disusun oleh :
196100802054
Pembimbing:
196100802054
REFERAT
Telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui untuk
diujikan di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak dan
Remaja
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 7
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9
2.1 Definisi...................................................................................
2.2 Epidemiologi ..........................................................................
2.3 Etiologi.........................................................................................10
2.4 Tanda Gejala................................................................................11
2.5 Patofisiologi.................................................................................15
2.6 Tata Laksana................................................................................20
2.7 Prognosis......................................................................................25
BAB III PENUTUP..........................................................................................26
3.1 Kesimpulan....................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
LAMPIRAN PERTANYAAN.............................................................................31
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
42%) dengan insiden sepsis lebih tinggi pada kelompok neonatus dan bayi.2,3
1.2 TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran secara singkat mengenai
definisi,epidemiologi ,etiologi, patogenesis, penegakkan diagnosis ,komplikasi
dan penatalaksanaan infeksi pada neonatus.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Infeksi pada neonatus adalah infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir atau
neonatorum yang terjadi pada masa antenatal, perinatal, dan postnatal. Infeksi
merupakan penyebab paling sering terjadi pada periode bayi baru lahir. Masa
neonatus pada usia < 28 hari, neonatorum atau bayi baru lahir merupakan masa
yang sangat rentan pada bayi. Bayi yang berpotensi berisiko selama masa
neonatus harus diidentifikasi sedini mungkin agar dapat menurunkan morbiditas
dan mortalitas neonatus.5
2.2 EPIDEMIOLOGI
Infeksi merupakan penyebab yang paling sering dan paling penting dalam
morbiditas dan mortalitas selama periode bayi baru lahir. Berdasarkan hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) kematian bayi pada tahun
2017 adalah sebesar 24/1.000 KH dengan kematian neonatal 15/1.000.
Beberapa penyebab kematian bayi disebabkan berat badan lahir rendah, asfiksia,
tetanus, infeksi, dan masalah pemberian minum. Penyebab kematian neonatal
kelompok umur 0-7 hari adalah prematuritas dan berat badan lahir rendah/low
birth weight (LBW) 35%, diikuti oleh asfiksia lahir 33,6%. Sedangkan
penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari adalah infeksi 57,1%
(termasuk tetanus, sepsis, pnemonia, diare).6
2.3 ETIOLOGI
Infeksi neonatal dapat terjadi pada intrauterin melalui jalur transplasental,
yang kemudian ditemukan pada intrapartum saat melalui jalan lahir selama
proses persalinan, atau pascapartum akibat infeksi dari luar setelah b a y i
lahir. Infeksi intrapartum dapat terjadi pada saat b a y i l a h i r melalui jalan
lahir atau infeksi asendens bila terjadi partus lama dan ketuban pecah dini.
Virus yang sering menjadi penyebab infeksi yaitu herpes simplex, HIV,
cytomegalovirus (CMV), dan hepatitis B virus yang jarang ditularkan secara
transplasental. Kelompok kuman termasuk Streptokokus grup B Gram negatif,
kuman enterik Gram negatif terutama Escheria coli, gonokokus dan klamidia.7
3
Infeksi pasca persalinan terjadi karena kontak dengan ibu yang terinfeksi
secara langsung misalnya ibu yang menderita tuberkulosis (meskipun dapat
ditularkan intrauterin), melalui ASI (HIV, cytomegalovirus), kontak dengan
petugas yang membantu persalinan maupun yang merawat bayi selama di
Rumah sakit, ataupun lingkungan sekitar rumah sakit.7
2.4 FAKTOR RISIKO 8
Faktor resiko infeksi yang terjadi pada neonatus dapat
bervariasi tergantung awitan infeksi yang diderita oleh pasien. Pada awitan dini
faktor yang terjadi adalah saat kehamilan, persalinan ataupun kelahiran dapat
digunakan sebagai indikator untuk melakukantindakani lebih lanjut terhadap
infeksi neonatorum. Sedangkan pada pasien dengan awitan lambat, infeksi terjadi
karna sumber infeksi yang terdapat dalam lingkungan pasien
Faktor Ibu
- Chorioamniositis
- Asfiksia perinatal
- Prosedur invasif
- Kelainan bawaan
4
2.5 PATOGENESIS
Infeksi pada neonatus daat melalui 3 c a r a yaitu : 7
1. Infeksi neonatal
Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta. Disini kuman itu
melalui batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi
melalui sirkulasi umbilikus dan masuk ke janin. Kuman yang dapat menyerang
janin melalui janin ini adalah :
a. Virus yaitu rubella, polimielitis, coxsackie, variola, vaccinia,
cytomegalic inclusion.
b. Treponemma pallidum
c. Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E.coli dan Listeria
Monocytogenes. Tuberculosis kongenital dapat terjadi melalui
infeksi plasenta. Fokus pada plasenta pecah ke cairan amnion dan
akibatnya janin mendapat tuberculosis melalui cairan inhalasi tersebut.2
2. Infeksi intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain.
Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Ketuban pecah lama (jarak waktu antara pecahnya ketuban
lahirnya bayi lebih dari 12 jam) mempunyai peranan penting terhadap timbulnya
plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh
misalnya pada artus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina. Infeksi
janin terjadi dengan inhalasi liquor yang septik sehingga terjadi pneumonia
kongenital. Selain itu infeksi intranatal dapat juga melalui kontak langsung
dengan kuman yang berasal dari vagina misalnya blenorea dan oral trush.2
3. Infeksi pascanatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang
berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat
penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai
5
akibat infeksi silang. Infeksi pascanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat
dicegah. Hal ini penting sekali karna mortalitas infeksi pascanatal ini sangat
tinggi. Seringkali bayi mendapat infeksi dengan kuman yang sudah tahan
terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.2
2.6 KLASIFIKASI5,8,9
Infeksi neonatorum dibagi dalam 2 kelompok yaitu awitan dini
1. Terjadi pada 72 jam setelah lahir Terjadi pada lebih 72 jam setelah
lahir
2.sumber infeksi : traktus Sumber infeksi : nasokomial atau
meconium masyarakat
bersih
Partus lama
6
Infeksi pada neonatus juga dapat dibagi menurut berat ringannya dalam dua
golongan besar, yaitu berat dan infeksi ringan :
1. Infeksi berat (major infections) : sepsis neonatal, meningitis,
pneumonia, diare epidemik, pyelonefritis, osteitis akut, tetanus neonatoum
2. Infeksi ringan (minor infection) : infeksi pada kulit, oftalmia
neonaturum, infeksi umbilikus (omfalitis), moniliasis.
takikardia, lahir dengan asfiksia dan memerlukan resusitasi karna nilai agar yang
rendah. Setelah lahir, bayi terlihat lemah dan tamak gambaran sepsis seperti
Selanjutnya akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan fungsi organ tubuh.
lemah kadang kadang high pitch cry, dan bayi menjadi irritabel, serta
skin.
2.8 DIAGNOSIS8,9
7
Diagnosis dapat ditegakkan dengan observasi yang teliti, anamnesis
kehamilan, persalinan untuk mencari faktor risiko yang teliti, bervariasinya gejala
klinik dan gambaran klinis yang tidak seragam menyebabkan kesulitan
dalam menentukan diagnosis pasti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisis dan
laboratorium ataupun pemeriksaan khusus lainnya seringkali dipergunakan dalam
membantu menegakkan diagnosis yang didahului oleh dugaan adanya infeksi.
Gold Standart dalam hal ini adalah pemeriksaan biakan darah, tetapi
hasil pemeriksaan membutuhkan waktu minimal 2-5 hari. Biakan darah berulang
dilakukan untuk mencari kemungkinan bakterimia, biakan dari fokus infeksi, tes
kepekaan kuman, jumlah leukosit dengan apus darah tepi, kadar hemoglobin,
jumlah trombosit, urinalisis dan foto thorax. Pada keadaan syndrom sepsis dan
syok septik diperlukan pemeriksaan tambahan analisis gas darah, kadar elektrolit
darah, tes fungsi hati dan EKG. Pemeriksaan faktor pembekuan dilakukan bila
ditemukan tanda tanda DIC.
Trombositopenia (<100.000) sering ditemukan, mungkin disebabkan oleh
antibodi terhadap trombosit atau berhubungan dengan kejadian Dissaminated
intravascular coagulation (DIC). Adanya leukopenia yang disertai dengan jumlah
neutrofil yang rendah menunjukkan adanya infeksi yang berat yang menimbulkan
deplesi sum-sum tulang. Gangguan faktor embekuan darah biasanya terjadi
ada Dissaminated intravascular coagulation (DIC), tetapi dapat pula terjadi karna
gangguan fungsi hati atau toksisitas obat.
Pemeriksaan marker radang yang akut seperti Protein C reaktif (CRP)
b. Kausatif
2.10 PENCEGAHAN13
Pada bayi baru lahir di rumah sakit , Berikan imunisasi BCG intrakutan
dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang dari rumah sakit.
Sebagian besar infeksi neonatal dini dapat dicegah dengan :
9
- Higine dan kebersihan yang baik selama persalinan
- Perhatian khusus pada perawatan tali pusat
- Perawatan mata
Kasus infeksi neonatal lanjut didapat dirumah sakit.Hal ini dapat dicegah
dengan :
- ASI eksklusif
- Prosedur mencuci tangan yang baik bagi perawat maupun keluarga
sebelum dan sesudah memegang bayi
- Tindakan menyuntik yang bersih
- Menghangatkan bayi lakukan dengan metode kanguru
2.10 PENYAKIT INFEKSI PADA NEONATUS14
Beberapa penyakit infeksi yang dapat dialami bayi baru lahir yaitu :
a. Infeksi Berat
1. Sepsis Neonatorum
Merupakan sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang
terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan .Bakteri,virus,jamur dan
protozoa dapat menyebabkan sepsis pada neonatus.
- Menggigil, hiperventilasi,
Prinsip pengobatan:
10
- Pemantauan Cairan, elektrolit, dan glukosa , disertai dengan
perbaikan hipovalemia,hiponatremia,hipokalsemia dan
hipoglikemia
- Pemberian oksigen untuk oksigenasi jaringan.
- Pantau hiperbilirubinemia
dibagi dalam dua dosis dikombinasi dengan amikasin yang diberikan dengan
dengan gentamisin 5-7 mg/kgbb/hari i.v masing masing dalam 2 dosis. Atau
oleh sepsis.
Gejala :
11
- Sering kali didahului infeksi pada saluran napas atau saluran cerna.
- Demam, iritable, letargie, malas minum dan high pitch cry.
- Ubun- ubun besar menonjol, kaku kuduk, kejang
Pengobatan :
- Pasang jalur intravena dan berikan cairan intravena dengan dosis rumatan.
- Jangan memberi bayi minum selama 12 jam pertama
- Beri ampisilin dan gentamisin dengan dosis ampisilin 2 kali lipat dosis yang
diberikan untuk sepsis.
- Bila anak masuk kedalam status konvulsius diberikan diazepam 0,5
mg/kgbb/kali inravena yang dapat diulang dengan dosis sama 15 menit
kemudian bila kejang belum berhenti, yang ketiga kali diberikan secara IM.
Setelah kejang dapat diatasi, diberikan fenobarbital dosis awal untuk
neonatus 30 mg. Dosis rumat: 8-10 mg/kgbb/hari. dibagi dalam dua dosis
selama 2 hari, selanjutnya 4-5 mg/kgbb/hari dibagi dalam dua dosis.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut pada parenkim paru yang meliputi alveolus
dan jaringan interstitial.Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan
pneumonia antara lain virus ,jamur, dan bakteri .
Gejala :
- Perut kembung
Pengobatan :
12
- Resusitasi pada bayi baru lahir
- Pertahankan suhu tubuh
- Beri antibiotika spektrum luas kombinasi ampisilin
dan aminoglikosida sudah cukup pada 7-10 hari pertama.
4. Osteitis Akut
- Demam
- Bayi tampak sakit berat
- Terdapat pembengkakan dan bayi menangis saat bagian yang terkena
digerakkan, biasanya pada maksila dan pelvis.
Pengobatan :
5. Diare
Diare merupakan perubahan pola defekasi yang frekwensinya >3x/hari
dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih lunak sampai cair. Diare
merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia
1-4 tahun.
Gejala klinis diare yaitu :
Pengobatan:
1. Konjungtivitis Neonatal
14
- Cuci mata bayi dengan larutan garam fisiologis sampai sekret
hilang, keringkan dengan kasa steril
- Beri tetes mata/salep antibiotika yang mengandung neomisin
dan basitrasin, kloramfenikol atau penisilin.
- Beri antibiotika IM pada pada bagian depan lateral paha: (penisilin
kristalin) atau ampisilin per oral
- Obati orang tua bayi dari gonorea2,3
15
2. Infeksi Umbilikus (Omfalitis)
Merupakan infeksi pada pangkal umbilikus yang
disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus.
Gejala :
- Terdapat radang & mengeluarkan nanah, merah dan ada
edema pada tali pusar
- Pada keadaan berat dapat menjalar ke hepar
- Pada keadaan kronik dapat terjadi granuloma
Pengobatan :
- Berikan salep yang mengandung neomisin dan basitrasin,
dan salep gentamisin. Bila terdapat granuloma: diberi
Argentinitras 3%
Pencegahan :
- Perawatan tali pusat yg baik
- Tali pusat ditutup dengan kasa steril dan diganti setiap hari
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3. Weiss SL, Fitzgerald JC, Maffei FA, dkk. Discordant identification of
pediatric severe sepsis by research and clinical definitions in the
SPROUT international point prevalence study. Crit Care 2015;19:325.
4. Latief A, Chairulfatah A, Alam A, Pudjiadi A, Malisie RF, Hadinegoro
SR. Pedoman nasional pelayanan kedokteran Ikatan Dokter Anak
Indonesia: diagnosis dan tatalaksana sepsis pada anak. Indonesia: Badan
penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016.h.1-47.
5. Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Ilmu Kesehatan Anak
Nelsson.Jakarta. EGC;2011.
6.
7. Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2007.
8. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A,
penyunting. Buku ajar neonatologi. Edisi 2. Jakarta: IDAI. 2008.
9. Kosim MS. Infeksi Neonatal Akibat Ketuban Keruh. Sari
Pediatri, vol. 11, No.3, Oktober 2009 ; 212-18.
10. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia. Edisi 1.
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.
11. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia. Edisi 2.
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.
12. Rauf, syarifuddin. Standar pelayanan medik. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNHAS RS. Wahidin
Sudirohusodo. Makassar; 2009.
13. World Health Organization .2009.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak
di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta
14. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku
ajar infeksi & pediatri tropis. Edisi kedua. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia; 2008.
18
19
20
21