Anda di halaman 1dari 55

TUGAS PROPOSAL

“Upaya Masyarakat RT.007 Negeri Passo Dalam Pencegahan Penularan

Corona Virus Disiase-2019 (COVID-19)”

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Metode Penilitian

Disusun Oleh :

Nama : Indriwati. H Esauw

Nim : P. 1810019

Kelas : Keperawatan (A)

YAYASAN BANGUN PERSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


AMBON
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini di ajukan

oleh
Nama : Indriwati Hana Esauw
NIM : P.1810019
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul :
“Upaya Masyarakat RT.007 Negeri Passo Dalam

Pencegahan Penularan Corona Virus Disiase-2019

(COVID-19)”

Ditetapkan di : Ambon

Tanggal : 13 Agustus 20021

Pembimbing

Dwight Nusawakan,SH,MH
NIDN

ii
DAFTAR ISI

Sampul Luar/Cover ..................................................................................................i

Sampul Judul ...........................................................................................................ii

Halaman Persetujuan .............................................................................................iii

Daftar Isi ................................................................................................................iv

Daftar Tabel ............................................................................................................v

Daftar Gambar ........................................................................................................vi

Daftar Lampiran ....................................................................................................vii

Daftar Simbol/Singkatan ......................................................................................viii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................6

C. Tujuan Penilitian .............................................................................7

D. Manfaat Penilitian ...........................................................................7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................8

- Teori-teori yang berkaitan dengan Permasalahan ...................................8

- Teori-teori hasil Penelitian terdahulu ......................................................9

- Paradigma ataupun theorical from frame work (alur pikir) ...................9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................10

A. Jenis Penilitian ...........................................................................10

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................11

C. Populasi dan Sampel .................................................................11

D. Sumber Data ..............................................................................12

iii
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................12

F. Analisa Data ..............................................................................13

G. Etika Penelitian ..........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR SIMBOL/SINGKATAN

Simbol/Singkatan Keterangan

WHO China Country Office

COVID-19 Coronavirus Disiase-2019

SARS-CoV-2 Servere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2

KKMMD/PHEIC Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang

Memisahkan Dunia /Public

Health Emergency Of International Concern

CDC Centers for Disease Control and Prevention

MERS-CoV Middle East Respiratory Syndrome

RNA Ribonukleat Acid

ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome

PCR polymerase chain reaction

DNA Deoxyribonucleic acid

APD alat pelindung diri

PDP Pasien Dalam Pengawasan

OTG Orang Tanpa Gejala

CT Scan Toraks

RNL rasion neutrophil limfosit

DIC Disseminated intravascular coagulation

CTPS Cuci Tangan Pakai Sabun

PHBS perilaku hidup bersih dan sehat

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 31 Desember 2019,WHO China Contry Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak di ketahui etiologinya di kota Wuhan,Provinsi

Hubei,Cina. Pada tanggal 7 januari 2020,Cina mengidentifikasi pneumonia

yang tidak diketahaui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus

(coronavirus disease, COVID-19) (WHO,2020).

Berdasarkan hasil temuan,Sampel yang di teliti menunjukan etiologi

coronavirus baru. Awalnya,penyakit ini di namakan sementara sebagai 2019

novel coronavirus (2019-nCoV),kemudian WHO mengumumkan nama baru

pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang

disebabkan oleh virus Servere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2

(SARS-CoV-2). Virus ini dapat di tularkan dari orang ke orang dalam waktu

singkat dan dengan gejala seperti demam tinggi,batuk,sesak,tidak nafsu makan

dan lemas, dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara

dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19

sebagai pandemic. Hingga tanggal 29 Maret 2020,terdapat 634.835 kasus dan

33.106 jumlah kematian di seluruh dunia . Sementara di Indonesia sudah di

tetapkan 1.528 kasus dengan posistif COVID-19 dan 136 kasus kematian

(WHO,2020)

1
2

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Yang Memisahkan Dunia /Public Health Emergency

Of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus

COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar

Negara (Kemenkes 2020).

COVID-19 sendiri pertama kali di laporkan masuk Indonesia pada

tanggal 2 maret 2020 sejumlah 2 kasus (WHO,2020).

Data 31 Maret 2020 menunjukan kasus yang terkonfirmasi berjumlah

1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di

Indonesia sebesar 8,9 %, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara

(Kemenkes,2020).

Berdasarkan bukti yang tersedia,COVID-19 di tularkan melalui kontak

dekat dan droplet,bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling

beresiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien

COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Tindakan pencegahan dan

mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarkat.

Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat

(Kemenkes,2020).

Beberapa factor resiko yang di tetapkan oleh Centers for Disease

Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat,termasuk tinggal satu

rumah dengan pasien COVID-19 dan rieayat perjalanan ke area terjangkit.

Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2

meter) dianggap sebagai resiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu
3

populasi yang beresiko tinggii tertular. Di italia, sekitar 9% kasus COVID-19

adalah tenaga medis . Di China,lebih dari 3.300 tenaga medis juga

terinfeksi,dengan mortalitas sebesar 0,6% (CDC,2020).

Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang belum mengerti betapa

pentingnya menerapkan protocol kesehatan untuk mencegah penularan

COVID-19. Penularan COVID-19 di Indonesia masih terbilang tinggi atau

cenderung meningkat. Salah satu Rekomendasi WHO dalam menghadapi

wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi dasar,yang terdiri dari cuci

tangan secara rutin dengan alcohol atau sabun dan air,menjaga jarak dengan

seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan ketika batuk

atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek.

Rekomdesai jarak yang harus di jaga adalah satu meter. Pasien rawat inap

dengan kecurigaan COVID-19 juga harus di beri jarak minimal satu meter dari

pasien lainnya,di berikan masker bedah,di ajarkan ketika batuk/bersin,dan di

ajarkan cuci tangan (WHO,2020)

Kementrian kesehatan beserta jajarnnya tak henti-hentinya melakukan

sosialisasi,edukasi kepada masyarakat agar paham apa yang harus dilakukan

supaya terhindar dari COVID-19. Namun,hasilnya masih belum memuaskan

karena kasusnya masih terus meningkat. Pada masa pandemic masyarkat

Indonesia di haruskan hidup dengan tatanan hidup baru,yang dapat

“berdamai”dengan COVID-19. Adapun yang di maksud dengan New Normal

adalah suatu tindakan atau perilaku yang di lakukan oleh masyarakat dan

semua institusi yang ada di wilaya tersebut untuk melakukan pola harian atau
4

pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini

tidak di lakukan,akan terjadi risiko penularan (Kemenkes,2020).

Tindakan protokol kesehatan yang di tetapkan oleh WHO dan

Kementrian Kesehatan RI tidak akan berjalan sebelum masyarakat di bekali

dengan pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang baik dalam pelaksanaanya.

Diperlukan adanya sosialisasi dan uapaya-upaya promosi kesehatan yang

gencar sehingga terdapat perubahan pada kognitif,efektif dan psikomotor

masyarakat dalam pencegahan COVID-19 (Saqlain et al,2020). Pemerintah

juga perlu mempublikasikan data yang terbuka,akurat dan komperhensif

terkait kondisi penyebaran COVID-19. Data terbuka dari distribusi pandemic

dapat meningkatkan kepercayaan public terhadap pemerintah dan

menhgasilkan stabilitas masyarakta. Sebaliknya,data yang di sembunyikan

dari public justru akan membuat ketidakpercayaan masyarakat dalam

mengikuti himbauan pemerintah(Farizi & Harmawan,2020). Pemerintah harus

siap dalam melacak area atau zona dengan kasus penularan yang tertingi

sehingga proses indentifikasi lokasi yang terdampak parah bisa segera

ditindaklanjuti baik oleh tenaga medis dan pemerintah (Suryaatmadja &

Maulani,2020).

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pengetahuan masyarakat

tentang pencegahan penularan COVID-19.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peniliti merumuskan

permasalahan yaitu : Bagaimana upaya masyarakat RT.007 Negeri Passo

dalam pencegahan penularan Corona Virus Disiase 19 ?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui upaya masyarakat RT.007 Negeri Passo dalam

pencegahan penularan Corona Virus Disiase 19.

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan penggunaan masker sebagai upaya

apencegahan penularan Corana Virus Disiase 19 di RT.007 Negeri

Passo.

2. Untuk mengetahui pengetahuan menjaga jarak sebagai upaya

pencegahan penularan Corona Virus Disiase 19 di RT.007 Negeri

Passo.

3. Untuk mengetahui pengetahuan cuci tangan sebagai upaya

pencegahan penularan Corona Virus Disiase 19 di RT.007 Negeri

Passo.
6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat

Sebagai informasi bagi masyarakat yang ada di RT.007 Negeri

Passo dalam usaha meningkatkan partisipasi upaya pencegahan

penularan Corona Virus Disiase 19.

2. Bagi Peneliti

a. Memperoleh ilmu dan pengalaman dalam melakukan penelitian

dan mengaplikasikan ilmu medic maupun ilmu non medik yang

telah di dapat.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai

pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan penularan

Corona Virus Disiase 19 di RT.007 Negeri Passo,dan salah satu

syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi

Penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Corona Virus Disiase 2019 (COVID-19)

Sejak kasus pertama di Wuhan,terjadi peningkatan kasus COVID-

19 di China setiap hari dan memuncak di antara akhir Januari hingga

awal Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei

dan provinsi di sekitar,kemudian bertambah hingga ke provinsi-

provinsi lain dan seluruh China (Wu,2020).

Tanggal 30 Januari 2020,telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi

COVID-19 di China,dan 86 kasus lainnya di laporkan dari berbagai

Negara seperti Taiwan,Thailand,Vietnam,Malasia,Nepal,Sri

Lanka,Kamboja,Jepang,Singapura,ArabSaudi,Korea

Selatan,Filipina,India,Australia,Kananda,Finlandia,Prancis,dan Jerman

(WHO,2020).

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar yang meyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua

jenis Coronavirus yang di ketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

(Kemenkes 2020).

7
8

Coronavirus sendiri jenis baru yang di temukan manusia sejak muncul

di Wuhan,China pada Desember 2019, dan di beri nama Severe Acute

Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2).

Sehingga,penyakit ini di sebut dengan Coronavirus Disease-2019

(Covid-19).WHO menggumumkan Covid-19 menjadi nama resmi dari

penyakit yang di sebabkan oleh Coronavirus yang berasal dari

Wuhan,China. Nama tersebut di berikan Dirjen WHO Tedros

Adhanom Ghebreyesus di Jenewa,Swiss pada Selasa,11 Februari 2020.

Singkatan Covid-19 juga memiliki rincian,seperti “co” berearti corona,

“vi” mengacu ke virus, “d” untuk disease, dan 19 merupakan tahun

wabah penyakit pertama kali diidentifikasi pada 31 Desember 2019.

B.Virologi

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm.

Virus ini utamanya menginfeksi hewan,termasuk di antaranya adalah

kelelawawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19,ada 6

jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia,yaitu

alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus

OC43, betacoronavirus HKUI, Severe Acute Respiratory Illness

Coronavirus (SARS-CoV),dan Middle East Respiratori Syndrome

Coronavrius (MERS-CoV) (Riedel et al,2019).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam

genus beetacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukan bahwa

virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang
9

menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada

2002-2004 silam,yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International

Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

(Gorbalenya et al, 2020).

C. Transmisi

Saat ini,penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia

menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lenih

agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi

melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Han dan

Yang,2020).

Beberapa laporan kasus menunjukan dengan penularan dari karier

asimtomatis,namun mekanisme,pastinya belum diketahui. Kasus-kasus

terkait transmisi dari karier asimtomatis umumnya memiliki riwayat

kontak erat dengan pasien COVID-19 (Bai et al,2020)

D. Factor Resiko

Berdasarkan data yang sudah ada,penyakit komorbid hipertensi dan

diabetes mellitus,jenis kelamin laki-laki,dan perokok aktif merupakan

factor risiko dari infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang

lebih banyak pada laki-laki diduga terkait dengan prevalensi perokok

aktif yang lebih tinggi. Pada perokok,hipertensi,dan diabetes

mellitus,di duga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE

(Chai,2020;Fang et al,. 2020).


10

Belum ada studi yang menghubungkan riwayat penyakit asma

dengan kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, studi meta-

analisis yang di lakukan oleh Yang,dkk.

Menunjukan bahwa pasien COVID-19 dengan riwayat penyakit

system respirasi akan cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih

parah.

Beberapa factor resiko lain yang di tetapkan oleh Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat,termasuk

tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 Dan riwayat perjalanan

ke area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak

dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga

medis mrupakan salah satu populasi yang beresiko tinggi tertular. Di

italia,sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China,lebih

dari 3.300 tenaga medis yang terinfeksi,dengan mortalitas sebesar

0,6% (Wang et al.,2020).

E.Manefestasi Klinik

Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spekturm yang

luas,mulai dari tanpa gejala (asimtomatik),gejala ringan,pneumonia

berat,ARDS,sepsis,hinggs syok sepsis,sekitar 80% kasus tergolong

ringan atau sedang,13,8% mengalami sakit berat,dan sebanyak 6,1%

pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa besar proporsi infeksi

asimtomatik belum di ketahui (WHO,2020). Viremia dan viral load


11

yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah

di laporkan (Kam et al,2020).

Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut

saluran napas atas tanpa komplikasi,bisa di sertai dengan

demam,fatigue, batuk (dengan atau tanpa

sputum),anoreksia,malaise,nyeri tenggorokan,kongesti nasal,atau sakit

kepala. Pasien tidak membutuhkan suplementasi ogsigen. Pada

beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah (Huang et

al.,2020). Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat di tandai dengan

demam,ditambah salah satu dari gejala : (1) frekuensi pernapasan

>30x/menit (2) distress pernapasan berat,atau (3) saturasi oksigen 93%

tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatric dapat muncl gejala-

gejalayang atipikal (WHO,2020).

Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukan

gejala-gejala pada system pernapasan seperti demam,batuk,bersin,dan

sesak napas. Berdasarkan data 55.924 kasus,gejala tersering adalah

demam,batuk kering,dan fatigue. Gejala lain yang dapat ditemukan

adalah batuk produktif,sesak napas,sakit tenggorakan,nyeri

kepala,myalgia/artaralgia,menggigil,mual/muntah,kongesti

nasal,diare,nyeri abdomen,hemoptysis,dan kongesti konjugtiva

(WHO,2020). Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19

memiliki suhu puncak antara 38,1-39⁰C ,sementara 34% mengalami

demam suhu lebih dari 39⁰C. Perjalanan penyakit di mulai dengan


12

masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari). Pada

masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun dan

pasien tidak bergejala. Pada fase beikutnya (gejala awal),virus

menyebar melalui aliran darah,diduga terutama pada jaringan yang

mengekpresi ACE2 seperti paru-paru,saluran cerna dan jantung. Gejala

pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga

ujuh hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam

dan mulai sesak,lesi di paru memburuk,limfosit menurun. Penanda

infalmasi makin tak terkontrol,terjadi badai sitokin yang

mengakibatkan ARDS,sepsis,dan komplikasi lainnya.

F.Gejala Coronavirus Disiase-19 (COVID-19)

Gejala awal Coronavirus atau COVID -19 bisa menyerupai gejala

flu,yaitu demam,pilek,batuk kering,sakit tenggorokan,dan sakit kepala.

Setelah itu,gejala dapat hilang dan sembuh atau sebaliknya semakin

berat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam

tinggi,batuk berdahag bahkan beradarah,sesak napas,dan nyeri dada.

Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan

Coronavirus.

Secara umum,ada 3 (tiga) gejala umum yang bisa menandakan

seseorang terinfeksi Virus Covid-19,yaitu: demam (suhu tubuh di atas

38 derajat Celsius); batuk kering dan sesak napas. Ada beberapa gejala

lain yang juga bisa muncul pada infeksi Virus Covid-19 meskipun
13

lebih jarang,yaitu : diare; sakit kepala; konjungtivitis; hilangnya

kemampuan mengecap rasa atau mencium bau;dan ruam dikulit.

Gejala-gejala Covid-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 (dua) hari

sampai 2 (dua) minggu setelah penderita terpapar Virus Covid-19.

Sebagian pasien terinfeksi Virus Covid-19 bisa mengalami penururnan

oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini di sebut happy

hypoxia. Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan

gejala dari Coronavirus,di perlukan rapid test atau polymerase chain

reaction (PCR),sebagai metode pemeriksaan SARSCo-2 dengan

mendeteksi DNA Virus.

G. Penyebab Coronavirus Disiase-19 (COVID-19)

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara,yaitu :

a. Tidak sengaja menghirup percikan luda (droplet) yang keluar saat

penderita Covid-19 batuk atau bersin;

b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih

dahulu setelah menyuruh benda yang terkena cipratan luda

penderita Covid-19;

c. Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19

Virus Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja,tetapi efeknya

akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang

lanjut usiu, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit

tertentu,perokok,atau orang yang daya tahan tubuhnya

lemah,misalnya pada penderita kanker. Karena mudah


14

menular,Virus Covid-19 juga beresiko tinggi menginfeksi para

tenaga medis yang merawat pasien Covid-19. Oleh karena itu, para

tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien

Covid-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Penularan melaui mulut selain di saluran

pernafasan,beberapa riset menunjukan Virus Covid-19 ada di

mulut orang terinfeksi. Beberapa lokasi di rongga mulut memiliki

reseptor (ACE-2,CD 147),dan enzim TMPRSS2 tempat

menempelnya virus tersebut. Reseptor adalah struktur protein

khusus yang berada dalam membran sel dan dapat menempel pada

molekul khusus. Protein ini bertindak seperti pintu masuk kedalam

sel manusia. Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus

melalui udara yaitu melalui aerosol (droplet mikro) di ruangan

tertutup. Virus dapat bertahan tiga jam di udara. Karena virus ini

dapat mencapai jarak yang lebih jauh (radius 6 meter )

dibandingkan dengan droplet biasa,maka kita perlu lebih

memperhatikan potensi penyebaran tersebut,salah satunya melalui

rongga mulut.

Untuk bisa mencegah penularan virus antar orang,kita perlu

memahami proses penularan virus melalui rongga mulut. Virus

masuk melalui kelenjar liur. Virus Covid-19 dapat masuk ke dalam

sel inag dengan menggunakan reseptor ACE-2 sebagai pintu masuk

dengan mengikat protein spike ke reseptor tersebut,serta enzim


15

TMPRSS2 untuk menggambungkan membrannya dengan

membrane sel inag.

H. Diagnosis Coronavirus Disase (COVID-19)

Defenisis operasional pada kasus COVID-19 di Indonesia mengacu

pada panduan yang di tetapkan Kementrian Kesehatan Repoblik

Indonesia yang mengadopsi dari WHO. Kasus probable didefinisikan

sebagai PDP yang di periksa untuk COVID-19 tetapi hasil inkonklusif

atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pancoronavirus atau

betacoronavirus. Kasus terkonfirmasi adalah bila hasil pemeriksaan

laboratorium positif COVID-19,apapun temuan klinisnya. Selain

itu,dikenal juga istilah orang tanpa gejala atau (OTG), yaitu orang

yang tidak memiliki gejala tetapi memiliki risiko tertular atau ada

kontak erat dengan pasien COVID-19 (WHO,2020).

Kontak erat didefinisikan sebagai individu dengan kontak langsunh

secara fisik alat proteksi,berada dalam satu lingkungan

(milsalnya,kantor,kelas,atau rumah),atau bercakap-cakap dalam radius

1 meter dengan psien dalam pengawasan (kontak erat resiko

rendah),probable atau konfirmasi (kontak erat resiko tinggi). Kontak

yang di maksud terjadi dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala

hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala

Song dkk mencoba membuat skor COVID-19 Early Warning Score

(COVID-19 EWS) berdasarkan 1311 ornag yang melakukan

pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA di China,seperti pada lampiran 1.


16

Skor ini memasukan gambaran pneumonia pada CT scan

toraks,riwayat kontak erat,demam,gejala respiratorik bermakna,suhu

tertinggi sebelum masuk rumah sakit,jenis kelamin laki-laki,usia,dan

rasion neutrophil limfosit (RNL) sebagai parameter yang di nila. Nilai

skor COVID-19 EWS minimal 10 menunjukan nilai prediksi yang baik

untuk dugaan awal pasien COVID-19.

Diagnosis komplikasi seperti ARDS ,sepsis,dan syok sepsis pada

pasien COVID-19 dapat ditegakan menggunakan kriteria standar

masing-masing yang sudah ditetapkan. Tidak terdapat standar khusus

penegakan diagnosis ARDS,sepsis,dan yok sepsis pada pasien

COVID-19.

Beberapa pemeriksaan yang dapat di lakukan untuk mendeteksi

atau menentukan diagnosis Covid-19 meliputi :

a. Tes cepat atau rapid test

Untuk mendeteksi virus Covid-19 dengan segera,telah tersedia tes

cepat atau rapid test Covid-19. Tes ini merupakan skirining awal

infeksi virus Covid-19 pada orang yang beresiko tinggi untuk

mengalaminya. Sampel yang di gunakan adalah darah dari jari atau

pembuluh darah vena. Hasil tes ini bisa keluar dalam waktu 15

menit. Akan tetapi,tingkat keakuratan (sensitivitas) rapid test

sangat beragam,yaitu 33 hingga 93 persen. Ornag memiliki hasil

positif dari tes ini akan di rekomendasikan kerumah sakit rujukan

Covid-19 guna menjalani tes PCR atau swab test Covid.


17

b. Rapid Swab Test

Rapid Swab Test atau tes antigen di lakukan dengan swab pada

tenggorokan. Tes ini bertujuan mendeteksi antigen (protein virus).

Hasil pemeriksaan ini bisa keluar dalam waktu sekitar 30 menit.

Tingkat keakuratannya tergolong rendah,yaitu 34-80 persen.

c. Antibody serology test

Seperti tes cepat Covid-19, Antibody serology test juga

menggunakan darah dari pembuluh darah vena sebagai sampel.

Hasil test ini dapat keluar dalam waktu 18 menit dengan tingkat

keakuratan yang berbeda-beda,tergantung pada kapan pasien

menjalaninya.

d. Tes PCR atau swab test

Tes PCR di lakukan dengan swab pada tenggorokan atau

hidung.pemeriksaan ini akan menjadi tes konfirmasi dalam

mendeteksi Virus Covid-19. Tes ini akan mendeteksi materi

genetic virus dengan tingkat keakuratan paling tinggi,yakni sebesar

91-98 persen. Selain rapid test dan swab test Covid, pasien juga

bisa dianjurkanuntuk menjalani: rontgen dada untuk melihat

adakah cairan pada paru dan CT scan dadaguna melihat ada

tidaknya gambaran ground-glaa opacity pada paru-paru.

I. Komplikasi Corona Virus Disiase-19 (COVID-19)

Bagi sebagian besar orang,gejala yang muncul akibat infeksi

Coronavirus memang di rasa tidak terlalu berat. Beberapa di antaranya


18

bahkan bisa di rawat di rumah. Namun sayangnya,tidak semua kondisi

penderita infeksi ini dapat menjalani perawatan sendiri di rumah

hingga sembuh. Bagi kelompok individu rentang seperti lansia dan

pengidap penyakit penyerta seperti penyakit jantung atau diabetes.

Infeksi Covid-19 bisa berkembang menjadi kondisi yang sangat parah.

Mereka berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi Covid,seperti di

bawah ini :

a) Pneumonia

b) Gagal napas akut

c) Acute Respiratori distress syndrome (ARDS)

d) Kerusakan hati akut

e) Kerusakan jantung

f) Infeksi sekunder

g) Gagal ginjal akut

h) Syok septik

i) Disseminated intravascular coagulation (DIC)

j) Rhabdomyolisis

Komplikasi adalah salah satu factor yang menyebabkan

seorang pasien positif Covid-19 masuk dalam kategorih parah.

Semua orang yang posistif memiliki risiko ini tetapi beberapa

kelompok individu dengan kondisi di bawah ini memiliki risiko

yang lebih tinggi terkena komplikasi Covid-19 :

a.) Berusia 65 tahun keatas;


19

b.) Tinggal di panti jompo ;

c.) Punya riwayat asma atau penyakit paru kronis lainnya;

d.) Menderita penyakit jantung yang parah ;

e.) Memiliki system imun yang rendah,termasuk yang sedang

menjalani pengobatan kanker;

f.) Mengalami obesitas dengan indeks masa tubuh di atas 40;

g.) Punya riwayat diabetes tidak terkontrol;

h.) Menderita gagal ginjal;

i.) Mengidap penyakit hati;

j.) Memiliki kebiasaan merokok;

k.) Mengidap HIV/AIDS dan tidak rutin minum obat;

l.) Baru menjalani transplantasi organ;

m.) Memiliki daya tahan tubuh yang lemah

Memang tidak semua orang akan mengalami komplikasi

Covid-19 tetapi tentu lebih baik jika tidak beresiko sana

sekali,karena itu lakukan langkah pencegahan sebaik

mungkin agar tidak tertular Covid-19. Terutama untuk anak

muda yang masih abai dan santai menghadapi pandemic

ini.

J. Pencegahan Penularan Corona Virus Disiase-19 (COVID-19)

Berdasarkan bukti yang tersedia,COVID-19 di tularkan melalui

kontak dekat dan droplet,bukan melalui transmisi udara. Orang-orang

yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat


20

dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.

Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di

pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan

yang paling efektif di masyarakat meliputi :

a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika

tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika

tangan terlihat kotor;

b. Menghindari menyentuh mata,hidung dan mulut;

c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

muluatau tisu,lalu dengan lengan atas bagian dalam atau

tisu,lalu buanglah tisu ketempat sampah;

d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;

e. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami

gejala gangguan pernapasan (Kemenkes dan P2P,2020).

K. Upaya Pencegahan Penularan Corona Virus Disiase-19 (COVID-

19)

 Penggunaan Masker

Banyak Negara telah merekomendasikan masyarakat umum

untuk menggunakan masker kain/penutup wajah. Saat

ini,penggunaan masker secara meluas oleh orang yang sehat di

masyarakat belum didukung dengan bukti ilmiah yang

meyakinkan atau langsung dan ada kemungkinan manfaat dan


21

kerugian yang perlu dipertimbangkan. Namun,dengan

memperhatikan penelitian yang mengevaluasi penularan

prasimtomatik dan asimtomatik,semakin banyaknya bukti

observasional mengenai penggunaan masker oleh masyarakat

umum di beberapa Negara,pilihan pribadi,serta kesulitan

menjaga jarak fisik di berbagai situasi,WHO telah

memperbaharui paduannya dan menganjurkan pemerintah-

pemerintah,guan secara efeektif mencegah penularan COVID-

19 di willaya-wilaya di mana terjadi transmisi komunitas,agar

mendorong masyarakat umum untuk mengenakan masker di

situasi-situasi dan tempat-tempat tertentusebagai bagian dari

pendekatan yang menyeluruh untuk menekan penyebaran

SARS-CoV-2 (WHO,2020)

Tujuan masker di gunakan adalah mencegah pemakai yang

terinfeksi menyebarkan virus Anjuran mengenai penggunaan

masker dalam konteks COVID-19 kepada orang lain

(pengendalian sumber) dan/atau memberikan perlindungan

kepada pemakai yang sehat terhadap infeksi (pencegahan).

Kerentanan pemakai masker/populasi,misalnya,masker medis

dapat digunakanoleh orang berusia lanjut,pasien dengan

imunosipersi,dan orang dengan komorbiditas,seperti penyakit

kardiovaskuler atau diabetes mellitus,penyakit

paru,kronis,kanker,dan penyakit serebrovaskuler. Penggunaan


22

masker pada tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi

(seperti penumpangan pengungsi,tempat serupa

penampungan ,pemukiman padat)dan tempat di mana

masyarakat tidak dapat menjaga jarak fisik minimal 1 meter

(seperti angkutan umum). Masyarakat umum perlu di dorong

untuk mengenakan nmasker juga mengindikasikan kelompok-

kelompok sasaran dan jenis masker yang perlu di gunakan

sesuai tujuan (WHO,2020).

Situasi atau tempat perlunya penggunaan masker yaitu :

(WHO,2020)

1. Wilaya di mana perlu diketahui atau dicurigai terjadi

penularan meluas dan kapasitas terbatas atau tidak ada

kapasitas untuk menerapkan langkah-langkah

penanggulangan lain seperti penjagaan jarak fisik,pelecakan

kontak,tes,isolasi,dan perawatan untuk kasus supek dan

terkonfirmasi

2. Tempat padat penduduk di mana panjangan jarak fisik tidak

dapat di lakukan; kapasitas surveilans dan tes,serta fasilitas

isolasi dan karantina terbatas

3. Tempat di mana panjangan jarak fisik tidak dapat dilakukan

(terjadi kontak erat)


23

4. Tempat di mana penjagaan jarak fisik tidak dapat di

lakukan dan risiko infeksi dan/atau hasil rawat negative

lebih tinggi

5. Semua situasi/tempat di masyarakat

Kemungkinan manfaat penggunaan masker oleh orang

sehat dimasyarakat umum meliputi (WHO,2020)

1. Penurunan kemungkinan resiko pajanan dari orang yang

terinfeksi sebelum mengalami gejala;

2. Penurunan kemungkinan sigmatisasi orang-orang yang

mengenakan masker untuk mencegah infeksi kepada orang lain

(pengendalian sumber) atau orang yang merawat pasien

COVID-19 di tempat nonklinis;

3. Membuat orang merasa dapat mengambil peran dalam

membantu menghentikan penyebaran virus;

4. Mengigatkan orang untuk mematuhi langkah-langkah lain

(seperti menjaga kebersihan tangan,tidak menyentuh hidung

dan mulut). Namun, hal ini juga dapat memberikan efek

sebaliknya ;

5. Kemungkinan manfaat social dan ekonomi. Di tengah

kekurangan global masker bedah dan APD, mendorong

masyarakat untuk membuat masker kain sendiri dapat

mendorong usaha pribadi dan kesatuan masyarakat. Selain


24

itu,produksi masker nonmedis dapat menjadi sumber

pendapatan bagi orang-orang yang dapat membuat masker di

komunitasnya. Masker kain juga dapat menjadi benuk

eksperesinya budaya,sehingga mendorong penerimaan meluas

akan langkah-langkah perlindungan secara umum. Jika di

gunakan kembali secara aman,masker kain akan mengurangi

beban biaya dan limbah serta berkontribusi serta berkelanjutan.

Panduan cara penggunaan masker yang tepat (Kemenkes,2020)

1. Sebelum memasang masker,cuci tangan pakai sabun dan air

mengalir(minimal 20 detik) atau bila tidak tersedia,gunakan

cairan pembersih tangan (minimal alcohol 60%).

2. Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung dan pastikan

tidak ada sela antara wajah dan masker.

3. Hindari menyentuh masker saat digunakan; bila tersentuh,cuci

tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 deitik atau bila

tidak ada,cairan pembersih tangan (minimal alcohol 60%)

4. Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru.

Masker medis hanya beleh di gunakan satu kali saja. Masker

kain dapat digunakan berulang kali.

5. Untuk membuka masker,lepaskan dari belakang. Jangan sentuh

bagian depan masker;untuk masker 1x pakai,buang segera di

tempat sampah tertutup atau kantong plastic. Untuk masker


25

kain,segera cuci dengan deterjen. Untuk memasang masker

biru.ikuti poin pertama

 Menjaga Jarak

Menjaga jarak bertarti membuat perubahan dalam rutinitas

sehari-hari untuk meminimalkan kontak dekat dengan orang

lain,termasuk (1) menghindari keramaian dan pertemuan yang

tidak penting; (2) menghindari sapaan umun,seperti jabat

tangan,(3) membatasi kontak dengan orang-orang yang

berisiko tinggi (misalnya orang dewasa yang lebih tua dan

mereka yang kesehatanya buruk), (4) mejaga jarak setidaknya 2

panjang lengan (sekitar 2 meter) dari orang lain sejauh

mungkin (Public Health Agency Of Canda,2020)

Menurut Kemenkes RI menjaga jarak adalah kondisi

menjaga jarak dengan orang lain agar tidak terjadi penularan.

Menurut. Menurut WHO, perlu mempertahankan jarak

setidaknya 1-3 meter ketika berada di tempat umum terlebih

jika ada seseorang yang batuk atau bersin. Dengan melakukan

hal tersebut, diyakini dapat mencegah diri dari terjangkit virus

yang menyerang saluran pernapasan tersebut. Pasalnya,virus

tersebut telah terbukti mudah menular saat gejala masih ringan

yakni di masa inkubasi. Sementara,gejala demam,batuk,hingga

sesak napas baru muncul setelah hari ke 14 terjangkit.


26

Menjaga jarak diperlukan,termasuk isolasi diri dari orang

sakit,karantina rumah bagi individu yang terpapar,pelacakan

kontak,penutupan sekolah,peningkatan tenaga kerja,kerangka

atau larangan berkumpul dan bergerak massal,merupakan

instrument yang efektif untuk mengendalikan penyebaran

penyakit menular. Namun,di masa-masa sulit ini,kebutuhan

mendasar bagi orang untuk berkomunikasi satu sama lain

selama isolasi fisik di lakukan. Jadi, menurut psikolog Stanford

Jamil Zaki,menjaga jarak penting untuk memperlambat

penyebaran COVID-19,tetapi juga mendorong kebutuhan dasar

manusia untuk berinteraksi satu sama lain. Terutama di masa-

masa sulit,orang merasakan dorongan untuk memiliki kasih

saying,kehangatan,dan dukungan bersama. Orang-orang harus

memikirkan saat ini sebagai “menjaga jarak” untuk

menekankan bahwa kita harus tetap terhubung secara social

meskipun kita terpisah. Dia mendesak kita semua untuk

berlatih :sosialisasi jarak jauh”. (Bueno,2020)

Panduan cara menjaga jarak yang tepat: (Kemenkes,2020)

1. Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter

2. Jangan pergi ketempat yang ramai dan gunakan masker bila

berada di keramaian

3. Tetap tinggal di rumah kecuali urusan yang penting

4. Tidak bersalaman
27

5. Tidak kumpul-kumpul (Ngobrol di warung

kopi,arisan,pengajian dan lainnya)

 Mencuci Tangan

Salah satu cara masuknya bakteri dari udara maupun debu

kedalam tubuh anak yakni melalui tangan. Kotoran manusia,

hewan atau cairan tubuh (contoh : ingus) yang bersentuhan

tangan langsung dengan tangan dapat menjadi media

bepindahnya parasit seperti bakteri dan viruskedalam tubuh

manusia. Akibatnya,banyak penyakit yang bersarang di dalam

tubuh dan untuk mencegahnya melaui tindakan cuci tangan

menggunakan sabun (Tulakk dkk,2020),

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah bagian

dari program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). CTPS

merupakan usaha untuk menjaga kebersihan seluruh bagian

tangan dengan media air dan sabun antiseptic sebagai

penghilang kotoran. Melakukan CTPS merupakan salah satu

usaha pencegahan penyakit yang mudah untuk di lakukan.

Perilaku CTPS menjadi penting mengingat fungsi dari tangan

yang sering kontak dengan tidak langsung. Bahaya muncul

apabila kontak dilakukan dalam kondisi tangan yang sedang

kotor, hal ini dapat memicu penyebaran penyakit melalui

pemindahan bakteri,virus dan parasite dari satu orang keorang

lain tanpa di sadari . WHO sangatlah serius dengan masalah


28

CTPS hingga tgl 15 Oktober di peringati sebagai Hari Mencuci

tangan pakai sabun Antisptik sedunia. Indonesia menjadi satu

dari 20 negara dari seluruh Negara di dunia sebagai pendukung

gerakan CTPS (WHO,2009).

Tangan merupakan media yyang sangat ampuh untuk

berpindahnya penyakit,karena tangan di gunakan untuk

memegang benda-benda yang sering kali tidak di ketahui

dengan pasi kebersihannya. Salah satu contoh adalah ketika

kita memegang handle pintu atau pegangan dalam kendaraan,

tidak di ketahui apakah ada agen penyakit (virus/bakteri) yang

menempel disana,bisa jadi sebelumnya dipegang oleh orang

yang batuk/bersin ditutup oleh tangannya. Kemudian tangan

yang sudah memegang handle pintu tersebut di gunakan untuk

menutup mulut saat menguap atau langsung memegang

makanan. Jelas sudah terjadi proses perpindahan agen penyakit

di sana. Jika saat itu daya tahan tubuh lemah,dalam masa

inkubasi akan mengalami gejala yang sama. Mencuci tangan di

utamakan pada waktu-waktu penting,antara lain sebelum

makan,setelah buang air besar,sebelum menjamah

makanan,sebelum menyusu/menyiapkan susu bayi,dan setelah

beraktifitas (Kemenkes,2020)

Panduan langkah mencuci tangan yang tepat :

(Kemenkes,2020)
29

1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian

usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan

arah memutar

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara

bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling

mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakan ujung jari ketelapak tangan kemudian gosok

perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan.

L.Pengobatan Corona Virus Disiase-19 (COVID-19)

Tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi corona virus

19. Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Tetapi ada

beberapa upaya yang bisa di lakukan untuk meredakan gejala infeksi

Corona virus Disiase-19 (COVID-19) ini, dengan cara :

a) Merujuk penderita Covid-19 yang berat untuk menjalani perawatan

dan karantina di rumah sakit rujukan;

b) Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai

kondisi penderita;

c) Menganjurkan penderita Covid-19 untuk melakukan isolasi

mandiri dan istirahat yang cukup.


30

Selain hal tersebut di atas dianjurkan penderita Covid-19

untuk banyak minum air putih untuk menjaga cairan tubuh.

M. Kelemahan Corona Virus Disiase-19 (COVID-19)

Angka infeksi Corona Virus Covid-19 yang semakin tinggi

membuat banyak orang semakin khawatir akan kselamatan diri sendiri

dan keluarga. Rasa khawatir memang penting untuk meningkatkan

kewaspadaan. Namun jika berlebihan, perasaan itu justru akan

menambah beban pikiran dan berujung pada penurunan daya tahan

tubuh. Satu hal yang membuat banyak orang khawatir soal Covid-19

adalah karena belum adanya obat maupun vaksin yang memang

dikhususkan untuk mengatasi dan mencegah penyakit ini.

Sehingga,cara terbaik yang bisa di lakukan untuk melindungi diri kita

adalah dengan melakukan pencegahan semaksimal mungkin. Tetapi

meski penyebar dengan cepat,virus Covid-19 juga masih punya

kelemahan yang bisa di manfaatkan untuk memutus rantai ppenularan.

Kelemahan Corona Virus Disiase-19 (COVID-19),antara lain :

a) Mudah hilang dengan pelarut lemak

Pelarut lemak adalah sabun yang sehari-hari kita gunakan. Virus

Covid19- dapat hancur mati jika terkena sabun. Itulah sebabnya,kita

dianjurkan untuk rajin cuci tangan dengan air dan sabun untuk mencegah

infeksi Corona Virus Covid-19. Sabun efektif untuk membunuh virus

Covid-19 di karenakan susunan Virus itu sendiri. Virus Covid-19 pada

intinya tersusun atas tiga bagian,yaitu : DNA atau RNA yang menjadi inti
31

dari virus;protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak

diri dan lapisan lemak sebagai pelindung luarnya.

Ketiga bagian tersebut sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama

lain. Sehingga saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun,maka virus

tersebut pun akan hancur dan mati. Jadi, himbauan untuk untuk mencuci

tangan adalah langkah yang valid dan sangat efektif untuk mencegah

penularan Covid-19. Apabila rajin cuci tangan dengan sabun dan air

mengalir,maka kemungkian virus berpindah dari tangan dan masuk ke

dalam tubuh akan berkurang drastic.

b) Bisa dikalahkan oleh antibody

Infeksi Covid-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, mulai

dari yang ringan hinggah parah. Pada pasien Covid-19 yang memiliki

gejala ringan,infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan

tubuhnya baik. Sebuah penelitian di lakukan di Australia mengamini

bahwa salah satu kelamahan Virus Covid-19 adalah dalam menghadapi

antibody yang sehat. Penelitian ini melihat secara teratur kadar antibody

yang di hasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan

gejala ringan hingga sedang. Pasien tersebut tidak memiliki penyakit

penyerta seperti hipertensi atau diabtes. Kondisi tubuhnya secara

keseluruhan sehat dan hanya terdapat satu infeksi yang sedang terjadi,yaitu

Covid-19. Pada hari ke 7-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul

pada pasien tersebut,sejumlah antibody mulai terbentuk di tubuh. Ini

tandanya,tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha


32

melawan Virus Covid-19. Bebarapa hari setelah antibody terbentuk, tubuh

pasien tersebut mulai membaik. Memang masih di butuhkan penilitian

lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola

“peperangan” antara Virus Covid-19 dan antibody,tetapi penilitian di atas

bisa dijadikan sebagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh

dengan menjalani gaya hidup sehat.

c) Bisa di bunuh dengan desinfektan

Virus Covid-19 ada banyka jenisnya. Ada Virus Covid yang

menyebabkan SARS,MERS, dan saat ini jenis yang baru

ditemukan,mengakibatkan Covid-19. Masing-masing memang memiliki

perbedaan dan masih butuh lebih banyak penilitian. Namun sejauh ini, di

ketahui bahwa secara umum karakter keluarga coronavirus cukup

mirip,yaitu di anggap lemah jika harus beradapan dengan disinfektan

Berdasarkan hasil penilitian, Virus Covid menyebab SARS dan MERS

bisa bertahan di permukaan benda seperti metal,kaca,atau plastic sampai

beberapa hari. Meski sejauh ini belum ada penilitian mengenai ketahan

virus penyebab Covid-19 di permukaan,tetapi di duga hasilnya tidak jauh

berbeda dari sepupu sesame Corona Virus lainnya. Kabar baiknya,virus

tersebut di anggap bisa non aktif dengan bahan desinfektan seperti alcohol

dengan kadar 60-7-%,hydrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit

0,1% dalam waktu 1 menit. Jadi rajin-rajinlah membersihkan permukaan

benda yang sering disentuh seperti telepon genggam,gagang pintu,dan

meja kerja menggunakan bahan desinfektan.


33

d) Melemah di suhu panas

Sejauh ini belum ada penilitian yang menyebut bahwa virus penyebab

Covid-19 lemah terhadap panas. Namun, Coronavirus penyebab penyakit

SARS, terbukti bisa melemah pada suhu panas. Berdasarkan data yang

diterbitkan oleh badan kesehatan dunia,World Health Organization

(WHO), Virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56⁰C.

e) Tidak bertahan lama di permukaan

Virus Covid-19 memang bisa bertahan beberapa ahri di permukaan.

Tetapi,sering berjalannya waktu,virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa

menimbulkan infeksi. Sehingga baikWHO maupun Kementrian Kesehatan

RI tidak melarang pengiriman paket tersebut sangatlah rendah.


BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penilitian kualitatif, menurut Prof.Dr.

Sugiyono Metode Penelitian kualitatif di namakan sebagai metode baru,

karena popularitasnya belum lama,dinamakan metode

postpositivistikkarena berlandaskan pada filsafat postopositivisme. Metode

ini di sebut juga sebagai metode artistic,karena proses penilitian lebih

bersifat seni (kurang berpola),dan di sebut sebagai metode interpretive

karena data hasil penilitian lebih berkenan dengan interprestasi terhadap

data yang di tentukan di lapangan.

Menurut Poerwandari penilitian kualitatif adalah penilitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif,seperti

transkripsi wawancara,catatan lapangan,gambar,foto rekaman video dan

lain-lain. Penilitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

yang sifatnya umum terhadap kenyataan social dan perspektif partisipan.

Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu,tetapi didapat setelah

melakukan anlisis tersebut kemudian di tarik kesimpulan berupa

pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.

Penilitian deskriptif kualitatif merupakan penilitian yang termasuk

dalam jenis penilitian kualitatif. Tujuan dari penilitian ini adalah

34
35

mengungkap fakta,keadaan,fenomena,variable dan keadaan yang terjadi

saat penilitian berjalan dan meyuguhkan apa adanya. Penilitian deskriptif

kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan

situasi yang sedang terjadi,sikap serta pandangan yang terjadi di dalam

masyarakat, pertentangan 2 keadaan/lebih, hubungan antar

variable,perbedaan antar fakta,pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-

lain. Masalah yang ditiliti dan diselidiki oleh penilitian deskriptif kualitatif

mengacu pada studi kuantitatif,studi komparatif,serta dapat juga menjadi

sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Biasanya

kegiatan penilitian ini meliputi pengumpulan data,menganalisi

data,menginterprestasi data,dan di akhiri dengan sebuah kesimpulan yang

mengacu pada penganalisisisan data tersebut.

Metode penilitian kualitatif sering di sebut metode penilitian naturalistic

karena penilitiannya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting), disebut juga sebagai metode etnographi,karena pada

awalnyametode ini lebih banyak digunakan untuk penilitian bidang

antropologi budaya,disebut juga sebagai metode kualitatif,karena data

yang terkumpul dan analisinya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian ini dilakukan pada obyek yang almiah. Obyek yang alamiah

adalah obyek yang berkembang apa adanya,tidak di manipulasi oleh

peniliti dan kehadiran peniliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek

tersebut. Dalam penilitian kualitatif instrumennya adalah orang atau

human instrument , yaitu peniliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi


36

instrument ,maka peniliti harus memiliki bekal dan teori dan wawasan

yang luas,sehingga mampu bertanya,menganalisis,memotret,dan

mengkonstruksi situasi social yang diteliti menjadi lebih jelas dan

bermaka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penilitian

Lokasi penilitian ini adalah tempat di mana penilitian akan

dilakukan,untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan

dengan permasalahan atau focus penilitian.

Lokasi penilitian ini dilakukan di RT.007 Negeri Passo. Alasan peniliti

memilih lokasi ini,Karena ingin mengetahui upaya masyarakat

terhadap Pencegahan Corona Virus Disiase-19 (COVID-19).

2. Waktu Penilitian

Waktu yang digunakan peniliti untuk penilitian ini di lakasanakan

sejak tanggal di keluarkannya ijin penilitian ini dalam kurun waktu

kurang lebih 2 (dua) minggu.

C. Populasi dan Sampel Penilitian

1. Populasi Penilitian

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang

ditentukan,atau sekumpulan subyek dalam satu setting tertentu atau

yang mempunyai kesamaan ciri tertentu. Populsi dapat berbentuk

orang,kelompok orang ,organisasi,benda,kejadian,atau kasus. Populasi


37

pada penilitian ini menggunakan populasi terjangkau (Acessible

Population) yaitu bagian populasi target yang akan dijangkau oleh

peniliti,atau dari mana sampel akan ambil yang di batasi oleh tempat

dan waktu. Populasi yang di ambil pada penilitian ini adalah upaya

masyarakat RT.007 Negeri Passo terhadap Pencegahan Corona Virus

Disiase-19 (COVID-19). Yang berjumlah 239 orang.

2. Sampel Penilitian

Sample yang digunakan dalam penilitian ini adalah, upaya

masyarakat RT.007 Negeri Passo terhadap Pencegahan Corona Virus

Disiase-19 (COVID-19) yang berjumlah 10 orang.

D. Sumber Data

Pada tahap ini,peniliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai

sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam

penilitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung (sekunder).

1. Data Primer

Dalam penilitian ini, data yang di peroleh peniliti dengan cara

observasi maupun wawancara. Dalam hal ini peniliti menentukan

informan untuk mengali sumber data. Sebelum menentukan

informan peniliti harus menyesuaikan dengan kriteria-kriteria

informan. Data primer adalah data yang langsung di kumpulkan

oleh peniliti dari sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat secara


38

langsung sebagai sumber data primer di sini adalah: Ketua RT dan

masyarakat RT.007 Negeri passo.

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dimaksudkan untuk melengkapi

data primer. Data sekunder peneliti berupa data yang terkait

dengan Upaya Masyarakat RT.007 Negeri Passo dalam

Pencegahan Penularan Corona Virus Disiase-19. Dengan adanya

dua data tersebut diharapkan peniliti dapat mendeskripsikan

tentang Upaya Masyarakat RT.007 Negeri Passo dalam

Pencegahan Penularan Corona Virus Disiase-19.

E. Teknik Pengunpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai

tata cara penilitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut

Sugiyono (2020 : 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dengan penilitian,karena tujuan utama dalam penilitian

adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini

menggunakan teknik dokumentasi,observasi, dan wawancara.

1. Metode Observasi

Pada observasi ini, peniliti mengamati peristiwa,kejadian,pose,dan

sejenisnya di sertai dengan daftar yang perlu diobservasi (Sulistyo-

Basuki,2006:149). Peniliti melakukan pengamatan langsung dengan

membawa data observasi yang telah disusun sebelumnya untuk


39

melakukan pengecekan kemudian peristiwa yang di amati dicocokan

dengan data observasi.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah wawancara dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya (Sulistyo-

Basuki,2006:171).

Peniliti harus mengajukan pertanyaan yang sama dengan urutan

yang sama kepada semua responden agar menimbulkan tanggapan

yang sama sehingga tidak menimbulkan kesulitan pengolahan karena

interpretasi yang berbeda. Wawancara terstruktur di rancang sama

dengan kuesioner,hanya saja bukan pertanyaan tertulis yang di ajukan

tetapi pertanyaan lisan yang di lakukan oleh seorang pewawancara

yang merekam jawaban responden.

3. Metode Dokumentasi

Peniliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penilitian

melalui foto atau gambar,sebagai bukti fisik pelaksanaan penilitian.

F. Analisis Data

Analisa data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang di peroleh

adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan

rangkain angka serta tidak dapat di susun dalam kategori-kategori /struktur

klasifikasi.

Menurut Miles dan Huberman,kegiatan anlisis terdiri dari tiga alur

kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,penyajian


40

data,dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan

berarti redukasi data,penyajian data,dan penarikan kesimpulan/verivikasi

sebagaisesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan

interaksi pada saat sebelum,selama,dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang di sebut “analisis”

(Ulber Silalahi,2009:339)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian kualitatif

mencakup transkip hasil wawancara,reduksi data,analisis,interpretasi data

dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat di tarik

kesimpulan. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh

peniliti.

1. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi

data diartikan sebagai proses pemilihan,pemusatan perhatian pada

peyerdehanaan,pengabstraksian,dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data

berlangsung terus- menerus, terutama selama proyek yang berorientasi

kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data

berlangsung ,terjadi tahapan reduksi,yaitu membuat

ringkasan,mengkode,menelusuri tema,membuat gugus-gugus,membuat

partisidan menulis memo.

Jadi dalam penilitian kualitatif dapat di sederhanakan dan di

transformasikan dalam aneka macam cara : melalui seleksi


41

ketat,melaui ringkasan atau uraian singkat,menggolongkan dalam

suatu pola yang lebih luas,dan sebagainya.

2. Triangulasi

Selain menggunakan redukasi data peniliti juga menggunakan teknik

triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Di mana

dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan

hasil wawancara terhadap objek penilitian (Moloeng,2004:330).

Triangulasi dapat di lakukan dengan menggunakan teknik yang

berbeda (Nasution,2003:115) yaitu wawancara,observasi,dan

dokumen. Triangulasi ini ini selain di gunakan untuk mengecek

kebenaran data juga di lakukan untuk memperkaya data. Menurut

Nasution ,selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki

validitas tafsiran peniliti terhadap data,karena itu triangulai bersifat

reflektif.

3. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik menarik kesimpulan dan

verivikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan,seseorang

penganalisis kualitatif mencari arti benda-benda,mencatat

keteraturan,pola-pola,penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin,alur sebab akibat,dan proposisi. Kesimpulan yang mula-

mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci .

kesimpulan-kesimpulan final akan muncul bergantung pada besarnya


42

kumpulan-kumpulan catatan lapangan,

pengkodeannya,penyimpanan,dan metode pencairan ulang yang di

gunakan,kecakapan peniliti,dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering

kali kesimpulan itu telah sering di rumuskan sebelumnya sejak awal.

G. Etika Penilitian

Peniliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penilitian harus

memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan

prinsip-prinsip penilitian . meskipun intervensi yang di lakukan dalam

penilitian tidak memiliki resiko yang dapat merugikan atau membahayakn

subjek penilitian,namun peniliti perlu mempertimbangkan aspek

sosioetikadan menjunjung tinggi harkat martabat manusia.

Menurut Dr.H.Sumantri,SKM.,M Kes dalam bukunya yang berjudul

“Metodologi Penilitian Kesehatan” Etika penilitian memiliki berbagai

macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang perlu di

pahami,anatara lain :

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia

Peniliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penilitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penilitian.

2. Menghormati Privasi dan Kerahasian Subjek Penilitian

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebsan individu. Pada dasarnya, penilitian akan memberikan akibat


43

terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat

pribadi. Adapun,tidak semua orang menginginkan informasinya di

ketahui oleh orang lain, sehingga peniliti perlu memperhatikan hak-

hak dasar individu tersebut.

3. Keadilan Dan Inklusivitas

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penilitian dilakukan secara jujur,hati-

hati professional, berperi kemanusian,dan memperhatikan factor-faktor

ktepatan,kesaksamaan,kecermatan,intimitas,psikologis,serta perasaan

riligius subjek penilitian.lingkungan penilitian dikondisikan agar

memenuhi prinsip keterbukaan,yaitu kejelasan prosedur penilitian

(Sumantri,2011).
DAFTAR PUSTAKA

Andrews,J L., Foulkes,L., & Blakemore, S.J. (2020). Peer Influence ini

Adolescence: Publich-Health Implications for COVID-19. Trends in Cognitive

Sciences, 24 (8), 585-587. https://doi.org/10.1016/j.tics.2020.05.001 Azanella

L.A. (2020). Upaya Pencegahan Covid-19,

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/15341526/upaya-pencegahan-

covid-19. Di akses pada 10 Juni 2020.Aikunto,Suharsimi.2000,Menejemen

Penilitian,Cetakan Kelima,Penerbit: Asdy Mahasatya,Jakarta.

Farizi, S. Al, & Harmawan, B. N. (2020). Data Transparency and Information

Sharing : Coronavirus Prevention Problems in Indonesia. Jurnal Administrasi

Kesehatan Indonesia, 8 (2), 35. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i 2.2020.35-50

Firda, A. A., & Haksama,S. (2020).

Building Health System Resilience During C0vid-19 Crisis. Jurnal

Administrasi Kesehatan Indonesia,8 (2), 1. https://doi.org/10.20473/jk.v8i

2.2020.1-3 Bender L. (2020) Kegiatan Utama Pencegahan Covid-19

Cahaya,Vicki Alam.2020. Kabar Warta. (online) Juni 07,2020.

(Cited:Agustus 25,2020) https://kabarwarta.id/detailpost/pemberlakuan-new-

normal-di-beberapa-wilaya-di-indonesia. Kesiapan Kemenkes Dalam Menghadapi

Outbreak Coronavirus (2019-NcoV) Kemenkes,RI.2020,Kemenkes RI

45
46

Dwi Susanto,dkk,2020, Tim COVID-19 IDAI, Protokol Tatalaksana Covid-

19,Edisi 1,April. Direktorat Jenderal Pencegahan CoronaVirus Disiase-19

(COVID-19). Jakarta. Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia dan GERMAS.

Farizi, S. Al, & Harmawan, B. N. (2020). Data Transparency and

Information Sharing : Coronavirus Prevention Problems in Indonesia. Jurnal

Administrasi Kesehatan Indonesia, 8 (2), 35. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i

2.2020.35-50 Firda, A. A., & Haksama,S. (2020).

Holshue,M.L,DeBolt,C.,Lindqust,S., Lofy, K. H ., Wiesman, (2020).

First case of 2019 coronavirus in the United States. New England Journal of

Medicine, Vol. 382, pp. 929-936. https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001191

Alodokter.2020. Alodokter. (online) Juni 4,2020.(Cited: Agustus 19,2020)

https://www. Alodokter.com/upaya-cara-pencegahan-penularan-virus-corona.

Irwan. (2007). Etika dan Perilaku Kesehatan. CV. Absolute Media.

Kementrian Kesehatan RI. (2020a). pedoman Pencegahan Dan Pengendalian

Coronavirus Disiase (Covid-19) (5th ed). Kementrian Kesehatan RI.

https://doi.org/10.33654/math.v4i0.299

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Kepatuhan Masyarakat Terhadap

Protokol Kesehatan belum optimal.

hhtps://Www.Kemenkes.go.id/Article/View/20062200002/Kepatuhan-

Masyarakat-Terhadap-Protokol-Kesehatan-Belum-Optimal-Html.
47

https://www.kemenkes.go.id/articel/view/2006200002/kepatuhan-masyarakat-

terhadap-protokol-kesehatan-belum-optimal-html

Law, S.,Leung A. W.,& Xu, C. (2020). Severe Acute Respiratori

Syndrome (SARS) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): From causes to

preventions in Hong Kong, International Journal Of Infectious Disiases,94, 156-

163.

Sari, D. P., & Atiqoh, N.S. (2020). Pengetahuan Mayarakat dengan

kepatuhan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyakit COVID-19.

Infokes, 10(1),52-55. http://ojs.udb.ac/index/.php/infokes/article/view/850.

Welis, Wilda & Sazeli Rifki, Muhamad. (2013).

https://www.liputan6.com/health/read/4301725/srikulas-udara-yang-baik-cegah-

virus-corona-covid-19-bertahan-di-udara.
Lampiran 1

LEMBAR WAWANCARA

Nama : Indriwati H Esauw

Nim : P.1810019

Semester : 6 (Enam)

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Penelitian : Upaya Masyarakat RT.007 Negeri Passo Dalam

Pencegahan Penularan Coronavirus Disiase-19

(COVID-19)

Gambaran Umum : Kosioner ini di buat untuk mengetahui upayaa

masyarakat RT.007 Negeri Passo dalam pencegahan

penularan coronavirus disease-19 (COVID-19)

48
49

PEDOMAN WAWANCARA

NO KOMPONEN SUBSTANSI PERTANYAAN


PERTANYAAN
1. Pengetahuan Apa yang anda ketahui tentang
upaya msayarakat terhadap
pencegahan Coronavirus Disiase-19
?
2. Bagaimana dampak Coronavirus
Disiase-19 terhadap Manusia ?
3. Bagaimana upaya masyarakat
terhadap pencegahan Coronavirus
Disiase-19 ?
4. Bagaimana factor resiko terhadap
masyarakat yang terdampak
Coronavirus Disiase-19 ?

5. Bagaimana cara pengobatan


terhadap masyarakat yang
terdampak Coronavirus Disiase-
19 ?
50
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

50

Anda mungkin juga menyukai