Oleh :
Ricel Saoky 1410312104
Multazam Fahreza Chandra 2040312021
Nurul Adha 2040312031
Aisha Savannah 1940312127
Aisyah 204031015
Preseptor :
Dr. dr. Yusri Dianne Jurnalis, Sp.A(K)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul“Multiple Inflammatory Syndrome in Childrendan Gejala
Gastrointestinal pada Pasien Covid-19 Anak”.Makalah ini merupakan salah
satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
perseptor pembimbing, Dr. dr. Yusri Dianne Jurnalis, Sp.A(K) yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................4
BAB 2 COVID-19..............................................................................................5
2.1 Definisi..........................................................................................................5
2.2 Epidemiologi.................................................................................................5
2.3 Cara Penularan...............................................................................................6
2.4 Patogenesis....................................................................................................6
2.5 Manifestasi Klinis..........................................................................................8
BAB 3 Gejala Traktus Gastrointestinal pada Anak....................................10
3.1 Transmisi COVID-19..........................................................................……11
3.2 Patofisiologi ................................................................................................12
3.3 Gejala Saluran Gastrointestinal ..................................................................14
BAB 4 MIS-C COVID-19...............................................................................16
4.1 Definisi................................................................................................……16
4.2 Etiologi .......................................................................................................16
4.3 Patogenesis.................................................................................................17
4.4 Manifestasi Klinik......................................................................................18
4.5 Diagnosis....................................................................................................20
4.6 Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................24
4.7 Tatalaksana.................................................................................................24
BAB 5 PENUTUP............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
2.1 Definisi
Corona virus disease 2019 (COVID-19) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus RNA yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Tanda dan gejala umum berupa gangguan
pernafasan akut, batuk, dan sesak nafas.4
2.2 Epidemiologi
Prevalensi kasus COVID-19 di seluruh dunia, berdasarkan data laporan
WHO per tanggal 16 Juni 2021, didapatkan 176.303.596 kasus terkonfirmasi
dengan 3.820.026 kematian.5 Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19
pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan cepat di
seluruh wilayah Indonesia.4 Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) sampai dengan 16 Juni 2021, total kasus
terkonfirmasi secara keseluruhan mencapai 1.937.652 kasus dengan 53.476
kematian.6 Prevalensi kasus COVID-19 di Provinsi Sumatera Barat, berdasarkan
data terbaru per tanggal 16 Juni 2021 kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak
48.253 kasus dengan kematian sebanyak 1.102 kasus.7
Persentase kasus COVID-19 di Indonesia yang mengenai anak-anak yaitu
12,5% dan dewasa 97,5%.6 Statistik nasional dari negara-negara di Asia, Eropa,
dan Amerika Utara menunjukkan bahwa anak-anak menyumbang 2,1–7,8% dari
kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Meskipun gejala yang muncul pada anak-
anak lebih ringan daripada dewasa, sebagian kecil anak-anak membutuhkan rawat
inap dan perawatan intensif.11 Pada sebuah penelitian di China, pasien dengan
COVID-19 memiliki gejala yang ringan (81%) yaitu tanpa pneumonia atau
pneumonia ringan, 14% mengalami gejala berat seperti dispnue, frekuensi nafas
<30x/menit, saturasi 93% PF rasio >50% dalam 1 sampai 2 hari, dan 5 % yang
mengalami gejala berat hingga kondisi kritis.20
2.4 Patogenesis
Coronavirus adalahh virus yang ditransmisikandarihewankemanusia
(zoonotik). Host yang biasa ditemukan contohnya kelelawar, tikus bambu, unta
dan musang. Coronavirus pada kelelawar adalah sumber utama untuk kejadian
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS). Pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm
civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka sebagai
host alamiah. Pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa luwak hanyalah
sebagai host intermediate dan kelelawar tapal kuda (horse shoe bars) sebagai host
alamiah.22
Transmisi coronavirus dapat melalui dari hewan ke manusia dan dari
manusia ke manusia melalui transmisi aerosol (≤5 µm),transmisi droplet (>5 µm)
(kontak langsung dan tidak langsung), dan transmisi fekal-oral. Transmisi aerosol
adalah cara penularan melalui suspense halus tetesan padat atau cair (solid and
liquid droplet) di udara (atau media gas), seperti debu, kabut, atau asap. Transmisi
droplet adalah tetesan air kecil (small aqueous droplet) yang dihasilkan oleh
pernafasan, terdiridari air liur (saliva) atau lender (mukus) dan bahan lain yang
berasal dari permukaan saluran pernapasan. Transmisi droplet merupakan cara
Aerosol Airbone
Droplet
Respiratory Direct contact
Infected Uninfected
Indirect droplets
DropletFecal-oral
nuclei
3.2 Patofisiologi
Kunci penularan virus COVID-19 pada manusia adalah kemampuan SARS-
CoV-2 untuk mengikat sel.28 SARS- CoV-2 memasuki sel inang melalui
pengikatan glikoprotein virus ke reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-
2), yang sangat diekspresikan pada sel epitel alveolar tipe I dan II di paru-paru.
ACE-2 adalah homolog enzim pengubah angiotensin yang merupakan enzim
utama dalam sistem renin – angiotensin – aldosteron sehingga memainkan peran
penting dalam fisiologi dan patologi semua organ. Setelah mengikat reseptor
ACE-2, masuknya virus membutuhkan pembelahan protein (priming) oleh
protease serin transmembran tipe II (TMPRSS2). Langkah priming ini sangat
penting untuk fusi virus dan membran sel. Ekspresi ACE-2 sangat penting untuk
masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel inang.Pada manusia, ACE-2 dan TMPRSS2
diekspresikan secara kuat dalam jaringan paru-paru dan khususnya oleh sel-sel
epitel, yang menjelaskan mengapa paru-paru menjadi target yang paling rentan
selama infeksi. ACE-2 juga diekspresikan di banyak jaringan ekstrapulmoner,
termasuk saluran gstrointestinal, jantung, hati, dan ginjal.27
Reseptor ACE-2 tingkat tinggi telah ditemukan pada permukaan luminal
sel epitel yang berdiferensiasi di usus kecil, sementara lebih rendah di sel kripta
dan usus besar. Kemungkinan SARS-CoV-2 bereplikasi di dalam saluran GI
melalui reseptor ACE-2 pada enterosit usus. ACE-2 memiliki beberapa peran
dalam sistem pencernaan, termasuk penyerapan asam amino dan pemeliharaan
homeostasis usus.27 Zhu et al., melaporkan aktivitas ACE2 yang lebih tinggi pada
anak-anak dan remaja berusia 4 hingga 13 tahun dan penurunan progresif ke
tingkat dewasa setelah usia ini. Mereka mendalilkan bahwa anak-anak dan remaja
mungkin kurang rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 karena perbedaan aktivitas
ACE2 dan imunitas.28
Sindrom badai sitokin dianggap sebagai mekanisme patogenetik utama
dalam kegagalan organ multipel yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2.
Memang, tingkat ekspresi sitokin dan kemokin yang tinggi, seperti interleukin-6
4.1 Definisi
MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children) atau Sindrom
Peradangan Multisistem pada Anak adalah sindrom dengan berbagai presentasi
klinis dan tidak adanya temuan patognomonik atau tes diagnostik. 30 MIS-C
menyerang poupulasi usialima tahun ke atas hingga remaja dan sering melibatkan
kardiovaskular.31,32 Secara umum penyakit ini ditandai dengan demam,
peradangan, dan disfungsi multiorgan yang bermanifestasi di akhir perjalanan
infeksi SARS-CoV-2.14 Selain itu penyakit ini bermanifestasi klinis pada organ
paru, saraf, dan saluran pencernaan.18 MIS-C melibatkan gejala awal saluran
pencernaan pada sebagian besar pasien.16 Khusus pada saluran pencernaan gejala
yang terlihatantara lain sakit perut, diare, dan muntah.32
4.2 Etiologi
Hubungan antara coronavirus dan penyakit inflamasi multisistem, seperti
penyakit Kawasaki, telah dipelajari sebelumnya. Penyakit Kawasaki adalah
vaskulitis sistemik pada anak-anak dan salah satu penyebab utama penyakit
jantung yang didapat pada masa kanak-kanak. Penyakit Kawasaki diperkirakan
dipicu oleh respons terhadap agen infeksi pada individu yang memiliki
kecenderungan genetik, dan penelitian telah berfokus pada mengidentifikasi faktor
pejamu dan pemicu spesifik yang terkait dengan perkembangan penyakit
Kawasaki, meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui. Coronavirus
memiliki genom yang besar, yang mungkin menjelaskan berbagai patogenisitas
dan kemampuan untuk memengaruhi banyak organ.33
Pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit
inflamasi pada anak-anak,sebagian besar laporan muncul minggu setelah puncak
infeksi COVID-19.20,33 Jones et al. pada 7 April 2020 pertama kali melaporkan
kasus bayi berusia 6 bulan di Amerika Serikat, dengan gejala demam persisten
dan gangguan pernapasan ringan. gejala, yang didiagnosis dengan penyakit
4.3 Patogenesis
Patogenesis MIS-C tidak begitu jelas dan banyak hipotesis telah
diajukanoleh para ahli tetapi tidak ada yang terbukti sampai saat ini. Banyak yang
berspekulasi bahwa itu adalah fenomena imunologis yang tertunda ditambah
dengan peradangan setelah infeksi COVID-19 tanpa gejala atau gejala yang
muncul setelah satu hingga enam minggu setelah infeksi COVID-19.36
Patogenesis dari MIS-C ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap I (infeksi
awal) dengan SARS-CoV-2 cenderung tanpa gejala atau gejala ringan pada anak-
anak. Tahap II (fase paru) berat pada orang dewasa tetapi ringan atau tidak ada
pada banyak anak. Infeksi awal tampaknya memicu aktivasi makrofag diikuti oleh
stimulasi sel T-helper. Hal ini pada gilirannya menyebabkan pelepasan sitokin,
stimulasi makrofag, neutrofil, dan monosit, bersama dengan aktivasi sel B dan sel
plasma dengan produksi antibodi yang mengarah ke respons hiperimun (tahap
III). Disregulasi imun ini dikaitkan dengan sindrom inflamasi pada anak-anak
yang terkena yang disebut MIS-C. Infeksi langsung dengan SARS-CoV-2
cenderung tidak berperan dalam MIS-C.37
Pasien yang didiagnosis dengan MIS-C menunjukkan gambaran inflamasi
dengan atau tanpa syok dan disfungsi jantung, yang memerlukan diagnosis
banding dari sindrom syok toksik, KD, sindrom syok KD, atau sindrom aktivasi
makrofag. Oleh karena itu, MIS-C dapat dimasukkan dalam spektrum sindrom
respons inflamasi sistemik atau cytokine storm syndrome (CSS) (atau cytokine
release syndrome) seperti KD, yang mungkin menjelaskan mengapa hal itu
tampak mirip dengan KD. Sebagian besar pasien MIS-C menunjukkan manifestasi
Selain beberapa sistem organ diatas, salah satu sistem organ yang paling
sering terserang MIS-C COVID-19 merupakan saluran gastrointestinal. Tanda dan
gejala MIS-C pada saluran gastrointestinal di anak berupa40,41:
1. Diare (2%-50%)
Diare merupakan gejala pertama yang muncul sebelum adanya diagnosis
terkonfirmasi SARS COV-2. Hasil dari beberapa penelitian di Wuhan
ditemukan bahwa, diare timbul dengan yellow-wattery diarrhea, dengan
frekuensi BAB berkisar 3 – 9x/hari, selama ± 4 hari. Hasil pemeriksaan
feses rutin ditemukan bahwa umlah leukosit rendah dan tidak ada darah,
sehingga hasil ini mendukung mendukung diare terjadi akibat infeksi
virus.20
2. Muntah (4% - 67%)
Muntah merupakan gejala yang sering dilaporkan pada populasi anak-
anak.20
3. Anoreksia (40% - 50%)
4. Mual (1% - 30%)
5. Nyeri perut (2% - 6%)
4.5 Diagnosis
Menurut WHO, terdapat beberapa kriteria penegakkan diagnosis yang
ditimbulkan pada anak dengan MIS-C COVID-19 berupa13 :
1. Anak berusia 0-19 tahun
2. Demam persisten > 38,50C35
3. Terdapat peningkatan inflammatory marker selama ≥ 3 hari
4. Terdapat dua dari gejala berikut (adanya bukti satu atau lebih disfungsi
organ) :
a. Ruam pada kulit atau konjungtivitis non-purulen bilateral atau tanda-
tanda peradangan mukokutan pada oral, tangan, atau kaki
b. Hipotensi atau syok;
c. Gambaran disfungsi miokard, perikarditis, valvulitis, atau masalah
pembuluh darah koroner (hasil temuan ekokardiogram/peningkatan
troponin/N-terminal pro B-type natriuretic peptide);
d. Adanya tanda koagulopati (peningkatan protrombine time, waktu
tromboplastin parsial, dan peningkatan D-dimer);
e. Gejala gastrointestinal seperti diare, muntah, atau nyeri perut.
3. Hasil RT-PCR positif, uji antigen, atau serologi; atau kontak apa pun
dengan pasien COVID-19.
4. DAN Penyebab peradangan oleh infeksi lain sebagai dasar timbulnya gejala
tersebut harus sudah disingkirkan, seperti sepsis bakteri, sindrom syok
stafilokokus atau streptokokus, miokarditis yang disebabkan oleh
enterovirus39
4.7 Tatalaksana
Kondisi seorang anak dengan COVID-19 disertai MIS-C harus diberikan
penanganan melalui rawat inap. Pemberian terapi utama adalah melalui
tatalaksana suportif seperti resusitasi cairan, penggunaan inotropik, alat bantu
nafas, dan lainnya.39 Selain itu, diperlukan tatalaksana medikamentosa berupa
pemberian immunoglobulin IV (IVIG), steroid, serta antivirus seperti remdesivir.
Penggunaan IVIG dan atau steroid telah disetujui sebagai terapi lini pertama pada
keadaan ini.42 Berikut adalah algoritma pemberian terapi pada anak dengan MIS-C
COVID-19 di rumah sakit40 :