Disusun oleh:
Renov J. Latumahina
(2020-84-032)
PEMBIMBING
Dr. Rizki Ayu Rizal Sp. A
klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Anak. Penyusunan Refrat ini dapat
kasih kepada dr. Rizki Ayu Rizal Sp.A, selaku pembimbing yang telah
Refrat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II TINJAUN PUSTAKA.................................................................................6
2.1 Pneumonia....................................................................................................6
2.2 Epidemiologi.................................................................................................6
2.3 Etiologi..........................................................................................................8
2.4 Patogenesis..................................................................................................10
2.5 Klasifikasi pnemonia..................................................................................12
2.6 Diagnosis.....................................................................................................15
2.7 Tatalaksana Pneumonia............................................................................20
2.8 Prognosis.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
(kantung udara kecil) dan jaringan interstisial (ruang antara alveolus). Mayoritas
kasus pneumonia disebabkan oleh virus atau bakteri. Beberapa bakteri yang
adalah jenis virus yang paling sering menyebabkan pneumonia. Ada berbagai
faktor risiko pneumonia di negara berkembang, termasuk berat badan lahir rendah
paparan polusi udara yang tinggi, tinginya paparan rokok, dan status sosial
adanya beban kesehatan yang tinggi. Biaya pengobatan dan perawatan terkait
pneumonia juga dapat memberikan tekanan keuangan yang signifikan di negara-
negara maju.1
kematian anak di seluruh dunia. Pada tahun 2016, pneumonia bertanggung jawab
atas 13-16% dari semua kematian anak di bawah 5 tahun. Penyebab kematian
Indonesia menjadi penyebab 15% kematian pada balita. Pada tahun 2015,
diperkirakan 922 ribu balita meninggal akibat pneumonia. Tahun 2017, kematian
balita akibat pneumonia meningkat menjadi 0,34% dari 0.22% dari tahun
sebelumnya.1,3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
II.1 Pneumonia
disebabkan oleh agen infeksi, terutama pada saluran pernapasan bagian bawah
seperti bronkus dan alveoli. Proses peradangan ini menyebabkan akumulasi cairan
di dalam ruang udara paru-paru, yang mengganggu pertukaran gas. Hal ini
II.2 Epidemiologi
Badan kesehatan dunia (WHO), sekitar 15 persen dari jumlah kematian anak-
anak usia balita di seluruh dunia disebabkan oleh pneumonia. Namun demikian,
pneumonia juga dapat mempengaruhi orang dewasa dengan efek yang serupa.
Secara global, kejadian pneumonia pada anak di bawah usia 5 tahun di negara
berkembang adalah sekitar 0,28 kejadian per anak per tahun (150 juta kejadian per
tahun), sedangkan di negara maju hanya sekitar 0,05 kejadian per anak per tahun.
anak-anak yang sebelumnya sehat di Eropa adalah sekitar 144-147 per 100.000
anak per tahun, dan tingkat ini cenderung menurun seiring bertambahnya usia,
dengan tingkat tertinggi terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun (328-338
per 100.000 anak per tahun dan 421 per 100.000 anak per tahun pada usia 0-2
tahun). Tingkat rawat inap akibat pneumonia pada kelompok usia ini adalah
sekitar 122 per 100.000 anak per tahun pada anak-anak hingga usia 16 tahun dan
287 per 100.000 anak per tahun pada anak-anak hingga usia 5 tahun. Studi di
Inggris menunjukkan bahwa angka kejadian pneumonia pada anak usia di bawah
5 tahun yang datang ke dokter umum adalah sekitar 191 per 100.000 orang per
tahun, kemungkinan karena anak-anak yang sakit parah akan langsung pergi ke
memerlukan rawat inap di rumah sakit adalah sekitar 300 per 100.000 anak per
tahun pada anak-anak usia 0-16 tahun dan 658 per 100.000 anak per tahun pada
anak-anak usia 0-5 tahun. Dalam 23% dari kasus tersebut, terdapat kondisi yang
mendasari, dan ada kemungkinan bahwa banyak anak dengan bronkiolitis juga
15% kematian pada balita. Pada tahun 2015, diperkirakan 922 ribu balita
meninggal akibat pneumonia. Tahun 2017, kematian balita akibat pneumonia
II.3 Etiologi
virus, dan fungi. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri seperti
Echerichia coli. Dari segi virus, beberapa virus juga dapat menyebabkan
pneumonia, dan beberapa dari mereka dapat menyebabkan gejala pneumonia yang
parah, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kondisi ini juga dikenal dengan
paling umum dari pneumonia pada anak-anak, terutama pada pasien yang dirawat
sebagai pasien rawat jalan. Pada banyak kasus, pneumonia bakteri terjadi
bersamaan dengan infeksi virus, tetapi juga dapat terjadi pada pasien yang sedang
dirawat di rumah sakit. Infeksi jamur dalam kasus pneumonia lebih jarang terjadi.
Namun, jika terdapat kecurigaan terhadap infeksi jamur, hal ini sering terjadi pada
pasien yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh atau sistem kekebalan
yang melemah.3
a. Pneumonia bakteri
Disebabkan oleh berbagai bakteri, yang paling sering adalah bakteri yang
2. Staphylococcus aureus
b. Pneumonia virus
bakteri.
1. Respiratory syncytial virus, atau RSV (paling sering terlihat pada anak
2. Virus parainfluenza
3. Virus influenza
4. Adenovirus
Virus bertanggung jawab atas 30-67% kasus pneumonia yang didapat dari
masyarakat (CAP), dan yang paling sering terjadi pada anak-anak <2 tahun. Yang
paling sering diidentifikasi adalah respiratory syncytial virus (RSV) yang diisolasi
pada 13-29% dan rhinovirus (3-45%) baik yang dikombinasikan dengan bakteri
maupun yang berdiri sendiri. Virus lain yang bertanggung jawab atas pneumonia
terdiri dari adenovirus (1-13%), influenza (4-22%) dan virus parainfluenza (3-
dan sitomegalovirus. Pada anak yang lebih tua, infeksi bakteri lebih sering terjadi:
27%)
II.4 Patogenesis
diri dari infeksi. Mekanisme tersebut termasuk pertahanan barrier anatomi dan
spesifik. Namun, jika salah satu mekanisme pertahanan ini terganggu, maka
dengan memproduksi mucus yang kental. Mucus ini akan didorong oleh gerakan
bersilia pada epitel menuju faring, memicu refleks batuk. Pada anak-anak,
sebagian besar sekret mukus hasil dari batuk akan tertelan, tetapi ada yang
diaktifkan untuk memfagositosis kuman penyebab. Hal ini akan memberi sinyal
lanjutan.3
dan bakteri.
b. Stadium hepatisasi merah. Terjadi edema luas dan kuman akan dilapisi
oleh cairan eksudatif yang berasal dari alveolus. Area edema ini akan
inflamasi dan efek sitotoksik terhadap semua sel-sel paru. Struktur paru
seseorang terkena infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013
dalam tiga kategori diagnostik yang berbeda: pneumonia, pneumonia berat, atau
tidak ada pneumonia, berdasarkan gambaran klinis. 5 Tanda klinis utama tunggal
yang sangat sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis pneumonia adalah napas
Secara umum, pneumonia dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
lemah.
Pneumonia (VAP).8
Pneumonia yang didapat di rumah sakit (HAP) dan Ventilator-
jam setelah masuk rumah sakit. VAP adalah HAP yang berkembang
trakeostomi.
Pneumonia lobaris :
Melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila
kedua paru terkena pneumonia, maka disebut dengan pneumonia bilateral
Pneumonia lobularis :
Terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen
untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
Pneumonia Intertsisial :
Proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (intertsisium) dan
jaringan peribronkial serta interlobular.
II.6 Diagnosis
Pendekatan terhadap anak dengan dugaan pneumonia dimulai dengan
Riwayat yang terperinci dan pemeriksaan fisik yang cermat. Riwayat penyakit
demam, dengan gejala pernafasan yang terkait, termasuk gejala batuk dan
indikasi:11,12
a. Anamnesis
Pasien anak biasanya akan datang dengan keluhan sesak yang disertai
demem tinggi,batuk.Dapat juga ditemui nafas yang cepat,gelisah, dan
bahkan keadaan membiru pada anak. Hal yang perlu ditanyakan, ialah :11,12
Onset : akut atau kronik? dan perlu ditanyakan mengenai durasi
Kronologi : berhubungan dengan pola intermitten atau secara terus-
menerus dan perlu ditanyakan mengenai frekuensi (apakah setiap
hari,per minggu, atau per bulan/malam/pagi?)
Kualitas dan progresi : apakah gejala semakin membaik atau
memburuk dibandingkan dengan sebelumnya.
Severity : tingkat keparahan (ringan,sedang, berat)
Modifying factors : precipitating and relieving factors (faktor-faktor
yang memperberat dan faktor yang mengurangi gejala, misalnya
apakah sebelumnya sudah ada penggunaan obat, baik itu usaha untuk
mengurangi gejala ataupun berhubungan dengan Riwayat penyakit
terdahulu
Associated symtomps : yang berhubungan dengan gejala lain, missal
batuk,mengi/wheezing,hemoptisis,sesak mapas, nyeri dada,ortopnea
dan juga perlu ditanyakan mengenai systemic symptoms, yang berupa
gejala-gejala sistemik berupa demam, malaise, amoreksia, dan
penurunan berat badan.
Riwayat lain : apakah pasien sebelumnya pernah kontak dengan apsien
TB (atau batuk kronik) dalam keluarga atau lingkungan tempat
tinggal,Riwayat tersedak,Riwayat infeksi HIV)
Penting juga untuk ditanyakan mengenai Riwayat imunisasi pada
anak : BCG, DPT, campak,Hib
Riwayat atopi : untuk keadaan tertentu, seperti asma,rhinitis
atopi/alergi, baik pada pada pasien anak maupun pada keluarganya.
b. Pemeriksaan Fisik13,14
o Keadaan umum :
Sianosis sentral
Merintih/grunting, pernapasan yang menggunakan cuping hidung,
wheezing, stridor
Kepala anak terangguk-angguk
Peningkatan tekanan vena jugularis
Telapak tangan sangat pucat
o Abdomen : dapat terjadi hepatomegali dan splenomegali
o Pemeriksaan thorax : untuk menilai frekuensi pernapasan yang
berdasarkan pada usia anak.
Usia <2 bulan : > 60 kali/menit
Usia 2 – 11 bulan : > 50 kali/menit
Usia 1- 5 tahun : > 40 kali/menit
Usia >5 tahun ; >30 kali/menit
o Perkusi : bisa terjadi redup (harus dicermati karena kemungkinan sudah
amsuk kedalam tanda-tanda efusi pleura atau dapat terjaid hipersonor
(sebagai salah satu tanda pneumothorax)
o Auskultasi : dapat ditemukan adanya crackles (ronkhi) atau suara nafas
yang bronkial.
c. Pemeriksaan Penunjang.13,15
Complete Blood Count / Darah Perifer Lengkap.
Untuk membedakan pneumonia yang disebabkan oleh virus dan
mikoplasma, jumlah leukosit masih dalam batas normal atau bisa juga
sedikit meningkat, sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri,
terjadi leukositosis (15.000 – 40.000/mm3) dengan predominan leukosit
PMN. Pada infeksi Chlamydia pneumoniae kadang-kadang ditemukan
adanya eosinophilia.
C-Reactive Protei.
CRP sendiri merupakan suatu protein pada fase akut yang disintesis
oleh hepatosit, secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostic
untuk membedakan antara faktor infeksi dan oninfeksi, infeksi virus
dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda. Kadar CRP
biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan infeksi bakteri superfisialis
daripada infeksi bakteri bakteri profunda.
Uji Serologis.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi antigen dan antibody pada
infeksi bakteri yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah.
Diagnosis infeksi Streptokokus grup A dapat diketahui dengan titer
antibody yang meningkat seperti antistreptomisin ),streptozim, atau
antiDNase B.Peningkatan titer juga bisa menunjukkan adanya infeksi
yang pernah terjadi. Untuk membedakannya diperlukan serum fase akut
dan serum pada fase konvalesen, namun secara umum uji serologis
tidak terlalu bermanfaat untuk mendiagnosis pneumonia atipikal, seperti
mikoplasma dan klamidia, serta beberapa virus (RSV, sitomegalovirus,
campak,influenza A atau B, adenovirus), peningkatan antibody IgM dan
IgG dapat membantu diagnosis.
Pemeriksaan mikrobiologis
Pemeriksaan ini pada anak tidak perlu dilakukan, kecuali pada
pneumonia yang berat dan memerlukan rawat inap dirumah sakit.
Spesimen pemeriksaan ini bisa diambil dari usap tenggorok, secret
nasofaring, bilasan bronkus, aspirasi paru, darah, dan pungsi paru.
Diagnosis definitive bila kuman ditemukan dari aspirasi paru, cairan
pleura, dan darah.
Pemeriksaan Radiologis
Konvensional
Peran foto thorax dapat dijadikan alat screening untuk deteksi infiltrate
dikelilingi bercak infiltrat pada foto thorax. Gambaran efusi pleura pada foto
thorax berupa gambaran lesi anechoic sedangkan pada foto thorax posisi AP
seorang anak dengan infiltrasi lobus bawah kiri. (B) Radiografi lateral dari
3 bulan dengan demam, dugaan aspirasi benda asing, atau malformasi paru
bawaan. Pencitraan juga dapat dipertimbangkan pada anak-anak di bawah 5
tahun, yang datang dengan demam, leukositosis, dan tidak ada sumber
obat penekan batuk tidak dianjurkan. Selama masa perawatan, komplikasi yang
mungkin terjadi harus ditangani secara adekuat. Selain itu, tidak semua kasus
pneumonia pada anak memerlukan rawat inap. Namun, rawat inap diindikasikan
jika anak berusia 3-6 bulan, mengalami distress pernapasan (seperti retraksi atau
nafas cuping hidung), memiliki tingkat saturasi oksigen di bawah 92%, menolak
anak di rumah juga menjadi pertimbangan untuk memutuskan apakah rawat inap
diperlukan.3
Tabel 2. Antibiotik empiris yang diberikan pada pneumonia anak
pengobatanya.10
b. Pneumonia
c. Pneumonia berat
antibiotik parenteral.
radiologi atau tanda bahaya secara umum harus diobati dengan amoksisilin
hari, di daerah dengan prevalensi HIV yang rendah, berikan amoksisilin selama
tiga hari. Anak-anak dengan pneumonia yang bernapas cepat dan gagal dalam
Anak-anak usia 2 bulan sampai 59 bulan dengan pneumonia radang paru harus
Anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia berat harus diobati dengan ampisilin
anak dengan pneumonia berat yang gagal pada pengobatan lini pertama.
untuk bayi yang terinfeksi dan terpajan HIV serta anak di bawah usia 5 tahun
Untuk bayi yang terinfeksi dan terpapar HIV dan untuk anak-anak dengan
HIV dan bayi yang terinfeksi HIV dan terpapar berusia 2 bulan sampai 1 tahun
anak terinfeksi HIV dan terpajan di atas usia 1 tahun dengan gambaran toraks
atau pneumonia berat. Efektivitas dosis yang lebih tinggi (80-90 mg/kg/hari)
3 bulan sampai 5 Amoksisilin (80 Co-amoxiclav (jadwal Co-amoxiclav (jadwal dosis sama dengan
tahun mg/kg/d), 2 x selama dosis sama dengan Amoksisilin)AtauCefuroxime (30
5 hari (di India, 40-50 amoksisilin) Atau mg/kg/d), 2x selama 5 hari Atau
mg/kg/d sudah cukup Cefpodoxime (10 mg / Linezolid* (10 mg/kg/d), 3x selama 5
karena prevalensi kg / hari), 2x selama 5 hari
pneumokokus yang hari Atau Cefuroxime
resisten terhadap (30 mg / kg / hari), 2x
penisilin adalah selama 5 hari
<10%)
> 5 tahun Sama seperti di atas Co-amoxiclav atau Sama seperti di atas
cefpodoxime (seperti di
atas) Atau Azitromisin
(10 mg/kg/d), 1x selama
5 hari (perut kosong)
*Linezolid adalah obat cadangan untuk tuberkulosis (TB), sehingga Program Penghapusan Tuberkulosis Nasional
(NTEP) menyarankan untuk menggunakannya dengan hati-hati.
3 bulan sampai 5 Ampisilin (100 mg/kg/d, 3x + Co-amoxiclav* Atau Cefotaxime Ceftriaxone + Cloxacillin Atau
tahun atau 4x)*** atau Ceftriaxone Cefuroxime atau Co-amoxiclav
orcefazolin (50 mg/kg/d, 2x atau 3x )
Lini kedua Ceftriaxone + vankomisin
atau klindamisin (20 mg/kg/d, 3x
atau 4x) atau linezolid** (sama
dengan dosis oral)
> 5 tahun Ampisilin (dosis sama seperti Co-amoxiclav* atau Cefotaxime Sama seperti di atas
di atas) (150 mg/kg/d, 3x) atau Ceftriaxone
Atau Azitromisin
Tabel: Rekomendasi Dosis Antibiotik untuk Pasien Usia >1 Bulan tanpa disfungsi Ginjal
Antibiotik Dosis Max dosis Perlu
penyesuaian
Ginjal
Aztreonam 40 mg/kg/8 jam/IV 2000 mg ya
Cefepime 50 mg/kg/8 jam/IV 200 0mg ya
Ceftaroline <2 tahun: 8 mg/kg//8 jam/IV - 600 mg ya
<18 tahun & ≤ 33kg: 12
mg/kg//8 jam/IV
≥2 tahun & > 33kg: 600 mg/12
jam/IV
Clindamycin 13 mg/kg//8 jam/IV/PO 600mg tidak
Linezolid <12 tahun: 10 mg/kg//8 600mg ya (hanya
jam/IV/PO Hemodialisa/p
eritoneal
≥12 tahun: 600mg/12 jam/ diaisis)
IV/PO
Meropenem 20 mg/kg/8 jam/IV 1000mg ya
Metronidazole 10 mg/kg//8 jam/ IV/PO 500mg tidak
Piperacillin/ <9 bulan: 80 mg 4000mg piperacillin ya
tazobactam piperacillin/kg/6 jam/IV ≥9
bulan: 100 mg piperacillin/kg/6
jam/ IV
Trimethoprim/ 5 mg TMP/kg//8 jam/IV/PO 320 mg TMP ya
sulfamethoxazole
Vancomycin Dosis per farmasi 2000 mg ya
II.8 Prognosis
Prognosis pneumonia pada anak dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor
seperti usia anak, keparahan infeksi, kesehatan umum anak, serta penanganan dan
perawatan yang tepat. Pneumonia pada anak umumnya dapat diobati dengan
antibiotik dan dukungan perawatan yang adekuat. Namun, prognosis yang lebih
spesifik perlu ditentukan oleh dokter yang merawat. Beberapa faktor yang dapat
Usia yang lebih tua biasanya memiliki prognosis yang lebih baik.
3. Keadaan kesehatan umum anak: Anak dengan sistem kekebalan yang lemah
komplikasi pneumonia.
5. Penanganan dan perawatan yang tepat: Diagnosis dini, pengobatan yang tepat
dengan antibiotik yang sesuai, dan perawatan yang adekuat, termasuk menjaga
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk menilai prognosis secara
yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA