Disusun Oleh:
NURUL FITRIYANI ZAHRAH
C014192090
Residen Pembimbing
dr. Misjunaling Palayukan
dr. Astri Amelia Gosal
Dosen Pembimbing
dr. Setia Budi Salekede, Sp.A (K)
NIM : C014192090
Telah menyelesaikan tugas PKRMS dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi.................................................................................................................................... 2
2.2 Epidemiologi ........................................................................................................................... 2
2.3 Etiologi.................................................................................................................................... 3
2.4 Siklus Hidup Cacing Tambang ..................................................................................................... 4
2.5 Manifestasi Klinis ................................................................................................................... 5
2.5.1 Migrasi Larva .................................................................................................................. 5
2.6 Diagnosis................................................................................................................................. 5
2.6.1 Anamnesis ....................................................................................................................... 5
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
yang masih tinggi prevalensinya terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu,
Kecacingan ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis dan beriklim
basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini ditularkan melalui telur yang ada di
dalam kotoran manusia dan mencemari tanah yang sanitasinya buruk. Lebih dari 1,5 miliar
orang atau sekitar 24% dari populasi manusia di dunia terinfeksi kecacingan, khususnya usia
anak pra sekolah sebesar 270 juta anak dan usia anak sekolah dasar sebesar lebih dari 600
juta anak.2
Angka prevalensi cacingan nasional tergolong sedang dengan angka 28,12%. Survei
prevalensi tahun 2011 menunjukkan angka 29,47% dan 24,53% berturut-turut di Kabupaten
Lombok Barat dan Mataram. Sedangkan survei cacingan yang dilakukan Kementerian
Kesehatan tahun 2018 di Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan 54 sampel positif dari
330 sampel feses (16,36 %) dengan intensitas askariasis, trikuriasis, infeksi cacing tambang
Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kecacingan merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi cacing atau helminth.4
Penyakit cacing tambang merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus dan yang menjadi hospes cacing ini adalah manusia.
Pada infeksi cacing tambang, cacing ini akan hidup dalam rongga usus halus dan
melekat dengan giginya sehingga pada dinding usus halus dan menghisap darah. Infeksi
2.2 Epidemiologi
Lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari populasi manusia di dunia terinfeksi
kecacingan, khususnya usia anak pra sekolah sebesar 270 juta anak dan usia anak sekolah
Prevalensi Infeksi cacing di Indonesia masih tergolong tinggi terutama pada penduduk
miskin dan hidup di lingkungan padat penghuni dengan sanitasi yang buruk, tidak
mempunyai jamban dan fasilitas air bersih yang mencukupi. Hasil survei Departemen
kecacingan untuk semua umur di Indonesia berkisar antara 40-60%. Sedangkan prevalensi
kecacingan pada anak diseluruh Indonesia pada usia 1-6 tahun atau usia 7-12 tahun berada
pada tingkat yang tinggi, yakni 30-90%.6 Pada penelitian di Jawa Tengah pada sekolah dasar
di Grobongan tahun 2019, Insidensi kecacingannya itu sebesar 13,7%. Kebersihan, pekerjaan
orang tua siswa serta kebersihan kuku siswa SD merupakan faktor-faktor yang dapat
2
2.3 Etiologi
Penyakit cacing tambang usus pada manusia disebabkan oleh Ancylostoma duodenale,
dianggap sebagai dua spesies cacing tambang usus utama di seluruh dunia, tetapi studi yang
lebih baru menunjukkan bahwa parasit A. ceylanicum, juga merupakan parasit penting yang
dapat berkembang sebagian di usus manusia dan menyebabkan enteritis eosinofilik, tetapi
Kelompok cacing tambang lain yang menginfeksi hewan dapat menembus kulit
manusia yang menyebabkan migrans larva kulit (A. braziliense, A. caninum, Uncinaria
stenocephala). Selain A. caninum yang disebutkan di atas, parasit ini tidak berkembang lebih
3
2.4 Siklus Hidup Cacing Tambang
Telur dikeluarkan dari feses (1), dan dalam kondisi yang menguntungkan (kelembaban,
kehangatan, naungan), larva menetas dalam 1 sampai 2 hari dan hidup bebas di tanah yang
terkontaminasi. Larva rhabditiform yang dilepaskan ini tumbuh di dalam tinja dan / atau
tanah (2), dan setelah 5 sampai 10 hari mereka menjadi larva filariform (tahap ketiga) yang
infektif (3), Larva infektif ini dapat bertahan hidup selama 3 sampai 4 minggu dalam kondisi
lingkungan yang menguntungkan. Saat bersentuhan dengan tubuh manusia, biasanya tanpa
alas kaki, larva menembus kulit dan dibawa melalui pembuluh darah ke jantung dan
kemudian ke paru-paru. Mereka menembus ke dalam alveoli paru, naik ke pohon bronkial ke
faring, dan ditelan (4), Larva mencapai jejunum usus kecil, tempat mereka tinggal dan
4
menjadi dewasa. Cacing dewasa hidup di lumen usus kecil, biasanya di jejunum distal, di
mana mereka menempel pada dinding usus yang mengakibatkan hilangnya darah oleh inang
(5) Kebanyakan cacing dewasa musnah dalam 1 sampai 2 tahun, tetapi umur panjang bisa
Sewaktu menembus kulit. Migrasi sejumlah besar larva melalui paru-paru terkadang
hemoptisis.
epigastrium kolik, anoreksia, perut kembung, diare, dan penurunan berat badan.
Infeksi kronis dan berat dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, menyebabkan
derajat rendah sering ditemukan. Pada anak-anak, kehilangan darah kronis dapat
menyebabkan anemia berat, gagal jantung, dan anasarca, dan pada wanita hamil,
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Pada saat anamnesis ditanyakan gejala yang dirasakan seperti merah dan
timbul di kulit yang sangat gatal. Ini biasanya ditemukan di kaki atau bagian bawah
tungkai. Selain itu sangat perlu ditanyakan faktor risiko terjadinya infeksi cacing
5
tambang, seperti riwayat berkunjung ke daerah yang pernah terpapar tanah dan/atau
pasir di tempat-tempat dimana anjing dan kucing kemungkinan besar terkena cacing
tambang dan juga baru saja bepergian ke daerah tropis dan menghabiskan waktu di
pantai.9
Pada pemeriksaan fisik ditandai dengan lesi kulit yang gatal, eritematosa,
berkembang di tempat migrasi larva, biasanya di kaki. 8 Migrasi ini menyebabkan rasa
gatal yang parah dan timbul garis merah sebagai bagian dari reaksi larva di kulit.
Larva akan mati di kulit setelah beberapa minggu tanpa berkembang lebih jauh, dan
rasa gatal serta garis merah akan hilang. Menggaruk pada garis dapat menyebabkan
infeksi bakteri.9
pada infeksi cacing dewasa bagian atas usus halus yang kronis dapat
ditemukan tanda-tanda anemia. Selain itu ketika anak-anak terus menerus terinfeksi
banyak cacing, hilangnya zat besi dan protein dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mental.7,8
tambang dalam sampel tinja. Kotoran harus diperiksa dalam beberapa jam setelah
6
Gambar 2.4. Telur Cacing Gambar 2.5. Larva
Tambang.11 Rhabditiform.11
7
2.7 Tatalaksana
Sebagian besar kasus penyakit cacing tambang klasik dapat ditangani secara rawat
jalan dengan terapi anthelmintik dan zat besi, dilengkapi dengan diet yang sesuai. Obat
Perawatan yang mungkin dilakukan berikut: Albendazole dalam dosis tunggal 400 mg
atau setiap hari selama 3 hari, Mebendazole 100 mg dua kali sehari selama 3 hari (lebih
efektif dari dosis tunggal 500 mg), Thiabendazole dioleskan secara topikal untuk menyerang
larva yang bermigrasi pada larva migrans kulit, Pyrantel pamoate dalam beberapa dosis 11
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) terus merekomendasikan 400
mg albendazole dosis tunggal di situs webnya (26 Juli 2018), tetapi mencatat bahwa
albendazole masih belum disetujui FDA untuk pengobatan infeksi cacing tambang. Sanford
Mebendazol dan Albendazol merupakan anti helmintik spektrum luas. Cara kerja
dan menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing. Selain itu, mebendazol juga menghambat
ambilan glukosa secara ireversible sehingga terjadi pengosongan (deplesi) glikogen pada
cacing. Cacing akan mati perlahan-lahan dan hasil terapi memuaskan baru nampak sesudah 3
hari pemberian obat. Efek samping dari mebendazol sendiri tidak menyebabkan efek toksik
sistemik mungkin karena absorbsinya yang buruk sehingga aman untuk diberikan kepada
pasien malnutrisi dan anemia. Sedangkan cara kerja dari albendazol yaitu menghambat
polimerisasi mikrotubulus dan memblok mengambilan glukosa oleh larva maupun cacing
8
dewasa, sehingga persediaan glikogen dari cacing akan menurun dan pembentukan ATP
berkurang, akibatnya cacing akan mati. Albendazol ini aman digunakan untuk pengguanaan 3
hari, efek samping berupa nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual, lemah, pusing, insomnia,
frekuensinya sebanyak 6%. Tetapi pada penelitian dilaporkan bahwa insiden efek samping ini
tidak berbeda dengan efek plasebo dan albendazol dikontraindikasikan untuk anak umur
Selain golongan dari benzimidazol, pirantel pamoat juga termasuk antelmintik yang
dapat digunakan untuk memberantas cacing tambang, cara kerjanya dengan menimbulkan
depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing mati
dalam keadaan spastis. Efek samping dari pirantel pamoat jarang, ringan dan bersifat
sementara, misalnya keluhan saluran crna, demam dan sakit kepala. Penggunaan obat ini
untuk anak-anak usia dibawah 2 tahun dan wanita hamil tidak dianjurkan, karena studi untuk
Penggantian besi dan suplementasi nutrisi (protein dan vitamin, termasuk folat) harus
menjadi bagian dari strategi manajemen dan mungkin memiliki kemanjuran yang lebih besar
daripada terapi antihelmintik dalam mengurangi morbiditas pada populasi tertentu (misalnya,
wanita hamil dan pasien yang tidak terinfeksi HIV). Anemia berat menyerang anak-anak dan
wanita hamil secara tidak proporsional karena rendahnya simpanan zat besi mereka yang
2.8 Pencegahan
Jika kita tinggal, bepergian, atau bermain di daerah yang tanahnya mungkin terdapat
cacing tambang, lakukan tindakan pencegahan berikut : Kenakan sepatu di luar, hindari
kontak kulit dengan tanah yang mungkin terkontaminasi, hindari makan makanan yang bisa
terkontaminasi, hindari kontak kulit dengan kotoran anjing (terutama di taman, di mana kita
tidak dapat mengetahui apakah hewan peliharaan orang lain terkena cacing tambang). 13
9
Selain itu mengingat akan pentingnya penyakit ini, akan lebih baik jika pencegahan
keterlibatan masyarakat dalam kegiatan promosi dengan ikut serta memberikan penyuluhan
kesehatan perorangan dan lingkungan sehingga orang tua yang memiliki anak juga bisa
Sebenarnya infeksi cacing perut akan berkurang bahkan dapat dihilangkan sama sekali
apabila diupayakan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun di lima
waktu penting (setelah BAB, setelah membersihkan anak yang BAB, sebelum menyiapkan
Dari penjelasan diatas sangat jelas bahwa kerja sama dari semua sektor akan
cacing.1
10
BAB 3
KESIMPULAN
yang masih tinggi prevalensinya terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu
dengan sanitasi yang buruk. Lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari populasi
manusia di dunia terinfeksi kecacingan, khususnya usia anak pra sekolah sebesar 270 juta
anak dan usia anak sekolah dasar sebesar lebih dari 600 juta anak. Salah satu penyakit
kecacingan adalah penyakit cacing tambang, yang pada manusia disebabkan oleh Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale. Selain karena prevalensinya yang masih tinggi,
cacingan ini juga penting karena dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
pada stadium larva dikenal sebagai cutaneus larva migrans menyebabkan rasa gatal yang
parah dan timbul garis merah sebagai bagian dari reaksi larva di kulit dan pada stadium
cacing dewasa gejalanya tergantung berat ringannya infeksi. Untuk diangnosis pada
pemeriksaan tinja ditemukan telur cacing tambang ataupun cacing dewasa. Pada kultur tinja,
dijumpai larva cacing tambang. Tatalaksana sebagian besar kasus penyakit cacing tambang
klasik dapat ditangani secara rawat jalan dengan terapi anthelmintik dan zat besi, dilengkapi
dengan diet yang sesuai. Obat antelmintik yang efektif melawan cacing tambang termasuk
Untuk pencegahan kecacingan ini, sangat diperlukan kerja sama dari semua sektor
misalnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan promosi dengan ikut serta memberikan
penyuluhan kesehatan perorangan dan lingkungan sehingga orang tua yang memiliki anak
juga bisa mengajarkan kepada anaknya untuk terhindar dari resiko infeksi cacing dengan cara
11
perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting (setelah
BAB, setelah membersihkan anak yang BAB, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
12
DAFTAR PUSTAKA
4. Halleyanto R, Riansadi A, Dewi DP. Insidensi dan Analisis Faktor Risiko Infeksi
Cacing Tambang pada Siswa Sekolah Dasar di Grobogan Jawa Tengah. Jurnal
5. Wijaya NH. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Infeksi Cacing Tambang pada Petani
6. Rosyidah HN, Prasetyo H. Prevalensi Infeksi Cacing Usus pada Anak di Kampung
Studies.2018. p117-120
https://www.msdmanuals.com/professional/infectious-diseases/nematodes-
September 2020
13
10. Merck Manual. Hookworm Infection (Ancylostomiasis). Diakses melalui
https://www.merckmanuals.com/home/infections/parasitic-infections-nematodes-
september 2020
12. Gunawam SG et al. Framakologi dan Terapi. Edisi 6. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
September 2020
14