Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ABORTUS

Disusun oleh :

NAMA : DANA KRISTIANTI


KELAS : II.A ( semester III )
NIM : PO.71.20.3.19.007

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Indah Dewi Ridawati , S.Kep, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS

A. DEFINISI
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat badan janin kurang
dari 500 gram (Murray, 2002)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum
kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Praworihardjo, 2006)

Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di luar kandungan
(Nugroho, 2010)

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, sedangkan abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri dan masih ada yang tertinggal (Manuaba, 2008)

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa abortus adalah
berakhirnya kehamilan yang ditandai dengan keluarnya hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu

B. ETIOLOGI

Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut:

a.       Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi: kelainan kromosom terutama trisomi autosom dan
monosomi X, lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna, pengaruh teratogen akibat
radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan alcohol

b.      Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis dan HIV


c.       Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan
serviks dan retroversion uterus

d.      Kelainan plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.

C. TANDA & GEJALA

Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan per
vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan keluhan
nyeri pada perut bagian bawah. (Mitayani, 2009)

Secara umum terdiri dari:

a.       Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.

b.      Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.

c.       Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.

d.      Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.

Sedangkan secara khusus, tanda dan gejala abortus Inkomplit adalah:

a.       Perdarahan yang banyak atau sedikit serta memanjang, sampai terjadi keadaan anemis

b.      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.

c.       Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi.

d.      Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma).

e.       Serviks masih membuka

f.       Kadang-kadang teraba jaringan di dalamnya


D. PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus
berkonsentrasi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8
minggu, nilai khorialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsempsi
dapat dikeluarkan seluruhnya. Apabila kehamilan 8 sampai 4 minggu villi khorialis sudah
menembus terlalu dalam sehingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak pendarahdan daripada plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta tidak lengkap.
Peristiwa ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk, adakalanya kantung
amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (missed aborted).
Apabila mudigah yang mati tidak dikelurakan dalam waktu singkat, maka ia dapat diliputi oleh
lapisan bekuan darah. Ini uterus dinamakan mola krenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa
apabila pigmen darah telah diserap dalam sisinya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak
seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
karena terjadi hematoma antara amnion dan khorion.

Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin
mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng
(fetus kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas pigmenperkamen.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang pervaginam berulang
c. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran
uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami
oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit
endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya
f. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga.
g. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause
terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
h. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai
dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
i. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
j. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya.
k. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

B. ANALISA DATA

Data Subjektif
Masih keluar darah pada jalan lahir, merasa nyeri pada payudara kanan dan kiri, nyeri
terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan hilang muncul, merasa Cemas dan stress
dengan kondisinya saat ini, belum bisa menerima dan terus memikirkan bayinya,merasa sedih
dan menyesal karena kehilangan bayinya yang secara mendadak.
Data Objektif
Tampak lemah, mukosa mulut kering, turgor kulit jelek (tidak elastis), ekspresi wajah
meringis kesakitan,keadaan payudara kotor,puting susu masuk kedalam (inverted) terdapat
pembengkakan pada payudara kanan dan kiri, saat dipalpasi teraba panas dan ada nyeri saatdi
tekan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif


2. Nyer iakut b.d agen pencedera fisik(kontraksi uterus/trauma uterus)

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO. Diagnosi Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Keperawatan
1. Hipovolemia b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI : Manajemen
kehilangan cairan keperawatan selama 1x24 hipovolemia 1. Untuk mengetahui
aktif jam diharapkan tingkat Observasi gejala hipovolemia
pendarahan pada klien 1. Periksa tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui
dapat menurun hipovolemia asupan cairan tubuh
2. Monitor intake dan 3. Untuk mengetahui
outputcairanTerapeutik kebutuhan cairan klien
3. Hitung kebutuhan cairan 4. Untuk memenuhi
Edukasi asupan cairan
4.Anjurkanmemperbanyak 5. Untuk pemenuhan
asupan cairan oral asupan cairan yang
Kolaborasi hilang
5. Kolaborasi pemberian 6. Untuk memenuhi
cairan isotonis(mis. NaCL, kebutuhan darah yang
RL) hilang
6. Kolaborasi pemberian
produk darah

NO. Diagnosi Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Keperawatan
1. Nyeriakut b.d Setelah dilakukan SIKI : Manajemen nyeri 1. Untuk
agen pencedera asuhan keperawatan Observasi mengidentifikasi
fisik(kontraksi selama 1x24 jam 1. Identifikasi karakteristik nyeri
uterus/trauma diharapkan tingkat lokasi,karakteristik,kualitas,intensitas 2. Untuk
uterus) nyeri pada klien nyeri mengetahui skala
dapat menurun 2. Identifikasi skala nyeri nyeri
Terapeutik 3. Untuk menguragi
3. Berikan teknik non farmakologis rasa nyeri
(kompres hangat) 4. Agar klien dapat
Edukasi meredakan rasa
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri nyeri
Kolaborasi 5. Agar rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik berkurang

DAFTAR PUSTAKA

http://ayuandriyani4.blogspot.com/2015/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdocument
%2F263861881%2FWoc-
Abortus&psig=AOvVaw1S5UBrKUZF9kzaTEf4FPE8&ust=1601352577138000&source=imag
es&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDN5rf9iuwCFQAAAAAdAAAAABAI

https://www.academia.edu/11316812/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_IBU_ABORTUS

Anda mungkin juga menyukai