Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

kata pengantar

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadiratnya, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kebutuhan
dasar oksigenasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari beberapa sumber,sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya.
semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi pembaca dan dosen
keperawatan dasar 1 dan kami siap menerima kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Pekalongan, 9 september 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................i

1. Latar Belakang...............................................................................ii
2. Tujuan Penulisan ..........................................................................iii
3. Sistematika Penulisan ...................................................................iv

BAB II TUJUAN TEORI.................................................................................

A. Pendahuluan....................................................................................
B. Fisiologi kebutuhan oksigenasi.......................................................
C. Klasifikasi kebutuhan oksigenasi....................................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan...................................................................................13
2. Saran.............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh,oksigen berperan penting di dalam proses metabolism sel. Kekurangan oksigen akan
menimbulkan dampak bermakna terhadap tubuh,salah satunya kematian. Karenanya,berbagai
upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan
baik. Dalam pelaksanaannya,pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam bidang
garapan perawat. Karenanya,setiap perawat harus paham dengan manifestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu,perawat perlu memahami secara mendalam
konsep oksigenasi pada manusia.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Tujuan umum penyusunan makalah tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi
untuk mempermudah mahasiswa, khususnya mahasiswa S1 keperawatan mampu
mengingat konsep tentang kebutuhan oksigenasi dan praktik keperawatan pada
pasien yang mengalami gangguan oksigenasi.

2. Tujuan khusus

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui pengertian tentang oksigenasi
2. Mengetahui tentang sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi
3. Mengetahui tentang proses oksigenasi
4. Mengetahui tentang klasifikasi oksigenasi
5.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
6.Mengetahui gangguan/masalah oksigenasi

C.Sistem matika penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

 Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang


masalah,tujuan penulisan, meliputi, 1.tujuan umum 2.tujuan khusus,sistematika
penulisan.
 Bab II. Tujuan teori berisi tentang pendahuluan,fisiologi kebutuhan
oksigenasi,klasifikasi kebutuhan oksigenasi.
 Bab III. Penutup meliputi kesimulan dan saran.
BAB II
TUJUAN TEORI

A. Pendahuluan
Pengertian Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).  Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan
meninggal.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh.Karenanya, berbagai upaya
perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi
dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

B. Fisiologi kebutuhan oksigenisasi


Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).Sistem pernapasan berperan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian
atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat
nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang mengandung kelenjar sebaseus dan
ditutupi rambut yang kasar. bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung
lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang
masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian
rongga hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.

b. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai
dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung (nasofaring) di belakang mulut
(orofaring) dan dibelakang laring (laringofaring).
c. Laring  (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang
rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas dua lamina yang
bersambung di garis tengah.
d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring saat
proses menelan.
3. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
a. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira
ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi
oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau
benda asing.
b. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri.
Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan Bronkus
kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
c. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak cabang
dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan
memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-
paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri
hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang
dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di dalam
rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas
beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan pleura
viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru
kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ  jantung beserta
pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks.
Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai
tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-
gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan
lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.
B. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air.  Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung - faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
C.Klasifikasi kebutuhan oksigenisasi

Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli
ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan
antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,
demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.  Complience merupakan
kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau
kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat
dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
-Adanya kondisi jalan napas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
2) Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke
alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Luasnya permukaan paru-paru
-Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
-Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
-Afinitas gas
3) Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan
berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%),
dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
- Kardiak output
-Kondisi pembuluh darah
- Latihan (exercise )
- Hematokrit
-Eritrosit dan kadar H
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi
kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi
rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan. Ujung
saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang
berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang
berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor
adrenergic dan reseptor kolinergik.

2. Hormonal dan Obat


Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan.
Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas
atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta
(khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat
yang tergolong beta bloker nonselektif.

3. Alergi pada saluran napas


Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena
usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.

5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan
adaptasi.

6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan
(status nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses
pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat
menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah dan lain-lain.
B. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan
seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda
tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi,
nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
2. Perubahan pola pernapasan
a. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (>
24/ menit)
b. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari
12 /menit)
c. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan,
infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik
Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
d. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam
keadaan asidosis metabolik
e. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh
atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan
atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi
adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
f. Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.
g. Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering  di temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
h. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan
periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.
i. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari
keadaan normal.
j. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti
periode apnea yang tidak teratur.
k. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pertanyaan.
3. Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang  menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.
4. Pertukaran gas

Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran


karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu
ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel dalam semua jaringan
melalui alat-alat pernafasan.
E. Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
a. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk,
dan dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
• Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu
melalui hidung dengan mulut tertutup
• Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang
meniup
• Catat respon pada pasien yang terjadi
• Cuci tangan anda
b. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea,
dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
• Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan
menggunakan pernapasan diafragma
• Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
• Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
• Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
• Istirahat
• Catat respons yang terjadi pada pasien
• Cuci tangan anda
c. Pemberian oksigen

Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru


melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melalui tiga cara yaitu, : melalui kanula, nasal, dan masker.
Tujuan pemberian oksigen adalah :
• Memenuhi kebutuhan oksigen
• Mencegah terjadinya hipoksia
• Membantu kelancaran metabolisme
• Sebagai tindakan pengobatan
• Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :
• Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
• Nasal kateter, kanula, atau masker
• Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Cek flowmeter dan humidifier
• Hidupkan tabung oksigen
• Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
• Berikan oksigen melalui kanula atau masker
• Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan
• Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
• Cuci tangan anda

Gambar, pemberian oksigen


d. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan


vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan
efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.
Tujuan  fisioterapi dada adalah :
• Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
• Membersihkan jalan nafas
Persiapan Mat dan Bahan :
• Pot sputum berisi desinfektan
• Kertas tisu
• Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
• Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai  berikut :
1. Postural drainage
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk
mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti
dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
• Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)
• Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu
bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
• Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
• Observasi tanda vital selama prosedur
• Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dan
suction
• Lakukan hingga lender bersih
• Catat respon yang terjadi pada pasien
• Cuci tangan
Untuk posisi ini, pasien berbaringtengkurapdi tempat tidurdataratau meja.
Duabantalharus ditempatkan di bawahpinggul.PengasuhPerkusidanbergetaratas
bagianbawahtulang belikat, di keduasisikanan dan kiritulang belakang,
menghindariperkusilangsungatau getaranselamatulang belakangitu sendiri.
2. Clapping (penepukan)
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran
(vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
• Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien
secara bergantian hingga ada rangsangan batuk
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum pada pot sputum
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi  pada pasien
• Cuci tangan
4. Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan bernapas,
menggetarkan daerah dinding dada
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
• Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam
dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu,
letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga dan
getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga
pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum di pot sputum
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi pada pasien
• Cuci tangan

Gambar clapping dan vibrating


e. Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction)  merupakan tindakan perawatan yang dilakukan
pada yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan
mnggunakan alat penghisap.
Tujuan pengisapan lendir :
• Membersihkan jalan nafas
• Memenuhi kebutuhan oksigen
Persiapan Mat dan Bahan :
• Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
• Kateter pengisap lendir
• Pinset steril
• Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
• Kasa steril
• Kertas tisu
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
• Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
• Gunakan sarung tangan
• Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
• Hidupkan mesin penghisap
• Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke dalam
kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
• Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
• Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
• Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi
• Cuci tangan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.  Sistem
pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran
pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran
pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang
merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi
dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana
tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam
mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah
tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai