Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMIOPATI

Disusun Oleh

Kelompok 9 :

1. LESTARI SEPTIE RIZKI ( 181440123 )


2. MARIA TRINITA DOE BEI ( 181440125 )
3. SEPTA ADI TAMA ( 181440136 )
4. YUYUN SUKOWATI ( 181440140 )

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur tiada tara kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena telah
memberikan kemampuan dan waktu kepada kami untuk menyelesaikan penulisan makalah
tentang Asuhan Keperawatan Kardiomiopati ini. kami berharap makalah ini dapat
dimanfaatkan untuk salah sumber belajar bagi Mahasiswa. Apa yang disajikan dalam paper
ini hanyalah merupakan garis besar materi kuliah Untuk memperluas dan memperdalam
wawasan dalam bidang ini diharapkan mahasiswa membaca berbagai refensi yang relevan,
terutama buku-buku dijadikan acuan dalam penulisan paper ini kami menyadari bahwa
banyak kelemahan yang terdapat pada paper ini, baik yang menyangkut isi, pengungkapan,
maupun sistematika penulisan. Untuk itu saran serta kritik yang konstruktif senantiasa kami
harapkan.

Pangkalpinang, 22 Januari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan Masalah…............................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ........................................................................................
B. Patofisiologi.....................................................................................
C. Manifestasi klinis............................................................................
D. Metode diagnostik.…….................................................................
E. Penatalaksanaan medis.....................................................................
F. Pengkajian.........................................................................................
G. Diagnosa keperawatan.....................................................................
H. Intervensi keperawatan.....................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................
Saran………………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jantung merupakan organ paling penting dalam tubuh, jantung berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh, oleh karena itu kita harus senantiasa memperhatikan
kesehatan jantung kita, selain itu penyakit jantung merupakan penyakt maut yang
mematikan dieluruh dunia. Salah satunya yaitu kardiomiopati, yang akhir-akhir ini
semakin meningkat frekuensinya. Dibeberapa negara, kardiomiopati merupakan
penyebab kematian sampai sebesar 30%. Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan
pada jantung dengan kelainan utama terbatas pada miokardium. Kondisi ini seringkali
berakhir dengan menjadi gagal jantung. Kardiomiopati dapat dibagi menjadi tiga
berdasarkan perubahan anatomi yang terjadi, yaitu kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati
hipertrofi, dan kardiomiopati restriksi. 1–3 Di Indonesia, jenis kardiomiopati yang paling
banyak dijumpai adalah kardiomiopati dilatasi. Pada kardiomiopati dilatasi, ukuran
jantung membesar. Saat jantung membesar, jantung menjadi kurang efektif dalam
memompa darah, yang akan menyebabkan gagal jantung dan irama jantung menjadi tidak
normal (aritmia). Diperkirakan sekitar 1 dari 2500 orang terkena kardiomiopati dilatasi,
meskipun pada kenyataannya mungkin lebih sering terjadi. Kardiomiopati dilatasi dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan, serta dapat mengenai orang dewasa maupun
anak-anak. Asuhan keperawatan yang tepat dan baik dapat membantu dalam proses
penyembuhan bagi pasien yang mengidap penyakit kardiomiopati. Maka dengan ini lah
kami menyusun makalah ini sebagai bahan ajar untuk mengetahui lebih lanjut terkait
asuhan keperawatan kardiomiopati.
B. RUMUSUN MASALAH

1. Apa pengertian dari kardiomiopati ?


2. Apa patofisiologi dari kardiomiopati ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari kardiomiopati ?
4. Apa saja metode diagnostik dari kardiomiopati ?
5. Apa penatalaksanaan medis yang dilakukan terkait kardiomiopati ?
6. Apa pengkajian yang dilakukan ?
7. Apa diagnosa keperawatan yang muncul dari kardiomiopati ?
8. Apa intervensi yang dapat dilakukan ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari kardiomiopati.
2. Untuk mengatahui patofisiologi dari kardiomiopati.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari kardiomiopati.
4. Uuntuk mengetahui metode diagnostik dari kardiomiopati.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis apa yang dapat dilakkukan.
6. Untuk mengetahui pengkajian apa yang dapat dilakukan.
7. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan apa yang dapat diangkat.
8. Untuk mengetahui intervensi apa yang dapat dilakukan.
BAB 2

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KARDIOMIOPATI

A. PENGERTIAN

Kardiomiopati adalah penyakit otot jantung yang dikaitkan dengan disfungsi


jantung. Kardiomiopati diklasifikasikan menurut abnormalitas structural dan fungsional
otot jantung: kardiomiopati dilatasi ( DCM ) ( paling sering ), kardiomiopati hipertrofi
( HCM) ( kondisi autosom dominan yang jarang terjadi ), kardiomiopati restriktif atau
konstriktif ( RCM ), kardiomiopati ventrikel kanan aritmogenik ( ARVC ), dan
kardiomiopati yang tidak diklasifikasikan ( berbeda dari atau memiliki karakteristik lebih
dari satu jenis lain ). Pasien mungkin memiliki patologi yang mempresentasikan lebih
dari satu klasifikasi ini, seperti pasien kardiomiopati hipertrofi yang mengalami dilatasi
dan gejala dilatasi kardiomiopati. Kardiomiopati sistemik adalah suatu istilah yang sering
kali digunakan untuk mendeskripsiakn pembesaran jantung yang diebabkan oleh penyakit
arteri coroner ( CAD ), yang biasanya disertai oleh gagal jantung.

B. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi dari semua kardiomiopati adalah serangkaian kejadian yang


puncaknya berupa gagguan curah jantung. Penurunan volume sekuncup menstimulasi
system saraf simpatik dan respon renin angiotensin aldosterone sehingga menyebabkan
peningkatan resistensi vascular sistemik dan peningkatan retensi natrium dan air, yang
menyebabkan peningkatan beban keja jantung. Perubahan ini dapat memicu gagal
jantung.
Kardiomiopati dilatasi terjadi kaerena kerusakan serabut otot mokardium yang
luas. Akibatnya, terjadi penurunan kontaktilitas ventrikel kiri. Karena fungsi sistolik
menurun maka volume sekuncup, fraksi ejeksi, dan curah jantung juga mengalami
penurunan. Karena volume distolik-akhir menunggi maka dapat terjadi kongesti paru.
Kenaikan volume diastolic-akhir merupakan kompensasi untuk mempertahankna volume
sekuncup meskipun terjadi penurunan fraksi ejeksi. System syaraf simpatik juga akan
terstimulasi untuk meningkatkan frekuensi dan kontraktilitas jantung. Ginjal akan
terstimulasi untuk menahan natrium serta air guna memelihara curah jantung, maka
jantung mulai mengalami kegagalan. Dilatasi ventrikel kiri terjadi karena kenaikan aliran
balik vena dan resistensi vaskuler sistemik. Akhirnya, kedua atrium juga akan mengalami
dilatasi karena harus memompa darah lebih kuat kedalam ventrikel yang sudah penuh
dengan darah. Kardiomegali terjadi sebagai akibat dilatasi antrium dan ventrikel.
Penumpukan darah dalam ventrikel akan meningkatkna resiko emboli.
Berbeda dari kardiomiopati dilatasi yang mempengaruhi fungus sitolik,
kardiomiopati hipertrofik terutama mengenai fungsi diastolic. Ventrikel yang mengalami
hipertrofik akan menjad kaku, tidak lentur lagi, dan tidak mampu mengadakan relaksasi
selama pengisian ventrikel. Sebagai akibatnya, pengisian ventrikel akan berkurang dan
tekanan pengisisan ventrikel kiri mengalami kenaikan sehingga terjadi kenaikan pada
tekanan atrium kiri serta tekanan vena pulmoner yang menyebabkan kongesti vena dan
dyspnea.waktu pengisian ventrikel selanjutnya berkurang sebagai konpensasi terhadap
takikardia dan keadaan ini menyebabkan cura jantung yang rendah.jika muskulus
papilaris turut mengalami hipertropi dan tidak bisa menutup sempurna selama
kontraksi,maka terjadi insufisiensi nitral.ciri-ciri HOCM meliputi hipertrofi asimetris
ventrikel kiri hipertrofi septum interventrikularis kontraksi ventrikel kiri yang cepat dan
kuat,relaksasi ventrikel yang terganggu dan obstruksi aliran keluar ventrikel kiri.ejeksi
darah yang kuat akan menarik daun anterior katub mitral kearah interventri
puaris.keadaan ini menyebabkan penutupan dini outflow tract tersebut sehingga terjadi
penurunan fraksi ejeksi.lebih lanjut,pembuluh arteri koronaria intramural secara abnormal
berukuran kecil dan mungkin tidak cukup memasok darah serta oksigen kedalam otot
jantung yang mengalami hipertropi tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan otot
yang hiperdinamis ini.
Kardiomiopati restriktif di tandai oleh rigiditas ventrikel yang terjadi karena
hipertropi ventrikel kiri dan fibrosis serta penebalan endocardial,dengan demikian
keadaan ini akan mengurangi kemampuan ventrikel untuk mengadakan relaksasi dan
terisi pada diastole.lebih lanjut,miokardium yang kaku tersebut tidak mampu melakukan
kontraksi penuh selama sistol.sebagai akibatnya terjadi penurunan curah jantung.
C. MANIFESTASI KLINIS
 Pada awalnya dimanifestasikan dengan tanda dan gejala gagal jantung ( sesak napas
saat mengeluarkan tenaga, keletihan )
 Dapat juga mengeluhkan dyspnea nocturnal proksimal ( PND ), batuk, dan ortopenea
 Gejala lan mencakup retensi cairan, edema perifer, mual, nyeri dada, palpitasi,
pening, dan sinkop saaa melakukan aktivitas berat
 Pada hipertrofi kardiomiopati, henti jantung ( kematian jantung secara mendadak )
dapat juga menjadi manifestasi awal pada pasien yang lebih muda
 Kongesti vena sistemik, distensi vena jugularis, pitting edema pada bagian tubuh
yang menggantung, pembesaran hati, takikardia, dan suara jantung tambahan pada
pemeriksaan fisik.

D. METODE DIAGNOSTIK
 Riwayat pasien, singkirikan penyebab gagal jantung lain
 Ekokardiogram, MRI jantung, EKG, foto rontgen dada, kateterisasi jantung, dan
kemungkinan biopsy endomiokardial

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis diarahkan pada upaya mengidentifikasikan dan menangani
kemungkinan penyebab yang mendasari atau mempresipitasi memperbaiki gagal jantung
dengan obat-obatan, diet rendah natrium, dan regimen olahraga/istirahat dan mengontrol
disritmia dengan obat antiaritmia dan kemungkinan alat elektronik yang ditanam, seperti
defibrillator kardioverter yang dapat ditanam.
 Intervensi bedah ( mektomi, transpalasi jantung ) di pertimbangkan ketika gagal
jantung telah lanjut dan terapi tidak lagi efektif.
 Dalam beberapa kasus, alat bantu ventricular ( alat bantu ventrikel kiri [ LVAD ]
diperlukan untuk membantu jantung yang telah gagal berfungsi sampai donor
yang tepat tersedia )
PROSES KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN KARDIAK MIOPATI ( MIOPATI JANTUNG )

F. PENGKAJIAN
 Dapatkan riwayat lengkap mengenai manifestasi tanda dan gejala dan kemungkinan
faktor etiologi
 Lakukan pengkajian riwayat psikososial secara cermat : identifikasi system pendukung
keluarga dan libatkan keluarga dalam panatalaksanaan pasien
 Pengkajian fisik diarahkan pada tanda dan gejala gagal jantung. Evaluasi tanda-tanda
vital ( tekanan nadi ) , berat badan dan adanya penambahan/penurunan berat badan,
palpasi adanya pergeseran kesebelah kiri titik denyut maksimal, aukultasi adanya bising
sistolik dan bunyi jantung S3 dan S4, aukultasi paru untuk mendengar danya krekels,
pengukuran distensi vena jugularis, dan edema

G. DIAGNOSIS

Diagnosis keperawatan

 Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan gangguan strukrural, sekunder akibat
kardiomiopati atau disritmia.
 Ketidakefektifan perfusi jantung paru ( kardiopulmonal ), serebral, perifer, dan jaringan
ginjal yang berhubungan dengan penurunan aliran darah perifer.
 Gangguan perukaran gas yang berhubungan dengan kongesti paru, sekunder akibat
kegagalan miokardium.
 Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung atau kelebihan
volume cairan, atau keduanya.
 Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan fungsi peran.
 Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan proses penyakit
 Ketidakpatuhan terhadap medikasi dan terapi diet.
Masalah kolaboratif atau komplikasi potensial

 Gagal jantung
 Disritmia vertikel dan atrium
 Defek konduksi jantung
 Embolisme paru atau serebral
 Disfungsi valvular atau katup jantung

Perencanaan dan tujuan

Tujuan utama untuk pasien mencangkup peningkatan atau pemeliharaan curuh jantung,
peningkatan toleransi aktivitas, penurunan ansietas, kepatuhan terhadap program perawatan diri,
peningkatan rasa berkuasa dalam pengambilan keputusan, dan tidak mengalami komplikasi.

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

Meningkatkan curah jantung

 Bantu pasien keposisi istirahat ( biasanya duduk dengan kaki kebawah ) selama episode
gejala.
 Berikan oksigen jika diindiksikan.
 Berikan obat yang telah di programkan tepat waktu.
 Tingkatkan makanan rendah natrium dan asupan cairan yang adekuat.
 Upayakan agar pasien tetap hangat dan ganti posisi pasien secara sering untuk
menstimulasi sirkulasi dan mengurangi kerusakan kulit.
Meningkatkan Toleransi Aktifitas
 Rencanakan asuhan keperawatan sehingga aktivitas terjadi dalam suatu siklus,bergantian
antara istrahat dengan aktivitas.
 Pastikan pasien menyadari bahwa gejala ini mengidentifikasikan perlunya beristrahat dan
mengetahui tindakan yang harus di lakukan ketiga gejalah muncul.
Mengurangi ansietas
 Dukungan spiritual,psikologis,dan emosional mungkin di indikasikan untuk
pasien,keluarga dan orang terdekat.
 Berikan informasi yang tepat kepada pasien mengenai tanda dan gejala.
 Ciptakan suasana yang membuat pasien merasa bebas mengukapakan kekewaktirannya
mereka masuk akal.
 Bantu pasien mencapai tujuan ,meskipun kecil,untuk meningkatkan rasa sejatrah.
 Berikan waktu kepada pasien untuk mendiskusikan kekewaktiran jika menghadapi
kematian atau menunggu transplantasi :berikan harapan yang realistis.
 Bantu pasien,keluarga dan orang terdekat dalam menghadapi dukacita yang telah
diantisipasi.
Menurunkan rasa ketidakberdayaan
 Bantu pasien mengidentifikasikan hal-hal yang telah hilang darinya(misalnya,makanan
yang di sukai).
 Bantu pasien mengidentifikasikan respon emosional terhadap kehilangan (misalnya rasa
marah dan depresi).
 Bantu pasien menidentifikasikan control yang masih di milikinya (misalnya memilih
pilihan makanan)
Meningkatkan Asuhan di rumah dan di komunitas
Mengajarkan pasien tentang perawatan diri:
 Mengajarkan pasien tentang regimen medikasi,pemantauan gejala,dan penatalaksaan
gejala.
 Bantu pasien menyeimbangkan gaya hidup dan kerja sambil mencapai aktifitas
terapeutik.
 Bantu pasien menghadapi status penyakit mereka :bantu pasien menyesuaikan gaya
hidup mereka dan mengimplementasikan program perawatan diri di rumah.
Melanjutkan Asuhan
 Perkuat penyuluhan sebelumnya dan laksanakan pengkajian yang berkelanjutan
mengenai gejala yang di alami pasien dan perkembangannya.
 Bantu pasien dalam meninjau gaya hidup,dan informasikan strategi untuk
melaksanakan aktifitas terapeutik guna menyeimbangkan antara gaya hidup dan kerja.
 Tekankan tanda dan gejala yang harus di laporkan ke dokter:ajarkan keluarga pasien
mengenai resusitasi jantung-paru jika perlu.
 Kaji kebutuhan psikososial pasien dan keluarga secara berkelanjutan.
 Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan berikan dukungan selama
pengambilan keputusan akhir hayat.
 Rujuk pasien untuk mendapatakan perawatan di rumah(home care) dan dukungan jika
perlu.

Evaluasi

Hasil akhir yang di harapkan untuk pasien


 Mempertahankan atau meningkatkan fungsi jantung.
 Mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktifitas.
 Mengalami penurunan ansietas.
 Menurunkan rasa ketidakberdayaan.
 Mematuhi program perawatan diri.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Kardiomiopati jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup
oleh manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk
ini umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati
dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah jantung yang secara
struktural dianggap normal. Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa
lemah, berdebar-debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila
disertai perikarditis. Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu.
Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.

SARAN

Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit kardiomiopati karena
akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan kardiomiopati dan bagaimana
pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA

1.

Anda mungkin juga menyukai