Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ANEMIA

Disusun oleh :

NAMA : DANA KRISTIANTI


KELAS : II.A ( semester III )
NIM : PO.71.20.3.19.007
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Indah Dewi Ridawati , S.Kep, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA
A. Definisi
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang
sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak
mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit hitung eritrosit (red cell
count) berakibat pada penurunan kapasitas pengungkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus
diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter akut, dan kehamilan.oleh karena itu
dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat
ditatapkan penykit dasar anemia tersebut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 35)

B. Etiologi

1. Produksi sel darah merah yang kurang.


2. Kehilangan darah secara berlebihan.
3. Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
4. kekurangan zat besi
5. masa kehamilan
6. akibat perdarahan
7. aplastik
8. penyakit kronis
9. Thalasemia

C. Patofisiologi

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).  Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). 

D. Manifestasi klinis

1. Lemah, letih, lesu dan lelah


2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat. Puc4at oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

E. Pemeriksaan Khusus & Pemeriksaan Penunjang


 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.

F. Penatalaksana

Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan


mengganti darah yang  hilang.
1.      Transpalasi   sel darahmerah.
2.      Antibiotik diberikan untuk  mencegah infeksi
3.      Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4.      Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5.      Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6.      Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)    :


1.      Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan  seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian  preparat fe
Perrosulfat             3x200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat         3x200mg/hari/oral sehabis  makan.
2.      Anemia  pernisiosa:  pemberian vitamin B12
3.      Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
4.      Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan  dan  transfuse darah.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
 Lakukan pengkajian fisik
 Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
 Observasi adanya manifestasi anemia
 Manifestasi umum
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat

Manifestasi system saraf pusat


 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang
 Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi

Syok (anemia kehilangan darah)


 Perfusi perifer buruh
 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung
B. Diagnosa

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d perubahan komponen seluler yang diperlukan untuk
mengirim oksigen dan nutrisi ke sel.
2. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan oksigen ke dalam paru-paru.
3. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

C. Perencanaan

N Diagnosa Tujuan Intervensi


o
1 Perfusi jaringan Setelah dilakukan Peripheral Sensation
tidak efektif b/d tindakan keperawatan Management (Manajemen
penurunan selama 3 x 24  jam perfusi sensasi perifer)
konsentrasi Hb jaringan klien adekuat  Monitor adanya daerah
dengan kriteria : tertentu yang hanya peka
-     Membran mukosa terhadap
merah panas/dingin/tajam/tump
-     Konjungtiva tidak ul
anemis  Monitor adanya paretese
-     Akral hangat  Instruksikan keluarga
-     Tanda-tanda vital untuk mengobservasi
dalam rentang normal kulit jika ada lesi atau
laserasi
 Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
 Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
 Kolaborasi pemberian
analgetik
 Monitor adanya
tromboplebitis
 Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2 Gangguan  Setelah dilakukan Terapi Oksigen


pertukaran gas b.d tindakan  Bersihkan mulut, hidung
ventilasi-perfusi keperawatan dan secret trakea
selama …….. stat  Pertahankan jalan nafas
us respirasi : yang paten
pertukaran gas  Atur peralatan
membaik  dengan oksigenasi
kriteria :  Monitor aliran oksigen
 Mendemonstrasika  Pertahankan posisi
n peningkatan pasien
ventilasi dan  Onservasi adanya tanda
oksigenasi yang tanda hipoventilasi
adekuat  Monitor adanya
 Memelihara kecemasan pasien
kebersihan paru terhadap oksigenasi
paru dan bebas
dari tanda tanda Vital sign Monitoring
distress pernafasan  Monitor TD, nadi, suhu,
 Mendemonstrasika dan RR
n batuk efektif dan  Catat adanya fluktuasi
suara nafas yang tekanan darah
bersih, tidak ada  Monitor VS saat pasien
sianosis dan berbaring, duduk, atau
dyspneu (mampu berdiri
mengeluarkan  Auskultasi TD pada
sputum, mampu kedua lengan dan
bernafas dengan bandingkan
mudah, tidak ada  Monitor TD, nadi, RR,
pursed lips) sebelum, selama, dan
 Tanda tanda vital setelah aktivitas
dalam rentang  Monitor kualitas dari
normal nadi
 Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign

3 Intoleransi Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi


aktifitas b.d tindakan keperawatan 1.   Menentukan penyebab
ketidakseimbanga selama …….. klien dapat intoleransi aktivitas &
n suplai dan beraktivitas dengan menentukan apakah penyebab
kebutuhan kriteria dari fisik, psikis/motivasi
oksigen - Berpartisipasi dalam 2.   Observasi adanya
aktivitas fisik dgn TD, pembatasan klien dalam
HR, RR yang sesuai beraktifitas.
-Menyatakan gejala 3.   Kaji kesesuaian
memburuknya efek dari aktivitas&istirahat klien sehari-
OR&menyatakan hari
onsetnya segera 4.   ↑ aktivitas secara bertahap,
-Warna kulit biarkan klien berpartisipasi
normal,hangat&kering dapat perubahan posisi,
Memverbalisa-sikan berpindah & perawatan diri
pentingnya aktivitasseca- 5.   Pastikan klien mengubah
ra bertahap posisi secara bertahap. Monitor
Mengekspresikan gejala intoleransi aktivitas
pengertian pentingnya 6.   Ketika membantu klien
keseimbangan berdiri, observasi gejala
latihan&istira intoleransi spt mual, pucat,
Hat pusing, gangguan
-   Peningkatan toleransi kesadaran&tanda vital
aktivitas 7.   Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat menoleransi
aktivitas
8.   Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu untuk
dilakukan

DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/anemia
http://yuliaagisni.blogspot.com/2017/11/laporan-pendahuluan-anemia.html
https://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-
anemia.html#.X3YUVK_ivIU
PPNI ( 2016 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai