Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

“Pasien Pria 23 Tahun dengan Balanitis”

Dipresentasikan Oleh :
Danang Jaya Pamungkas
(2019086016405)

Dokter Pembimbing:
dr. Rani, Sp.KK, M.Kes, FINDV
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh


Candida sp. Ada lebih dari 20 Candida sp. yang
dapat menyebabkan infeksi pada manusia, yang
paling umum adalah Candida albicans.

Infeksi kandidiasis terdapat di seluruh dunia, dapat


menyerang semua umur, baik laki-laki maupun
perempuan.
TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi

Jamur Candida sp. hidup sebagai saprofit, terutama di traktus


gastrointestinal, selain itu juga terdapat di genital, uretra, kulit dan
di bawah kuku. Agen penyebab tersering untuk kelainan di kulit,
genital dan mukosa oral adalah C. albicans
Infeksi kandidiasis dapat terjadi di lipatan tubuh yaitu bagian
tubuh yang lembab dan hangat seperti lipatan aksila,
selangkangan, dan lipatan kulit lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Patogenesis

Infeksi candida dapat terjadi, apabila ada factor presdiposisi baik


endogen maupun eksogen :
• Perubahan fisiologik : usia, kehamilan, dan haid
• Factor mekanik : trauma (Luka bakar, aberasi), kelembaban,
maserasi, kegemukan
• Factor nutrisi : malnutrisi
• Penyakit sistemik : penyakit endokrin, keganasan, dan
imunidefisiensi.
• Latrogenik : penggunaan kateter, penggunaan obat-obatan
(missal : glukokortikoid, agen imunosupresi, antibiotic).
TINJAUAN PUSTAKA

Gejala Klinis

• Infeksi Candida dapat bermacam-macam sesuai lokasi


terjadinya sehingga diklasifikasikan sebagai berikut :

• Kandidosis Oral (Thrush)


Biasanya mengenai bayi, pasien terinfeksi
HIV dan AIDS. Tampak pseudo membrane
putih coklat muda kelabu yang menutup
lidah, palatum mole, pipi bagian dalam dan
permukaan ronga mulut yang lain. Bila
pseudomembran terlepas dari dasarnya
tampak daerah yang merah dan basah.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Kandidosis intertriginosa
Lesi didaerah lipatan kulit ketiak, genitokrural,
intergluetal, lipatan payudara, interdigital dan
umbilicus, serta lipatan kulit dinding perut berupa
bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan
eritematosa.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Vulvovaginitis
gatal di daerah vulva. Pada yang berat terdapat pula rasa panas,
nyeri sesudah miksi dan dyspareunia.
Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemi pada labia
minora, introitus vagina, dan vagina terutamabagian 1/3 bagian
bawah. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan
sebagai kepala susu berwarna pitih kekuningan.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Balanitis atau Balanopostitis


Lesi berupa erosi, pustule dengan dindingnya yang tipis,
terdapat pada glands penis dan sulkus koronarius glandis.
Infeksi dapat menyebar ke skrotum dan daerah inguinal.
Biasanya lebih berat pada pagi hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Diaper-rash (Candidal diaper dermatitis)


Lesi berawal dari area perianal meluas ke perineum dan
lipat inguinal berupa eritema cerah.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Kandidosis kutis granulomatosa


lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal
berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan seperti tanduk
sepanjang 2 cm, lokalisasinya sering terdapat di muka,
kepala, kuku, badan, tungkai, dan larings.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Paronikia candida dan onikomikosis


Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak
bernanah dan nyeri di area lipat kuku proksimal.
Kelainan kuku berupa onikolisis, terdapat lekukan
tranversal dan berwarna kecoklatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Kandidosis kongenital
lesi khas berupa vesikel atau pustule dengan dasar
eritematosa pada wajah, dada yang meluas generalisata.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Kandidosis sistemik
Aspek klinis kandidosis sistemik sangat bervariasi,
dapat berupa demam tanpa manifestasi kelainan organ
hingga sekumpulan gejala dan tanda termasuk sepsis
berat.
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis

• Kandidosis diseminata
Infeksi kandida yang meluas secara hematogen dari orofaring
atau saluran cerna, dan melibatkan banyak organ, kadang ke
kulit. Karakteristik lesi kulit: papul-papul eritematosa
berdiameter 0,5-1 cm, bagian tengah tampak hemoragik atau
pustular, kadang nekrotik. Lokasi lesi pada badan, ekstremitas.
Gejala sistemik berupa demam dan mialgia.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

• Pewarnaan sediaan langsung kerokan kulit dengan


KOH 20% atau Gram: ditemukan pseudohifa.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

• Kultur dengan agar Saboraud: tampak koloni


berwarna putih, tumbuh dalam 2-5 hari
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis infeksi kandidiasis dilakukan


melalui anamnesis dan gejala klinis yang khas yang dilihat dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan larutan KOH
20% dan pengecatan gram untuk melihat elemen jamur dan
biakan untuk spesiesnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Prognosis

Umumnya balanitis berespon baik dengan pengobatan yang baik


dan tepat sehingga tidak mengancam kecacatan ataupun nyawa
penderita. Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun
dan konsisten serta menghindari factor predisposisinya.
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

 Nama : Tn.YA
 Umur : 23 Thn
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Status maritas : Belum Menikah
 Alamat : Dok 8 Atas
 No RM : 12 19 64
 Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2021
LAPORAN KASUS
Anamnesis

Keluhan Utama
Gatal di daerah kelamin
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Jayapura pada tanggal
19 April 2021 dengan keluhan gatal di daerah kemaluan sejak ± 2 minggu
yang lalu. Awalnya jarang terasa gatal yang tidak terlalu menggangu tetapi
lama kelamaan (± beberapa hari terakhir) pasien mengatakan kalau semakin
gatal dan sudah menggangunya. Nyeri pada penis disangkal, riwayat
kencing keluar cairan putih (mukopurulen) disangkal. Pasien mengaku
sudah pernah berhubungan badan dan terakhir kali sekitar ± 2 minggu yang
lalu. Pasien memiliki kebiasaan memakai celana yang ketat dan jarang
menggantinya. Pasien juga tidak pernah membersihkan kelaminnya pada
saat selesai kencing dan pasien belum di sirkumsisi.
LAPORAN KASUS

Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi, DM, hiperkolestrol disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, DM, hiperkolestrol disangkal
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
 Pasienmemiliki kebiasaan memakai celana ketat dan jarang
menggantinya, pasien mengaku biasanya mengganti celananya
3-4 hari sekali. Pasien juga tidak pernah membersihkan
kemaluannya setelah kencing.
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

 Keadaan umum : Tampak sakit ringan


 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120/80mmHg
- Nadi : 92 x/m
- Respirasi : 20 x/m
- SpO2 : 98%
- Suhu : 36,30C
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Kepala dan Leher


a. Kepala dan leher
 Kepala : Normocephal, simetris, tidak ada kelainan, warna rambut
hitam
 Muka : Simetris, edema (-)
 Mata : Exoftalmus (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-
), edema palpebra (-/-), pupil bulat isokor, reflex cahaya
(+/+).
 Hidung : Tidak dilakukan
 Telinga : Deformitas (-), sekret (-), nyeri tekan tragus (-), pembesaran
KGB local (-), pembesaran N. Aurical magnus (-).
 Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-), oral candidiasis (-),
stomatitis (-), caries (-).
 Leher : Perubahan warna kulit (-), tidak tampak benjolan dan tidak
teraba benjolan/pembesaran KGB lokal.
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Thoraks
a. Thorax
1) Paru  Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
 Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing (-
/-), rhonki (-/-).
2) Jantung  Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
 Palpasi : Thrill (-).
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Abdomen

a. Thorax
1) Paru  Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
 Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing
(-/-), rhonki (-/-).
2) Jantung  Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
 Palpasi : Thrill (-).
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Abdomen  Inspeksi : Datar, jejas (-).
 Auskultasi : Bising usus (+) normal 4-5 x/menit
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali
cepat, pemeriksaan hepar/lien tidak
dilakukan
 Perkusi : Tidak dilakukan
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Ekstremitas, Genitalis, Vegetatif


LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

Status Lokalis

 Regio genitalis tampak terdapat erosi, pustule dengan


dinding yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus
koronarius glandis
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

Status Lokalis
LAPORAN KASUS
Diagnosis Kerja & Diagnosis Banding

DIAGNOSIS KERJA
Balanitis

 
DIAGNOSIS BANDING
Gonore
Sifilis Primer
LAPORAN KASUS

Tatalaksana

1.Farmakologi
Fluconazol150 mg (Single Dose)
Ketoconazole krim 2% 2x1 ue
PEMBAHASAN
• Kasus:
Berdasarkan anamnesis, didapatkan pasien Tn. YA datang dengan keluhan gatal di
kemaluannya ± 2 minggu yang lalu. Tn YA juga mengatakan ± 2 minggu yang lalu
pernah berhubungan dengan pasangannya. Tn YA mengaku kalau sering menggunakan
celana yang ketat dan jarang menggantinya serta tidak pernah membersihkan alat
kelaminnya sehabis buang air kecil dan alat kelaminnya belum di sirkumsisi.

Teori:
Hal ini sesuai dengan teori diatas bahwa keadaan yang lembab dan
kebersihan alat kelamin yang tidak baik akan menjadi tempat
berkembangnya jamir kandida sehingga dapat terjadi balanitis. Kondisi
penis yang belum di sirkumsisi juga meningkatkan resiko terjadinya
balanitis.
PEMBAHASAN
Kasus:
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan status dermatologis berupa adanya
lesi erosi dan pustula yang terdapat pada glans penis hingga sulkus koronarius.

Teori:
 Hal ini sesuai dengan gambaran lesi balanitis yang terdapat lesi erosi dari ujung
glans penis bahkan hingga ke skrotum
 Terdapat juga pustul dengan dinding yang tipis yang terdapat di glans penis
hingga sulkus koronarius glandis
PEMBAHASAN
• Kasus:

Pengobatan pada Tn YA diberikan flukonazole 150 mg dosis tunggal dan


ketokenazole krim 2% 2x1

Teori:
Teapi ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan pemberian antijamur
sistemik dapat diberikan flukonazol 150 mg dosis tunggal dan ditambah
dengan antijamur krim yang diberikan ketokenazole krim 2% diberikan
pada daerah lesinya
Serta diharapkan Tn YA dapat menghilangkan faktor pencetusnya dan
disarankan untuk melakukan sirkumsisi
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding

Gonore adalah IMS kejadiannya cukup tinggi yang disebabkan oleh Neisseria
Gonorheae.
Gejala klinik yang sering dijumpai pada laki-laki adalah uretritis dengan keluhan
berupa panas dan gatal di bagian distal uretra eksternum kemudian terdapat
disuria, keluarnya duh tubuh mukopurulen dari uretra eksternum serta perasaan
nyeri pada saat ereksi
Pada pemeriksaan fisik tampak orifisium uretra eksterna hiperemis, edema dan
ektropion. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran KGB inguinal unilateral
atau bilateral.
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding

Sifilis Primer

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Treponema Pallidum serta


mempunyai stadium dini dan stadium lanjut. Pada stadium dini dibagi
menjadi sifilis primer, sifilis sekunder dan sifilis laten dini. Pada stadium
lanjut dibagi menjadi sifilis laten lanjut dan sifilis tersier
Gejala klinik sifilis primer : terdapat kelainan kulit dimulai sebagaiu
papulletikuler yang permukaannya menjadi erosi, umumnya menjadi
ulkus biasanya bulat, soliter dasarnya berwarna merah dan bersih
Umumnya berlokasi pada genitalia eksterna, pada pria tempat yang sering
ialah sulkus koronarius galndis
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding

Sifilis primer

Gambar : lesi pada sifilis primer dan balanitis


RINGKASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus balanitis pada seorang pria usia 23 tahun.
Dari anamnesis yang menunjang adalah rasa gatal pada kemaluan sejak ±
2 minggu yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan menggunakan celana
yang ketat dan jarang menggantinya. Pasien juga mengaku ± 2 minggu
yang lalu telah melakukan hubungan badan dengan pasangannya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak terdapat erosi, pustule dengan
dinding yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius
glandis. Penis juga belum di sirkumsisi
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik disimpulkan Tn. YA
mengalami Balanitis, selanjutnya Tn.YA mendapat terapi Fluconazole 150
mg doisis tunggal dan ketokenazole krim 2% 2x1
Prognosis untuk pasien ini adalah quo ad vitam ad bonam, quo ad
sanationam ad bonam dan quo ad functionam ad bonam,

Anda mungkin juga menyukai