PENDAHULUAN
Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikosa (fungi, = jamur, = misetes,
= kapang, = kulat, = lapuk, = cendawan, = supa) beserta segala seluk beluknya. Dari
nama-nama itu, jamur dipilih sebagai nama taksonomi setaraf nama bakteri,
Tokoh yang merintis ilmu tentang jamur adalah ahli botani bangsa Italia yang
bernama Piar Antonio Micheli yang mengarang buku Nova Plantarum Genera
Ilmu yang menelaah seluk-beluk jamur dinamakan mikologi dari istilah Mycology.
Karena perkembangan pengetahuan tentang jamur, maka timbul cabang-cabang dari
mikologi, misalnya:
- Mikologi makanan
- Mikologi pertanian
- Mikologi kesehatan
- Mikologi kedokteran
Yang dibahas disini yaitu mikologi kesehatan yang ditekankan pada morfologi jamur
pada kasus-kasus yang menyangkut kesehatan manusia.
B. Ciri-ciri Jamur
3. Kosmopolit (tersebar).
4. Tidak berklorofil.
5. Berdinding sel.
6. Berinti sejati.
7. Berspora.
1
8. Heterotrof :
(mikotoksin))
- Parasit → patogen.
1. Menguntungkan
- Dapat mengubah zat-zat organik yang tidak dapat dipergunakan oleh hewan dan
- Dapat digunakan dalam industri zat-zat organik seperti pada pembuatan asam susu.
- Dapat digunakan untuk membuat makanan seperti tempe, oncom, roti dan bir.
2. Merugikan
2
- Berperan sebagai kontaminan dalam laboratorium, baik pada media cair atau padat;
Tubuh jamur ada yang berupa sel tunggal terpisah satu-satu (uniseluler), ada yang
berupa sel tunggal memanjang dan berangkai menyerupai benang (pseudohyphae) dan
ada yang membentuk benang (filament) terdiri dari banyak sel (multiseluler).
Sel jamur yang uniseluler juga disebut sel ragi atau khamir yang juga disebut yeast,
Satu helai benang (filament) pada jamur multiseluler disebut hifa, yang akan
Hifa ada yang menjalar menempel substrat (media) yang umumnya berupa hifa
vegetatif, ada hifa yang tegak meninggalkan media yang biasanya berupa sel generatif
Anyaman hifa yang padat dinamakan rizomorf (bentuk panjang) atau sklerotium
Filamen ada yang berupa pembuluh panjang tanpa sekat, ini dinamakan hifa senosit
(coenocytic hyphae), ada pula hifa yang bersekat-sekat dinamakan hifa bersekat
(septate hyphae).
3
Dinding sel hifa terdiri dari selulosa atau turunannya, misalnya kalosa.
Jamur yang bertingkat tinggi berdinding kitin (polisakarida yang mengandung gugus
amin).
Inti sel jamur sudah memiliki membran inti, sehingga pada pengamatan dengan
substrat.
- Sifat miseliumnya
- Sifat sporanya
F. SIFAT KOLONI
braziliensis.
4
2. Koloni seperti ragi (Yeast like colony)
dibentuk pseudomiselium yaitu tunas yang dibentuk dari sel induk tetapi tidak
dilepaskan dan tumbuh memanjang. Pada ujungnya dibentuk tunas baru yang tidak
dilepaskan. Pada pembentukan tunas dinding melekuk ke dalam dan menebal seolah-
Cara reproduksi hanya secara aseksual, dengan cara pembentukan tunas dan
Makroskopik tampak seperti beludru (velvety), wool (wooly), kapas (fluffy) dan
katun (cottony). Dan mikroskopik yaitu penuh miselium dengan bermacam warna.
G. SIFAT MISELIUM
1. Warna : putih kuning sampai jingga (Penicillium), hijau biru sampai hitam
2. Septasi : ada miselium berseptum dan ada miselium tak berseptum. Contoh:
Phycomycetes.
H. SIFAT SPORA
1. Spora Seksual
a. Askospora : spora seksual yang dibentuk secara endogen di dalam suatu kantung
yang disebut askus. Bisa berisi 2, 4 atau 8 spora, tergantung dari jenis jamurnya.
5
b. Basidiospora : ialah spora seksual yang dibentuk secara eksogen dari suatu
Basidiomycetes.
c. Zygospora : ialah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua inti yang bentuk
dan jenis kelaminnya sama. Contoh: golongan Phycomycetes, genus Mucor dan
genus Rhizopus.
d. Oospora : ialah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua inti yang bentuk
genus Basidiobolus.
2. Spora Aseksual
a. Blastospora : ialah spora aseksual yang dibentuk sebagai tunas dari sel induknya
b. Arthrospora : ialah spora aseksual yang dibentuk karena pada tempat septasi
bulatan sehingga bentuknya ada yang persegi dan ada pula yang lonjong. Contoh:
c. Chlamydospora : ialah spora aseksual yang dibentuk oleh karena hifa pada
d. Conidiospora : ialah spora aseksual yang dibentuk dari hifa yang khas disebut
6
- Besar = makrokonidia (multiseluler), karena adanya septasi.
c. Septasi : - transversal
- longitudinal
2) Mikrokonidia :
disebut pedikulus.
e. Sporangiospora : ialah spora aseksual yang dibentuk dalam suatu kantung yang
I. ISOLASI JAMUR
Isolasi jamur : ialah pembiakan jamur dengan cara penanaman untuk melihat koloni
Isolasi jamur :
7
Cara pemeriksaan jamur :
1. Makroskopis :
2. Mikroskopis :
- Hifa
- Miselium
- Pseudohifa
- Spora jamur
- Bentuk spora
Yang dimaksud media biakan adalah suatu container yang berisi satu bahan atau
2. Bahan-bahan dasar : air, agar-agar, gellatin (seperti agar yang merupakan protein,
sehingga dapat diuraikan oleh jasad renik), silika gel terdiri dari nutrien dan
silikat).
3. Nutrien :
- Vitamin-vitamin
8
Macam-macam media menurut susunannya:
1. Media alam : ialah media yang terbuat dari bahan alam, tetapi zat gizinya belum
bisa ditentukan karena sifatnya berubah-rubah. Contoh: biji mangga, nasi dan
makanan lainnya.
2. Media sintetik : ialah media yang terbuat dari zat kimia yang sudah diketahui
3. Media semi sintetik : ialah media yang terbuat dari campuran media alami dan
sintetik. Contoh: AKD (Agar Kentang Dextrosa) atau Potato Dextrosa Agar.
1. Media alam
- Agar jagung
Aquadest = 1000 ml
Agar = 15 gram
- Agar kentang
Aquadest = 1000 ml
Agar = 15 gram
9
2. Media semi sintetik
Agar = 15 gram
Aquadest = 1000 ml
- Agar hansen
Pepton = 1 gram
Aquadest = 1000 ml
Aquadest = 1000 ml
Agar = 17 gram
Dekstosa = 20 gram
berisi 500 ml aquadest, direbus hingga mendidih. Air rebusan disaring untuk
diambil ekstraknya dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer besar. Di tempat lain,
dilarutkan 17 gram agar dalam 500 ml aquadest sampai agar benar-benar larut.
Setelah larut, dicampur ke dalam labu erlenmeyer, sehingga larutan agar dan
dipanaskan dan diaduk sampai homogen. Diatur pH antara 5-6. Media yang sudah
10
sebanyak 5-6 ml untuk media miring. Ditutup tabung reaksi dengan kapas dan
- Agar saboroud
Maltosa = 40 gram
Pepton = 10 gram
Agar = 15 gram
Aquadest = 1000 ml
Pepton = 20 gram
Glukosa = 20 gram
Agar = 15 gram
Aquadest = 1000 ml
- Agar waksman
Glukosa = 10 gram
Pepton = 5 gram
Agar = 25 gram
Aquadest = 1000 ml
3. Media sintetik
- Agar Czapek
11
Kalium klorida = 500 mg
Fero sulfat = 10 mg
Sukrosa = 30 gram
Agar = 25 gram
Aquadest = 1000 ml
1. MB (Methylen Blue)
2. Indian ink
- Gliserin 40 ml
- Aquadest 20 ml
12