Anda di halaman 1dari 51

DETERMINASI

& IDENTIFIKASI
JAMUR
Akademi kesehatan borneo
lestari
DETERMINASI &
IDENTIFIKASI
Untuk mendeterminasi dan identifikasi
jenis jamur, dapat dilakukan
berdasarkan tiga bentuk jamur yaitu:

1. Koloni (Makroskopis)
2. Hifa dan Spora (Mikroskopis)
Untuk mendeterminasi jenis jamur,
dapat dilakukan berdasarkan tiga
bentuk jamur yaitu: koloni, hifa,
spora

1. KOLONI
Koloni adalah kumpulan jamur
sejenis yg terdapat dalam ruang yg
sama.

Koloni jamur dapat dipergunakan untuk


mempermudah identifikasi karena
mempunyai bentuk, sifat dan warna yg
berlainan antara jamur yg satu dan yg
lainnya.
3 macam Koloni
Dikenal 3 macam koloni :
a. Koloni ragi (yeast colony)
Terdiri dari sel-sel ragi dan tidak
mempunyai miselium.
Sel ragi membentuk tunas (blastospora) dan
pada jamur-jamur tertentu ada yg
membentuk askospora.
Contoh : Saccharomyces
b. Koloni menyerupai ragi (yeast like
colony)
Terdiri dari sel-sel ragi dan miselium
semu (pseodomiselium). Sel ragi
membentuk tunas tetapi tidak
membentu askospora.
Contoh : Candida
c. Koloni filamen
Merupakan jamur multiseluler (memp inti >1)
yg membentuk benang2 hifa/filamen.

Terdiri dari atas hifa sejati yg membentuk


miselium dan juga spora.
Sifat permukaan koloni :
a. Cotony/Pluffy : kapas
b. Velvety : beludru
c. Powdery : powder
d. Waxy : lilin
e. Chalky : kapur
2. HIFA
Hifa merupakan benang-benang (filamen) yg
terdiri dari komponen dinding sel, cairan sel
(protoplasma) dan inti (nukleus).

Kumpulan hifa yang membentuk anyaman


disebut miselium.

Hifa tumbuh dari spora yg melakukan germinasi


membentuk suatu buluh kecambah (germ tube).
Buluh tersebut akan tumbuh terus membentuk
filamen yang panjang dan bercabang (hifa).
HIFA BERDASARKAN
FUNGSINYA
Menurut fungsinya, hifa dapat
dibedakan menjadi 3 macam :
a. Hifa Vegetatif
menuju ke arah substrat (bawah) yg
berfungsi untuk mengambil zat2
makanan.
b. Hifa Udara (Hifa aerial)
Arah bertentangan dengan hifa
vegetatif, yaitu ke arah udara (atas) dan
berfungsi untuk mengambil oksigen.
c. Hifa Produktif
Merupakan hifa yg pada umumnya
menjulang ke atas permukaan, yg
fungsinya untuk membentuk alat-alat
reproduksi.
.
HIFA BERDASARKAN BENTUK
Pada umumnya hifa mempunyai sekat (septa)
dan pertumbuhan spora terjadi pada ujung hifa.

Menurut bentuknya, hifa dapat dibedakan


menjadi 3 macam :
1. Hifa bersepta
Merupakan bentuk benang yg dibatasi oleh
dinding pemisah, sehingga hifa terpisah-pisah
menjadi banyak sel dengan nukleus masing-
masing.
- Hifa septa dgn sel uninukleat
- Hifa septa dgn sel multinukleat
b. Hifa tidak bersepta (senositik)
Merupakan benang yg di dalamnya
tidak dipisahkan oleh dinding, sehingga
tampak adanya sel-sel yg memanjang
seperti pipa.
c. Hifa semu
Merupakan bentuk yg menyerupai
rangkaian sel, tetapi sel-sel tersebut
sewaktu-waktu dapat berpisah
(misalnya pada ragi)
WARNA HIFA
Menurut warnanya, hifa dalam
penampilannya ada yg berwarna dan
ada yg tidak berwarna (hialin).

Warna pada hifa sebenarnya


merupakan pigmen yg dihasilkan spora-
spora jamur.
Contoh : merah, oranye, kuning, biru
3. SPORA
Spora jamur merupakan alat reproduksi.

Pembentukan spora berfungsi untuk menyebarkan


spesies dalam jumlah besar.

Reproduksi jamur dapat dilakukan secara vegetatif


dan generatif.

• Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora


aseksual dan spora seksual.
Spora seksual ada 4 macam:

Seksual :
a. Askospora
Spora yg terbentuk membentuk suatu struktur
seperti kantong atau askus
Contoh : Ascomycetes

b.Basidiospora
Spora yg terletak eksternal pada sel yg
berbentuk gada yg disebut basidium
Contoh : Basidiomycetes
c. Zigospora
Spora istirahat terjadi dari fusi 2 sel yg secara
morfologi sama.
Contoh : Phycomycetes

d. Oospora
Dibentuk dalam oosit, dibentuk oleh 2 sel/hifa
yg berbeda bentuk.
Contoh : Phycomycetes
Berbagai Macam Spora Jamur

Zigospora Basidiospora

Askospora
SPORA ASEKSUAL
Aseksual :
a. Thallospora
Dibentuk langsung oleh miselium/hifa.
Ada beberapa bentuk:

- Blastospora : berbentuk tunas pada sel induk,


terjadi pada semua yeast atau ragi.
Candida dan saccharomyces
- Klamidiospora
Spora yang terbentuk karena adanya bagian hifa
yang membengkak dan menyimpan makanan,
mempunyai dinding tebal.

Ukuran spora lebih besar dari hifa induk


Resisten terhadap lingkungan jelek.
Terjadi pada semua jamur terutama golongan
Trichophyton
- Artrospora : spora bersel tunggal yang terbentuk
dr fragmentasi hifa bersepta menjadi sel tunggal yg
agak menebal
Contoh: Coccidioides

b. Konidiospora
Dibentuk oleh hifa khusus
ada 2 bentuk :
# Mikrokonidia
Dibentuk dengan penggentingan hifa, terletak pada
tangkai (konidiofora) dan kemungkinan tunggal
dalam bentuk rantai.
Contoh: Aspergillus, Penicillium
# Makrokonidia
Spora yg bersel banyak yg besar terletak pada
suatu tangkai.
Contoh : Microsporum, Epidemophyton
c. Sporangiospora

Spora terbentuk dalam suatu kantong yg disebut


sporangium dan terletak pada sporangiofor.

Sporangium adalah suatu struktur pada ujung


sporangiofor, berupa ujung hifa yg menggembung
membentuk suatu wadah, sedangkan protoplasnya
membagi-bagi diri menjadi spora.

Sporangoospora yg tdk motil (aplanospora), yg motil


(zoospora)
Contoh: Rhizopus, Mucor
d. Zoospora
Spora yg motil karena mempunyai flagella,
berupa sel tunggal.
Contoh: Saprolegnia
Konidia

Konidiofor

Hifa

Alat reproduksi aseksual pada Ascomycota


Morfologi atau bentuk jamur secara garis
besar ada 3 :
1. YEAST atau RAGI
Merupakan jamur uniseluler yg berbentuk
oval/lonjong dgn diameter 3-15 mm
Berkembang biak dgn membelah diri
(aseksual)
Membentuk tunas.
Yeast ada 2:
a. yeast murni : jamur yg tdk mampu
membentuk pseudohifa
b. yeast like: jamur yg membentuk
pseudohifa, contoh: Candida albicans
Pseudohifa : rantai tunas yg memanjang
Secara makroskopis (pada media padat
SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak
smooth, berwarna krem, cembung, bau spt
ragi.
2. MOLD/KAPANG
Merupakan jamur multiseluler (memp inti >1)
yg membentuk benang2 hifa/filamen.

Secara makroskopis (pd media padat SGA)


jamur yg berbentuk mold membentuk koloni yg
berserabut/granuler, koloni tampak kasar
(rought)
Contoh : Rhizopus, Mucor, Trichophyton, dll
3. DIMORFIK
Merupakan jamur yg mempunyai 2 bentuk
yaitu: yeast dan mold

berbentuk yeast jika berada di dlm


inang/host pada suhu inkubasi 370celsius
dan membentuk mold jika berada pada
suhu ruang 250celsius
Contoh: Histoplasma capsulatum
TAHAPAN IDENTIFIKASI

1. ISOLASI SAMPEL
2. PEMERIKSAAN SAMPEL
3. IDENTIFIKASI (DETERMINASI)
ISOLASI JAMUR
Cara isolasi jamur pada makanan atau
minuman
1. Makanan : dijadikan powder/lunak
2. Minuman : langsung pengambilan cairan

Spora jamur dapat dirangsang


pertumbuhannya dengan pemanasan dan
waktu tertentu (50-75OC) selama 30 menit
ISOLASI JAMUR
Cara isolasi jamur patogen dari penderita :
1. Kulit
bagian kulit yg diduga mengandung jamur
dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol
70%, kemudian dikerik dengan pisau kecil
atau spatula dan serpihan tersebut dapat
langsung ditampung di dalam cawan petri
kosong yg steril atau langsung diletakkan di
atas permukaan agar.
2. Rambut
Rambut yg terkena fungi sebaiknya
dipilih bagian yg rapuh atau terlihat
tidak sehat (berwarna kusam, mudah
patah atau berbintil2).
Rambut yg terkena jamur tersebut
dicabut dengan pinset.
PEMERIKSAAN JAMUR
Pemeriksaan jamur di laboratorium :
1. Pemeriksaan preparat langsung
2. Pembikakkan (kultur)
1. Pemeriksaan preparat
langsung
Bahan-bahan yg diperiksa : kulit, rambut, kuku
Sediaan dituangi larutan KOH 10-40% yg
berfungsi untuk melarutkan keratin kulit atau
kuku, sehingga tertinggal kelompok hifanya.

Apabila preparat adalah bahan kulit, maka


dibiarkan kurang lebih 15-30 menit, sedangkan
untuk kuku dan rambut sekitar 60-120 menit.

Selanjutnya preparat dipanaskan sedikit melalui


nyala api dan diusahakan agar tidak terjadi
kristalisasi KOH, kemudian tutup dengan kaca
penutup dan periksa di bawah mikroskop.
 Spesimen:
 skin
scrapping (kerokan kulit), potongan
rambut  pengecatan dengan KOH 10-20%
 diamati dibawah mikroskop
2. Pembiakkan
Pembiakkan dilakukan pada media agar sabouraud
pada suhu 25-30 derajat celsius, setelah satu
minggu dilihat apakah ada pertumbuhan jamur.
Yg perlu dilihat :
a. Bentuk hifa
b. Bentuk spora
c. bentuk koloni
 Spesimen: Kerokan kulit, kuku, potongan rambut
 Metode:
 Kultur: SDA (Sabouraud Dextrose Agar)

SDA
Khamir
Koloni Khamir :

Secara makroskopis (pada media padat


SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak
smooth, berwarna krem, cembung, bau
spt ragi.
HASIL PENGAMATAN MAKROSKOPIS
KHAMIR
Kapang

Koloni Kapang :

Secara makroskopis (pd media padat


SGA) jamur yg berbentuk mold
membentuk koloni yg
berserabut/granuler, koloni tampak
kasar (rought)
Contoh : Rhizopus, Mucor,
Trichophyton, dll
HASIL PENGAMATAN MAKROSKOPIS
KAPANG
Ptiriasis versicolor
Dermatophytosis

Tinea cruris Tinea barbae

Tinea Unguinum Tinea corporis


Klasifikasi
Berdasarkan bentuk hifa dan
cara 3. Basidiomycotina
reproduksi generatifnya, jamur Kelompok jamur dengan
dikelompokkan atas : hifa bersekat dan cara
1. Zigomycotina reproduksi generatifnya
Kelompok jamur dengan
dengan basidiospora
hifa tidak bersekat dan cara 4. Deuteromycotina
reproduksi generatifnya Kelompok jamur dengan
dengan zigospora hifa bersekat dan cara
2. Ascomycotina reproduksi generatifnya
Kelompok jamur dengan belum diketahui
hifa bersekat dan cara
reproduksi generatifnya
dengan askospora
Ciri-ciri zygomycota ascomycete basidiomycet deuteromyc
s es etes
Miseliu Aseptat/sesositi bersepta bersepta bersepta
m k
Spora Sporangiospora konidia konidia konidia
aseksua
l
Spora Zigospora askospora basidiospora Tdk diketahui
seksual
Habitat Air, tanah, Tanah, Tanah, Tanah,
alami hewan tumbuhan, tumbuhan tumbuhan,
hewan hewan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai