MAKALAH
(Disusun untuk Mencapai Kompetensi Mata Kuliah Epidemiologi Lingkungan)
Oleh:
Siti Arinda Suryaman 174101048
Iis Kartini 174101065
Astri Handayanti 174101072
Rofiya Dienulhaq Ratnasari 174101081
Eva Fauziah 174101083
1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga dengan izin dan ridha-Nya kami dapat menyusun makalah tentang
“Analisis Patogenesis Covid-19 Menggunakan Teori Simpul”, shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menunjukkan kepada
kita semua jalan yang lurus, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang simpul 1 (agent dan sumber
penyakit covid-19), simpul 2 (media transmisi penyakit), simpul 3 (perilaku pemajanan
atau behavioral exposure), simpul 4 (kejadian penyakit), dan simpul 5: (variabel supra
sistem). Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada Nissa Noor Annashr, SKM, MKM
selaku Dosen mata kuliah Epidemiologi Lingkungan yang telah membantu kami dalam
meyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa
terdapat berbagai kelemahan, kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan dan penyajian
makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran dari pada pembaca
dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang dikenal
dengan virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus
yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau
dikenal dengan COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019
dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya (World Health
Organization, 2019).
Kasus virus corona muncul dan menyerang manusia pertama kali di provinsi
Wuhan, China. Awal kemunculannya diduga merupakan penyakit pneumonia,
dengan gejala serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk,
demam, letih, sesak napas, dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan
influenza, virus corona dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan
infeksi lebih parah dan gagal organ. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada
pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya.
Karena penularan virus corona yang sangat cepat inilah Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi pada 11
Maret 2020. Status pandemic atau epidemi global menandakan bahwa penyebaran
COVID-19 berlangsung sangat cepat hingga hampir tak ada negara di dunia yang
dapat memastikan diri terhindar dari virus corona (Widiyani, 2020).
1
2
2
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui
parameter-parameter yang mempengaruhi peningkatan kasus Covid-19. Sehingga
rumusan masalah dalam makalah ini adalah membahas pemodelan parameter
penting pada peningkatan kasus COVID-19 untuk kemudian diketahui cara
pengendalian dan pencegahan COVID-19 di Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyebab tingginya kejadian kasus Covid-19 dilihat berdasarkan
teori simpul kejadian penyakit.
2. Memberikan cara-cara pengendalian dan pencegahan tingginya kasus Covid-
19 yang akan dilakukan berdasarkan teori simpul kejadian penyakit.
D. Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah kita dapat mengetahui upaya
pengendalian dan pencegahan kejadian kasus COVID-19 yang semakin meluas.
Selain itu penulisan ini juga bermanfaat untuk memperbanyak literatur mengenai
faktor penyebaran kasus COVID-19.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal yang
tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarga Orthocoronavirinae, yang dibagi
menjadi kelompok (marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik serotipik dan
genomiknya. Virus Corona termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga
Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di
selubung virus. Virus corona memiliki selubung yang membungkus genom RNA,
dan virion (seluruh virus) bulat atau oval, seringkali polimorfik, dengan diameter
4
5
50 hingga 200 nm. Virus corona baru berdiameter 60 hingga 140 nm. Paku protein
terletak di permukaan virus dan membentuk struktur seperti batang. Sebagai salah
satu protein antigenik utama virus, paku protein adalah struktur utama yang
digunakan untuk penentuan tipe. Protein nukleokapsid merangkup genom virus
dan dapat digunakan sebagai antigen diagnostik (Zhou et al., 2020).
Saat tidak sedang berada di dalam inangnya, virus sebenarnya hanya sebuah
bahan genetik (DNA atau RNA) yang diselubungi oleh protein. Begitu virus ini
berhasil menyusup di sel makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan maupun manusia
yang kemudian menjadi inangnya, virus dapat hidup dan berkembang dan
kemudian menjadi agen infeksi penyebab penyakit. SARS-CoV-2 kemungkinan
besar ditularkan dari kelelawar ke manusia. Penyakit akibat virus ini hampir sama
dalam kasus SARS 2002 dan MERS 2012. Ketiga jenis virus dapat menyebar dari
manusia ke manusia (Lim et al., 2020).
SARS-CoV-2 tidak dapat memperbanyak diri tanpa menginfeksi sel
mamalia sebagai inangnya atau rumahnya. Oleh karena itu, sumber penularan
Covid 19 adalah penderita Covid 19. Virus ini bisa menginfeksi sel pada manusia
melalui kecocokan reseptor (molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar
sel) pada sel tersebut. Virus ini memiliki protein reseptor permukaan yang dapat
berikatan dengan enzim (ACE2) di permukaan sel paru-paru (sistem pernapasan)
dan usus halus (sistem pencernaan) dengan dipicu oleh enzim tertentu pada sel
inang. Ini seperti gembok dan kunci yang cocok, sehingga dapat menyebabkan
terbukanya suatu akses (Cao et al., 2020)..
Sebuah penelitian terkini menunjukkan enzim pada sel inang, yang disebut
furin, memiliki peranan yang penting pada proses ikatan antara virus SARS-CoV-
2 dan inangnya. Furin ditemukan pada banyak jaringan tubuh manusia, termasuk
paru-paru, hati, dan usus halus. Dengan demikian, virus itu berpotensi menyerang
banyak organ. Ikatan molekuler antara reseptor ACE2 pada manusia dan protein
reseptor permukaan dari SARS-CoV-2. Setelah berikatan dengan reseptor sel
inang, SARS-CoV-2 mengambil alih mesin kendali yang dimiliki oleh sel. Dia lalu
6
mudah ditembus oleh sebuah partikel yang dapat mengisi paru-paru dengan cairan
dan mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi suplai oksigen dalam darah.
feses. Hasil riset NHC menyimpulkan, kontak dengan aerosolisasi tinja dan
urin yang terkontaminasi sebagai mode transmisi virus ini. Sebuah studi dari
City University of Hong Kong menemukan bahwa menyiram toilet dapat
melepaskan hingga 80 ribu tetesan yang tercemar dan membiarkannya
menggantung satu meter di udara selama berjam-jam jika tutupnya dibiarkan
naik.
Oleh karena itu, orang yang termasuk kedalam golongan berisiko tinggi
akan rentan terinfeksi virus itu jika aerosol tersebut mengandung virus dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan infeksi pada orang yang
menghirupnya. Namun, proporsi droplet nuclei yang diembuskan atau
proporsi droplet saluran napas yang menguap dan menghasilkan aerosol, serta
dosis SARS-CoV-2 hidup yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi pada
orang lain tidak diketahui.
Beberapa laporan kejadian luar biasa (KLB) terkait tempat dalam
ruangan yang padat mengindikasikan kemungkinan transmisi aerosol, yang
disertai transmisi droplet, misalnya pada saat latihan paduan suara, di restoran,
atau kelas kebugaran. Dalam kejadian-kejadian ini, kemungkinan terjadinya
transmisi aerosol dalam jarak dekat, terutama di lokasi-lokasi dalam ruangan
tertentu seperti ruang yang padat dan tidak berventilasi cukup.
2. Air
Saat ini, tidak ada bukti mengenai virus COVID-19 dapat bertahan
dalam air minum maupun air limbah. Morfologi/bentuk maupun struktur
kimia dari virus COVID-19 hampir sama dengan tipe coronavirus lainnya
sehingga data mengenai ketahanan virus dalam lingkungan serta penanganan
yang efektif untuk inaktivasi sudah tersedia. Keberadaan virus pada air
minum sangat dimungkinkan, tetapi tidak ada bukti bahwa virus Corona dapat
bertahan pada permukaan atau sumber air dalam tanah atau ditularkan melalui
air minum yang terkontaminasi.
9
lansia berusia >80 tahun berisiko tinggi terkena Virus Corona (menurut
peneliti China), lansia berusia > 50 tahun (menurut Walikota New York)
bahkan ada peneliti Indonesia yang menyatakan orang berusia 45-65
tahun rentan terpapar Virus Corona (Tiodora Hadumaon Siagian, 2020).
Risiko komplikasi dari COVID-19 lebih tinggi pada beberapa
populasi rentan, terutama lanjut usia, individu yang menderita kelemahan,
atau yang memiliki beberapa kondisi kronis. Risiko kematian meningkat
dengan bertambahnya usia, dan juga lebih tinggi pada mereka yang
memiliki diabetes, penyakit jantung, masalah pembekuan darah dan
lainnya (Anung Ahadi Pradana dkk, 2020).
Perbedaan pendapat mengenai kategori usia lansia ini adalah wajar
mengingat bahwa penyakit yang disebabkan Virus Corona ini terbilang
penyakit baru yang masih menjadi bahan penelitian. Namun semua
peneliti dan tokoh otoritas wilayah sepakat bahwa lansia masuk kedalam
kelompok berisiko tinggi terinfeksi Virus Corona akibat sistem kekebalan
tubuhnya melemah seiring dengan pertambahan usia (Tiodora Hadumaon
Siagian, 2020).
b. Pekerjaan
Penilaian risiko tempat kerja COVID-19 umumnya menular
melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan atau kontak dengan
permukaan yang terkontaminasi. (Koh, 2020 dalam WHO, 2020) Paparan
terkait pekerjaan dapat terjadi kapan pun di tempat kerja, dalam
perjalanan dinas ke tempat di mana terjadi penularan masyarakat, serta di
jalan saat berangkat dan pulang dari tempat kerja (Michael Belingheri,
2020). Hal ini didukung dengan hasil penelitian Houlihan et al (2020)
yang menyatakan sebanyak 21 persen dari pekerja medis garis depan yang
menangani COVID-19 berisiko terpapar virus corona SARS-CoV-2.
Risiko paparan COVID-19 terkait pekerjaan tergantung pada
kemungkinan kontak erat (di bawah 1 meter) atau sering berkontak
14
ada (misalnya, ancaman bagi staf garis depan), dan sumber daya yang
tersedia, seperti alat pelindung diri.
2. Pengetahuan
Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat
penting agar tidak menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-
19 (Mona, 2020 dalam Devi Pramita Sari dkk, 2020). Banyak masyarakat
yang kurang tahu akan pentingnya pengetahuan mengenai Covid-19, misalnya
kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan PHBS, kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya menjaga daya tahan tubuh, menjaga pola
konsumsi makanan yang bergizi, mengangap sepele dalam penggunaan
masker, tidak tahu cara mencuci tangan yang baik, tidak mengetahui gejala-
gejala Covid-19, tidak mengetahui cara penularan Covid-19 dan lainnya.
Adapun upaya Germas merupakan upaya pemerintah melibatkan dan
memberdayakan masyarakat dalam hal memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya. Tujuannya, agar masyarakat sadar, mau, dan
mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.
Namun, ternyata PHBS dan Germas belum sepenuhnya dipahami
apalagi diterapkan oleh masyarakat (Udin Rosidin, 2020). Salah satu
penelitian dilakukan mengenai pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan
memakai masker yang dilakukan oleh Devi Pramita Sari dkk, 2020
mengemukakan pengetahuan masyarakat dengan variabel terikat kepatuhan
penggunaan masker sebesar 0,004 (p<0,05) maka Ho ditolak dan dinyatakan
ada hubungan. Kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan masyarakat
dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penyakit
Covid-19 di Ngronggah. Saran sebaiknya memberikan pendidikan tentang
pengetahuan pentingnya penggunaan masker guna mencegah dan
menghindari resiko penyakit Covid-19 (Devi Pramita Sari dkk, 2020).
Kemudian, terdapat penelitian lain membuktikan bahwa tingkat
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan praktik pencegahan
17
penularan Covid-19 pada era new normal. Penelitian ini menunjukkan hasil
yang sama dengan penelitian sebelumnya. Penelitian (Lincoln Leehang Lau)
membuktikan bahwa pengetahuan tentang rute transmisi penyakit Covid-19
memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan pencegahan (p < 0.001).
Dalam penelitiannya, mayoritas (82,2%) responden mengakui kebersihan
tangan sebagai tindakan pencegahan yang penting terhadap infeksi (Lincoln
Leehang Lau). Penelitian lain yang dilakukan baik di Indonesia maupun di
negara lain juga menunjukkan hal yang sama (Saefi dan Yonas Akalu,
Purnamasari).
3. Kesehatan
a. Stres
Dampak negatif sangat mungkin menimbulkan stres. Stres tersebut
bisa dialami oleh siswa/mahasiswa yang biasa belajar di sekolah maupun
kampus, serta karyawan/pekerja yang biasa bekerja di kantor maupun
perusahaan. Kuantitas tuntutan yang diberikan dan kejenuhan, serta
kekhawatiranakan di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari perusahaan
tempat mereka bekerja dapat menyebabkan stress tersendiri. Pada sisi
lain, stress dialami oleh anggota keluarga yang sakit dan yang meninggal
karena Covid-19.
Protokol Kesehatan yang harus ditaati mengakibatkan tekanan
tersendiri bagi penderita dan keluarga yang tidak bisa merawat secara
langsung. Demikian juga dengan keluarga yang meninggal karena
terkena virus corona, akan mendapatkan tekanan tersendiri dari
lingkungan sekitar, karena khawatir tertular (Moh Muslim, 2020). Stress
adalah respons organisme untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-
tuntutan yang berlangsung. Tuntutan tersebut dapat berupahal-hal yang
faktual terjadi, atau hal-hal baru yang mungkin akan terjadi, tetapi
dipersepsi secara aktual. Apabila kondisi tersebut tidak teratasi dengan
baik maka terjadilah gangguan pada satu atau lebih organ tubuh yang
18
Covid-19. Di Korea Selatan, sikap abai sebuah sekte Kristen yang tetap
menggelar misa meski telah diingatkan pemerintah memicu kenaikan
drastis angka pasien. Hal serupa diamati di kota suci Qom, Iran, tempat
berkumpulnya santri dan mahasiswa dari seluruh dunia, ketika makam
suci dan tempat ziarah lain dibiarkan dibuka dan wabah akhirnya
merajalela.
d. Kebiasaan masyarakat
Banyak dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang meningkatkan
transmisi Covid-19 salah satunya ialah meniup-niup makanan atau
minuman panas serta menguyahkan makanan untuk anaknya agar halus
sebelum diberikan kepada anaknya. Hal ini menyebabkan perpindahan air
liur pada makanan tersebut yang didalam air liur tersebut mungkin ada
virus penyebab Covid-19.
Berikut adalah perilaku atau kebiasaan masyarakat yang dapat
meningkatkan penyebaran Covid-19:
1) Tidak mencuci tangan dengan sabun
Kebiasaan cuci tangan di masyarakat pun masih rendah.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 populasi dengan praktek cuci
tangan yang tidak benar mencapai 50,2%. Kebiasaan ini pun akan
meningkatkan transmisi Covid-19 karena kita tidak tahu apakah
tangan kita bersih atau tidak. Setelah melakukan kegiatan diluar, saat
bertemu dengan orang lain, memegang benda/barang yang juga telah
dipegang orang lain yang mungkin terinfeksi SARS-CoV-2 lalu
tangan kita menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci
tangan dengan benar maka penularan Covid-19 kemungkinan besar
akan terjadi.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan
22
dari Rumah Sakit Jinyintan dan 56 pasien dari Rumah Sakit Paru Wuhan (Fei at
al, 2020). Gejala ini disimpulkan menjadi:
1. Hari Ke-1 sampai 2
Setelah terpapar virus corona, tanda dan gejala awalnya mirip dengan
flu biasa dengan sakit tenggorokan ringan dan tidak mengalami demam atau
rasa lelah. Penderita tetap bisa mengonsumsi makanan dan minuman seperti
biasa.
2. Hari Ke-3
Tenggorokan pasien mulai terasa sedikit nyeri. Suhu tubuh sekitar
36,5°C. Meskipun jarang terjadi, gejala lain seperti mual ringan, muntah, atau
diare ringan mungkin muncul.
3. Hari Ke-4
Sakit tenggorokan menjadi lebih serius. Gejala lain seperti perasaan
lemah dan nyeri sendi mulai terlihat. Pasien mungkin menunjukkan demam
dengan suhu antara 36,5°- 37 °C.
4. Hari Ke-5 sampai 6
Mulai demam ringan. Pasien menunjukkan demam dengan suhu di atas
37,2 ° celsius. Gejala kedua yang paling umum, batuk kering, juga muncul.
Dispnea sebagai shortness of breath (SOB) kadang-kadang dapat terjadi.
Kebanyakan pasien pada tahap ini mudah merasa lelah. Gejala lain tetap sama.
Keempat gejala ini termasuk di antara lima indikasi utama COVID-19
menurut laporan akhir wabah awal yang dilakukan oleh misi bersama antara
China dan WHO.
5. Hari Ke-7
Para pasien yang belum mulai pulih pada hari ke-7 mengalami batuk
yang lebih serius dan kesulitan bernapas. Demam bisa lebih tinggi hingga
38°C. Pasien dapat mengalami sakit kepala dan nyeri tubuh lebih lanjut atau
diare yang memburuk jika ada. Banyak pasien dirawat di rumah sakit pada
tahap ini.
26
penduduk. Felipe Carozzi et, all tentang Urban Density and COVID-19
memperkirakan hubungan antara kepadatan penduduk dan penyebaran
COVID-19 di Amerika Serikat karena jarak yang berdekatan. Mereka
menggunakan strategi yaitu Variabel Instrumental untuk menginduksi
keterkaitan kepadatan penduduk tanpa mempengaruhi kematian terkait
COVID-19 secara langsung. Dengan menggunakan data dari Google,
Facebook, dan Sensus AS, mereka menyelidiki kepadatan penduduk AS dapat
mempengaruhi waktu terjadinya transmisi secara positif karena jarak antar
wilayah yang berdekatan dengan jumlah penduduk yang juga padat (Carozzi
et all, 2020).
3. Kebijakan Pemerintah
Sejak 31 Desembar 201 9, WHO telah melaporkan adanya penyakit baru
bernama virus Corona di Wuhan. Dalam waktu singkat, virus Corona telah
menyebar luas di China bahkan menyebar luas ke negara Eropa. Sampai
Februari 2020 Indonesia masih tidak ada laporan kasus orang terinfeksi
Corona. Nanti tanggal 2 Maret 2020, Presiden didampingi Menteri Kesehatan
mengumumkan 2 kasus baru Covid 19 di Depok. Kemudian tanggal 17 Maret
2020 tanggap darurat Covid-19. Setelah Corona menjadi wabah (pandemic)
pada awal bulan Maret 2020 sampai sekarang, pemerintah membuat berbagai
macam kebijakan untuk menghadapi serta mengatasi pandemic COVID-19,
yaitu sebagai berikut :
a. Social Distancing
Social distancing adalah salah satu strategi mitigasi yang
direkomendasikan oleh WHO untuk komunitas dunia selama Pandemi
SARS-CoV-2 (Guo et al., 2020). Social distancing adalah bagian penting
dari pengendalian pandemi dalam mengurangi penyebaran virus.
Kebijakan tersebut telah diterapkan pada pandemi influenza pada tahun
2009. Sebuah studi simulasi berbasis agen influenza menunjukkan
33
B. Saran
1. Mahasiswa/Peneliti Lain
Untuk mahasiswa dan peneliti lain disarankan untuk lebih memperbanyak
lagi penelitian mengenai topik Covid 19 karena jumlahnya masih sedikit dan
tergolong penyakit baru sehingga diperlukan pengetahuan yang lebih banyak
lagi.
2. Masyarakat
Agar terhindar dari Covid-19 ada beberapa langkah pencegahan yang
direkomendasikan oleh WHO pada tahun 2020 antara lain:
38
39
Adikara, Banu. 2020. Awas, Virus Korona Bisa Ditemukan Pada Tinja dan Urin
Manusia. (Online). Tersedia di: https://www.jawapos.com/kesehatan/10/04/-
2020/awas-virus-korona-bisa-ditemukan-pada-tinja-dan-urin-manusia/.
Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
Aisyi, Anggra Liany Rihadatul. 2020. Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Menyikapi
Pandemi Covid-19. (Online). Tersedia: https://www.academia.edu/436097-
35/Peran_Ilmu_Pengetahuan_dalam_Menyikapi_Pandemi_Covid_19.
Diakses tanggal 19 Oktober 2020.
Amalia Lia dkk. 2020. Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan Kekebalan Tubuh
Untuk Mencegah Penyakit Covid-19. (Online). Tersedia: http://ejurnal.ung.-
ac.id/index.php/jjhsr/article/view/6134. Diakses tanggal 1 November 2020.
Aman F, Masood S. 2020. How Nutrition can help to fight against COVID-19
Pandemic. (Online). Tersedia: https://doi.org/10.12669/pjms.36.COVID19-
S4.2776. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
Anastasia, Tamara. 2020. Hati-Hati! Virus Corona Ternyata Bisa Menular Lewat
Cerpelai. (Online). Tersedia: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read-
/3639972/hati-hati-virus-corona-ternyata-bisa-menular-lewat erpelai#:~:text-
=-Para%20pene-liti%20berpendapat%2C%20penularan%20dari,diolah%20-
men-jadi%20selimut%20dan%20pakaian. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
Arangua, Rodrigo. 2020. Virus Corona: Bisa Menyebar Lewat Udara, Penularan
Covid-19 Di Ruangan Tertutup Kian Berisiko. (Online). Tersedia:
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-53344413. Diakses tanggal 30
Oktober 2020.
Cao, dkk. 2020. Comparative genetic analysis of the novel coronavirus (2019-
nCoV/SARS-CoV-2) receptor ACE2 in different populations. Tersedia:
https://www.nature.com/articles/s41421-020-0147-1#MOESM2. Diakses
tanggal 30 Oktober 2020.
CDC. 2020. Food and Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). (Online). Tersedia:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/food-and-CO-
V-ID-19.html#:~:text=Currently%2C%20there%20is%20no%20evidence%-
20th-at%20the%20virus%20that%20causes,been%20found%20in%20drink-
ing%20water. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
CNN Indonesia. 2020. Cerpelai Bisa Tularkan Corona ke Manusia. (Online). Tersedia:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200527104456-199-507241/-ce-
rpe-lai-bisa-tularkan-corona-ke-manusia. Diakses tanggal 30 Oktober 2020.
Dawei et al. 2020. Clinical Characteristics of 138 Hospitalized Patients With 2019
Novel Coronavirus–Infected Pneumonia in Wuhan, China. (Online). Tersedia:
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2761044. Diakses tanggal
30 Oktober 2020.
Devi Pramita Sari, dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya pencegahan Penyakit Covid-
19 Di Ngronggah. (Online). Tersedia: https://ojs.udb.ac.id/index.php/info-
kes/article/view/850. Diakses 31 Oktober 2020
Dinkes Pemprov Bali. 2020. Ayo Kita Lakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Covid19. (Online). Tersedia:
https://www.diskes.baliprov.go.id/ayo-kita-lakukan-cuci-tangan-pakai-sabu-
n-c-tps-sebagai-salah-satu-upaya-pencegahan-covid19/+&cd=4&hl=id&ct=-
clnk&g-l=. Diakses 31 Oktober 2020.
Fei et al. 2020. Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with
COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study. (Online). Tersedia:
https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30566-
3/fulltext. Diakses 31 Oktober 2020.
Free Med Education. 2020. Recognizing Day to Day Signs and Symptoms of
Coronavirus.(Online). Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=U8r-
3oTVMtQ0. Diakses 31 Oktober 2020.
Houlihan et al. 2020. Pandemic peak SARS-CoV-2 infection and seroconversion rates
in London frontline health-care workers. (Online). Tersedia: https://www.n-
cbi-.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7347344/pdf/main.pdf. Diakses 31
Oktober 2020.
Jabbar, Abi Abdul. 2020. Ini Alasan Mengapa Mudik di Saat Pandemi Corona itu
Berbahaya. (Online). Tersedia : https://www.madaninews.id/10987/ini-
alasan-mengapa-mudik-di-saat-pandemi-corona-itu-berbahaya.html. Diakses
tanggal 30 Oktober 2020.
Kemenkes RI, 2020. Panduan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi Covid-19. (Online).
Tersedia: https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20-Edukasi-/final-
panduan-gizi-seimbang-pada-masa-covid-19-1.pdf. Diakses tanggal 31
Oktober 2020.
Kompas. 2020. Serba Serbi Corona Ini Persepsi Dan Pengetahuan Masyarakat
Indonesia. (Online). Tersedia: https://www.kompas.com/sains/read/20-
20/04-/01/190300723/serba-serbi-corona-ini-persepsi-dan-pengetahuan-mas-
yarakat-i-ndonesia?page=all. Diakses tanggal 19 Oktober 2020.
Li, X., Geng, M., Peng, Y., Meng, L., & Lu, S. 2020. Molecular immune pathogenesis
and diagnosis of COVID-19. (Online). Tersedia: https://doi.org/
10.1016/j.jpha.2020.03.001. Diakses tanggal 19 Oktober 2020.
Lim, Yvonne Xinyi, Yan Ling Ng, James P. Tam, and Ding Xiang Liu et al. 2020.
Human Coronaviruses: A Review of Virus–Host Interactions. (Online).
Tersedia: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5456285/. Diakses
tanggal 25 Oktober 2020.
Liu, S., Luo, H., Wang, D., Ju, S., & Yang, Y. (2020). Characteristics and Associations
with Severity in COVID-19 : a multicentre cohort study from Jiangsu
province, China. (Online). Tersedia: https://www.research-
gate.net/publication/340149327_Characteristics_and_Associations_with_Se
verity_in_COVID-19_Patients_A_Multicentre_Cohort_Stu-dy_from_Jiang-
su_Province_China. Diakses tanggal 28 Oktober 2020.
Michael Belingheri, Maria Emilia Paladino, Michele Augusto Riva. 2020. COVID-19:
Health prevention and control in non-healthcare settings. (Online). Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/340816907_COVID-
19_Health_prevention_and_control_in_non-healthcare_settingsMizumoto K,
Kagaya K, Zarebski A, Chowell G. 2020. Estimating the asymptomatic
proportion of coronavirus disease 2019 (COVID-19) cases on board the
Diamond Princess cruise ship, Yokohama, Japan. Diakses 1 November 2020.
Moh, Muslim. 2020. Manajemen Stress Pada Masa Pandemi Covid-19. (Online).
Tersedia: https://ibn.e-journal.id/index.php/ESENSI/article/view/205.
Diakses 1 November 2020.
Nature. 2020. Why does the coronavirus spread so easily between people?. (Online).
Tersedia : https://www.nature.com/articles/d41586-020-00660-x. Diakses
tanggal 1 November 2020.
Nelwan, Jeini Ester. 2020. Kejadian Corona Virus Disease 2019 berdasarkan
Kepadatan Penduduk dan Ketinggian Tempat per Wilayah Kecamatan.
(Online). Tersedia: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ijphcm/article/vie-
w/29176/28572. Diakses 30 Oktober 2020.
Noveria, Mita. 2020. Mobilitas orang dan penularan Covid-19. (Online). Tersedia :
https://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/53-mencatatcovid19/880-mobilitas-
o-rang-dan-penularan-covid-19. Diakses 30 Oktober 2020.
Pan X, Chen D, Xia Y, et al. 2020. Asymptomatic cases in a family cluster with SARS-
CoV-2 infection. (Online). Tersedia: https://doi.org/10.1016/S1473-
3099(20)30114-6. Diakses 30 Oktober 2020.
Pradana Anung Ahadi, dkk. 2020. Pengaruh Kebijakan Social Distancing Pada Wabah
Covid-19 Terhadap Kelompok Rentan Di Indonesia. (Online). Tersedia:
https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/view/55575. Diakses 18 Oktober 2020
Pranita, Ellyvon. 2020. 6 Indikator Kenapa Indonesia Rentan Penularan Virus Corona.
(Online). Tersedia: https://www.who.int/docs/default-source/sear-
o/indonesia/covid19/who-2019-ncov-comm-health-care-2020-1-eng-indone-
sian-final.pdf?sfvrsn=42bf97f9_2 . Diakses 30 Oktober 2020.
Priambodo, Angga Roni. 2020. WHO Ungkap Ruang Tertutup Bisa Picu Penularan
Virus Corona Lewat Udara. (Online). Tersedia: https://www.suara.-
com/health/2020/07/10/-145035/who-ungkap-ruang-tertutup-bisa-picu-penu-
laran-virus-corona-lewat-u-dara?page=all. Diakses 30 Oktober 2020
Puspita, Ratna. 2020. Pakar Jelaskan Risiko Penularan Covid-19 di Ruang Tertutup.
(Online). Tersedia : https://republika.co.id/berita/qdagab428/pakar-jelaskan-
risiko-penul-aran-covid19-di-ruang-tertutup. Diakses tanggal 30 Oktober
2020.
Putratama, Rozar. 2020. Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Pandemi COVID-19.
(Online). Tersedia : https://www.bmkg.go.id/berita/?p=pengaruh-cuaca-dan-
iklim-terha-dap-pandemi-covid-19&lang=ID&tag=press-release. Diakses 30
Oktober 2020.
Rafie, Barratut Taqiyyah. 2020. Waspada! Otoritas China Bilang Tinja Dan Urin Bisa
Tularkan Infeksi Virus Corona. (Online). Tersedia:
https://internasional.kontan-.co.id/news/waspada-otoritas-china-bilang-tinja-
dan-urin-bisa-tularkan-infeksi-virus-corona. Diakses 30 Oktober 2020.
Rosidin udin, dkk. 2020. Perilaku Dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pencegahan
Dan Penanggulangan Pandemi Covid -19 Di Desa Jayaraga, Kabupaten
Garut. (Online). Tersedia: http://jurnal.unpad.ac.id/umbara/article/do-
wnload/28187/13643. Diakses 1 November 2020.
Satgas Covid 19. Jumlah pasien sembuh dari Covid-19 terus bertambah menjadi
37.801 Orang. (Online). Tersedia: http://covid19.go.id/p/berita/jumlah-
pasien-sembuh-dari-covid-19-terus-bertambah-menjadi-337801-orang. Diak-
ses 30 Oktober 2020.
Siagian, Tiodora Hadumaon. 2020. Mencari Kelompok Berisiko Tinggi Terinfeksi
Virus Corona Dengan Discourse Network Analysis. (Online). Tersedia:
https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/download/55475/27989+&cd=1&hl=id&
ct=clnk&gl=id. Diakses 18 Oktober 2020.
Sumartiningtyas, Holy Kartika Nurwigati. 2020. Virus Corona Bisa Menyebar Dari
Udara, Ini Penjelasannya. (Online). Tersedia: https://www.kompas.com-
/sains-/read/2020/03/19/190300623/virus-corona-bisa-menyebar-dari-udara-
ini-penje-lasannya?page=all. Diakses 30 Oktober 2020
Wasityastuti Widya, dkk. 2020. .Imunosenesens dan Kerentanan Populasi Usia Lanjut
Terhadap Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). (Online). Tersedia:
http://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/view/115. Diakses 19
Oktober 2020.
WHO dan UNICEF. 2020. Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah yang Tepat
Dalam Penanganan Wabah COVID-19. (Online). Tersedia:
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/who-unic-
ef---air-sanitasi-higiene-dan-pengelolaan-limbah-yang-tepat-dalam-penanga-
nan-wabah-covid-19.pdf?sfvrsn=bf12a730_2. Diakses 1 Oktober 2020.
WHO. 2020. Media Statement: Knowing the risks for COVID-19.
https://www.who.int/indonesia/news/detail/08-03-2020-knowing-the-risk-fo-
r-covid-19. Diakses 30 Oktober 2020.
WHO. 2020. Pertanyaan Dan Jawaban Terkait Coronavirus. (Online). Tersedia di:
(Online). Tersedia: https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus-
/qa-for-public. Diakses 30 Oktober 2020.
WHO. 2020. Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). (Online). Tersedia : https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/who-china-joint-mission-on-covid-19-final-report.pdf\