Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IKM & PROMKES

DATA PASIEN PENYAKIT ISPA DI MOJOKERTO

Disusun oleh :

1. Lia Ari Susanti (20118044)

2. Lolita Desirana P (20118045)

3. Maria Ursula Pali Motong (20118046)

4. Rena Andriyana (20118065)

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ANALISIS

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah “Data pasien
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Mojokerto”.

Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai bila dilakukan tanpa
bantuan, bimbigan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak yan telah membantu kami.
Karena itu kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini .

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan kami sehingga tugas ini tidak
sesempurna yang Ibu kira karena masih banyak kekurangannya . Terlepas dari itu, saya
berharap agar tugas ini dapat bermanfaat dikemudian hari untuk segala pihak yang
membutuhkan .

Sekian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kediri, 20 Maret 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... 1

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 5

BAB II Kajian Teori

2.1 Pengertian ISPA ............................................................................................................ 6

2.2 Gejala ISPA .................................................................................................................. 7

2.3 Dianosis ISPA ............................................................................................................... 7

2.4 Penyebab ISPA ............................................................................................................. 8

2.5 Mengatasi ISPA ............................................................................................................ 8

2.6 Moralitas ....................................................................................................................... 9

2.7 Upaya Pencegahan ISPA .............................................................................................. 10

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pembangunan suatu proses penyusunan yang melibatkan suatu unsur di
dalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada didalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan, wilayah atau daerah
dalam jangka waktu tertentu. Sebaliknya, perencanaan pembangunan yang buruk
berpotensi menghadirkan kegagalan (inefisiensi dan infektifitas) dalam pembangun.
Dengan demikian, rumusan perencanaan pembanguna, selain dituntu mengedepankan
keterpaduan dengan komponen pembangunan lain, baik secara kewilayahan maupun
sektoral, juga dikonstruksi secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan perencanaan pembangunan daerah diatur secara meluas, sistematis dan
mengedepankan sinergitas melalui penetapan mekanisme evaluasi yang terstruktur dan
berkala. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemamuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kertangka mencapai tujuan
tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan kesinambungan.

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang
parenkim paru. ISPA salah satu penyebab utama kematian pada anak di bawah 5 tahun
tetapi diagnosis sulit ditegakkan. World Health Organization memperkirakan insidens
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kejadian
ISPA pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada 13
juta anak balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) anak – anak
di seluruh dunia meninggal karena ISPA, 70 % dari Afrika dan Asia Tenggara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penyakit ISPA?
2. Bagaimana gejala penyakit ISPA?
3. Bagaimana Diagnosis penyakit ISPA?
4. Bagaimana penyebab penyakit ISPA?
5. Bagaimana cara mengatasi penyakit ISPA?

4
6. Bagaimana Data Molaritas di Kabupaten Mojokerto tentang penyakit ISPA?
7. Bagaimana upaya pencegahan penyakit ISPA?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyakit ISPA.
2. Mengetahui gejala penyakit ISPA.
3. Mengetahui Diagnosis penyakit ISPA
4. Mengetahui penyebab penyakit ISPA.
5. Mengetahui cara mengatasi penyakit ISPA.
6. Mengetahui Data Molaritas di Kabupaten Mojokerto tentang penyakit ISPA
7. Mengetahui upaya pencegahan penyakit ISPA.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah infeksi yang
mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang
menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru.

ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, infeksi
ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan tubuh tidak mendapatkan
cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian.

ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Orang-orang yang memiliki
kelainan sistem kekebalan tubuh dan orang-orang lanjut usia akan lebih mudah terserang
penyakit ini. Anak-anak juga memiliki risiko yang sama, karena sistem kekebalan tubuh
mereka belum terbentuk sepenuhnya.

Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau
bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui
bersin atau ketika batuk.

Selain itu, cairan yang mengandung virus atau bakteri yang menempel pada
permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai
penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri,
sebaiknya mencuci tangan secara teratur, terutama setelah Anda melakukan aktivitas di
tempat umum.

Di Indonesia, ISPA menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling


banyak diderita masyarakat, khususnya anak-anak. Tercatat, rata-rata balita di Indonesia
mengalami sakit batuk pilek setidaknya tiga hingga enam kali per tahunnya. Dari data WHO
didapatkan bahwa angka kejadian pneumonia pada balita di Indonesia cukup tinggi, yakni 10-
20% per tahun.

6
2.2 Gejala

ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru.
Umunya, gejala ini muncul sebagai respons terhadap racun yang dikeluarkan oleh virus atau
bakteri yang menempel di saluran pernapasan. Contoh-contoh gejala ISPA antara lain:

 Sering bersin
 Hidung tersumbat atau berair.
 Para-paru terasa terhambat.
 Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
 Kerap merasa kelelahan dan timbul demam.
 Tubuh terasa sakit.

Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:

 Pusing
 Kesulitan bernapas.
 Demam tinggi dan menggigil.
 Tingkat oksigen dalam darah rendah.
 Kesadaran menurun dan bahkan pingsan.

Gejala ISPA biasanya berlangsung antara satu hingga dua minggu, di mana hampir
sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Untuk
kasus sinusitis akut, gejala biasanya akan berlangsung kurang dari satu bulan, sedangkan
untuk infeksi akut di paru-paru seperti bronkitis, gejalanya berlangsung kurang dari tiga
minggu.

2.3 Diagnosis ISPA

Diagnosis ISPA umumnya ditegakkan melalui anamnesa (wawancara seputar riwayat


penyakit dan gejala), pemeriksaan fisik, dan apabila diperlukan, pemeriksaan laboratorium.
Pada pemeriksaan fisik, suara napas Anda akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada
penumpukan cairan atau terjadinya peradangan pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga
akan diperiksa.

Pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan adalah prosedur pulse


oxymetry. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk
ke paru-paru, dan biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami kesulitan bernafas.

7
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pengambilan sampel
dahak untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan jenis
virus atau bakteri penyebab ISPA.

Apabila infeksi dicurigai telah masuk sampai ke dalam paru-paru, maka


pemeriksaan dengan X-Ray atau CT scan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter.
Kedua jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati kondisi paru-paru Anda.

2.4 Penyebab

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ISPA ditularkan oleh virus dan bakteri.
Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab munculnya ISPA:

 Adenovirus : Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa


disebabkan oleh virus yang memiliki lebih dari 50 jenis ini.
 Rhinovirus : Virus ini menyebabkan pilek. Tapi pada anak kecil dan orang dengan
sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang
serius.
 Pneumokokus : penyakit meningitis disebabkan oleh virus jenis ini. Bakteri ini juga
bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.

Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus
maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan
meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan
orang yang lebih tua, serta siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah.

ISPA juga akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau
memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi
saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.

2.5 Cara Mengatasi

Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia.
Pengobatan yang dilakukan selama ini biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul

8
akibat infeksi virus.Istirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air mineral bisa
membantu meredakan gejala itu.

Beberapa jenis obat yang sering diberikan dokter untuk meredakan gejala-gejala ISPA
diantaranya:

 Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan asetaminofen, untuk mengurangi efek
demam dan nyeri di tubuh.
 Obat antihistamin, dekongestan, dan ipratropium, untuk mengatasi hidung yang berair
dan tersumbat.
 Obat batuk antitusif, untuk mengurangi batuk-batuk. Madu juga bisa digunakan untuk
mengatasi masalah ini.
 Obat steroid, seperti deksametason dan prednison, mungkin diresepkan pada kondisi
tertentu untuk mengurangi peradangan dan pembekakan yang terjadi di saluran
pernapasan bagian atas.

Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan
untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling
tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Agar tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya, antibiotik harus sesuai dengan resep dokter.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan
bisa berakibat fatal. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal
napas dan gagal jantung kongestif.

2.6 Moralitas

Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang mengenai
jaringan paru. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur, ISPA merupakan
salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian
dari penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Penemuan penderita ISPA balita yaitu balita dengan ISPA yang ditemukan dan
diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu
tahun. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan

9
tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Kasus penderita ISPA yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2012-2016 dapat dilihat dari
diagram dibawah ini :

Gambar : Penderita ISPA ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2016

Jumlah balita penderita ISPA yang dilaporkan dan dapat ditangani di kabupaten
Mojokerto tahun 2016 sebanyak 5.758 penderita, terjadi penurunan dibandingkan pada tahun
2014 sebesar 5.879, Tahun 2016 dari 3.795 perkiraan penderita yang mendapatkan
penanganan sebesar 5.708 penderita (150,41%). Persentase penangan melebihi 100%
dibanding jumlah perkiraan balita dikarenakan rumus perhitungan perkiraan penderita
mengalami perubahan, yang semula 0.5 menjadi 4,45 sehingga target melebihi 100%.

2.7 Pencegahan

Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola
hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap ISPA.

 Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


 Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan tangan
agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
 Hindari merokok.

10
 Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
 Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
 Berolahraga secara teratur juga bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan
mengurangi risiko penularan infeksi. Semakin sering berolahraga, semakin kecil pula
risiko tertular ISPA.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Pada
Umumnya ISPA termasuk kedalam penyakit yang menular dan ditularkan melalui udara.
Tanda dan gejala penyakit ISPA pada anak bermacam-macam seperti batuk, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan dan pilek. Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Sedangkan diagnosis
ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan
pleura.

Penyakit ISPA adalah penyakit yang dapat menyerang semua kelompok usia dai bayi,
anak-anak dan sampai orang tua merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara
berkembang dan negara maju. Di Indonesia, ISPA selalu menempati urutan pertama
penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.

3.2 Saran

ISPA merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang siapa saja. Oleh karena itu
dalam rangka menghindari ISPA, upaya ini seperti perbaikan kualitas lingkungan sangat
perlu dilakukan. Selain itu, hal-hal lain yang terkait upaya pencegahan ISPA juga perlu
dilakukan agar proteksi terhadap penularan ISPA semakin baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/ispa

https://www.scribd.com/doc/221709827/Makalah-Ispa

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2016/3516_Jatim
_Kab_Mojokerto_2016.pdf

13
14

Anda mungkin juga menyukai