Anda di halaman 1dari 22

i

DAFTAR ISI
Daftar Isi
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
1. Manfaat Teoritis........................................................................................3
2. Manfaat Praktis..........................................................................................3
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................3
F. Keaslian Penelitian........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
A. Perilaku.........................................................................................................6
1. Pengertian..................................................................................................6
2. Jenis Perilaku.............................................................................................6
B. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)...............................7
1. Kerentanan yang dirasakan (Percived susceptibility)...............................7
2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness).................................7
3. Manfaat dan rintangan yang dirasakan (Perceived benafis And Barrier). 8
4. Isyarat atau tanda-tanda (Clues.................................................................8
C. Pengertian Kehamilan...................................................................................8
D. COVID 19.....................................................................................................9
E. Vaksinasi Covid 19.....................................................................................10
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Untuk Melakukan
Vaksinasi Covid 19............................................................................................10
1. Usia..........................................................................................................10
2. Pendidikan...............................................................................................12
3. Paritas......................................................................................................12
4. Pengetahuan.............................................................................................13
ii

5. Dukungan Suami.....................................................................................13
6. Ekonomi..................................................................................................14
7. Dukungan Petugas Kesehatan.................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
1

BAB 1
A. Latar Belakang
World Healt Organization (WHO) China Country Office pada tanggal
31 Desember 2019 melaporkan adanya kasus klunter penemonia dengan
etiologi (penyebab) yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kasus tersebut saat ini masih terus berkembang hingga akhir tahun 2020,
kemudian akhirnya diketahui etiologi dari penyakit ini adalah suatu jenis
novel coronavirus, yang merupakan virus jenis baru yang sebelumnya belum
pernah diidentifikasi pada manusia (Kemenkes RI, 2020).
Menurut Kemenkes RI (2020) Coronavirus merupakan virus yang
ditularkan secara zoonosis (antara binatang dan manusia) dan dapat
menyebabkan gejala ringan hingga gejala berat. Sebelumnya terdapat dua
jenis coronavirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia yaitu
Middle Rast Acute Respotarory Syndrome (MERSCoV) dan Severe Acute
Respotarory Syndrome (SARS-CoV). Akhirnya pada tanggal 11 Februari
2020, WHO mengumumkan nama resmi dari penyakit baru ini dengan
COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Infeksi ini dapat menimbulkan gejala
gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas, bahkan pada
kasus yang lebih berat penyakit ini dapat menyebabkan pnemobia, sindrom
pernafasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.
Menurut Kemenres RI (2020) Gejala penyakit ini dapat muncl dalam
2-14 hari setelah terpapar virus tersebut, bahkan pada beberapa orang dapat
terjangkit coronavirus dengan tanpa gejala yang berat.
Penularan penyakit ini melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan
dari saluran pernafasan pada saat seseorang batuk atau bersin. Upaya yang
direkomendasikan dalam pencegahan penyebaran penyakit ini adalah dengan
menerapkan etika batuk dan bersin, menggunakan masker, mencucui tangan
menggunakan sabun, memasak daging dan telur hingga matang, dan
menghindari kontak erat dengan seseorang yang terpapar dan atau yang
memiliki gejala penyakit pernafasan (Kemenkes RI, 2020).
Saat ini tercatat ada lebih dari 97 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia, dengan
angka kematian lebih dari 2 juta jiwa. Sedangkan di Indonesia data Satuan Tugas
2

Penanganan Covid-19 sampai dengan 20 Januari 2021 terdapat 149.388 kasus


aktif Covid-19 atau 15.9% dari total kasus terkonfirmasi. Data sampai tanggal 21
Mei 2021 jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 1.764.644 kasus sampai dengan
akhir tahun 2020 kejadian kasusnya masih terus berlangsung (Kemenkes
RI,2020). Oleh karena itu, pada beberapa Negara termasuk pemerintahan
Indonesia malakukan pencegahan dan pengendalian infeksi coronavirus terutama
pada kelompok rentan yang berisiko, salah satunya adalah ibu hamil (Qiao, 2020).
Perubahan sistem imunitas yang terjadi pada kehamilan dapat membuat
ibu hamil lebih rentan terhadap gangguan kesehatan salah satunya paparan
coronavirus (Nurdianto, 2020). Manifestasi Covid-19 yang paling umum meliputi
demam, batuk, kelelahan atau mialgia, produksi sputum, dan sakit kepala.
Pneumonia virus merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada
wanita hamil. Penyakit ini dikaitkan dengan beberapa hasil obstetris yang
merugikan, termasuk ketuban pecah dini, persalinan prematur, kematian janin
intrauterine (IUFD), hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR), dan neonatal
kematian. Berkaitan dengan Covid-19 dan pengaruhnya terhadap ibu hamil
memang belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa sumber menyatakan
bahwa Covid-19 dapat meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, kelahiran
prematur, takikardia janin, dan gawat janin tidak diketahui (KarimiZarchi et al.,
2020).
Pada kehamilan trimester peratama infeksi coronavirus dapat
mempengaruhi janin. Semakin dini kasus infeksi, semakin besar pula risiko
mengalami keguguran (Briet, 2020). Studi pada 8549 wanita yang dilakukan oleh
WHO (2020) wanita hamil dengan covid-19 lebih memungkinkan melahirkan
secara premature. Beberapa penelitian dampak covet-19 pada ibu hamil berisiko
mengalami keguguran, gawat janin, persalinan premature, ketuban pecah dini, dan
gangguan pertumbuhan janin (Xu, 2020).
Ibu hamil yang terpapar SARS-CoV-2 dapat terjadi baik pada trimester
pertama, kedua, maupun ketiga. Pada tahap awal kehamilan, infeksi SARS-CoV-2
mungkin berpotensi dapat mempengaruhi organogenesis dan perkembangan janin,
walaupun sejauh ini transmisi SARS-CoV-2 secara vertikal dari ibu kepada janin
belum terbukti. Namun, semakin dini terjadinya kasus infeksi, maka risiko abortus
3

semakin besar, sebab kondisi ibu yang menurun dapat mempengaruhi aliran
nutrisi dan oksigenmelalui plasenta pada perkembangan janin (Briet J., 2020).

Perubahan fisiologis dan menurunnya imunitas tubuh pada ibu hamil


merupaka faktor mengapa ibu hamil rentan terhadap penularan Covid-19.
Berdasarkan data Covid-19 di Amerika Serikat pada Agustus 2020 sebanyak
15.735 jiwa, 0,3% dari total kasus merupakan ibu hamil yang terkonfirmasi positif
Covid-19. Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
Jakarta, 13,7% perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19, dibandingkan
mereka yang tidak hamil (Wijaya, 2020).

Dampak lanjut dari infeksi Covid-19 pada ibu hamil ialah munculnya
kekhawatiran terkait pertumbuhan dan perkembangan neonatal. Oleh karena itu,
ibu hamil memerlukan perhatian khusus terkait pencegahan, diagnosis, dan
penatalaksanaan (Poon et al., 2020). Sebanyak 80% infeksi Covid-19 tergolong
asimptomatis maupun dengan gejala ringan (mild), 15% sedang (severe) yang
membutuhkan oksigen, dan 5% berat yang membutuhkan ventilator (WHO,
2020).

Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO jumlah kasus positif COVID-
19 di dunia telah mencapai 236.132.082 jiwa, dan jumlah kematian akibat Covid
19 yaitu 4.822.472 jiwafatality rate 5,6% dari 211 negara (WHO, 2021).

Di Indonesia kasus covid 19 sudah mencapai 4.225.871 jiwa dan


diantaranya 142.560 jiwa yang telah meninggal dunia. Adapun data setahun
terakhir di Indonesia, dari 536 ibu hamil yang terkonfirmasi Covid-19, sebanyak 3
persen diantaranya meninggal dunia, 9,5 persen masuk kategori orang tanpa gejala
(OTG) dan 4,5 persen dari jumlah tersebut memerlukan penanganan di ruang
perawatan Intensive Care Unit (ICU)(POGI, 2021).

Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB mencatat hingga Oktober ini


jumlah pasien terkonfirmasi positif covid 19 yaitu 27.479 jiwa dan jumlah warga
yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai
898 jiwa.
4

Menurut Data Dinas Kesehatan Lombok Timur tahun 2021 menyebutkan


jumlah pasien terkonfirmasi covid 19 yaitu 3050 orang dan yang meninggal akibat
covid 19 sebanyak 48 orang . Dari bidang P2P (Pengendalian Dan Pemberantasan
Penyakit) Dinas Kabupaten Lombok Timur jumlah pasien terkonfirmasi covid 19
dari kasus kebidanan yaitu 165 kasus dianataranya 2 orang meninggal dunia
akibat covid 19. .

Untuk menanggulangi lonjakan angka kematian ibu hamil tersebut. Salah


satu program yang digaungkan pemerintah yaitu melakukan vaksinasi covid 19
bagi ibu hamil, Kementerian Kesehatan berupaya dengan meningkatkan cakupan
vaksinasi covid 19 pada ibu hamil dan ibu menyusui mulai 22 Juni 2021 (POGI,
2021). Namun, hal ini bertolak belakang dengan antusias masyarakat khsususnya
ibu hamil untuk melakukan vaksinasi. Dari data yang disampaikan Dinas
kesehatan kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 3 Agustus
2021 dari target 2000 ibu hamil hanya 10 orang ibu hamil yang sudah melakukan
vaksinasi (Antara News, 2021). Dari sasaran 20.000 ibu hamil, ibu hamil yang
telah mendapatkan vaksin covid 19 berjumlah 2541 orang ibu hamil. Puskesmas
Selong menduduki peringkat paling rendah dari target pencapaian vaksinanasi ibu
hamil yaitu jumlah sasaran ibu hamil di wilayah Puskesmas Selong adalah 911
orang dan yang baru mendapatkan vaksinasi hanya berjumlah 7 orang ibu hamil

Individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi tersebut turut berperan


dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah
motivasi. Motivasi adalah dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.
Beberapa faktor juga mempengaruhi seseorang untuk menimbulkan dorongan
dalam dirinya untuk melakukan sesuatu diantaranya : fungsi keluarga, status
ekonomi dan persepsi (BUSURA & HIOLA, 2014).

Menurut Uno, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan


eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat
dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
(Shofiyana, 2012). Motivasi yang ada pada ibu hamil terdiri dari motivasi
5

intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu dorongan internal yang timbulnya
tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri
individu (Hardiani & Purwanti, 2015). Faktor yang mempengaruhi motivasi
secara ekstrinsik diantaranya; usia, faktor fisik, dukungan keluarga, lingkungan,
media dan fasilitas (sarana prasarana). Upaya pemeriksaan kehamilan dari setiap
individu ibu yang hamil dapat tercapai manakala individu termotivasi untuk
mencari kebutuhan pada tahap yang lebih tinggi, sehingga individu akan
mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah (Prasojo, Fadilah, &
Sulaiman, 2015)

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi Ibu hamil untuk


melakukan vaksinasi covid 19 yaitu faktor predisposisi,faktor pendukung dan
faktor pendorong. Faktor predisposisi meliputi umur, jenis kelamin, sikap,
kepercayaan, Pendidikan,pekerjaan ,tradisi dan nilai. Faktor pemungkin meliputi
ketersediaan sumber daya, keterjangkauan pelayanan kesehatan,pengetahuan dam
keterampilan petugas kesehatan,komitmen masyarakat dan pemerintah.sedangkan
faktor penguat atau pendorong meliputi keluarga,guru,petugas kesehatan dan
tokoh masyarakat.(Notoadmojo,2010)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang


“apakah faktor - faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan
vaksinasi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Selong tahun 2021?”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akan diteliti
adalah“apakah faktor - faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan
vaksinasi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Selong tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk
melakukan vaksinasi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Selong tahun
2021.
6

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden di wilayah Puskesmas Selong
b. Mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk
melakukan vaksinasi covid 19
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca yang berhubungan dengan faktor - faktor yang mempengaruhi
ibu hamil untuk melakukan vaksinasi covid 19.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Stikes Hamzar
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan khususnya
bagi mahasiswa program studi Kebidanan tentang faktor - faktor yang
mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan vaksinasi covid 19.
b. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor -
faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan vaksinasi covid
19.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau refrensi agar
lebih dikembangkan lagi.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan
Cross Sectional. Maksudnya pengumpulan data baik untuk variabel-variabel
bebas maupun variabel terikat dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus
dalam waktu yang sama. Pengumpulan data menggunakan kuesioner,diolah
dan dianalisis menggunakan analisis bivariat dan univariat menggunakan uji
chi square dan dilakukan perhitungan dengan Odss ratio.
7

F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan cara penyusunan dan penulisan dari peeneliti, penelitian dengan
judul “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Untuk
Melakukan Vaksinasi Covid 19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Selong
Tahun 2021” belum pernah dilakukan penelitian. Sedangkan ada beberapa
penelitian sejenis yang terkait dengan penelitian ini, antara lain :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama
No Peneliti Judul Metopen Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1 Nur Eliyun, Upaya Penelitian ini Menggunakan
Faizah Betty Pencegahan menggunakan variabel yang
Rahayuning COVID-19 metode sama yaitu Ibu
sih pada Ibu Literatur hamil,
(2021) Hamil Review

2 Ronni Pemahaman Kuantitatif - Menggunakan


Naudur ibu hamil dengan desain variabel yang
Siregar, tentang deskriptif sama yaitu Ibu
Juneris upaya hamil
Aritonang, pencegahan - Menggunakan
Surya Anita infeksi metode
(2020) Covid-19 penelitian
selama kuantitatif
kehamilan deskriftif
3. Nurhasanah, Hubungan Penelitian ini - Menggunakan Penelitian ini
3 Dita Alifhia Pengetahua menggunakan variabel yang merupakan
Maulida, n Ibu Hamil desain cross sama yaitu Ibu studi
8

Erawati Tentang sectional,deng hamil observasional


(2021) Covid-19 an populasi analitik
Dengan semua ibu dengan
Perilaku hamil rancangan
Pencegahan penelitian
Penularan crosssection
Covit-19 al.
9

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perilaku
1. Pengertian
Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2005), perilaku kesehatan
(healthy behavior) adalah merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau
obyek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan,
minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan
adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
(observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
meliputi mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau
terkena masalah kesehatan. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini,
2. Jenis Perilaku
maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup (covert).
Respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam tindakan yang nyata
atau terbuka. Respon ini sudah jelas dalam tindakan atau praktek
(practice), yang dapat diamati oleh orang lain dengan jelas.
Perilaku dalam memilih pelayanan kesehatan salah satunya di
pengaruhi oleh kepercayaan kesehatan seseorang (health belief) faktor
yang mempengaruhinya dijelaskan dalam teori dari Lewin (1954) yaitu
teori HBM (Health Belief Model). HBM (Health Belief Model)
10

digunakan untuk mengidentifikasi beberapa faktor prioritas penting


yang berdampak pada terjadinya perilaku (Maulana,2009)

B. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)


Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model
sosiopsikologis. Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa
masalah kesehatan di tandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk
menerima usaha meningkatkan derajat kesehatan yang diselenggarakan oleh
provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan
perilaku pencegahan (preventif health behavior) penyakit dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, yang di kembangkan oleh Becker (1974)
dikembangkan dari teori Lewin (1954) menjadi model kepercayaan kesehatan
(Health Belief Models). Teori Lewin menganut konsep bahwa individu hidup
pada lingkup kehidupan sosial (masyarakat). Dalam kehidupan ini individu
akan bernilai baik positif maupun negatif, di suatu wilayah tertentu. Apabila
seseorang keadaannya atau berada pada daerah positif, maka akan ditolak dari
daerah negatif. Implikasinya di dalam kesehatan adalah penyakit atau sakit
adalah suatu daerah negatif sedangkan sehat merupakan daerah positif
(Notoatmodjo, 2012).
Apabila individu bertindak untuk mengobati atau melawan penyakitnya ada
empat variabel kunci terlibat dalam tindakan tersebut, yakni:
1. Kerentanan yang dirasakan (Percived susceptibility)
Seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia
harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit tersebut
dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap penyakit akan
timbul jika seseorang merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan
terhadap suatu penyakit
2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit
akan di dorong oleh persepsi keseriusan penyakit tersebut. Penyakit polio
misalnya akan di anggap lebih serius dibandingkan dengan penyakit flu.
11

3. Manfaat dan rintangan yang dirasakan (Perceived benafis And


Barrier)
Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit yang dai anggap
gawat/ serius ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan ini
tergantung dari manfaat yang dirasakan dan rintangan yang ditemukan.
Pada umumnya manfaat lebih menentukan suatu tindakan daripada
rintangan
4. Isyarat atau tanda-tanda (Clues) Untuk mendapatkan tingkatan
penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan
tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang 16 berupa faktor eksternal
misalnya berupa media massa, anjuran dari kawan atau keluarga si sakit,
dan sebagainya
C. Pengertian Kehamilan
Hamil adalah mengandung janin dalam rahim karna sel telur dibuahi
oleh spermatozoa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989). Hamil
dan melahirkan secara normal adalah dambaan dari sebagian besar kau wanita
secara mayoritas. Tidak heran bila banyak pasangan yang sangat
mengharapkan seorang momongan setelah beberapa saat menikah. Namun
tidak sedikit juga kasus remaja yang dengan sengaja membuang bayi mereka
dengan berbagai alasan pembenaran menurut mereka. Seorang wanita, hamil
adalah sebuah anugerah yang tidak ternilai oleh apapun walaupun tidak bisa
dipungkiri bahwa selama hamil akan terjadi perubahan fisik yang tidak bisa
dihindari.
Secara umum, pengertian hamil adalah kondisi dimana seorang wanita
memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya
di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,
dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan (Sarwono,
2005). Sedangkan kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel
telur oleh sel sperma (Kushartanti, 20004)
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung
kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena
12

ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko
tinggi. Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terahir (Hanifah, 2015)
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua,
banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang
secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu
hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi
penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir,
eklamsia, dan infeksi (Sarwono, 2005).
Tanda Dan Gejala Awal Pada Kehamilan menurut Kushartanti
Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda. Ada
yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang beberapa
minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Namun, tanda yang pasti dari kehamilan adalah terlambatnya periode
menstruasi (Kushartanti, 2004).

D. COVID 19
Menurut Kemenkes RI (2020a), Coronavirus (CoV) adalah keluarga
besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan, sedang
sampai berat. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari
kucing luwak (civetcats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Di
akhir tahun 2019 telah muncul jenis virus corona baru yakni coronavirus
disease 2019 (COVID-19).
Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Berbagai macam
rintangan harus dilalui oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia.
Rintangan yang cukup berat dan dalam jangka waktu cukup lama yang harus
dilalui seluruh umat manusia yaitu pandemi Covid-19. Informasi pertama dari
munculnya pandemi ini yaitu dari negara China. Menurut pemerintah China,
awal mula virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini berasal dari pasar
13

basah yang menjual berbagai macam hewan yang biasa dikonsumsi oleh orang
China seperti tikus, kelelawar, dll (Handayani, 2020: 120).
Informasi selanjutnya yaitu banyaknya kasus penularan yang terjadi,
baik melalui kontak fisik antar orang maupun dengan benda mati. Penularan
tersebut semakin merata antar negara disebabkan oleh beberapa orang yang
pulang setelah berwisata dari China dan kembali pulang ke negaranya
kemudian menularkan virus tersebut ke orang-orang di negaranya (Susilo,
dkk. 2020: 45). Jadi, dapat diketahui bahwa awal mula virus corona yaitu
berasal dari China, yang diidentifikasi penyebab utamanya yaitu dari hewan.
Kemudian virus tersebut menyebar antar manusia, dan hampir seluruh negara
di dunia terkontaminasi, termasuk Indonesia.

E. Vaksinasi Covid 19
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) di dalam tubuh manusia. Pemberian vaksin
ini merupakan salah satu usaha untuk menekan angka kesakitan dan kematian
akibat COVID-19. Jenis vaksin yang diberikan antara lain vaksin Sinovac,
vaksin Sinapharm, vaksin Moderna, vaksin Astrazeneca (Yuningsih , 2020).
Pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi pada awal
tahun 2021 dan sejak Juli 2021 dilakakukan percepatan vaksinasi melalui
vaksinasi massal. Vaksinasi sebelumnya telah diberikan pada tenaga
kesehatan, asisten tenaga kesehatan, mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan kedokteran, pelayanan publik, lansia. Vaksinasi massal diharapkan
dapat mencapai target 75% masyarakat Indonesia telah divaksin (Tim
Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional, 2021).

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Untuk


Melakukan Vaksinasi Covid 19
1. Usia
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-
penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di
14

dalam hampir sesuai keadaan menunjukan hubungan dengan umur. Usia


merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
dalam mengambil keputusan. Usia menunjukkan tingkat kematangan
seseorang dalam berpikir logis (Notoatmojdo, 2010).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Yunica, 2015). Pengalaman
menjalani kehamilan dan berbagai resikonya masih merupakan hal baru
sehingga ibu mudah terpapar oleh informasi yang salah mengenai
kehamilan. Dengan usia yang masih sangat muda, ibu umumnya juga
belum dapat mengambil keputusan sendiri dan sangat bergantung pada
keputusan orang-orang sekitarnya seperti suami dan kerabat dekat.
Oleh karenanya ibu hamil primipara pada usia remaja akhir sangat
rentan untuk tidak melakukan vaksinasi covid 19 jika tidak mendapatkan
dukungan dari suami.
Usia ≥20 tahun termasuk usia produktif dimana seseorang mencapai
tingkat kematangan dalam hal produktivitasnya yang berupa rasional
maupun motorik. Ibu dengan usia produktif merupakan ibu dalam
kelompok usia produktif, dimana seseorang dituntut untuk mempersiapkan
dan mengatur segala kebutuhan khususnya dalam menjaga kesehatan diri
dan bayi yang dikandungnya seperti mengikuti vaksinasi covid 19 ketika
ibu hamil (Triratnasari, 2016).
Teori Hanrock (2008) mengungkapkan bahwa berkembangnya sikap
dan perilaku kesehatan seseorang berjalan dengan umur. Menurut Depkes
RI (2008) umur merupakan salah satu variabel dari model demografi yang
digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis yang berbeda,
umur ibu mempengaruhi bagaimana ibu hamil mengambil keputusan
dalam pemeliharaan. semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja
(Notoadmojdo, 2005). Umur ini juga berkaitan dengan kematangan akal
dalam menerima, menghayati dan menyikapi sesuatu. Seiring
bertambahnya umur seseorang, kematangan akal juga semakin tumbuh
dengan kuat, sehingga menumbuhkan sikap yang semakin baik pada diri
seseorang (Muliadi, 2008).
15

2. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi daya intetektual seseorang dalam
memustuskan suatu hal. Ibu yang tidak mengenyam pendidikan tinggi
menyebabkan daya intelektualnya menjadi kurang sehingga perilaku
mereka dalam melaksanakan vaksinasi covid 19 akan bergantung pada
perilaku orang-orang sekitarnya seperti suami atau orang tua
(Notoadmojdo, 2010).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi,
namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial yang berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
dalam individu (Notoadmodjo, 2007).
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,
sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan
sikap dan perilaku seseorang terhadap nilai-nilai kesehatan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang mengatakan pengetahuan
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya yaitu pendidikan. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. engetahuan dalam
individu (Notoadmodjo, 2007).
3. Paritas
Paritas adalah suatu kondisi dimana jumlah anak yang dilahirkan oleh
seorang wanita. Wanita dikatakan paritas tinggi yang memiliki anak > 2
anak dan paritas rendah yakni < 2 anak (Walyani, 2015). Tingkat paritas
telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu
maupun anak. Dikatakan misalnya nya bahwa terdapat kecenderungan
kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas
tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit
16

tertentu. Tapi semuanya memerlukan penelitian lebih lanjut (Notoatmojdo,


2010).
Teori Notoamodjo (2007) mengatakan pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan paritas karena semakin sering seseorang wanita
melahirkan bayi dan merawatnya semakin banyak pengalaman pribadi
yang diperoleh dan dapat menuntun seseorang dalam menarik kesimpulan.
4. Pengetahuan
Pengetahuan juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik
tentang suatu hal, maka ia cenderung akan mengambil keputusan yang
lebih tepat berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan
mereka yang berpengetahuan rendah. Hal ini dikarenakan pengetahuan
menjadi dasar rasionalitas tindakan (Notoatmodjo, 2010).
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,
akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan
sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut (Notoadmodjo, 2012).
Kemajuan teknologi menghasilkan tersedianya bermacam-macam
media massa yang dapat dengan mudah memberikan pengaruh
pengetahuan yang dimiliki masyarakat, khususnya ibu hamil. Pengetahuan
yang baik akan secara langsung memberikan kesadaran kepada responden
untuk melakukan sesuatu hal yang telah diketahui kebaikannya atau
manfaatnya untuk diri dan orang lain seperti bayi yang akan dilahirkannya
(Moedjiono, 2013).
Pengetahuan yang baik, membuat seseorang melakukan tindakan yang
benar yang baik untuk kehidupannya dan orang disekitarnya, mereka dapat
mempertimbangkan dampak yang akan diperoleh setelah mengambil
tindakan tertentu (Ikhsan, 2012).
17

5. Dukungan Suami
Dukungan akan didapat dari keluarga terdekat, terutama dari suami
wanita hamil terebut sehingga mendukung pelayanan yang diberikan
selama kehamilan. Dukungan keluarga terutama dukungan yang diberikan
oleh seorang suami kepada istri menimbulkan ketenangan batin dan
perasaan senang dalam diri seorang istri (Triratnasari, 2016)
Dukungan akan didapat dari keluarga terdekat, terutama dari suami
wanita hamil tersebut sehingga dapat mendukung pelayanan yang
diberikan saat masa kehamilan. Empat jenis dukungan suami, yaitu
dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan
dukungan penilaian yang diberikan kepada calon ibu atau istri (Heni,
2012).
Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana
membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram
(Sulistiorini , 2007).
Menurut teori Triratnasari (2016) dukungan keluarga terutama
dukungan yang diberikan oleh seorang suami kepada istri suami akan
menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri seorang
istri. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu
dalam proses sosialisasinya, sehingga kehadiran saudara dan memberikan
dukungan kepada sanak saudara yang sedang hamil dan kehamilan
tersebut merupakan pengalaman pertamanya maka dukungan keluarga
menjadi sesuatu yang dibutuhkan
6. Ekonomi
Rendahnya ekonomi akan menyebabkan seseorang tidak bisa membeli
media elektronik atau media massa sehingga informasi yang didapatkan
kurang (Prihastanti, 2014). Hal ini sesuai pendapat Susanti (2011) bahwa
status ekonomi ibu hamil yang rendah akan mengakibatkan keinginan atau
daya beli terhadap media informasi juga rendah. Hal ini mempengaruhi
terhadap perkembangan informasi yang didapat melalui koran, internet
atau media informasinya juga berkurang.
18

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu


fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu. Apabila tingkat ekonomi seseorang
rendah, maka sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat
biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup
mahal sedangkan semakin tinggi ekonomi seseorang maka akan mudah
bagi orang tersebut menjangkau pelayanan kesehatan . (Prihastanti, 2014).
7. Dukungan Petugas Kesehatan
Kualitas pelayanan dan sikap petugas merupakan cerminan keberhasilan
dalam strategi pelaksanaan imunisasi. Keramahan petugas dalam melayani
masyarakat atau pasien merupakan suatu hal yang penting diperhatikan
mengingat keramahan modal utama pendekatan dengan masyarakat. Sikap
sopan dalam melayani masyarakat juga merupakan suatu motivasi yang
diberikan oleh petugas kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak
segan-segan mengungkapkan masalah kesehatan yang dialaminya.
(Notoadmojo, 2012)
19

DAFTAR PUSTAKA

Antara News (2021) Partisipasi vaksinasi COVID-19 ibu hamil di Mataram


masih rendah - ANTARA News. Available at:
https://www.antaranews.com/berita/2359458/partisipasi-vaksinasi-covid-19-
ibu-hamil-di-mataram-masih-rendah (Accessed: 26 September 2021).
Karimi, L. et al. (2021) ‘Effect of COVID-19 on Mortality of Pregnant and
Postpartum Women: A Systematic Review and Meta-Analysis’, Journal of
Pregnancy, 2021. doi: 10.1155/2021/8870129.
Nurhasanah, N., Maulida, D. A. and Erawati, E. (2021) ‘Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Covid-19 Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Covit-
19’, Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(3), pp. 432–440. doi:
10.33024/jkm.v7i3.4452.
POGI (2021) ‘Revisi-Rekomendasi-POGI-utk-Bumil-dengan-Covid-19-.pdf’.
Villar, J. et al. (2021) ‘Maternal and Neonatal Morbidity and Mortality among
Pregnant Women with and without COVID-19 Infection: The INTERCOVID
Multinational Cohort Study’, JAMA Pediatrics, 175(8), pp. 817–826. doi:
10.1001/jamapediatrics.2021.1050.
World Health Organization (2021) ‘Coronavirus Disease’, in, pp. 128–128. doi:
10.1007/978-3-319-95714-2_300044.

Anda mungkin juga menyukai