Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK ANAK ISPA

Nama Dosen :
Wiwiek Natalia, M. Kep. Sp. Kom
Sugiharto, Ph.D

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Cicik Marita (16.1137.S)
2. Muhammad Galih (16.1166.S)
3. Nanda Aris Septiani (16.1170.S)
4. Syafatesia Nicky Pratiwi (16.1191.S)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN – PEKALONGAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Pengertian ISPA.......................................................................................................5
B. Klasifikasi ISPA.......................................................................................................5
C. Etiologi......................................................................................................................6
D. Tanda Gejala............................................................................................................7
E. Penatalaksanaan.......................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................9
TINJAUAN KASUS.........................................................................................................9
A. Pengkajian................................................................................................................9
B. Analisa Data............................................................................................................10
C. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................10
D. Format rumusan diagnosa keperawatan kelompok ISPA..................................10
E. Format Skor diagnosa keperawatan kelompok ISPA.........................................11
F. Rencana Tindakan.................................................................................................12
G. Implementasi Keperawatan...................................................................................14
H. Evaluasi Keperawatan...........................................................................................16
BAB IV............................................................................................................................18
PEMBAHASAN.............................................................................................................18
A. Diagnosa..................................................................................................................18
B. Intervensi................................................................................................................18
BAB V.............................................................................................................................20
SIMPULAN....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Pernafasan Akut adalah infeksi akut yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). Departemen
Kesehatan 2012.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang
sering terjadi pada anak. Insiden menurut kelompok umur balita
diperkirakan 0,29 episode per anak atau tahun di negara berkembang dan
0,05 episode per anak atau tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa
terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode
(96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43
Juta), Cina (21 Juta) dan Pakistan (10 Juta) dan Bangladesh, Indonesia,
Nigreria maisng-masing 6 Juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit.
Episode batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 2-3x pertahun.
ISPA merupakan salah satu penyebab utama (40%-60%) dan rumah sakit
(15%-30%). (KEMENKES RI, 2012).
Petingnya penanganan terhadap penyakit ISPA, maka peneulis
akan membahas terapi non farmakologi dengan meningkatkan jalan napas.
Dengan memberikan perawatan antisipasif dan preventif adalah tindakan
keperawatan yang penting antara lain, berikan dorongan untuk sering
batuk dan mengeluarka sekresi. Ajarkan latihan napas dalam , lakukan
tindakan keperawatan khusus untuk mencegah infeksi, berikan posisi semi
fowler, lakukan terapi terapi dada untuk melancarkan sekresi dan
meningkatkan sekresi dada, pastikan bahwa peralatan pernapasan telah
dibersihkan dengan tepat.(Arifin & Ranta Wati. 2015).
Masalah keperawatan yang muncul pada anak dengan ISPA
meliputi: memperbaiki bersihan jalan napas, kebutuhan nutrisi dan
hipertermi, dan ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu
ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obtruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas ( Nanda, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga dan asuhan
keperawatan pada anak yang menderita ISPA.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
b. Mengetahui klasifikasi penyakit infeksi saluran pernapasan akut.
c. Mengetahui penyabab adanya infesi saluran penapasan akut.
d. Mengetahui tanda gejala yang dialami jika terkena penyakit infeksi
saluran pernapasan akut.
e. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit infeksi saluran
pernapasan akut.
f. Mengetahui hasil pengkajian serta menganalisis masalah
kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau sering desebut sebagai ISPA
adalah terjadinya infeksi yang parahaluran udara, pada bagian sinus,
tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang sering terjadi
lebih sering disebabkan oleh virus meski bakteri juga bisa menyebabkan
kondisi ini.
Kondisi ini menyebabkan kondisi pernapasan menjadi terganggu.
jika tidak segera ditangani, ISPA dapat menyebar kesaluran sistem
pernapasan tubuh.
Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang
terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
ISPA harus dianggap sebagai kondisi darurat, jika mencurigai terjadinya
serangan ISPA, segera cari bantuan medis. Kondisi ini berpotensi
menyebar dari orang ke orang. Bagi yang mengalami sistem kekebalan
tubuh.
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernafasan akut ketika orang
tersebut menghirup udara yang mengandung virus dan bakteri. Virus atau
bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui
bersin atau ketika batuk. Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri
yang menempel pada permukaan benda bisa menular keorang lain saat
mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak
langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sabaiknya
mencuci tangan secara teratur terutama setelah anda melakukan aktivitas
di tempat umum.

B. Klasifikasi ISPA
1. Bukan pneumonia
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak
menunjukan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak
menunjukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam.
Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsillitis, dan otitis.
2. Pneumonia
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas. Diagnose
gejala ini berdasarkan usia. Batas frekuensi napas cepat pada anak
berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali/menit dan untuk
anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali/menit.
3. Pneumonia berat
Didasarakan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai
sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah kea rah dalam
(chest indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.
Untuk anak berusia <2 bualan, diagnosis pneumonia berat di tandai
dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60
kali/menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada
bagian bawah kea rah dalam (severe chest indrawing).

C. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari:
Bakteri : Diplococcus pneumoniae, pneumococcus, streptococuspyogenes,
staphylococus aurenus, haemophilus influenzae, dan lain-lain.
Virus : Influeza, adenovirus, sitomegalovirus.
Jamur : Aspergilus sp., candida albicans, Hitoplasma, dan lain-alain.
Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak)
biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda
asing (biji-bijian, mainan plastik kecil, dan lain-lain).

Berikut adalah beberapa mikoorganisme penyebab munculnya ISPA yang


sudah diketahui:
1. Adenovirus: gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan
pneumonia bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50
jenis.
2. Rhinovirus: ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi
dengan anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah,
pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
3. Pneumokokus: ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis.
Tapi bakteri ini bisa memicu gangguan pernapsan lain, seperti halnya
pneumonia. Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh
dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia.
Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan
tubuh melemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang
yang lebih tua. Atau siapapun yang memiliki penyakit atau kelainan
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ISPA sendiri akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita
penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok
juga beresiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung
lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.

D. Tanda Gejala
1. Hidung tersumbat atau berair
2. Paru-paru tersa terhambat
3. Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
4. Kerap merasa kelelahan
5. Tubuh merasa sakit
6. Kesulitan bernapas
7. Demam tinggi dan menggigil
8. Tingkat oksigen dalam darah rendah
9. Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan

E. Penatalaksanaan
1. Bukan pnemonia : perawatan di rumah
a. Usia <2 bulan
Beri nasihat cara perawatan di rumah:
- Jaga agar bayi tidak kedinginan
- Teruskan pemberian ASI dan berikan ASI lebih sering
- Bersihkan hidung bila tersumbat

Anjurkan ibu untuk kembali kontrol jika:


- Keadaan bayi memburuk
- Napas menjadi cepat
- Bayi sulit bernapas
- Bayi sulit untuk minum
b. Usia 2 bulan sampai <5 tahun
- Jika batuk berlangsung selama 30 hari, rujuk untuk
pemeriksaan lanjutan
- Obati penyakit lain bila ada
- Nasihati ibu untuk melakukan perawatan di rumah
- Obati bila demam
- Obati bila ada wheezing
2. Pnemonia : diobati kemudian di berikan edukasi tentang perawatan
dirumah.
a. Usia 2 bulan sampai <5 tahun
- Nasehati ibu untuk melakukan perawtan di rumah
- Beri antibiotik selama 5 hari
- Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari atau lebih cepat bila
keadaan anak memburuk
- Obati bila demam
- Obati bila ada wheezing
3. Pnemonia berat : di rujuk ke rumah sakit
a. Usia <2 bualn
- Kirim segera ke sarana rujukan
- Beri antibiotik atau dosis
b. Usia 2 bulan sampai <5 tahun
- Rujuk segera ke sarana rujukan
- Beri antibiotik satu dosis bila jarak sarana kesehatan jauh
- Obati bila demam
- Obati bila ada wheezing

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Inti
Tersedia di Lampiran
2. Data sistem
a. Perumahan
Dalam penataan perabotan belum tertata rapi dan berantakan,
karena Ny S bekerja sebagai penjahit menjadikan debu-debu
berserakan. Dalam penataannya mesin jahit diletakkan di ruang
belakang dan disitulah terdapat dapur yang juga kurang tertata rapi.
Pada lampu penerangannya sudah cukup dan ventilasi udara juga
cukup.
b. Pendidikan
Ny S hanya tamatan sekolah dasar dan dalam pengetahuannya
kurang meluas sehingga Ny S tidak tau secara mendalam tentang
apa itu penyakit ISPA.
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di desa gebangkerep meliputi
posyandu, puskesmas, praktik bidan. Ny S selalu membawa
anaknya ke puskesmas jika terjadi masalah kesehatan pada An.A
d. System komunikasi
Sarana komunikasi yang dimiliki oleh Ny. S untuk dapat menerima
informasi berupa televisi dan handphone.
e. Sistem ekonomi
Perekonomian yang kurang cukup dengan kehidupan sehari-
harinya, Ny. S selama satu bulan mempunyai pendapatan 800 ribu
rupiah. Pendapatan sejumlah 800ribu perbulan jika orderan jahit
sedang ramainya.
f. Rekreasi
Sarana rekreasi di desa gebangkerep hanya terdapat 1 lapangan
saja. Jika Ny. S ingin berekreasi dengan keluarga Ny. S pergi ke
gemek.

B. Analisa Data
1. DS : Ny. S mengatakan bahwa An. A sering mengalami batuk dan
pilek dan lama untuk penyembuhannya, sering sekali hilang timbul.
Jika An. A sakit Ny. S selalu memeriksanya ke bidan.
DO : An. A batuk dan pilek, terdapat secret jika batuk, badan tidak
panas dengan suhu 36ºC, tampak mengeluarkan ingus dihidung An. A,
RR 28 kali/menit.
Masalah :
Kesiapan meningkatkan management kesehatan
2. DS : Ny.S mengatakn bahwa setiap menjahit banyak debu-debu yang
berserakan dan bertebangan. Ketika musim panen padi tiba didepan
digunakan untuk menjemur padi.
DO : Didepan rumah terdapat karung berisi padi, penataan isi rumah
yang kurang rapi, jendela tidak dibuka.
Masalah :
Perilaku kesehatan cenderung beresiko

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan meningkatkan management kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

D. Format rumusan diagnosa keperawatan kelompok ISPA


Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan
Diagnosa
Kelompok Domain 1 : Kelas 2 : 00162 Kesiapan
ISPA Promosi Management meningkatkan
kesehatan Kesehatan management
(NANDA) kesehatan
Kelompok Domain 1 : Kelas 2 : 00188 Perilaku kesehatan
ISPA Promosi Management cenderung beresiko
kesehatan kesehatan
(NANDA)

E. Format Skor diagnosa keperawatan kelompok ISPA


Diagnosa SKOR
No Keperawata Total Prioritas
n A B C D E F G H I J K

Kesiapan
1 meningkatkan 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 4 47 2
management
Perilaku
Kesehatan
2 5 5 5 5 4 3 5 5 3 5 3 48 1
Cenderung
Beresiko
Keterangan :
Bobot
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

Huruf
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko keparahan H : Waktu
C : Potensial untuk pendkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
E : Kemungkinan Diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai dengan program pemerintah
F. Rencana Tindakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
DATA
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI

DS: 00188 Perilaku Prevensi Primer 5510  Peyuluhan


Ny.S mengatakn Kesehatan 1632 kesehatan
Perilaku patuh: aktivitas
bahwa setiap Cenderung yang disarankan.
tentang
Beresiko 1602 Perilaku promosi 5520
menjahit banyak inhalasi uap
kesehatan.
debu-debu yang 1805 sederhana
Pengetahuan perilaku
berserakan dan kesehatan.  Memfasilitasi
bertebangan. Ketika 1823 pembelajaran
Pengetahuan promosi
kesehatan. 5618
musim panen padi dengan adanya
tiba didepan 1855 Pengetahuan gaya hidup pendidikan
sehat.
digunakan untuk kesehatan
1608 Prevensi Sekunder
menjemur padi.  Pengajaran
1902 kontrol gejala 6480
prosedur /
DO: 1908 kontrol risiko
tindakan
7140
Didepan rumah deteksi risiko tentang
1910
terdapat karung berisi keamanan lingkungan inhalasi uap
rumah
padi, penataan isi sederhana
1504 Prevensi Tersier
rumah yang kurang  Manajemen
rapi, jendela tidak Dukungan sosial
lingkungan
221108
dibuka. Penggunaan sumber
 Dukungan
yang ada di komuitas
keluarga
DS : 00162 Kesiapan Prevensi Primer  Penyuluhan
Ny. S mengatakan meningkatkan kesehatan
Penyuluhan kesehatan
bahwa An. A sering management tentang
tentang inhalasi uap
mengalami batuk dan kesehatan inhalasi uap
sederhana
pilek dan lama untuk sederhana
penyembuhannya, Pendidikan kesehatan  Pendidikan
sering sekali hilang tentang ISPA kesehatan
timbul. Jika An. A tentang ISPA
Prevensi sekunder
sakit Ny. S selalu  Program
memeriksanya ke Koping keluarga pengembangan
bidan.  Identifikasi
Partisipasi keluarga
DO : resiko
dalam perawatan
An. A batuk dan  Dukungan
secara professional
pilek, terdapat secret keluarga
Prevensi tersier  Fasilitas
jika batuk, badan
tidak panas dengan Dukungan sosial kesehatan
suhu 36ºC, tampak
Partisipati tim
mengeluarkan ingus
kesehatan dalam
dihidung An. A, RR
keluarga
28 kali/menit
G. Implementasi Keperawatan
DIAGNOSA HARI/ TEMPAT TTD
N TINDAKAN/ PELAKSAN
KEPERAWAT TANG JAM HASIL PETUG
O KEGAIATAN A
AN GAL AS
1. Perilaku Jumat, 16:00 - melakukan Cicik M Rumah - Responden
Kesehatan 3 mei WIB pendidikan M. Galih warga di mengatakan
Cenderung 2019 kesehatan tetang Nanda A desa bahwa
Beresiko ISPA Syafatesia Gebangker dilingkungannya
- memfasilitasi ep banyak debu-debu
16:05
pembelajaran yang
WIB
dengan adanya berterbangan.
pendidikan - Banyak
kesehatan responden jika
16:10 - memberikan masa panen padi
WIB pengajaran datang mereka
prosedur dan menjemur padinya
tindakan inhalasi di depan rumanya
uap sederhana

2. Kesiapan Jumat, 16:00 - melakukan


meningkatan 3 Mei WIB penyuluhan
management 2019 kesehatan tetang -responden
kesehatan inhalasi uap mengatakan
16: sederhana bahwa selalu
05 - melakukan peduli dengan
WIB pendidikan kesehatan
kesehatan tentang keluarga
ISPA -responden
16:35
WIB
- mengidentifikasi mengatakan
risiko bahwa selalu
memeriksa ke
bidan terdekat jika
anak sakit
1 Perilaku Sabtu, 10:00 - memanajemen Rumah
Kesehatan 4 Mei WIB lingkungan sekitar Cicik M warga di
Cenderung 2019 - memberikan M. Galih desa
Beresiko 10:10 dukungan keluarga Nanda A Gebangker
WIB Syafatesia
berupa perilaku ep
yang harus
dihindari

Kesiapan 10:15 - memberikan


meningkatan Sabtu, WIB program
2. management 4 Mei pengembangan
kesehatan 2019 10:20 - memfasilitasi
WIB kesehatan
- memberikan
10:45
dukungan keluarga
WIB
H. Evaluasi Keperawatan
HA PELAKS
RI/ ANA
DIAGN TG Reko
N TINDAKAN TEM
OSA TUJ. L KRITERIA HASIL RTL menda
O /KEGIATAN PAT
KEP. / si
JA
M Cicik M
M.
Galih
Nanda A
Syafates
ia
Setelah Ju - Memberikan Des Kelompok - Meng -
dilakukan ma pendidikan a ISPA dapat Responde evalua Bantu
tindakan t, 3 kesehatan : Geb meminimal n mampu si klien
keperawatan Me tentang ISPA ang isir gejala- respod mengi
mengetah
i - Memfasilitasi kere gejala yang en dentif
selama 30 ui tentang
20 pembelajaran p apaka ikasi
menit dalam ada. penyakit
1. 19 - Memberikan h perila
2x Terutama ISPA sudah
pengajaran ku
pertemuan bagi ibu - mengu yang
Perilaku prosedur dan
dalam 2 hari yang Responde rangi beresi
Kesehat tindakan perila
diharapkan mempunyai n mampu ko
an inhalasi uap ku -
pasien anak mengguna
Cenderu sederhana yang menje
dapat : dengan kan
ng - memanajeme cender mur
-mampu diagnosa fasilitas
Beresik n lingkungan ung padi
mengurangi ISPA, pembelaja beresi usaha
o sekitar tindakan
perilaku ran ko kan
- memberikan yang bagi
yang dengan jauh
dukungan diharapkan keseha dari
cenderung baik.
keluarga adalah tan jangk
beresiko -
berupa supaya auan
-mampu Responde
perilaku yang anak-
memprakti n mampu
meminimalis harus anak
kkan memanaje
ir risiko dihindari inhalasi uap man
-mampu
sebagai lingkunga
menempatka
cara n disekitar
n masalah
alternative -
dengan baik
mengurangi Responde
gejala anak n mampu
dengan menerapk
ISPA an
dukungan
keluarga
Setelah Sa -memberikan Cicik M Des Kelompok - Meng
dilakukan btu M. Galih a responden
penyuluhan ISPA evalua
,4 Nanda A Geb mampu
tindakan Me kesehatan : ang dapat si
Syafatesi mengaplik
keperawatan i kere
inhalasi uap a meningkat asikan respo
20 p
selama 30 19 sederhana an inhalasi nden
uap
menit dalam -memberikan kesehatan denga
sederhana
2x pendidikan dengan - n
pertemuan kesehatan: ISPA memanaje responden mend
mampu
dalam 2 hari -memdiskusikan men biaya emons
mengetah
diharapkan program murah ui tentang trasik
pasien pengembangan dengan penyakit an
dapat : ISPA
Kesiapa - mengaplik prose
-
n -mampu mengidentifikasi asikan responden dur
meningk meningkatka resiko inhalasi mampu inhala
n kesehatan -memfasilitasi uap berdiskusi si uap
atan
tentang
2 manaje dengan baik kesehatan sederhana
bagaiman
men -mampu Memberikan sebagai a program
dukungan pengobata pengemba
kesehata mendemonstr
ngan
n asikan keluarga n
kesehatan
prosedur Responde
inhalasi uap n mampu
mengident
sederhana ifikasi
resiko
-
responden
mampu
mengguna
kan
fasilitas
kesehatan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Diagnosa
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Pada saat melakukan pengkajian kepada kelompok ISPA dengan
responden berjumlah 10 di Desa Gebangkerep, kebanyakan warga
disekitar bekerja sebagai penjahit, di lingkungan mesin jahit terdapat
banyak debu-debu dari sisa benang. Selain itu, jarang sekali membuka
jendela sehingga kurangnya ventilasi udara.
Kemudian diluar rumahnya pada saat musim panen padi tiba, selalu
menjemur padinya didepan rumah dan terkadang anak-anak suka
bermain disekitaran padi itu.

2. Kesiapan meningkatan management kesehatan


Pada saat melakukan pengkajian kepada kelompok ISPA dengan
reponden berjumlah 10 di Desa Gebangkerep, responden banyak yang
peduli terhadap kesehatan keluarganya terutama anak yang mengalami
ISPA. Jika anak sakit selalu memeriksakan ke bidan terdekat. Mereka
mengatakan bahwa ingin mencegah ISPA itu supaya tidak timbul
kembali dengan biaya yang tejangkau, maka kami memberikan
intervensi inhalasi uap sederhana dan mereka mau mengikuti
intervensi

B. Intervensi
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Intervensi yang digunakan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan
melakukan penyuluhan tentang inhalasi uap sederhana, memberikan
edukasi tentang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),
memberikan pengajaran tindakan inhalasi uap sederhana,
memanajemen lingkunganm, memberikan dukungan keluarga.
2. Kesiapan meningkatkan management kesehatan
Intervensi yang digunakan pada diagnosa ini dengan melakukan
penyukuhan kesehatan tentang inhalasi uap sederhana, memberikan
program pengembangan, memfasilitasi kesehatan, memberikan
dukungan sosial.
BAB V

SIMPULAN

Infeksi saluran pernapasan akut atau sering desebut sebagai ISPA


adalah terjadinya infeksi yang parahaluran udara, pada bagian sinus, tenggorokan,
saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang sering terjadi lebih sering disebabkan
oleh virus meski bakteri juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Pengkajian kelompok ISPA (Infeksi Saluran Pernapasa Akut) di
Desa Gebangkerep kami menemukan masalah kesehatan yaitu perilaku kesehatan
cenderung beresiko dan kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan. Kami
memprioritaskan diagnosa peilaku kesehatan cenderung beresiko karena pada skor
diagnosa terdapat paling banyak di diagnosa tersebut.
Penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mencegah dan mengurangi
ISPA timbulkembali maka, kami memberikan penyuluhan tentang inhalasi uap
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

IPPKI & PPNI. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok dan Komunitas dengan modifikasi NANDA, ICPN, NOC dan NIC
di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia.
Oktami, Rika Setiani. 2017. MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Widoyono, 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai