
atau miokardial. Kelainan miokardium dapat bersifat sistolik (berhubungan
dengan kontraksi dan pengosongan ventrikel), diastolik (berhubungan dengan
relaksasi dan pengisian ventrikel) atau kombinasi keduanya.
b) Keluhan Utama : Keluhan utama klien dengan gagal jantung adalah
kelemahan saat beraktivitas dan sesak napas.
c) Riwayat Penyakit Saat Ini : Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama
dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan
fisik klien secara PQRST, yaitu:
1. Provoking Incident Kelemahan fisik terjadi setelah melakukan
aktivitas ringan sampai berat, sesuai derajat gangguan pada jantung
(lihat klasifikasi gagal jantung)
2. Quality of Part Seperti apa keluhan kelemahan dalam melakukan
aktivitas yang dirasakan atau digambarkan klien. Biasanya setiap
beraktivitas klien merasakan sesak napas (dengan menggunakan alat
atau otot bantu pernapasan)
3. Region radiation, relief Apakah kelemahan fisik bersifat lokal atau
memengaruhi keseluruhan sistem otot rangka dan apakah disertai
ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan
4. Severity (Scale) of Pain. Kaji rentang kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Biasanya kemampuan klien dalam
beraktivitas menurun sesuai derajat gangguan perfusi yang dialami
organ
5. Time Sifat mula timbulnya forsed), keluhan kelemahan beraktivitas
biasanya timbul perlahan Lama timbulnya (durasi) kelemahan saat
beraktivitas biasanya setiap saat, baik saat istirahat maupun saat
beraktivitas
d) Riwayat Penyakit Dahulu : Pengkajian RPD yang mendukung dikaji dengan
menanyakan apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada,
hipertensi, iskemia miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan
hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh
klien pada masa yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-
obatan ini meliputi obat diuretik, nitrat, penghambat beta, serta antihipertensi.
Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan reaksi
alergi yang timbul. Sering kali klien menafsirkan suatu alergi sebagai efek
samping obat.
e) Riwayat Keluarga : Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah
dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia
produktif, dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada orang
tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya
penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
f) Riwayat Pekerjaan dan Pola Hidup : Perawat menanyakan situasi tempat klien
bekerja dan lingkungannya. Kebiasaan sosial dengan menanyakan kebiasaan
dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan
merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok, sudah berapa lama,
berapa batang per hari, dan jenis rokok.
g) Pengkajian Psikososial : Perubahan integritas ego yang ditemukan pada klien
adalah klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada
penyakit/perawatan yang tak perlu, kuatir tentang keluarga, pekerjaan, dan
keuangan. Kondisi ini ditandai dengan sikap menolak, menyangkal, cemas,
kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, dan fokus pada diri
sendiri. Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stres karena keluarga,
pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, dan kesulitan koping dengan stresor yang
ada. Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan,
stres akibat kesakitan bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak
berfungsi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari curah jantung dapat terjadi
ditandai dengan adanya keluhan insomnia atau tampak kebingungan.
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum :
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya baik
atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi sistem
saraf pusat.
B1 (Breathing)
- Kongesti Vaskular Pulmonal
- Dyspnea
- Ortopnea
- Dyspnea nocturnal paroksimal
- Batuk
- Edema pulmonal
B2 (Blood)
- Inspeksi : Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan kelemahan fisik,
dan adanya edema ekstremitas.
- Palpasi : Denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya ditemukan.
- Auskultasi : Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume
sekuncup. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya ditemukan
apabila penyebab gagal jantung adalah kelainan katup
- Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya
hipertrofi jantung (kardiomegali).
B3 (Brain)
- Kesadaran klien biasanya compos mentis. Sering ditemukan sianosis perifer
apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien
meliputi wajah meringis, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
B4 (Bladder)
- Pengukuran volume output urine selalu dihubungkan dengan intake cairan.
Perawat perlu memonitor adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari
syok kardiogenik. Adanya edema ekstremitas menunjukkan adanya retensi
cairan yang parah.
B5 (Bowel)
- Hepatomegali
- Anoreksia
B6 (Bone)
- Edema
- Mudah lelah
Diangnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut
2. Gangguan pertukaran gas
3..Kekurangan volume cairan
4. Gangguan integritas kulit
5.Intoleransi aktifitas
6.Ganguan pola tidur
Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
a. Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
b. Penyebab :
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram (EEG) positif, cedera
kepala,
ganguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
b) Penyebab
- Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
- Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
- Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
c) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis.waspada. posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
d) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif (tidak tersedia )
Objektif
1. Tekana darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
e) Kondisi Klinis terkait
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom coroner akut
- Glaucoma
Kriteria Hasil
Tingkat Nyeri (L.08066)
1. Keluhan nyeri (5)
1. Meringis (5)
2. Gelisah (5)
3. Kesulitan tidur (5)
Intervensi Rasional
b. Penyebab
2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
Subjektif
1. mengeluh lelah
Objektif
Subjektif
3. Merasa lemah
Objektif
4. Sianosis
e. Kondisi Klinis Terkait
1. Anemia
5. Aritmia
6. PPOK
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan muskuloskaletal
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hail
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.