Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Tentang Jamur

 Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikosa (fungi, = jamur, = misetes,

= kapang, = kulat, = lapuk, = cendawan, = supa) beserta segala seluk beluknya. Dari

nama-nama itu, jamur dipilih sebagai nama taksonomi setaraf nama bakteri,

ganggang, lumut, paku dan tanaman berbunga.

 Tokoh yang merintis ilmu tentang jamur adalah ahli botani bangsa Italia yang

bernama Piar Antonio Micheli yang mengarang buku Nova Plantarum Genera

pada tahun 1729.

 Ilmu yang menelaah seluk-beluk jamur dinamakan mikologi dari istilah Mycology.
Karena perkembangan pengetahuan tentang jamur, maka timbul cabang-cabang dari
mikologi, misalnya:
- Mikologi makanan
- Mikologi pertanian
- Mikologi kesehatan
- Mikologi kedokteran
 Yang dibahas disini yaitu mikologi kesehatan yang ditekankan pada morfologi jamur
pada kasus-kasus yang menyangkut kesehatan manusia.
B. Ciri-ciri Jamur

1. Terdapat selulosa atau kitin pada dinding selnya.

2. Organisme berbentuk talus.

3. Kosmopolit (tersebar).

4. Tidak berklorofil.

5. Berdinding sel.

6. Berinti sejati.

7. Berspora.

1
8. Heterotrof :

- Saprofit → tidak patogen (antibiotik, karsinogen, sitostatika, pembentuk racun

(mikotoksin))

- Parasit → patogen.

 Dari penelaahan ini lalu dikenal:


1) Jamur patogen
2) Jamur saproba
3) Jamur oportunis
Antara jamur patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan jamur
saproba yang tidak patogen tidak memiliki batas yang tegas. Batas antara keduanya
ditempati kelompok oportunis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
walaupun kelompok ini digolongkan jamur saproba.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur:
1. Suhu yang tinggi (asal tidak kena sinar matahari langsung, karena dapat mati dengan
sinar matahari).
2. Adanya air dalam bentuk kelembapan yang tinggi.
3. Adanya bermacam-macam zat organik.
4. Kadar O2 yang tinggi.
D. Fungsi jamur

1. Menguntungkan

- Dapat mengubah zat-zat organik yang tidak dapat dipergunakan oleh hewan dan

manusia menjadi zat anorganik.

- Dapat dibuat obat-obatan (Antibiotik, misal: penisillin, streptomycin, dll.)

- Dapat digunakan dalam industri zat-zat organik seperti pada pembuatan asam susu.

- Dapat digunakan untuk membuat makanan seperti tempe, oncom, roti dan bir.

2. Merugikan

- Dapat menimbulkan penyakit (patogen).

- Dapat merusak benda-benda yang terbuat dari kulit dan selulosa.

2
- Berperan sebagai kontaminan dalam laboratorium, baik pada media cair atau padat;

sehingga menyulitkan untuk menentukan apakah mikosa tadi penyebab penyakit

atau tidak pada seorang penderita.

E. Jamur yang dapat berperan sebagai kontaminan

1. Mucor sp. 5. Hormodendrum sp.

2. Rhizopus sp. 6. Streptomyces sp.

3. Penicillium sp. 7. Cepholosportum sp.

4. Aspergillus sp. 8. Helminthosporium sp.

Sifat-Sifat Umum dan Perkembangbiakan Jamur

 Tubuh jamur ada yang berupa sel tunggal terpisah satu-satu (uniseluler), ada yang

berupa sel tunggal memanjang dan berangkai menyerupai benang (pseudohyphae) dan

ada yang membentuk benang (filament) terdiri dari banyak sel (multiseluler).

 Sel jamur yang uniseluler juga disebut sel ragi atau khamir yang juga disebut yeast,

yang berbentuk benang dinamakan kapang.

 Satu helai benang (filament) pada jamur multiseluler disebut hifa, yang akan

bercabang-cabang dan membentuk anyaman seperti jaring disebut miselium.

 Hifa ada yang menjalar menempel substrat (media) yang umumnya berupa hifa

vegetatif, ada hifa yang tegak meninggalkan media yang biasanya berupa sel generatif

dan ini dinamakan Aerial hyphae atau Aerial mycelium.

 Anyaman hifa yang masih kendur dinamakan Pseudoparenkim atau Prosenkim.

 Anyaman hifa yang padat dinamakan rizomorf (bentuk panjang) atau sklerotium

(bentuk bulat) atau stroma (bentuk bantalan).

 Filamen ada yang berupa pembuluh panjang tanpa sekat, ini dinamakan hifa senosit

(coenocytic hyphae), ada pula hifa yang bersekat-sekat dinamakan hifa bersekat

(septate hyphae).

3
 Dinding sel hifa terdiri dari selulosa atau turunannya, misalnya kalosa.

 Jamur yang bertingkat tinggi berdinding kitin (polisakarida yang mengandung gugus

amin).

 Inti sel jamur sudah memiliki membran inti, sehingga pada pengamatan dengan

mikroskop sinar sudah tampak, maka dinamakan inti sejati (eukaryon).

 Dalam tiap-tiap jamur dapat dibedakan 3 miselium yaitu:

1. Miselium vegetatif : ialah miselium yang masuk dalam substrat/media untuk

mengabsorbsi makanan yang diperlukan untuk pertumbuhannya.

2. Miselium udara : ialah miselium yang ada di luar substrat/menonjol di luar

substrat.

3. Miselium reproduktif : ialah miselium udara yang dengan cara tertentu

tergantung jenis mikosanya, menghasilkan sel-sel reproduksi yang disebut spora,

kemudian tumbuh menjadi mikosa.

 Cara mengenal jenis mikosa yaitu:

- Sifat koloni yang dibentuk

- Sifat miseliumnya

- Sifat sporanya

F. SIFAT KOLONI

Koloni dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Koloni ragi (Yeast colony)

Makroskopik basah, kental dan tidak memiliki miselium dan mikroskopik

tampak uniseluler. Cara reproduksi: aseksual dengan pembentukan tunas yang

disebut blastospora dan seksual dengn pembentukan askospora. Contoh: Cryptococcus

neoformans, Saccharomyces spp., Blastomyces dermatitis dan Blastomyces

braziliensis.

4
2. Koloni seperti ragi (Yeast like colony)

Makroskopik tampak basah dan lembab, pada agar tempat pertumbuhannya

dibentuk pseudomiselium yaitu tunas yang dibentuk dari sel induk tetapi tidak

dilepaskan dan tumbuh memanjang. Pada ujungnya dibentuk tunas baru yang tidak

dilepaskan. Pada pembentukan tunas dinding melekuk ke dalam dan menebal seolah-

olah membentuk septum dan mikroskopik tampak uniseluler.

Cara reproduksi hanya secara aseksual, dengan cara pembentukan tunas dan

blastospora. Contoh: Candida albicans.

3. Koloni berfilamen (Filamentous colony)

Makroskopik tampak seperti beludru (velvety), wool (wooly), kapas (fluffy) dan

katun (cottony). Dan mikroskopik yaitu penuh miselium dengan bermacam warna.

Cara reproduksi: secara seksual dan aseksual. Contoh: Geotrichum candidum.

G. SIFAT MISELIUM

1. Warna : putih kuning sampai jingga (Penicillium), hijau biru sampai hitam

(Aspergillus), putih abu-abu sampai coklat (Sporotrichum achenkii).

2. Septasi : ada miselium berseptum dan ada miselium tak berseptum. Contoh:

Phycomycetes.

3. Percabangan miselium : membentuk sudut tajam (Aspergillus) dan membentuk sudut

tegak lurus (Phycomycetes).

H. SIFAT SPORA

1. Spora Seksual

a. Askospora : spora seksual yang dibentuk secara endogen di dalam suatu kantung

yang disebut askus. Bisa berisi 2, 4 atau 8 spora, tergantung dari jenis jamurnya.

Contoh: Piedra hortai, Allesheria boydii dan golongan Ascomycetes.

5
b. Basidiospora : ialah spora seksual yang dibentuk secara eksogen dari suatu

kantung yang disebut basidium dan biasanya berjumlah 4. Contoh: golongan

Basidiomycetes.

c. Zygospora : ialah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua inti yang bentuk

dan jenis kelaminnya sama. Contoh: golongan Phycomycetes, genus Mucor dan

genus Rhizopus.

d. Oospora : ialah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua inti yang bentuk

maupun jenis kelaminnya berbeda. Contoh: Phycomycetes, genus Absidia dan

genus Basidiobolus.

2. Spora Aseksual

a. Blastospora : ialah spora aseksual yang dibentuk sebagai tunas dari sel induknya

kemudian dilepaskan. Contoh: Candida albicans, Cryptococcus neoformans,

Saccharomyces dan Blastomyces spp.

b. Arthrospora : ialah spora aseksual yang dibentuk karena pada tempat septasi

terputus, pada bekas septum dindingnya menebal, kadang-kadang membentuk

bulatan sehingga bentuknya ada yang persegi dan ada pula yang lonjong. Contoh:

Geotrichum candidum dan Coccidioides immitis.

c. Chlamydospora : ialah spora aseksual yang dibentuk oleh karena hifa pada

tempat-tempat tertentu membesar, membundar dan dindingnya menebal, dan

letaknya pada terminal dan interkalar. Contoh: Cladosporium werneckii,

Histoplama capsulatum, Candida albicans dan Blastomyces dermatidis.

d. Conidiospora : ialah spora aseksual yang dibentuk dari hifa yang khas disebut

konidi, yang bentuknya dapat bermacam-macam tergantung dari spesies.

Conidiospora berbeda-beda dalam hal:

a. Ukuran : - kecil = mikrokonidia (uniseluler)

6
- Besar = makrokonidia (multiseluler), karena adanya septasi.

b. Bentuk : bundar, lonjong, fusiform, “cleavate”, muriform.

c. Septasi : - transversal

- longitudinal

- transversal dan longitudinal

d. Lokasi dan kedudukannya :

1) Makrokonidia : bisa sendiri, bersusun dan bisa seperti jari tangan.

2) Mikrokonidia :

a) Konidia lateral : konidioforanya pendek atau tak tampak, seolah-olah

dibentuk langsung dari hifa.

Contoh : Blastomyces dermatidis

b) “Clustered conidia” = “Conidia engrappe” = konidia lateral yang dibentuk

pada ujung cabang hifa, berkelompok seperti buah anggur/bunga seruni.

c) “Pedunculated conidia” = konidia yang dibentuk pada konidiofora yang

disebut pedikulus.

e. Sporangiospora : ialah spora aseksual yang dibentuk dalam suatu kantung yang

disebut sporangium yang mengelilingi ujung yang membundar dari konidiofora

(sporangiofora). Contoh: Phycomycetes dan Rhinosporium sceberi.

I. ISOLASI JAMUR

 Isolasi jamur : ialah pembiakan jamur dengan cara penanaman untuk melihat koloni

dan morfologi jamur.

 Isolasi jamur :

1. Khusus (secara utuh) : hendikil’s (vegetatif)

2. Umum : perangkap, semai, tanam langsung, pengenceran.

7
 Cara pemeriksaan jamur :

1. Makroskopis :

- Bentuk koloni (yeast colony, yeast like colony, filamentous colony).

- Warna : hijau, merah, kuning, hijau.

- Tekstur : kapang/filamen, beludru, kapas, serbuk.

- Konsistensi (kekeringan) : basah/lembek, kering.

2. Mikroskopis :

- Hifa

- Miselium

- Pseudohifa

- Spora jamur

- Bentuk spora

J. MEDIA UNTUK JAMUR

 Yang dimaksud media biakan adalah suatu container yang berisi satu bahan atau

campuran bahan-bahan untuk menumbuhkan jasad renik.

 Media biakan terdiri dari:

1. Countainer : tempat untuk pembuatan media.

2. Bahan-bahan dasar : air, agar-agar, gellatin (seperti agar yang merupakan protein,

sehingga dapat diuraikan oleh jasad renik), silika gel terdiri dari nutrien dan

silikat).

3. Nutrien :

- Sumber C dan energi : karbohidrat (pH 5 - 6), lemak dan alkohol.

- Sumber N : protein, pepton

- Vitamin-vitamin

- Garam-garam : K, Na, Ca, Fe, Mg dan Sb.

8
 Macam-macam media menurut susunannya:

1. Media alam : ialah media yang terbuat dari bahan alam, tetapi zat gizinya belum

bisa ditentukan karena sifatnya berubah-rubah. Contoh: biji mangga, nasi dan

makanan lainnya.

2. Media sintetik : ialah media yang terbuat dari zat kimia yang sudah diketahui

komposisi dan konsentrasinya. Contoh: CDA (Czapek Dextrosa Agar), SDA

(Saboroud Dextrosa Agar) dan SGA (Saboroud Glukosa Agar).

3. Media semi sintetik : ialah media yang terbuat dari campuran media alami dan

sintetik. Contoh: AKD (Agar Kentang Dextrosa) atau Potato Dextrosa Agar.

 Beberapa resep media menurut golongannya dan cara pembuatannya

1. Media alam

- Agar jagung

Biji jagung = 200 gram

Aquadest = 1000 ml

Dimasak selama 30 menit, lalu disaring untuk diambil ekstraknya kemudian

ditambah aquadest hingga mencapai volume 1000 ml.

Agar = 15 gram

- Agar kentang

Kentang = 200 gram

Aquadest = 1000 ml

Dimasak selama 30 menit, lalu disaring untuk diambil ekstraknya kemudian

ditambah aquadest hingga mencapai volume 1000 ml.

Agar = 15 gram

9
2. Media semi sintetik

- Agar ekstra malt

Ekstra malt = 25 gram

Agar = 15 gram

Aquadest = 1000 ml

- Agar hansen

Pepton = 1 gram

Maltosa = 5,9 gram

Kalium dihidrogen phosphat = 0,3 gram

Magnesium sulfat = 0,2 gram

Aquadest = 1000 ml

- Agar kentang dekstrosa

Kentang tanpa kulit dipotong = 200 gram

Aquadest = 1000 ml

Agar = 17 gram

Dekstosa = 20 gram

Kentang sebanyak 200gram dipotong-potong dimasukkan dalam suatu tempat yang

berisi 500 ml aquadest, direbus hingga mendidih. Air rebusan disaring untuk

diambil ekstraknya dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer besar. Di tempat lain,

dilarutkan 17 gram agar dalam 500 ml aquadest sampai agar benar-benar larut.

Setelah larut, dicampur ke dalam labu erlenmeyer, sehingga larutan agar dan

ekstrak kentang menjadi 1000 ml. Ditambahkan glukosa 20 gram sambil

dipanaskan dan diaduk sampai homogen. Diatur pH antara 5-6. Media yang sudah

jadidimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml (untuk media tegak), dan

10
sebanyak 5-6 ml untuk media miring. Ditutup tabung reaksi dengan kapas dan

disterilisasi selama 15 menit dengan tekanan 15 lb (2 atm).

- Agar saboroud

Maltosa = 40 gram

Pepton = 10 gram

Agar = 15 gram

Aquadest = 1000 ml

- Agar tepung jagung

Tepung jagung = 20-60 gram

Pepton = 20 gram

Glukosa = 20 gram

Agar = 15 gram

Aquadest = 1000 ml

- Agar waksman

Glukosa = 10 gram

Pepton = 5 gram

Kalium dehidrogen phosphat = 1 gram

Magnesium phosphat = 500 mg

Agar = 25 gram

Aquadest = 1000 ml

Ditambahkan H2SO4 atau H3PO4 normal hingga pH 4

3. Media sintetik

- Agar Czapek

Natrium nitrat = 2 gram

Kalium fosfat = 1 gram

11
Kalium klorida = 500 mg

Magnesium sulfat = 500 mg

Fero sulfat = 10 mg

Sukrosa = 30 gram

Agar = 25 gram

Aquadest = 1000 ml

 Macam-macam cat yang digunakan untuk pemeriksaan jamur:

1. MB (Methylen Blue)

2. Indian ink

3. LCB (Lactophenol Cotton Blue) dengan komposisi:

- Kristal phenol 20 gram

- Asam laktat 20 gram

- Gliserin 40 ml

- Cotton Blue 0,05 gram

- Aquadest 20 ml

12

Anda mungkin juga menyukai