PENDAHULUAN
2.14. Nistagmus
Nistagmus adalah gerak mata osilasi yang berirama (ritmis). Yang penting
dalam praktek adalah adanya nistagmus fisiologis dan nistagmus patologis.
2.14.1 Nistagmus fisiologis
1. Nistagmus "end point"
Nistagmus "end point" terjadi kalau mata melirik ke lateral secara
ekstrim dan dipertahankan agak lama. Setelah 30 detik akan terdapat
nistagmus jenis jerki amplitudo kecil. Arah nistagmus (gerak cepatnya)
ke arah lirikan.
2. Nistagmus optokinetik
Nistagmus optokinetik terjadi karena usaha fiksasi dan mengikuti
obyek yang digerakkan secara cepat dan berurutan. Nistagmus ini
dapat ditimbulkan dengan beberapa cara, yaitu (1) dengan
menggerakkan pita bergaris-garis tegak ke kanan dan ke kiri atau ke
atas dan ke bawah berulang-ulang akan terjadi gerak lambat ke arah
gerak benda dan gerak cepat berlawanan gerak benda, (2) dengan
memutar drum bergaris-garis vertikal ke kanan, maka akan terjadi
gerak lambat ke kanan dan gerak koreksi (gerak cepat atau nistagmus)
ke kiri. Dalam keadaan sehari-hari nistagmus optokinetik timbul saat
kita naik kendaraan dan melihat obyek yang berjajar (misalnya tiang
telepon atau pepohonan) lewat jendela.
3. Nistagmus karena perangsangan kanalis semisirkularis
Nistagmus ini dapat ditimbulkan dengan dua cara, yaitu dengan
perangsangan air hangat dan penggunaan kursi putar Bárány.
Perangsangan dengan air hangat pada telinga kanan misalnya, akan
terjadi nistagmus jerki dengan gerak cepat ke kanan. Nistagmus yang
terjadi pada subyek yang diputar di kusi Bárány adalah berupa
nistagmus jerki searah dengan arah putaran kursi dan gerak lambatnya
berlawanan arah dengan putaran kursi.
2.14.2. Nistagmus Patologis
1. Nistagmus kongenital
Nistagmus kongenital adalah nistagmus yang paling sering dijumpai
oleh dokter mata. Kalau mendapatkan nistagmus kongenital demikian
maka yang perlu diberikan adalah nasihat baik kepada pasien atau
keluarganya bahwa nistagmus demikian adalah bawaan, tidak bisa
diobati, tetapi tidak membahayakan jiwa.
2. Nistagmus "gaze-evoked" atau "gaze paretic"
Gaze adalah gerak mata bersama gerak kepala, dan ini adalah gerak
normal. Nistagmus "gaze evoked" atau gaze paretik timbul pada saat
individu mencoba mempertahankan mata pada posisi eksentrik, lateral
kanan atau kiri atau keduanya. Keadaan ini biasanya terjadi pada
pasien yang sedang mengalami perbaikan (penyembuhan) dari gaze
palsy sentral.
3. Nistagmus vestibular
Seperti dikatakan di depan bahwa untuk bekerjanya otot ekstraokular
dengan baik, diperlukan input vestibular yang seimbang (simetris)
antara kanan dan kiri. Kalau input tidak seimbang, akan terjadi
nistagmus vestibular. Nistagmus vestibuler bisa disebabkan oleh lesi
perifer pada aparatus vestibuler, maupun oleh lesi sentral yaitu nukleus
vestibuler di batang otak. Gejala pokok nistagmus vestibuler perifer
adalah nistagmus jerky campuran, timbulnya paroksismal dan rekuren,
disertai vertigo, mual, dan muntah yang lebih berat, serta adanya
tinnitus dan ketulian. Gejala nistagmus vestibuler sentral adalah
nistagmus jerky dalam satu bidang saja, perjalanannya kronik dan
menetap, vertigo, mual, dan muntah lebih ringan, serta tanpa ketulian
maupun tinnitus.
BAB III
KESIMPULAN
Dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya nistagmus patologis terjadi
karena adanya gangguan fiksasi (high gain instability), misalnya nistagmus
kongenital; karena kebocoran integrator, misalnya nistagmus gaze; dan
ketidakseimbangan input vestibular, misalnya nistagmus vestibular sentral maupun
perifer.
Dalam kenyataannya jenis nistagmus sangat banyak dan ketiga teori di atas
tidak cukup untuk bisa menerangkan kejadian setiap jenis nistagmus. Masih perlu
kajian lebih lanjut untuk memahami berbagai jenis nistagmus yang bisa dijumpai
dalam praktek sehari-hari.