PANDEMI COVID-19
OLEH KELOMPOK 6 :
AGNESIA M.B. YUSUP 17061093
GEBBY A. PURUKAN 17061112
JUANDY SAMBUAGA 17061038
DEBORA KEMUBAN 17061041
REGGINA ENTJAURAU 17061007
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LASALLE MANADO
TAHUN 2020
1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................................5
A. Konsep......................................................................................................................................5
1. Pengertian............................................................................................................................5
2. Penyebab...............................................................................................................................5
3. Klasifikasi.............................................................................................................................6
4. Bahaya Sekunder.................................................................................................................6
5. Kajian Resiko Bencana........................................................................................................7
B. Upaya Penanggulangan...........................................................................................................8
1. Pengurangan Resiko............................................................................................................8
2. Peringatan dini...................................................................................................................10
C. Konsep Pre Hospital..............................................................................................................10
1. Tahap tanggap bencana....................................................................................................10
2. Tahap upaya awal (initial action)......................................................................................11
3. Tahap Operasi Bencana....................................................................................................14
4. Tahap Operasi tanggap darurat dan pemulihan darurat...............................................17
D. Konsep Tanggap darurat Saat Terjadi bencana.................................................................22
E. Manajemen Bencana.............................................................................................................27
1. Mitigation............................................................................................................................27
2. Preparedness.......................................................................................................................30
3. Response..............................................................................................................................32
4. Recovery..............................................................................................................................38
F. Konsep Upaya pemulihan pasca bencana............................................................................40
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................41
Kesimpulan......................................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................42
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan SarsCoV-2. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).
Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus
konfirmasi 414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus
dilaporkan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa
petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Pada tanggal 2 Maret 2020,
Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID19 sebanyak 2 kasus. Sampai
dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia sudah melaporkan 790 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta,
Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara
Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah
dengan transmisi lokal di Indonesia adalah DKI Jakarta, Banten (Kab.
Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab. Bekasi, Kota
Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang), Jawa Timur
(kab. Malang, Kab. Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa Tengah (Kota
Surakarta) (Kemenkes, 2020).
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang
3
yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat
dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci
tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika
batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan
hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu,
menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di
fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes, 2020).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas mata kuliah Bencana dan untuk mengetahui
pengertian dari Covid-19, dan mengetahui bahaya Covid-19 bagi kehidupan
manusia, serta untuk mempelajari berbagai cara yang perlu dilakukan untuk
pencegahan penularan Covid-19, mempelajari cara-cara memutuskan rantai
penularan Covid-19, sehingga dapat menghentikan penyebaran atau
mengurangi kemungkinan perluasan Covid-19.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengertian dari Covid-19,
- Untuk mengetahui penyebab Covid-19 bagi kehidupan manusia
- Untuk mengetahui bahaya sekunder Covid-19
- Untuk mengetahui upaya penanggulangan
- Untuk mengetahui konsep pre hospital
- Untuk mengetahui Konsep Tanggap Darurat Saat Terjadi bencana
- Untuk mengetahui Manajemen Bencana
- Untuk mengetahui Konsep upaya pemulihan paska bencana
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep
1. Pengertian
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease
2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. (WHO,2019)
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada
sistem pernapasan, infeksi paru- paru yang berat, hingga kematian. Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini
bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil,
maupun ibu menyusui.
World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute
respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) (WHO, 2020).
2. Penyebab
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen
utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini
berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein
S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020).
5
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
3. Klasifikasi
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
HCoV-229E.
HCoV-OC43.
HCoV-NL63.
HCoV-HKU1.
SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah
pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke
negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya
kasus covid 19 dari Maret 2020
4. Bahaya Sekunder
a. Secara Langsung
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini.
COVID-19 dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-
percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19
jika batuk, bersin atau berbicara. Percikan-percikan ini relative berat,
perjalanannya tidak jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat. Orang dapat terinfeksi
COVID-19 jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
b. Secara tidak langsung
Percikan-percikan ini dapat menempel di benda dan permukaan lainnya di
sekitar orang seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat
terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian
menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Inilah sebabnya penting untuk
mencuci tangan secara teratur. Hampir semua alat dan benda yang ada dalam
6
kehidupan kita sehari-hari menjadi sarana penularan covid-19 contohnya adalah
virus dapat menyebar melalui uang kertas.
R = H * (V/C)
di mana R : Risk atau risiko
H : Hazard atau ancaman bahaya
V : Vulnerability atau kerentanan
C : Capacity atau kapasitas
B. Upaya Penanggulangan
1. Pengurangan Resiko
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana telah menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam
penanggulangan bencana “bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam penanggulangan
bencana”, dimana peran serta tersebut mencakup “pengambilan keputusan,
memberikan informasi, pengawasan, perencanaan, implementasi, dan
pemeliharaan program”, dan diantaranya terkait dengan “penyusunan
rencana mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana”.
Selanjutnya, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (Perka BNPB) Nomor 11 Tahun 2014 tentang peran serta
masyarakat dalam penanggulangan bencana, yang menegaskan pentingnya
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan sistem penanggulangan
bencana, mulai dari tahap pra-bencana, tanggap darurat, pemulihan awal
dan pasca-bencana, yang dapat dilakukan secara mandiri atau bekerjasama,
dan mengutamakan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Terkait
8
dengan pengurangan risiko bencana, bentuk peran serta masyarakat di
antaranya mencakup pengenalan risiko bencana, perencanaan partisipatif
penanggulangan bencana, pengembangan budaya sadar bencana,
pengelolaan sistem peringatan dini, dan mitigasi bencana, serta pemantauan
pelaksanaan rencana aksi pengurangan risiko bencana.
Belajar dari upaya pengurangan risiko bencana alam berbasis
komunitas yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia, dan telah
menjadi salah satu ikon keberhasilan Indonesia dalam pengurangan risiko
bencana alam secara global, maka dalam artikel ini akan ditelaah penerapan
pendekatan dan strategi pengurangan risiko bencana pandemik Covid-19
melalui basis komunitas lokal di tingkat desa dan kelurahan. Beberapa
kebijakan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang telah
dilakukan oleh Pemerintah selama ini, di antaranya adalah melalui
Keluarga Tanggap Bencana (KATANA), Desa Tangguh Bencana
(Destana), Kampung Siaga Bencana (Kasiba), Pengurangan Risiko Bencana
Berbasis Komunitas (PRBBK), yang telah diimplementasikan di berbagai
daerah, terutama daerah-daerah yang dikategorikan rawan dan pasca
bencana. Selain itu, penerapan PRBBK yang telah diimplementasikan di
tingkat daerah dan desa rawan dan pasca bencana lebih dari satu dekade
terakhir tersebut, sejak lima tahun terakhir ini telah didukung melalui
kebijakan prioritas pemanfaatan dana desa yang dapat diarahkan untuk
pembangunan sarana dan prasarana serta peningkatan kapasitas masyarakat
desa dalam pengurangan risiko bencana di tingkat desa.
Sebenarnya dalam menghadapi bencana pandemik Covid-19 ini,
beberapa lembaga swadaya masyarakat yang merupakan mitra Pemerintah,
melalui kerja sama dengan Gugus Tugas Covid-19 telah mencoba
menerbitkan Buku Panduan RT Tangguh Covid-19, namun sosialisasi dan
diseminasinya yang masih sangat terbatas, belum dapat dijadikan panduan
yang dapat dijadikan acuan dalam mengurangi risiko bencana pandemik
Covid-19. Selain itu, materinya masih sangat fokus pada upaya peningkatan
kesadaran di tingkat masyarakat warga RT dalam menjalankan “social
distancing” untuk pencegahan warga RT terhadap Covid-19, dan belum
dapat dijadikan panduan dalam mencegah dan menangkal kejadian kasus
Covid-19 dalam lingkup yang lebih luas khususnya dalam mencari,
9
menemukan dan mengisolasi penderita Covid-19, sebagaimana arahan
World Health Organization (WHO) untuk search, find and isolate suspected
Covid-19.
Artikel ini difokuskan pada telaahan kondisi penanganan bencana
pandemik Covid- 19 dalam kerangka kebijakan status kedaruratan
kesehatan masyarakat yang menerapkan kebijakan pembatasan sosial
berskala besar, melalui pendekatan pengurangan risiko bencana pandemik
Covid-19 berbasis komunitas di tingkat desa dan kelurahan, dalam
mengupayakan percepatan penanganan dan sekaligus penuntasan bencana
pandemik Covid-19 yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, untuk
memulihkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus ketahanan nasional.
2. Peringatan dini
Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria: a. Demam 38 derajat Celcius,
dan Batuk/pilek istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu minum
Bila keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernafas (sesak atau
nafas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
Pada saat melakukan kegiatan di luar Anda harus lakukan tindakan berikut:
a. Gunakan masker
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar
dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung
lengan
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal
d. Ada riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara terjangkit COVID-
19, ATAU
e. Merasa pernah kontak dengan penderita COVID-19,
11
Rencana kontinjensi disusun atas dasar koordinasi dan kesepakatan
bersama antara seluruh pihak terkait di lingkungan bandar udara,
pelabuhan, dan PLBDN. Dalam rangka kesiapsiagaan tersebut perlu
dipersiapkan beberapa hal meliputi norma, standar, prosedur, kriteria
(NSPK), kebijakan dan strategi, Tim Gerak Cepat (TGC), sarana prasarana
dan logistik, serta pembiayaan. Secara umum kesiapsiagaan tersebut
meliputi:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Membentuk atau mengaktifkan TGC di wilayah otoritas pintu
masuk negara di bandara/ pelabuhan/ PLBDN. Tim dapat terdiri
atas petugas KKP, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Hewan dan unit
lain yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang
memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pencegahan importasi
penyakit.
Peningkatan kapasitas SDM yang bertugas di pintu masuk negara
dalam kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 dengan melakukan
pelatihan/drill, table top exercise, dan simulasi penanggulangan
COVID-19.
Meningkatkan kemampuan jejaring kerja lintas program dan lintas
sektor dengan semua unit otoritas di bandara/ pelabuhan/ PLBDN.
12
Memastikan fungsi alat deteksi dini (thermal scanner) dan alat
penyehatan serta ketersediaan bahan pendukung.
Memastikan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk
koordinasi dengan unit-unit terkait.
Menyiapkan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan antara lain obat-obat suportif (life-saving), alat
kesehatan, APD, Health Alert Card (HAC), dan melengkapi logistik
lain, jika masih ada kekurangan. • Menyiapkan media komunikasi
risiko atau bahan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan
menempatkan bahan KIE tersebut di lokasi yang tepat. •
Ketersediaan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19
untuk petugas kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata
laksana dan rujukan pasien.
13
5) Dalam melaksanakan upaya deteksi dan respon, KKP berkoordinasi
dengan lintas sektor terkait lainnya, seperti Dinkes, RS rujukan,
Kantor Imigrasi, dsb.
15
Bila memenuhi kriteria ODP maka dilakukan:
16
Kegiatan penemuan kasus COVID-19 wilayah dilakukan melalui penemuan orang
sesuai definisi operasional. Penemuan kasus dapat dilakukan di puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lain. Bila fasyankes menemukan orang yang
memenuhi kriteria PDP maka perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Tatalaksana sesuai kondisi pasien: - Gejala ringan: Isolasi diri di rumah - Gejala
sedang: Rujuk ke RS Darurat - Gejala berat: Rujuk ke RS Rujukan (lihat
Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu) dengan menggunakan
ambulans penyakit infeksi dengan menerapkan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI).
2) Memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit COVID-19
3) Fasyankes segera melaporkan dalam waktu ≤ 24 jam ke Dinkes Kab/Kota
setempat. Selanjutnya Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
yang kemudian diteruskan ke Ditjen P2P melalui PHEOC.
4) Melakukan penyelidikan epidemiologi menggunakan formulir penyelidikan
epidemiologi,mengidentifikasi kontak erat menggunakan formulir dan
pemantauan kontak erat menggunakan formulir
5) Dilakukan pengambilan spesimen berkoordinasi dengan Dinkes setempat untuk
pengiriman dengan menyertakan formulir pengiriman specimen.
18
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah; pemeriksaan
ulang pada 10 hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari
berturut-turut, di Laboratorium pemeriksa yang mampu melakukan
pemeriksaan RT PCR.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah; Pada
kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR
sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut,di Laboratorium pemeriksa
yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR. .
Apabila ODP yang terkonfirmasi menunjukkan gejala perburukan maka:
a. Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat
b. Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan Kegiatan surveilans
terhadap ODP dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya
perburukan gejala selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan
pemantauan melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala
(harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian. Pemantauan
dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala
harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer
dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Orang dalam
pemantauan yang sudah dinyatakan sehat yang tidak memiliki gejala
terkait COVID-19, ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Kegiatan surveilans terhadap PDP dilakukan
selama 14 hari sejak mulai munculnya gejala. Terhadap PDP dilakukan
pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk pemeriksaan RT PCR.
Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang
berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan.
Jenis spesimen. Pengiriman spesimen disertai formulir pemeriksaan ODP/PDP
Jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dilakukan pemeriksaan
Rapid Test.
Apabila hasil pemeriksaan Rapid Test pertama menunjukkan hasil:
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah sesuai kondisi: ringan (isolasi diri
di rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan);
pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang
19
positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali
selama 2 hari berturut turut, di Laboratorium pemeriksa yang mampu
melakukan pemeriksaan RT PCR.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah adalah sesuai kondisi: ringan
(isolasi diri di rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS
Rujukan); Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium
pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.
Apabila PDP yang terkonfirmasi menunjukkan gejala perburukan maka:
a. Jika gejala ringan berubah menjadi sedang, dilakukan isolasi di RS
darurat
b. Jika gejala sedang berubah menjadi berat, dilakukan isolasi di RS
rujukan Kegiatan surveilans terhadap PDP ringan dan PDP sedang
dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala
selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan
melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan
dicatat pada formulir pemantauan harian. Pemantauan dilakukan
dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian.
Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Orang dalam
pemantauan yang sudah dinyatakan sehat yang tidak memiliki gejala
terkait COVID-19, ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan
Pelaku Perjalanan dari Negara/ Wilayah dengan Transmisi Lokal COVID-19
Pelaku perjalanan dari negara/ wilayah transmisi lokal maka harus melakukan
karantina mandiri di rumah selama 14 hari sejak kedatangan dan bagi warga
negara asing harus menunjukkan alamat tempat tinggal selama di karantina
dan informasi tersebut harus disampaikan pada saat kedatangan di bandara.
Selama masa karantina diharuskan untuk tinggal sendiri di kamar yang
terpisah, menghindari kontak dengan anggota keluarga lainnya, dan tidak
boleh melakukan aktivitas di luar rumah. Terhadap dua kelompok pelaku
perjalananan ini diberikan HAC dan petugas kesehatan harus memberikan
edukasi jika dalam 14 hari timbul gejala, maka segera datangi fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat dan membawa HAC. Kegiatan surveilans
20
terhadap pelaku perjalanan yang tidak bergejala dilakukan melalui
pemantauan HAC yang diberikan di pintu masuk negara. Petugas pintu masuk
negara diharapkan melakukan notifikasi ke Dinas Kesehatan setempat sesuai
dengan alamat yang tertera di HAC. Dinas Kesehatan yang menerima
notifikasi dapat meningkatkan kewaspadaan dan diharapkan melakukan
komunikasi risiko kepada pelaku perjalanan dengan memanfaatkan teknologi
seperti telepon, pesan singkat dan lain-lain.
23
3. Untuk pelayanan yang belum tersedia di Layanan Elektronik dan
Aplikasi Layanan Loket Online, yang berkas permohonan yang
bersifat sangat segera dan harus ditangani secara khusus, dikirim di
dalam map plastik khusus serta dilampirkan scan dari masing-masing
dokumen dari berkas yang dikirim.
4. Layanan yang harus ke lapangan dan berinteraksi dengan pemohon
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat, dalam rangka
mengurangi resitensi terjadinya penyebaran virus Covid-19.
5. Kegiatan yang melibatkan pengumpulan masyarakat seperti
penyuluhan, sosialisasi dan sejenisnya agar dibatasi.
24
4. Di akhir liburan, siswa tanpa gejala yang mencurigakan dapat kembali ke sekolah
dengan normal. Mereka yang memiliki gejala yang mencurigakan harus segera
memberi tahu sekolah Anda dan mencari perawatan medis tepat waktu, dan kembali
ke sekolah setelah pemulihan.
26
E. Manajemen Bencana
1. Mitigation
Mendidik orang untuk tinggal di rumah saat sakit atau ketika mereka
telah melakukan kontak dekat dengan seseorang dengan COVID-19
Ajarkan dan perkuat praktik kebersihan tangan dan etika pernapasan
Ajarkan dan perkuat penggunaan kain penutup wajah untuk melindungi
orang lain (jika perlu)
Pastikan persediaan yang memadai mudah tersedia (mis., Sabun,
pembersih tangan dengan setidaknya 60% alkohol, handuk kertas)
untuk mendukung perilaku hidup sehat
Poskan tanda atau poster dan promosikan perpesanan tentang perilaku
yang mencegah penyebaran
27
Mengintensifkan pembersihan dan disinfeksi permukaan yang sering
disentuh
Pastikan sistem ventilasi beroperasi dengan baik dan meningkatkan
sirkulasi udara luar
Pastikan semua sistem air aman digunakan
Ubah tata letak untuk mempromosikan jarak sosial setidaknya 6 kaki
antara orang - terutama bagi orang yang tidak tinggal bersama
Pasang penghalang dan panduan fisik untuk mendukung jarak sosial
jika perlu
Tutup ruang komunal, atau penggunaan terhuyung-huyung dan
bersihkan dan disinfeksi di antara penggunaan
Batasi pembagian objek, atau bersihkan dan disinfeksi di antara
penggunaan
Pertahankan bekerja dengan Sehat
Lindungi orang dengan risiko lebih tinggi untuk penyakit parah dari
COVID-19
Untuk mengatasi stres , dorong orang untuk mengambil istirahat dari
berita, merawat tubuh mereka, meluangkan waktu untuk bersantai dan
berhubungan dengan orang lain, terutama ketika mereka memiliki
kekhawatiran
Pertahankan kesadaran akan peraturan lokal atau negara bagian
Susun atau putar penjadwalan
Buat grup statis atau "kohort" individu dan hindari pencampuran antar
kelompok
Kejar peristiwa virtual. Pertahankan jarak sosial di setiap acara tatap
muka , dan batasi ukuran kelompok sebanyak mungkin
Batasi pengunjung yang tidak penting, sukarelawan, dan kegiatan yang
melibatkan kelompok atau organisasi eksternal, terutama dengan
mereka yang bukan dari daerah setempat
Pertimbangkan opsi untuk perjalanan yang tidak penting sesuai dengan
peraturan negara bagian dan local
Tentukan titik kontak COVID-19
Menerapkan kebijakan cuti yang fleksibel dan tanpa hukuman
28
Pantau absensi dan buat rencana cadangan staf
Latih staf tentang semua protokol keselamatan
Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan harian seperti
pemeriksaan suhu atau pengecekan gejala
Dorong mereka yang berbagi fasilitas untuk juga mematuhi strategi
mitigasi
Memberlakukan sistem komunikasi untuk:
29
Tutup area yang digunakan oleh seseorang yang sakit. Tunggu> 24
jam sebelum dibersihkan dan disinfektan. Pastikan penggunaan dan
penyimpanan disinfektan Daftar N yang disetujui EPA aman dan
benarikon eksternal, termasuk menyimpan produk secara aman jauh
dari anak-anak.
2. Preparedness
Perawat memiliki peran penting dalam dunia kesehatan, perawat
merupakan salah satu profesi yang sangat berpengaruh terhadap kesembuhan
klien. Perawat merupakan sebuah profesi pengabdian kepada masyarakat,
perawat akan memberikan sebuah asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh
klien tanpa memandang latar belakang kliennya.
Untuk itu, dikatakan profesi yang mulia. Dalam menghadapi dunia
globalisasi, perawat mendapatkan sebuah tuntutan untuk mampu lebih siap
dalam segala aspek. Perawat dituntut untuk memiliki skill dan juga pengetahuan
yang luas untuk mampu menjadi perawat handal dan profesional dalam
menghadapi tantangan dalam dunia kesehatan.
Dalam kondisi pandemic saat ini, peran perawat sangat dibutuhkan untuk
menjadi garda terdepan dalam merespons dan merawat pasien yang terkena
virus Covid-19. Berbagai keahlian perlu dikembangkan dalam menghadapi kondisi
tersebut, mulai dari ilmu pengetahuan, keterampilan, hingga sikap yang
profesional.
Perawat tidak boleh bersikap acuh dan harus bekerja secara maksimal serta
bertanggung jawab karena profesi keperawatan bukan profesi yang main-main.
Perawat harus mampu bekerja secara profesional untuk memberikan
penanganan yang efektif hingga terciptanya kesembuhan. Dengan keefektifan
pelayanan yang diberikan maka akan menciptakan manfaat serta meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat Indonesia sehingga mampu melawan dan
menghilangkan virus Covid-19 ini.
Upaya untuk selalu mengembangkan keahliannya dalam menghadapi situasi
seburuk apapun merupakan hal yang manantang bagi seorang perawat. Tenaga
keperawatan yang profesional sangat perlu diberikan fondasi sedini mungkin
untuk mampu menjalankan profesinya. Profesi sendiri merupakan sebuah
30
pekerjaan yang sangat membutuhkan adanya pendidikan, keterampilan, dan
persiapan khusus (Berman, 2016).
Sedangkan profesional atau profesionalisme merupakan sebuah bentuk
tanggung jawab dalam bertindak lebih, bukan hanya sebatas untuk memenuhi
tanggung jawab dalam diri sendiri melainkan kepada ketentuan hukum dan
peraturan yang ada di masyarakat (Arens et al., 2008). Dengan demikian,
profesionalisme sangat berhubungan erat dengan profesi. Sama halnya dengan
profesi keperawatan, yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
31
dengan gelar sarjana keperawatan (S.Kep) dan dilanjutkan dengan pendidikan
profesi dengan gelar Ners (Ns).
3. Response
32
- Berjemur matahari minimal sekitar
10-15 menit setiap harinya
- Pakaian yg telah dipakai sebaiknya
dimasukkan dalam kantong plastik /
wadah tertutup yang terpisah
dengan pakaian kotor keluarga
yang lainnya sebelum dicuci dan
segera dimasukkan mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam
7 pagi dan jam 19 malam.
33
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
- Senantiasa mencuci tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau
tidak yakin tangan bersih
- Ingat senantiasa membuka jendela
rumah agar sirkulasi udara tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah
yg mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu dll
c. Farmakologi
Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid,
dianjurkan untuk tetap melanjutkan
pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila
pasien rutin meminum terapi obat
antihipertensi dengan golongan obat ACE-
inhibitor dan Angiotensin Reseptor
Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter
Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter
Spesialis Jantung
Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-
8 jam oral (untuk 14 hari)
2. Gejala Ringan
a. Isolasi dan Pemantauan
Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
Ditangani oleh FKTP, contohnya
34
Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
c. Non Farmakologis
Edukasi terkait tindakan yang harus
dilakukan (sama dengan edukasi tanpa
gejala).
c. Farmakologis
Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500
mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12
jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet
/24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan vitamin yang komposisi
mengandung vitamin C,B, E, zink
Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral
(untuk 5 hari) ATAU
Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200
mg) 400 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari)
Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk
5 hari) dengan alternatif Levofloxacin
750 mg/24 jam (5 hari)
Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bila demam
3. GEJALA SEDANG
a. Isolasi dan Pemantauan
Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang
35
Perawatan Covid-19/ Rumah Sakit
Darurat Covid-19
Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang
Perawatan Covid-19/ Rumah Sakit
Darurat Covid-19 selama 14 hari
b. Non Farmakologis
Istirahat total, intake kalori adekuat,
control elektrolit, status hidrasi,
saturasi oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer
Lengkap berikut dengan hitung jenis,
bila memungkinkan ditambahkan
dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati
dan ronsen dada secara berkala.
c. Farmakologis
Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam
100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
diberikan secara drips Intravena (IV)
selama perawatan
Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral
(untuk 5-7 hari) ATAU
Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200
mg) hari pertama 400 mg/12 jam/oral,
selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk
5-7 hari)
Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau
per oral (untuk 5- 7 hari) dengan
aternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam
per iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam
36
oral ATAU Favipiravir (Avigan
sediaan 200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
4. BERAT
4. Recovery
a. Kebijakan Manajemen dalam Pencegahan Penularan COVID-19
1) Pihak manajemen agar senantiasa memantau dan memperbaharui
perkembangan informasi tentang COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala
dapat diakses di http://infeksiemerging.kemkes.go.id. dan kebijakan
Pemerintah Daerah setempat).
2) Pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja yang terdiri dari
Pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 dan petugas Kesehatan yang
diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan Tempat Kerja.
3) Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur untuk
pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid-19 (gejala demam atau
batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan pemantauan oleh
petugas kesehatan.
4) Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.
5) Pengaturan bekerja dari rumah (work from home). Menentukan pekerja
esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan pekerja yang
dapat melakukan pekerjaan dari rumah.
b. Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja selama PSBB berlangsung:
1) Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan
thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self Assessment Risiko Covid-19
untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit
Covid-19.
2) Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan mengakibatkan
pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan penurunan
sistem kekebalan/imunitas tubuh.
3) Untuk pekerja shift :
- Jika memungkinkan tiadakan shift 3 (waktu kerja yang dimulai pada malam
hingga pagi hari) b) Bagi pekerja shift 3 atur agar yang bekerja terutama pekerja
berusia kurang dari 50 tahun.
38
- Mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke rumah, dan
selama di tempat kerja.
- Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja, pilih buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu, dan sebagainya
untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan
pekerja dapat diberikan suplemen vitamin C.
- Memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat,
- Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan
pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang
sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu dan tangga, tombol lift,
peralatan kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainnya.
a. Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan
sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.
Sarana cuci tangan
- Menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir).
- Memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan - Memasang poster edukasi cara
mencuci tangan yang benar.
- Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di tempat-
tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, pintu lift, dll)
b. Physical Distancing dalam semua aktifitas kerja. Pengaturan jarak antar pekerja
minimal 1 meter pada setiap aktifitas kerja (pengaturan meja kerja/workstation,
pengaturan kursi saat di kantin, dll).
c. Mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui Pola
Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja sebagai
berikut:
- Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Mendorong pekerja mencuci tangan saat tiba
di tempat kerja, sebelum makan, setelah kontak dengan pelanggan/pertemuan
dengan orang lain, setelah dari kamar mandi, setelah memegang benda yang
kemungkinan terkontaminasi.
- Etika batuk Membudayakan etika batuk (tutup mulut dan hidung dengan lengan
atas bagian dalam) dan jika menggunakan tisu untuk menutup batuk dan pilek,
buang tisu bekas ke tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir setelahnya.
39
- Olahraga bersama sebelum kerja dengan tetap menjaga jarak aman, dan anjuran
berjemur matahari saat jam istirahat. - Makan makanan dengan gizi seimbang. -
Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat sholat, alat makan,
dan lain lain.
40
dieksekusi agar pertumbuhan ekonomi tidak merosot dikuartal II, III, dan
IV.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru- paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS- CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis
baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik
bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
41
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public#:~:text=Apa
%20itu%20COVID%2D19%3F,%2C%20Tiongkok%2C%20bulan%20Desember
%202019.
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/non-who-publications/2015-
training-on-disasater-risk-reduction--bahasa.pdf?sfvrsn=c9bba3c1_2
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-
pencegahan-dan-pengendalian-coronavirus-disease-covid-19-revisi-ke-
5&ved=2ahUKEwjeh5X03_DrAhXYQ30KHTeOCt4QFjABegQIBRAB&usg=A
OvVaw2ER0vKyDI4QuqN_EbO3CqW
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://farmasetika.com/2020/07/13/menkes-
revisi-pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-covid-
19/amp/&ved=2ahUKEwjeh5X03_DrAhXYQ30KHTeOCt4QFjAGegQIChAK&
usg=AOvVaw1qVBsHT-RbT0cQMmiaVvxB&cf=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-
19/kmk-no-hk-01-07-menkes-413-2020-ttg-pedoman-pencegahan-dan-
pengendalian-covid-
19/&ved=2ahUKEwiClbbH4PDrAhULfisKHXGmDAsQFjACegQIChAO&usg=
AOvVaw2ZOFqtO6N6a6Bc3GLNo-Hg
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://bpbd.bantenprov.go.id/upload/deni/Produk
%2520Hukum/Per%2520BNPB/8-
11.pdf&ved=2ahUKEwingvCX_vHrAhWE6XMBHVrlChIQFjAFegQIAxAB&u
sg=AOvVaw1uQ1oxz55fTc4XS2X2oWpS
42