Proposal Penelitian
Oleh :
Watopute.
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
PK : Pedikulosis Kapitis
SD : Sekolah Dasar
vi
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dan angka kejadiannya
cukup tinggi di negara berkembang adalah pedikulosis kapitis (PK) atau kutu
dari darah manusia dan menyebarkan diri dengan mudah melalui kontak
berinteraksi (rumah dan asrama). Parasit ini tidak dapat terbang dan meloncat
Eksresi saliva dan feses kutu dapat mengakibatkan rasa gatal, sehingga
dengan infestasi kutu yang banyak dan berlangsung lama. Infetasi kutu juga
di seluruh dunia (55 kasus). Sebagian besar subjek penelitian ini adalah anak
Asia ditemukan bahwa prevalensi bervariasi dari 0,7% sampai 59%. Prevalensi
1
kejadian PK lebih tinggi pada anak perempuan dan wanita. Di Eropa, prevalensi
bervariasi dari 0,48% sampai 22,4%. Namun, dari beberapa penelitian yang
meningkat dari 3,6% menjadi 61,4% dan angka kejadian tinggi pada wanita.
Studi di Australia melaporkan prevalensi 13% dan cenderung terjadi pada anak
mengalami infestasi pedikulosis kapitis ini (Suwandi dan Sari, 2017). Secara
Linuwih, 2013; Putri, 2014; Ansyah, 2013; Akhmad dan Menaldi, 2012). Hasil
Selatan menunjukan bahwa 53,7% positif PK. Studi epidemiologi yang pernah
maupun orang lain maka setiap orang harus menjaga personal hygiene nya.
2
Personal hygiene adalah perilaku tiap orang untuk menjaga kebersihan diri
mulut dan gigi, dan penyakit saluran cerna bisa terjadi pada seseorang yang
kulit, kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan,
mengatur atau mengurus hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Anak-
anak masih bergantung pada peran orangtua untuk megurusnya seperti halnya
khususnya di Indonesia yang belum bisa diketahui secara pasti karena masih
berdasarkan dari hasil obervasi awal yang dilakukan. Pada observasi terebut
ditemukan bahwa 3-7 orang dari 10 orang siswa dalam satu kelas positif PK.
3
beberapa orang yang menganggap kutu sebagai tanda datangnya rejeki.
tentang PK.
B. Rumusan Masalah
Kecamatan Watopute ?
Kapitis ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktik
capitis.
2. Manfaat Keilmuan
ilmu parasitologi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Personal Hygiene
pakaian dan area genital bersih. Ini adalah salah satu mekanisme yang
membantu individu untuk memiliki nilai estetika yang baik oleh orang-
penyakit dari sumber ke host yang rentan (Legese dan Ambelu, 2004)
6
personal hygiene meliputi kebersihan seluruh tubuh (Tarwoto dan
Martonah, 2006).
1. Body Image
2. Praktik Sosial
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
4. Pengetahuan
7
5. Budaya
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
lain – lain.
melakukannya.
2. Pediculosis Kapitis
8
Pedikulosis yang terjadi pada kepala dapat disebabkan oleh tuma kepala
2009)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
9
Family : Pediculidae
Genus : Pediculus
putih. Seekor betina biasa memiliki 6-9 telur dalam sehari. Nimfa dan
melekatkan diri pada rambut hospes, memiliki antenna yang terdiri dari
diletakkan oleh kutu betina dewasa di dasar batang rambut yang terdekat
dengan kulit kepala. Telur kutu melekat kuat pada batang rambut dan
berbentuk oval dan sangat kecil. Telur kutu keabu-abuan dan terlihat
10
sekitar 5 hari untuk menetas setelah mengalami 3 kali pergantian kulit.
Telur yang telah menetas biasanya terletak tidak lebih dari ¼ inci dari
dasar batang rambut. Nimfa adalah kutu yang belum matang yang
menetas dari telur. Seekor nimfa tampak seperti kutu kepala dewasa,
tapi lebih kecil. Nimfa menjadi dewasa sekitar 7-14 hari setelah menetas
dari telur. Nimfa yang sudah dewasa dan berkembang seukuran biji
wijen, memiliki enam kaki, dan berwarna abu-abu. Kutu kepala dewasa
mungkin terlihat lebih gelap pada orang dengan rambut hitam daripada
orang dengan rambut pirang. Untuk bertahan hidup, kutu kepala orang
dewasa harus makan darah. Kutu kepala orang dewasa bisa hidup sekitar
30 hari di kepala seseorang tapi akan mati dalam satu atau dua hari jika
tidak lagi di kepala. Kutu kepala betina dewasa biasanya lebih besar dari
jantan dan bisa bertelur enam telur setiap hari (Soedarto, 2011; CDC,
2015).
11
Penularan kutu kepala dapat terjadi secara langsung melalui
kontak dengan rambut kepala penderita PK. Penularan kutu juga dapat
raga, atau pita rambut yang dikenakan orang yang terinfeksi oleh kutu .
Penggunan sisir, sikat atau handuk yang habis dipakai oleh orang yang
terinfeksi kutu atau berbaring di tempat tidur, sofa, bantal, karpet, atau
boneka binatang yang baru saja kontak dengan orang yang mempunyai
e. gejala klinis
f. Diagnosis
Untuk lebih meyakinkan bahwa yang ditemukan adalah telur kutu maka
12
dapat menggunakan mikroskop (Mandal dkk., 2008; Natadisastra dan
Agoes, 2009).
g. Penatalaksanaan
2. Malathion.
13
berbahaya,namun harus dihindari pemakainnya untuk anak diabawah
6 bulan.
3. Carbaryl.
5. Permetrin.
kalinya pada tahun 1986, permetrin 1%, telah disetujui dan tersedia
di pasaran untuk digunakan pada tahun 1990. Obat ini adalah salah
14
6. Dimethicone.
7. Oxyphthirine.
selalu efektif untuk teur. Produk ini dapat menyebabkan reaksi alergi
dan iritasi pada kulit. Ini tidak lagi terdaftar untuk pengendalian kutu
15
9. Spinosad.
yang diamati meliputi eritema, iritasi okular, dan iritasi pada tempat
pengobatan.
tocopheryl acetate 20% diuji dalam uji klinis terhadap kutu kepala
16
4. Menggunakan sisir atau aksesorisrambut secara bersama, pada
pendek.
efektif.
i. Pencegahan
3. Rendam dalam air panas (130ºf) alat yang telah dipakai penderita
17
4. Hindari berbaring pada sofa,bantal atau boneka yang dipakai
penderita PK.
penderita PK.
PK (CDC, 2013).
a. Defenisi
dasar adalah seorang anak dengan rentan usia 6-12 tahun yang menjalani
perilaku yang khas yang hanya ditemukan diperiode usia ini. Karakter
ketakutan dan stress serta adanya kegiatan dan aktivitas pengalih. Anak
18
Pada masa anak berada di sekolah dasar ini, anak-anak
ejekan teman. Rasa cemas yang dimiliki anak pada masa ini akan
c. Keterampilan anak SD
Gunarsa,2008).
19
4. Hubungan Personal Hygiene anak Sekolah Dasar dengan kejadian
Pedikulosis Kapitis.
kontak langsung dan tak langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya
Sedangkan kontak tak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh
2011).
2012)
20
Dari semua penelitian yang dilakukan kejadian PK rata-rata terjadi
masih belum bisa sepenuhnya mandiri dan masih tergantng pada orang lain
anak pada malam hari akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa malu dan rendah
21
B. Kerangka Teori
Menggunakan
Shampo atau
sabun.
Frekuensi cuci Kebersihan
rambut. Kepala Dan
Memakai aksesoris rambut
kepala secara
bergantian. Body Image
Memakai pakaian Praktek sosial.
secara bergantian. Personal Status
Memakai alat Hygiene Ekonomi.
mandi dan alat Pengetahuan .
tidur secara Budaya .
* Kebiasaan
seseorang
Kondisi
Tipe rambut fisik/psikis
Jenis kelamin PEDIKULOSIS
Panjang rambut KAPITIS
C. Kerangka Konsep
22
D. Hipotesis penelitian
pedikulosis kapitis.
kapitis.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Waktu penelitian
Desember 2017.
2. Lokasi penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas 1
24
2. sampel
dengan pasti maka kita bisa menggunakan rumus Slovin untk menentukan
n = N
1+ Ne2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
n = N
1+ Ne2
1692
n n== 1+ ( 1692 x 0,052)
1692
n n== 5,23
n = 323,51
25
D. Teknik Pengambilan Sampel
𝑘
p = =𝑁 xn
Keterangan :
N = Jumlah populasi.
n = Jumlah sampel
Jumlah proporsi sampel tiap SD di tiap kelasnya seperti pada Tabel 1. dibawah
26
E. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
untuk jadi responden. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
2. Kriteria ekslusi
dan mengacu pada konsep dan teori yang telah dibuat. Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini adala kuesioner milik yang telah dimodifikasi.
27
sampo atau sabun cuci rambut, frekuensi cuci rambut, penggunaan sisir, topi,
peci, jilbab dan handuk bersama, dan kebersihan perlengkapan tidur (Putri,
juga menggunakan pemeriksaan manual yaitu dengan melihat secara visual dan
rambut disisir menggnakan sisir di seluruh bagian rambut. Data yang telah
1. Personal hygiene
a. Defenisi Operasional :
atau angket.
b. Kriteria Objektif
2. Pedikulosis kapitis
dengan alat.
28
b. Kriteria Objektif (Soedarto,2009)
1. Positif : ditemukan telur, nimfa dan kutu kepala dewasa pada kepala.
kepala.
H. Alur Penelitian
Menyusun proposal
Ujian proposal
Inklusi Ekslusi
Pengambilan sampel dan pemeriksaan
rambut kepala di sekolah dasar Kecamatan
Watopute
Analisis data
29
I. Teknik Analisis Data
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
J. Etika Penelitian
1. Informed consent
30
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dengan
informed consent adalah agar objek penelitian tahu maksud dan tujuan
dan jika partisipan tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak dari
mereka.
yang disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
31
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta
.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gunarsa, S.D. & Gunarsa,Y.S.D. 2008. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan
Keluarga. PT BPK Gunung Mulia.Jakarta.
32
Hudayah, N. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pediculosis Capitis
pada Siswa Sekolah Dasar Inpres Benteng Timur Selayar Tahun 2011.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Kane, K.S.M., Lio, P.A., Stratigos, A.J.,Johnson, R.A. 2009. Color Atlas And
Synopsis of Pediatric Dermatologi.Ed.2.McGraw-Hill Companies,Inc.
China
Moradi, A.R., Zahirnia, A.H., Alipour, A.M., Eskandari, Z. 2009. The Prevalence
of Pediculosis Capitis in Primary School Students in Bahar, Hamadan
Province, Iran. J Res Health Sci.9(1):45-9.
Nasir, A., Mhith, A., Ideputri, M.E. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kesehatan : Konsep Pembuatan karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa
Kesehatan.Nuha Medika. Yogyakarta.
33
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Potter, P. A., Perry, A.G. (2005). Fundamentals Of Nursing: Concepts, Process And
Practice 4th Ed. Terjemahan Asih,Y.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses Dan Praktik .EGC. Jakarta
Putri, K.E. 2014. Hubungan Perilaku Kebersihan Diri dan Kepadatan Hunian
Terhadap Kejadian Pediculosis Capitis Dipesantren Al Faata Bantul
.Skripsi.Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta .
Rosso, J.M.D, & Arlianti, R. (2009). Investasi untuk Kesehatan dan Gizi Sekolah
di Indonesia, BEC-TF.Jakarta
34
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Sistem pendidikan
nasional. 8 juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 4301.jakarta.
CDC (Centers for Disease Control and Prevention ). 2008. Worldwide Prevalence
of Head Lice. https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/14/9/08-0368_article. 14
September 2017 (23.27).
CDC (Centers for Disease Control and Prevention ). 2013. Paracites – lice - head
lice prevention and control
https://www.cdc.gov/parasites/lice/head/prevent.html .14 September 2017
(23.215).
CDC (Centers for Disease Control and Prevention ).2015. paracites-lice-head lice
Life Cycle. https://www.cdc.gov/parasites/lice/head/biology.html .14
September 2017 (23.20).
35
36