Nama Dosen :
Wiwiek Natalia, M. Kep. Sp. Kom
Sugiharto, Ph.D
Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Cicik Marita (16.1137.S)
2. Muhammad Galih (16.1166.S)
3. Nanda Aris Septiani (16.1170.S)
4. Syafatesia Nicky Pratiwi (16.1191.S)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN – PEKALONGAN
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Pengertian ISPA.......................................................................................................5
B. Klasifikasi ISPA.......................................................................................................5
C. Etiologi......................................................................................................................6
D. Tanda Gejala............................................................................................................7
E. Penatalaksanaan.......................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................9
TINJAUAN KASUS.........................................................................................................9
A. Pengkajian................................................................................................................9
B. Analisa Data............................................................................................................10
C. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................10
D. Format rumusan diagnosa keperawatan kelompok ISPA..................................10
E. Format Skor diagnosa keperawatan kelompok ISPA.........................................11
F. Rencana Tindakan.................................................................................................12
G. Implementasi Keperawatan...................................................................................14
H. Evaluasi Keperawatan...........................................................................................16
BAB IV............................................................................................................................18
PEMBAHASAN.............................................................................................................18
A. Diagnosa..................................................................................................................18
B. Intervensi................................................................................................................18
BAB V.............................................................................................................................20
SIMPULAN....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Pernafasan Akut adalah infeksi akut yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). Departemen
Kesehatan 2012.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang
sering terjadi pada anak. Insiden menurut kelompok umur balita
diperkirakan 0,29 episode per anak atau tahun di negara berkembang dan
0,05 episode per anak atau tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa
terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode
(96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43
Juta), Cina (21 Juta) dan Pakistan (10 Juta) dan Bangladesh, Indonesia,
Nigreria maisng-masing 6 Juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit.
Episode batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 2-3x pertahun.
ISPA merupakan salah satu penyebab utama (40%-60%) dan rumah sakit
(15%-30%). (KEMENKES RI, 2012).
Petingnya penanganan terhadap penyakit ISPA, maka peneulis
akan membahas terapi non farmakologi dengan meningkatkan jalan napas.
Dengan memberikan perawatan antisipasif dan preventif adalah tindakan
keperawatan yang penting antara lain, berikan dorongan untuk sering
batuk dan mengeluarka sekresi. Ajarkan latihan napas dalam , lakukan
tindakan keperawatan khusus untuk mencegah infeksi, berikan posisi semi
fowler, lakukan terapi terapi dada untuk melancarkan sekresi dan
meningkatkan sekresi dada, pastikan bahwa peralatan pernapasan telah
dibersihkan dengan tepat.(Arifin & Ranta Wati. 2015).
Masalah keperawatan yang muncul pada anak dengan ISPA
meliputi: memperbaiki bersihan jalan napas, kebutuhan nutrisi dan
hipertermi, dan ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu
ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obtruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas ( Nanda, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga dan asuhan
keperawatan pada anak yang menderita ISPA.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
b. Mengetahui klasifikasi penyakit infeksi saluran pernapasan akut.
c. Mengetahui penyabab adanya infesi saluran penapasan akut.
d. Mengetahui tanda gejala yang dialami jika terkena penyakit infeksi
saluran pernapasan akut.
e. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit infeksi saluran
pernapasan akut.
f. Mengetahui hasil pengkajian serta menganalisis masalah
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau sering desebut sebagai ISPA
adalah terjadinya infeksi yang parahaluran udara, pada bagian sinus,
tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang sering terjadi
lebih sering disebabkan oleh virus meski bakteri juga bisa menyebabkan
kondisi ini.
Kondisi ini menyebabkan kondisi pernapasan menjadi terganggu.
jika tidak segera ditangani, ISPA dapat menyebar kesaluran sistem
pernapasan tubuh.
Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang
terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
ISPA harus dianggap sebagai kondisi darurat, jika mencurigai terjadinya
serangan ISPA, segera cari bantuan medis. Kondisi ini berpotensi
menyebar dari orang ke orang. Bagi yang mengalami sistem kekebalan
tubuh.
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernafasan akut ketika orang
tersebut menghirup udara yang mengandung virus dan bakteri. Virus atau
bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui
bersin atau ketika batuk. Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri
yang menempel pada permukaan benda bisa menular keorang lain saat
mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak
langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sabaiknya
mencuci tangan secara teratur terutama setelah anda melakukan aktivitas
di tempat umum.
B. Klasifikasi ISPA
1. Bukan pneumonia
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak
menunjukan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak
menunjukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam.
Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsillitis, dan otitis.
2. Pneumonia
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas. Diagnose
gejala ini berdasarkan usia. Batas frekuensi napas cepat pada anak
berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali/menit dan untuk
anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali/menit.
3. Pneumonia berat
Didasarakan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai
sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah kea rah dalam
(chest indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.
Untuk anak berusia <2 bualan, diagnosis pneumonia berat di tandai
dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60
kali/menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada
bagian bawah kea rah dalam (severe chest indrawing).
C. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari:
Bakteri : Diplococcus pneumoniae, pneumococcus, streptococuspyogenes,
staphylococus aurenus, haemophilus influenzae, dan lain-lain.
Virus : Influeza, adenovirus, sitomegalovirus.
Jamur : Aspergilus sp., candida albicans, Hitoplasma, dan lain-alain.
Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak)
biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda
asing (biji-bijian, mainan plastik kecil, dan lain-lain).
D. Tanda Gejala
1. Hidung tersumbat atau berair
2. Paru-paru tersa terhambat
3. Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
4. Kerap merasa kelelahan
5. Tubuh merasa sakit
6. Kesulitan bernapas
7. Demam tinggi dan menggigil
8. Tingkat oksigen dalam darah rendah
9. Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan
E. Penatalaksanaan
1. Bukan pnemonia : perawatan di rumah
a. Usia <2 bulan
Beri nasihat cara perawatan di rumah:
- Jaga agar bayi tidak kedinginan
- Teruskan pemberian ASI dan berikan ASI lebih sering
- Bersihkan hidung bila tersumbat
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Inti
Tersedia di Lampiran
2. Data sistem
a. Perumahan
Dalam penataan perabotan belum tertata rapi dan berantakan,
karena Ny S bekerja sebagai penjahit menjadikan debu-debu
berserakan. Dalam penataannya mesin jahit diletakkan di ruang
belakang dan disitulah terdapat dapur yang juga kurang tertata rapi.
Pada lampu penerangannya sudah cukup dan ventilasi udara juga
cukup.
b. Pendidikan
Ny S hanya tamatan sekolah dasar dan dalam pengetahuannya
kurang meluas sehingga Ny S tidak tau secara mendalam tentang
apa itu penyakit ISPA.
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di desa gebangkerep meliputi
posyandu, puskesmas, praktik bidan. Ny S selalu membawa
anaknya ke puskesmas jika terjadi masalah kesehatan pada An.A
d. System komunikasi
Sarana komunikasi yang dimiliki oleh Ny. S untuk dapat menerima
informasi berupa televisi dan handphone.
e. Sistem ekonomi
Perekonomian yang kurang cukup dengan kehidupan sehari-
harinya, Ny. S selama satu bulan mempunyai pendapatan 800 ribu
rupiah. Pendapatan sejumlah 800ribu perbulan jika orderan jahit
sedang ramainya.
f. Rekreasi
Sarana rekreasi di desa gebangkerep hanya terdapat 1 lapangan
saja. Jika Ny. S ingin berekreasi dengan keluarga Ny. S pergi ke
gemek.
B. Analisa Data
1. DS : Ny. S mengatakan bahwa An. A sering mengalami batuk dan
pilek dan lama untuk penyembuhannya, sering sekali hilang timbul.
Jika An. A sakit Ny. S selalu memeriksanya ke bidan.
DO : An. A batuk dan pilek, terdapat secret jika batuk, badan tidak
panas dengan suhu 36ºC, tampak mengeluarkan ingus dihidung An. A,
RR 28 kali/menit.
Masalah :
Kesiapan meningkatkan management kesehatan
2. DS : Ny.S mengatakn bahwa setiap menjahit banyak debu-debu yang
berserakan dan bertebangan. Ketika musim panen padi tiba didepan
digunakan untuk menjemur padi.
DO : Didepan rumah terdapat karung berisi padi, penataan isi rumah
yang kurang rapi, jendela tidak dibuka.
Masalah :
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan meningkatkan management kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Kesiapan
1 meningkatkan 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 4 47 2
management
Perilaku
Kesehatan
2 5 5 5 5 4 3 5 5 3 5 3 48 1
Cenderung
Beresiko
Keterangan :
Bobot
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
Huruf
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko keparahan H : Waktu
C : Potensial untuk pendkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
E : Kemungkinan Diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai dengan program pemerintah
F. Rencana Tindakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
DATA
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI
PEMBAHASAN
A. Diagnosa
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Pada saat melakukan pengkajian kepada kelompok ISPA dengan
responden berjumlah 10 di Desa Gebangkerep, kebanyakan warga
disekitar bekerja sebagai penjahit, di lingkungan mesin jahit terdapat
banyak debu-debu dari sisa benang. Selain itu, jarang sekali membuka
jendela sehingga kurangnya ventilasi udara.
Kemudian diluar rumahnya pada saat musim panen padi tiba, selalu
menjemur padinya didepan rumah dan terkadang anak-anak suka
bermain disekitaran padi itu.
B. Intervensi
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Intervensi yang digunakan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan
melakukan penyuluhan tentang inhalasi uap sederhana, memberikan
edukasi tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),
memberikan pengajaran tindakan inhalasi uap sederhana,
memanajemen lingkunganm, memberikan dukungan keluarga.
2. Kesiapan meningkatkan management kesehatan
Intervensi yang digunakan pada diagnosa ini dengan melakukan
penyukuhan kesehatan tentang inhalasi uap sederhana, memberikan
program pengembangan, memfasilitasi kesehatan, memberikan
dukungan sosial.
BAB V
SIMPULAN