KELAINAN HEMOGLOBIN
Disusun oleh :
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
1. Proferia
Porfiria adalah kelompok penyakit cacat enzimatik yang diwariskan atau diperoleh dari
biosintesis heme. Setiap jenis porfiria memiliki pola karakteristik kelebihan dan akumulasi
prekursor heme berdasarkan lokasi dari disfungsional enzim dalam sintetik jalur heme. Heme itu
sendiri merupakan bagian dari hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang membawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Porfiria dibagi menjadi tiga jenis, yaitu akut, kulit, dan campuran. Gejala yang dapat timbul
pada tiap penderita berbeda, tergantung pada jenis porfiria yang diderita dan tingkat
keparahannya
Porfiria akut
Porfiria akut umumnya menimbulkan gejala yang berkaitan dengan sistem saraf. Gejala dapat
muncul seketika dan sangat parah, bertahan selama beberapa minggu, dan meningkat secara
bertahap setelah serangan pertama.
Ada 2 macam porfiria akut, yaitu acute intermittent porphyria, yang lebih sering terjadi,
dan aminolaevulinic acid dehydratase porphyria (plumboporphyria).
Beberapa tanda dan gejala porfiria akut adalah:
Porfiria kulit
Porfiria kulit menampakkan gejala di kulit akibat sensitivitas terhadap sinar matahari, tetapi tidak
memengaruhi sistem saraf. Porfiria kulit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu porphyria cutanea
tarda (PCT), erythropoietic protoporphyria, dan penyakit Gunther (congenital erythropoietic
porphyria).
Gejala yang dapat muncul pada porfiria kulit antara lain:
Rasa terbakar di kulit akibat kulit menjadi terlalu sensitif pada sinar matahari atau cahaya
lain
Tumbuh rambut berlebih di area kulit yang terdampak
Kulit menjadi rapuh disertai perubahan warna kulit
Kulit memerah (eritema) dan membengkak
Urine berwarna kecokelatan atau kemerahan
Kulit melepuh, terutama di wajah dan tangan
Gatal-gatal
Porfiria campuran
Porfiria campuran menunjukkan gejala porfiria akut dan porfiria kulit secara bersamaan, seperti
sakit perut yang disertai keluhan pada kulit, sistem saraf, dan perubahan mental. Ada dua jenis
porfiria campuran, yaitu variegate porphyria dan hereditary coproporphyria.
2. Splenomegali atau pembengkakan limpa
Pembengkakan limpa adalah kondisi ketika organ limpa membesar. Pembengkakan limpa
biasanya ditandai dengan rasa sakit atau tidak nyaman di perut kiri bagian atas. Pembengkakan
limpa disebut juga dengan istilah splenomegali. Seseorang dengan pembengkakan limpa
biasanya akan merasa lebih mudah kenyang, meski makan dalam porsi sedikit. Hal ini terjadi
karena limpa yang bengkak dan membesar mulai menekan lambung.
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah penyakit kurang darah akibat penghancuran sel darah merah lebih
cepat dibandingkan pembentukannya. Penyakit ini perlu ditangani agar tidak terjadi
komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.
Gejala anemia hemolitik bisa ringan di awal penyakit, kemudian memburuk secara perlahan atau
tiba-tiba. Gejalanya bervariasi pada setiap penderita, di antaranya:
Pusing.
Kulit pucat.
Tubuh cepat lelah.
Demam.
Urine berwarna gelap.
Kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning).
Perut terasa tidak nyaman akibat organ limpa dan hati membesar.
Jantung berdebar.
4. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua. Kelainan ini membuat
penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.
Gejala Thalasemia
Anemia sel sabit adalah jenis anemia akibat kelainan genetik di mana bentuk sel darah merah
tidak normal sehingga mengakibatkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan
oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
Gejala anemia sel sabit dapat muncul sejak usia 4 bulan, namun umumnya baru terlihat pada
usia 6 bulan. Gejala ini berbeda-beda pada setiap penderita dan dapat berubah seiring waktu.
Gejala umum yang dialami adalah anemia :
Pusing
Pucat
Jantung berdebar
Terasa mau pingsan
Lemas
Cepat lelah
Organ limpa membesar ( pada anak)
Rasa nyeri akibat krisis sel sabit lengan dan tungkai membengkak
Penderita anemia sel sabit perlu segera diperiksakan ke dokter, jika mengalami gejala serius
yang meliputi: