MELANI LUTHER
NH0220023
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat penelitian........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
A. Tinjauan Umum tentang Corona Virus Disease 19...................... 6
B. Tinjauan Umum tentang Kehamilan............................................ 25
C. Kerangka Teori............................................................................. 30
BAB III METODE......................................................................................... 31
A. Desain Penelitian.......................................................................... 31
B. Tahapan Literature Review.......................................................... 31
C. Proses Pengumpulan Data............................................................ 32
D. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas............................................ 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 37
A. Hasil penelitian............................................................................. 37
B. Pembahasan.................................................................................. 46
C. Keterbatasan Penelitian................................................................ 49
D. Implikasi Penelitian...................................................................... 49
BAB V PENUTUP......................................................................................... 50
A. Kesimpulan................................................................................... 50
B. Saran............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan virus baru yang
merebaknya hingga seluruh negara di Dunia. Diketahui, asalmula virus ini
berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan pada akhir bulan Desember
2019 (Yuliana, 2020). Penyebaran COVID-19 terjadi cepat dan meluas
karena dapat menular melalui kontak dari manusia ke manusia. Hingga saat
ini, berita seputar COVID-19 masih menjadi perhatian utama semua negara
untuk waspada dan tetap siaga menghadapi COVID-19 yang belum
ditemukan obat dan vaksinnya (PDPI, 2020).
China merespons dengan cepat bekerjasama World Health
Organization (WHO) tentang wabah dan berbagi informasi urutan dengan
komunitas internasional setelah ditemukannya agen penyebab. WHO
merespons dengan cepat dengan mengoordinasikan pengembangan
diagnostik, menerbitkan panduan tentang pemantauan pasien, pengumpulan
spesimen, dan perawatan, dan memberikan informasi terkini tentang wabah.
Beberapa negara di wilayah tersebut serta Amerika Serikat sedang menyaring
‘
pelancong dari Wuhan untuk demam, bertujuan untuk mendeteksi kasus
2019-nCoV sebelum virus menyebar lebih lanjut. Pembaruan dari Cina,
Thailand, Korea, dan Jepang menunjukkan bahwa penyakit yang terkait
dengan 2019-nCoV tampaknya relatif ringan dibandingkan dengan SARS dan
MERS (Unhale et al., 2020).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) per tanggal 1
November 2020 menunjukkan bahwa jumlah pasien yang terdiagnosa
COVID-19 sebanyak 45.942.902 orang dengan jumlah kematian sekitar
1.192.644 orang. Adapun kasus tertinggi yaitu di Amerika Serikat sekitar
8.952.086 kasus, India 8.184.082 kasus, Brasil 5.516.658 kasus dan
Rusia1.636.781 kasus (WHO, 2020).
1
2
jarak yang harus dijaga adalah satu meter. Pasien rawat inap dengan
kecurigaan COVID-19 juga harus diberi jarak minimal satu meter dari pasien
lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan etika batuk/bersin, dan diajarkan
cuci tangan (Susilo et al., 2020).
Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan
kesehatan khususnya penyakit infeksi dikarenakan adanya perubahan fisiologi
tubuh dan mekanisme respon imun di dalam tubuhnya(Rohmah & Nurdianto,
2020).Melalui evaluasi yang dilakukan dalam wabah sebelumnya (SARSdan
MERS), ibu hamil telah terbukti memilikirisiko kematian yang tinggi,
keguguran spontan,kelahiran prematur, dan IUGR (Intra Uterine Growth
Restriction). Tingkat fatalitas SARS dan MERS diantara pasien hamil adalah
25% dan 40%, masing-masing terdapat beberapa risiko seperti ketubanpecah
dini, kelahiran prematur, takikardia janin,dan gawat janin(Pradana et al.,
2020). Namun, saat ini masih sedikit penelitian yang meneliti status COVID-
19 pada populasi ibuhamil dan perinatal. Selain itu, sebagian besar penelitian
yang diterbitkan adalah laporan kasus/kasus serial, yang ditulis dalam
bahasaCina, yang menghasilkan ketidakakutratanpenjelasan(Ramadhani et
al., 2020).
Berdasarkan hasil penelitian Ceulemans et al., (2020), menunjukkan
bahwa secara keseluruhan, 0,3% dari semua responden yang dilaporkan dites
positif SARS-CoV-2, tidak menunjukkan kerentanan wanita hamil yang lebih
tinggi untuk tertular COVID-19. Penelitian Khan et al., (2020), menunjukkan
bahwa dari 3 pasien yang diteliti hanya 1 pasien yang melahirkan bayi
prematur. Namun, bayi prematur dites negatif untuk SARS-CoV-2, yang
menunjukkan bahwa kelahiran prematur tidak disebabkan oleh penularan
vertikal SARS-CoV-2. Namun, persalinan prematur mungkin disebabkan
oleh tekanan psikologis selama kehamilan terkait pneumonia COVID-19.
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit COVID-19
mengalami peningkatan yang signifikan sejak muncul Desember 2019 dan
mengakibatkan banyak kematian di dunia. Dalam upaya menekan angka
kematian penyakit akibat COVID-19, WHO juga merekomendasikan proteksi
4
c. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dan bahan data dasar informasi tentang dampak infeksi Corona Virus
Disease 19 (COVID-19) pada kehamilan.
d. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya, serta dapat melakukan penelitian yang lebih
mendalam lagi mengenai dampak infeksi Corona Virus Disease 19
(COVID-19) pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Corona Virus Disease 19 (COVID-19)
1. Pengertian
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus
yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu
kali dalam hidupnya. Namun, beberapa jenis virus corona jug bisa
menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV) dan Pneumonia.SARS yang muncul
pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara
lain.Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia,
Inggris, Italia, Swedia, Swiss,Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi
SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098
orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa
akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.Sampai saat ini
terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu
HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, HCoV-HKU1, SARS-CoV
(yang menyebabkan sindrom pernapasan akut), MERS-COV (sindrom
pernapasan Timur Tengah) dan COVID-19 atau dikenal juga dengan
Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia) di kota Wuhan,
Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai
Januari 2020 (Fadli, 2020).
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen.Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus membentukstruktur seperti
kubus dengan protein S berlokasi dipermukaan virus. Protein S atau
spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus
danmerupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan
dalam penempelan danmasuknya virus kedalam sel host (interaksi
protein S dengan reseptornya di sel inang). Coronavirus bersifat sensitif
6
7
HIV. Namun, hingga saat ini belum ada studi yang mengaitkan HIV
dengan infeksi SARS-CoV-2. Hubungan infeksi SARS-CoV-2 dengan
hipersensitvitas dan penyakit autoimun juga belum dilaporkan. Belum
ada studi yang menghubungkan riwayat penyakit asma dengan
kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, studi meta-analisis yang
dilakukan oleh Yang, dkk, menunjukkan bahwa pasien COVID-19
dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung memiliki
manifestasi klinis yang lebih parah (Susilo et al., 2020).
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for
Disease Control and Preventon (CDC) adalah kontak erat, termasuk
tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke
area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat
(dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga medis
merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular. Di Italia,
sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari
3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6%
(Susilo et al., 2020).
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Coronavirus jenis
baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis danpopulasi normal,
bergantung paparan jumlah virus. Jika kita terpaparvirus dalam jumlah
besar dalam satu waktu, dapat menimbulkanpenyakit walaupun sistem
imun tubuh berfungsi normal. Orang-orangdengan sistem imun lemah
seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisilainnya, penyakit dapat
secara progresif lebih cepat dan lebih parah.Infeksi coronavirus
menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemahterhadap virus ini lagi
sehingga dapat terjadi re-infeksi (PDPI, 2020).
3. Patofisiologi
Analisis filogenetik mengungkapkan bahwa virus corona termasuk
dalam subgenus sarbecovirus dari genus betacoronavirus, dengan
panjang cabang yang relatif panjang untuk kerabat terdekat bat-SL-
CoVZC45 dan bat-SL-CoVZXC21,dan secara genetik berbeda dari
9
saluran napas atas, gunakan swab viral (Dacron steril atau rayon
bukan kapas) dan media transportvirus. Pasien yang dicurigai
terinfeksi COVID-19 terutama pneumonia berat, sampel tunggal
saluran napas atas tidak cukup untuk eksklusi diagnosis, perlu
ditambahankan sampel dari saluran bawah. Kedua sampel (saluran
napas atas dan bawah) dapat diperiksakan jenis patogen lain, jika
kasus terkonfirmasi infeksi COVID-19, maka diulangipengambilan
sampel dari saluran napas atas dan bawahuntuk petunjuk klirens dari
virus. Frekuensi pemeriksaan 2-4 hari sampai 2 kali hasil negative
dari kedua sampel sertasecara klinis perbaikan, setidaknya 24 jam.
Jika sampeldiperlukan untuk keperluan pencegahan infeksi
dantransmisi, specimen dapat diambil sesering mungkin yaituharian.
c. Bronkoskopi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengecek bagian dalam paru-paru dan saluran napas. Prosedur ini
melibatkan alat bronkoskop, yakni tabung tipis dengan kamera dan
lampu di ujungnya.Bronkoskop akan dimasukkan melalui hidung
atau mulut ke dalam tenggorokan hingga mencapai paru-paru pasien.
d. Pungsi pleura(torakosintesis) merupakan tindakan invasif dengan
menginsersi jarummelalui dinding toraks untuk mengeluarkan cairan
dari rongga pleura. Tindakan ini memilikitujuan diagnostik yaitu
mendapatkan spesimen cairan pleura untuk pemeriksaan lebih
lanjutdan juga tujuan terapeutik untuk mengurangi tekanan mekanik
terhadap paru. Dengan mendapatkan spesimen cairan pleura dapat
diperiksa lebih lanjut dengan menggolongkan transudat atau eksudat
yang akan membantu dalampenegakan diagnosis penyakit.
e. Pemeriksaan kimia darah untuk mengetahui keadaan tubuh berfungsi
dengan baik dengan mengukur berbagai zat kimia dalam darah.
Pemeriksaan kimia darah antara lain; pemeriksaan leukosit, analisis
gas darah, fungsi hepar, fungsi ginjal, gula darah sewaktu, elektrolit,
faal hemostasis, prokalsitonin dan laktat.
17
C. Virus
Kerangka Teori Perubahan
Kematian, pada
keguguran,
RNA strain
tubuh
Ibudan
hamil
COVID-19
kelahiranDampaksistem dan
prematur,
tunggal positif
imunitas ibu hamil
IUGR
31
32
Tabel 3.1
Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 2 tahun
(2019-2020)
Bahasa Inggris
Subjek Manusia
Jenis jurnal Original artikel penelitian
Tidak dalam bentuk abstrak saja maupun buku
Tersedia full text
Tema isi jurnal Dampak, COVID-19, kehamilan
36
37
45
46
minggu dan 1 bayi lahir mati hal ini dapat dipengaruhi kelebihan berat badan
atau obesitas sebelum kehamilan dan penyakit penyerta seperti asma, dan
penelitian Yan et al., (2020), 21 pasien yang melahirkan mengalami kelahiran
prematur termasuk 6 diantaranya dengan ketuban pecah dini. Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa kejadian prematur dan kematian pada bayi
bukan disebabkan karena COVID-19 tetapi kondisi obesitas, penyakit
penyerta dan tekanan psikologis pada ibu hamil dengan COVID-19.
Wahyuni & Rohani(2017), mengemukakan bahwa bayi prematur
terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu,mempunyai risiko
kematian 70 kali lebihtinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk
beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidak matangan sistem
organ tubuhnya seperti paru-paru, ginjal, jantung dan sistem
pencernaannya.Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan
preterm seperti faktorpada ibu, faktor janin dan plasenta.
Hasil penelitian dari 7 artikel menyebutkan bahwa tidak adanya
penularan COVID-19 secara vertikal dari ibu ke janin. Transmisi vertikal
COVID-19dari ibu ke janinhampir tidak terjadi dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan Cairan Amnion dan Serum Bayi yang dilahirkan negatif
mengandung asam nukleat COVID-19. Pada sejumlah penelitian yang telah
dipaparkan di atas, terbukti kejadian transmisi vertikal sangat jarang terjadi,
dan ekspresi reseptor ACE-2 sangat rendah baik pada trimester
pertama,kedua dan ketiga.Namun demikian,masih perlu penelitian lebih
banyak lagi berkaitan dengan transmisi vertikal. Proses persalinan normal
tidak terbukti mentransmisikan virus COVID-19dari ibu ke bayi dibuktikan
dari hasil tes swab negatif. Pada persalinan ibu hamil positif COVID-19
diupayakan agar kadar oksigen saturasinya normal yaitu>95%. Asam nukleat
hampir tidak ditemukan pada ASI dari ibu hamil positifCOVID-19.
Menurut asumsi peneliti,infeksi COVID-19 saat ini dirasa sangat
mengkhawatirkan, namun belum ada laporan dan bukti yang cukup mengenai
dampak COVID-19 padaibu hamil dan bayi. Laporan dan bukti tersebut
masih sangat minim dan terbatas.Namun demikian,dari sejumlah laporan
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Blitz, M. J., Rochelson, B., Minkoff, H., Meirowitz, N., Prasannan, L., London,
V., Rafael, T. J., Chakravarthy, S., Bracero, L. A., Wasden, S. W.,
Pachtman Shetty, S. L., Santandreu, O., Chervenak, F. A., Schwartz, B.
M., & Nimaroff, M. (2020). Maternal mortality among women with
coronavirus disease 2019 admitted to the intensive care unit. American
Journal of Obstetrics and Gynecology, 223(4), P595-599.
https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.06.020
Ceulemans, M., Verbakel, J. Y., Van Calsteren, K., Eerdekens, A., Allegaert, K.,
& Foulon, V. (2020). SARS-CoV-2 infections and impact of the COVID-
19 pandemic in pregnancy and breastfeeding: Results from an
observational study in primary care in Belgium. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(18), 1–10.
https://doi.org/10.3390/ijerph17186766
Chen, H., Guo, J., Wang, C., Luo, F., Yu, X., Zhang, W., Li, J., Zhao, D., Xu, D.,
Gong, Q., Liao, J., Yang, H., Hou, W., & Zhang, Y. (2020). Clinical
characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-
19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical
records. The Lancet, 395(10226), 809–815.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30360-3
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020).
Penyakit virus corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119–
129. https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) revisi-5. Kementerian Kesehatan RI.
Khan, S., Peng, L., Siddique, R., Nabi, G., Nawsherwan, Xue, M., Liu, J., & Han,
G. (2020). Impact of COVID-19 infection on pregnancy outcomes and
the risk of maternal-to-neonatal intrapartum transmission of COVID-19
during natural birth. Infection Control and Hospital Epidemiology, 41(6),
748–750. https://doi.org/10.1017/ice.2020.84
Liu, Y., Cheg, H., Tang, K., & Guo, Y. (2020). Clinical manifestations and
outcome of SARS-CoV-2 infection during pregnancy. Journal of
Infection, 1–9. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.02.028
Lokken, E. M., Walker, C. L., Delaney, S., Kachikis, A., Kretzer, N. M.,
Erickson, A., Resnick, R., Vanderhoeven, J., Hwang, J. K., Barnhart, N.,
Rah, J., McCartney, S. A., Ma, K. K., Huebner, E. M., Thomas, C.,
Sheng, J. S., Paek, B. W., Retzlaff, K., Kline, C. R., … Waldorf, K. M.
A. (2020). Clinical characteristics of 46 pregnant women with a severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 infection in Washington State.
American Journal of Obstetrics and Gynecology, 223(6), 911.e1–
911.e14. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.05.031
Malik, F., Bafadal, M., Wahyuni, & Sahidin. (2020). Edukasi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), Gerakan Menggunakan Masker (GEMAS),
serta penggunaan antiseptik dan desinfektan di Desa La Nipa Nipa,
Kecamatan Katoi, Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(3), 154–159.
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i1.440
Marzali, A. (2016). Menulis kajian literatur. Jurnal Etnografi Indonesia, 1(2), 27.
https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613
Masrul, Abdillah, L. A., Tasnim, T., Simarmata, J., Daud, Sulaiman, O. K.,
Prianto, C., Iqbal, M., Purnomo, A., Febrianty, F., Saputra, D. H., Purba,
D. W., Vinolina, N. S., Napitupulu, D., Soetijono, I. K., Ramadhani, Y.
R., Jamaludin, Sari, D. C., Mastuti, R., … Faried, A. I. (2020). Pandemik
COVID-19: persoalan dan refleksi di Indonesia. Yayasan Kita Menulis.
Nugroho, W. D., Indah, W., Alanish, Istiqomah, N., Cahyasari, I., Indrastuti, M.,
Sugondo, P., & Isworo, A. (2020). Literature review: Transmisi Covid-19
dari manusia ke manusia di Asia. Jurnal of Bionursing, 2(2), 101–112.
https://doi.org/10.20884/bion.v2i2.51
Ramadhani, H. S., Islamy, N., & Yonata, A. (2020). COVID-19 pada kehamilan:
Apakah berbahaya? Jurnal Medula, 10(2), 318–323.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/2725
Rohmah, M. K., & Nurdianto, A. R. (2020). Corona virus disease 2019 (COVID-
19) pada wanita hamil dan bayi: Sebuah tinjauan literatur. Journal of
Clinical Medicine, 7(1A), 329–336.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v7i1a.476
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J.,
Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M.,
Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus
disease 2019: tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,
7(1), 45–67. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Unhale, S. S., Ansar, Q. B., Sanap, S., Thakhre, S., Wadatkar, S., Bairagi, R.,
Sagrule, S., & Biyani, B. (2020). A review on corona virus (Covid-19 ).
World Journal of Pharmaceutical and Life Sciences, 6(4), 109–115.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur.
Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 187–192.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026
Zhong, B. L., Luo, W., Li, H. M., Zhang, Q. Q., Liu, X. G., Li, W. T., & Li, Y.
(2020). Knowledge, attitudes, and practices towards Covid-19 among
Chinese residents during the rapid rise period of the Covid-19 outbreak: a
quick online cross-sectional survey. International Journal of Biological
Sciences, 16(10), 1745–1752. https://doi.org/10.7150/ijbs.45221