Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT


( ISPA )

Disusun oleh :

NAMA : DANA KRISTIANTI


KELAS : III.A
NIM : PO.71.20.3.19.007
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Sapondra Wijaya, S.Kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA). Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di
kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Lubuklinggau, 26 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ....................................................................................................... 3
B. Etiologi ....................................................................................................... 4
C. Tanda & Gejala ........................................................................................... 5
D. Patofisiologi ............................................................................................... 6
E. Pemeriksaan Fisik ....................................................................................... 7
F. Penanganan ................................................................................................ 8
G. Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 9
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga
alveoli, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA masih merupakan
masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di Indonesia. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kematian karena ISPA terutama pada bayi dan balita. Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sangat sering dijumpai dan
merupakan penyebab kematian paling tinggi pada anak balita.
Kejadian ISPA dipengaruhi oleh banyak faktor terutama status gizi. Peneliti ingin
mengetahui seberapa besar hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (Rustandi,
2011). World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas
40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada usia balita.
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan
pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Berdasarkan prevalensi
ISPA tahun 2012 di Indonesia telah mencapai 25% dengan rentang kejadian yaitu
sekitar 17,5 % - 41,4 % dengan 16 provinsi diantaranya mempunyai prevalensi di atas
angka nasional. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak
di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2013
menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi 2 terbesar di
Indonesia dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita), sedangkan di Jateng
28 % (2012), 27,2 % tahun 2013 (DepKes, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit ISPA ?
2. Apa etiologi penyakit ISPA ?
3. Apa tanda & gejala penyakit ISPA ?
4. Masalah keperawatan apa yang akan muncul pada penyakit ISPA ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi penyakit ISPA
2. Memahami etiologi penyakit ISPA
3. Memahami tanda & gejala penyakit ISPA
4. Mengetahui masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit
ISPA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan
gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa
saja, terutama anak-anak dan lansia.

Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai
dari hidung hingga paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh
dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik.

Ada beberapa jenis virus yang sering menyebabkan ISPA, yaitu:

• Rhinovirus
• Respiratory syntical viruses (RSVs)
• Adenovirus
• Parainfluenza virus
• Virus influenza

3
B. ETIOLOGI

1. Virus: coronavirus merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ISPA dan
penyebarannya coronavirus bisa dialihkan lewat udara pada enderita batuk ataupun bersin.
Influenza merupakan virus yang amat menular menyababkan timbulnya flu penyebarannya
lewat udara dengan batuk dan bersin, adenovirus( sekelompok virus yang menginfeksi selaput
dari saluran pernafasan (Wijayaningsih, 2013, hal. 2)
2. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang
kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan
juga menimbulkan resiko serangan ISPA.

3. Beberapa faktor lain diperkirakan berkontribuksi terhadap kejadian ISPA adalah rendahnya
asupan antioksidan, status gizi kurang, buruknya sanitasi lingkungan.(Wijayaningsih, 2013,
hal. 2)

ISPA dapat menyerang saluran napas atas maupun saluran napas bawah. Beberapa penyakit yang
termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut, laringitis akut,
pneumonia, dan COVID-19.

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur
orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara,
masuk ke hidung atau mulut orang lain.

Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.

Walaupun penyebarannya mudah, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan tertular ISPA,
yaitu:

1. Anak-anak dan lansia

4
Anak-anak dan lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga rentan terhadap
berbagai infeksi. Selain itu, penyebaran virus atau bakteri ISPA di kalangan anak-anak dapat
terjadi sangat cepat karena anak-anak banyak berinteraksi secara dekat dan melakukan kontak
dengan anak-anak yang lain.

2. Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah

Sistem kekebalan tubuh sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri. Ketika
kekebalan tubuh menurun, maka risiko terinfeksi akan semakin meningkat. Salah satunya adalah
penderita AIDS atau kanker.

3. Penderita gangguan jantung dan paru-paru

ISPA lebih sering terjadi pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau gangguan pada
paru-paru sebelumnya.

4. Perokok aktif

Perokok lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran pernapasan, sehingga
rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit untuk pulih.

C. TANDA & GEJALA

• Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia 6
bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang berlebihan)
dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan yang tidak
biasa.(Wijayaningsih, 2013, hal. 3)

5
• Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak sering
kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar atau
lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. (Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
• Muntah : merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi
lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan
dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.(Nurarif & Kusuma, 2015,
hal. 67)
• Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti hanya
selama fase akut. (Wijayaningsih, 2013, hal. 4)
• Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral. (Wijayaningsih,
2013, hal. 4)
• Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan. Mungkin
encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap infeksi.(Kunoli,
2012, hal. 1-2)

D. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi terjadinya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah invasi patogen sehingga
terjadi reaksi inflamasi akibat respon imun. Penyakit yang termasuk ISPA adalah rhinitis (common
cold), sinusitis, faringitis, tonsilofaringitis, epiglotitis, dan laringitis.
ISPA melibatkan invasi langsung mikroba ke dalam mukosa saluran pernapasan. Inokulasi virus
dan bakteri dapat ditularkan melalui udara, terutama jika seseorang yang terinfeksi batuk atau
bersin. Setelah terjadi inokulasi, virus dan bakteri akan melewati beberapa pertahanan saluran

6
napas, seperti barrier fisik, mekanis, sistem imun humoral, dan seluler. Barrier yang terdapat pada
saluran napas atas adalah rambut-rambut halus pada lubang hidung yang akan memfiltrasi patogen,
lapisan mukosa, struktur anatomis persimpangan hidung posterior ke laring, dan sel-sel silia.
Selain itu, terdapat pula tonsil dan adenoid yang mengandung sel-sel imun.
Patogen dapat masuk dan berhasil melewati beberapa sistem pertahanan saluran napas melalui
berbagai mekanisme, seperti produksi toksin, protease, faktor penempelan bakteri, dan
pembentukan kapsul untuk mencegah terjadinya fagositosis. Hal ini menyebabkan virus maupun
bakteri dapat menginvasi sel-sel saluran napas dan mengakibatkan reaksi inflamasi. Beberapa
respon yang dapat terjadi adalah pembengkakan lokal, eritema, edema, sekresi mukosa berlebih,
dan demam sebagai respon sistemik.

E. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik pada ISPA tidak terlalu berbeda antara jenis satu dengan lainnya. Secara
umum, temuan pemeriksaan fisik pada ISPA dapat berupa eritema dan edema mukosa nasal,
rhinorrhea, halitosis, dan demam.
Pada faringitis viral dapat ditemukan eritema, eksudat, mukus yang banyak dan kental, vesikel
atau ulkus palatum, rhinorrhea, limfadenopati, dan terkadang disertai konjungtivitis. Tanda lain
yang juga bisa ditemukan adalah hipertrofi tonsil, demam, dan terkadang diare.
Pada pasien dengan rhinosinusitis dapat ditemukan nyeri tekan daerah paranasal, post nasal drip,
dan dapat disertai polip nasi. Pada epiglotitis dapat ditemukan disfonia, tripod postur, dan tanda
distres napas.
Menurut Pedoman IDSA (Infectious Disease Society of America), beberapa tanda dan gejala
berikut meningkatkan kemungkinan adanya faringitis viral :
▪ Conjunctivitis
▪ Coryza
▪ Batuk

▪ Diare

▪ Suara serak

▪ Stomatitis ulseratif diskret

7
▪ Exanthem viral

Sedangkan tanda dan gejala berikut meningkatkan kemungkinan adanya infeksi Streptococcus
grup A :
▪ Nyeri tenggorokan mendadak
▪ Usia 5 – 15 tahun
▪ Demam
▪ Nyeri kepala
▪ Mual, muntah, atau nyeri perut
▪ Inflamasi tonsilofaringeal
▪ Patchy tonsillopharyngeal exudate
▪ Petechiae palatum
▪ Adenitis servikal anterior
▪ Riwayat paparan terhadap faringitis Streptococcal
▪ Ruam scarlatiniform

F. PENANGANAN

Penanganan infeksi saluran pernapasan akut bergantung pada penyebab dan gejala yang dialami.
Beberapa langkah penanganan yang umumnya dianjurkan oleh dokter adalah:

• Pemberian obat penurun panas dan antinyeri untuk mengatasi keluhan demam, sakit kepala,
maupun pegal pada tubuh.
• Pemberian obat pereda batuk untuk mengatasi keluhan batuk. Pilihan obat batuk pun bisa
berbeda pada masing-masing orang bergantung pada jenis batuk yang dialami.
• Pemberian obat pereda keluhan pilek yang dapat diberikan secara oral (diminum) atau melalui
semprotan hidung.
• Bila infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter juga dapat meresepkan obat antibiotik.

Salah satu cara yang mudah dan ampuh untuk mencegah penularan infeksi saluran pernapasan
akut adalah mempraktekkan kebersihan diri yang baik. Di antaranya dengan mencuci tangan
menggunakan sabun secara rutin.

8
Selain itu, jalani gaya hidup sehat dengan pola makan gizi seimbang, rutin melakukan aktivitas
fisik yang benar dan baik, serta menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul dari pasien ISPA adalah sebagai berikut :

Diagnosa I

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


Definisi: ketidak mampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
1. Batasan karateristik
Subjektif: dispnea, sulit berbicara,ortopnea

Objektif:. Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, whezing dan
ronkhi kering, mekonium dijalan napas, gelisah, sianosis, bunyi nafas menurun,frekuensi
nafas berubah dan pola nafas berubah.

1. Faktor yang berhubungan


Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.

Obstruktif jalan nafas: spasme jalan nafas, retensi sekret, adanya jalan nafas buatan,
terdapat benda asing.

Fisiologis: disfungsi neuromuskulor, hiperplasia dinding bronkial, PPOK, infeksi, asma,


jalan nafas alergik( trauma ).

Diagnosa II

1. Peningkatan suhu tubuh


Definisi : resiko tehadap kegagalan untuk mempelihara suhu tubuh dalam batas normal.
1. Batasan karateristik
Subjektif : tidak tersedia

9
Objektif : perubahan laju metabolisme, dehidrasi, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit
terasa hangat.

1. Faktor yang berhubungan


Proses infeksi hiperteroid, stroke , dehidrasi, trauma, dan prematuritas.

Diagnosa III

1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
1. Batasan karakteristik
Subjektif: mengeluh nyeri

Objektif: tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, TD
meningkat, nafsu makan berubah dan berfokus pada diri sendiri.

1. Faktor yang berhubungan


Agents-agents, sindrom koroner akut, infeksi penyebab cidera( misalnya biologis,kimia,fisik, dan
psikologis)

10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan
gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa
saja, terutama anak-anak dan lansia.
Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari
hidung hingga paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh
dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik.

Penyakit ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri, rendahnya asupan antioksidan, status gizi
kurang, buruknya sanitasi lingkungan. Ditandai dengan demam, muntah, batuk, sakit tenggorokan
, dan Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan. Diagnosa
keperawatan yang akan muncul yaitu pola napas tidak efektif. Peningkatan sushu tubuh dana nyeri
akut.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ispa/
https://www.alodokter.com/ispa

https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ispa/

https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/ispa/patofisiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/ispa/diagnosis
https://www.klikdokter.com/penyakit/ispa

https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ispa/

12

Anda mungkin juga menyukai