Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Mikologi


Mikologi adalah ilmu yang mempelajari mikosa (Fungsi, jamur, misetes berserta
segala seluk-beluknya dalam taksonomi termasuk golongan IV (ber-gey) yaitu golongan
tumbuh-tumbuhan bertalus (Thallophyta). Tetapi ada filamenya bercabang dan menimbulkan
penyakit yang gambarannya menyerupai infeksi mikosa maka akan dibahas dalam bagian ini.
System taksonomi menurut Esseveld (2003), mikosa dibagi menjadi 2 kelompok
besar :
1. Pseudomyceta dibagi menjadi :
a. Schizomyceta ( Bakteri dan Actomyceta)
b. Myxomyceta ( MIkosa berlendir dan tidak pathogen).
2. Eumyceta dibagi menjadi :
a.. Phycomyceta
b. Asomyceta
c. basidiomycetes (tidak pathogen)
d. fungi imperfecti (Hyphomycetes, jamur yang tidak sempurna)
untuk lapangan kedokteran, tentunya mikosa-mikosa yang di bahas yang
menimbulkan sakit pada manusia atau hewan. Dari beribu-ribu species mikosa (ragi dan
fungi) hanya 100 species yang menyebabkan sakit pada manusia atau hewan, diantaranya
dermatofita dan candida yang ditularkan dari orang ke orang lain.
Infeksi mikotik pada manusia dapat dikelompokkan menjadi :
- Infeksi superficial (permukaan)
- Infeksi profunda (sistemik) alat-alat dalam
Infeksi Superficial : terjadi pada kulit, rambut dan kuku bersifat resisten terhadap obat-
obatan, tetapi jarang mengganggu kesehatan.
Mikosis profunda : dapat mengganggu organ-organ dalam manusia/hewan dan kadang-
kadang menyebabkan fatal.
Mikosis profunda disebabkan oleh mikoorganisme yang hidup dalam alam misalnya :
- Dalam tanah
- Bahan organic yang membusuk pada daerah geografik tertentu dan pada daerah ini
banyak penduduk yang menderita infeksi mikosa.

Mikosa profunda sebagian besar hanya mempunyai gejala-gejala ringan atau sepenuhnya
menjadi penyakit yang berbahaya dan fatal.

Mikosa yang pathogen pada umumnya tidak membuat toksin. Pada tuan rumah (host),
mikosis ini pada kondisi tertentu bersifat hipersensitivitas terhadap unsur-unsur kimia.

Pada mikosis profunda reaksi pada jaringan yang khas berupa : granuloma menahun
disertai nekrosis dalam berbagai tingkatan dan pembentukan abses.
Jamur dapat menguntungkan dan merugikan manusia yaitu :

a. Bersifat menguntungkan, karena : dapat mengubah zat-zat organic yang dapat


dipergunakan oleh hewan dan manusia menjadi zat organic dengan cara fotosintesis`
b. Dapat merusak benda-benda yang terbuat dari kulit dan selulosa.
c. Berperan sebagai kontaminan dalam laboratorium, baik pada media cair atau padat,
sehingga menyulitkan untuk menentukan apakah mikosa tadi penyebabnya penyakit atau
tidak pada seorang penderita.

Mikosa kontaminan dapat berasal dari :

1. Udara dilaboratorium, lebih-lebih didaerah tropis denga suhu dan kelembapan yang
tinggi.
2. Bahan pemeriksaan (specimen), tetapi tidak menimbulkan gejala penyakit.

Mikosa yang dapat berperan berperan sebagai kontaminan antara lain : Mucor,
hormodendrum, Rhizopus, Penicillium, Aspergillus, Streptomyces, Cepholosporium, dan
Helminthosporium.

Selain berpran sebagai kontaminan, mikosa-mikosa tersebut diatas kecuali


Helminthosporium, ternyata sangat patogen terhdap manusia bahkan bisa menyebabkan fatal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikosa :

1) Suhu yang tinggi (asal tidak mengenai sinar matahari langsung, karena dapat mati
dengan sinar matahari)
2) Adanya air dalam bentuk kelembaban yang tinggi.
3) Kadar O yang tinggi.
4) Adanya bermacam-macam zat organic

Oleh karena tiap specimen pada umunya mengandung bakteri, maka media untuk
menumbuhkan mikosa perlu ditambahkan antibiotika tertentu untuk menumbuhkan bakteri
seperti : Penstrep, Khloromisetin, kanamisin.

1.2 Morfologi
Mikosa merupakan tumbuha sederhana yang tidak memiliki akar, batang dan daun
disebut thalus. Karena itu mikosa termasuk dalam phylum : Thllophyta. Mikosa terdiri dari
benang-benang atau filament yang disebut hifa. Hifa memiliki dinding yang terdiiri dari
selulosa dan bagian dalamnya terdiri dari sito plasma yang mengandung sebuah inti atau
lebih. Umunya hifa bersegmen atau lebih. Umunya hifa bersegmen atau berluubang-lubang
halus, sehingga sitoplasmanya/intiya terdapat bebas mengalir melalui sputumnya.
Ada juga mikosa yang hifanya tidak bersputum dan memiliki inti tersebar disebut
koenositile. Hifa dapat ditemukan sendiri-sendiri atau dalam bentuk anyaman hifa disebut
miselium.
Pada tiap-tiap jamur dapat dibedakan 3 miselium, yaitu:

1. Miselium vegetatif : ialah miselium yang masuk dalam substrat/ media untuk
mengabsorbsi makanan yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
2. Miselium udara : ialah miselium yang ada diluar substrat/ menonjol diluar substrat.
3. Miselium reproduktif : ialah miselium udara yang dengan cara tertentu tergantung jenis
mikosanya, menghasilkan sel-sel reproduksi yang disebut spora, kemudian tumbuh
menjadi mikosa.

Cara Mengenal Jenis Mikosa


Untuk mengadakan pengenalan terhadap jenis mikosa dapat diketahui melalui :
- Sifat koloni yang dibentuk
- Sifat miseliumnya
- Sifat sporanya

SIFAT KOLONI : dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :


1. Koloni ragi (yeast colony)
Makrokopik basah, kental dan tidak memiliki miselium.
Makroskopik tampak uniseluler
Cara reproduksi dapat secara :
a) Aseksual, dengan pembentukan tunas yang disebut blastospora.
b) Seksual, yang disebut askospora ( 3 spora yang terdapat dalam kantung yang
disebut askus dan dapat berisi 2, 4, dan 8 spora ). Sebagai contoh :
- Cryptococcus neofarmans
- Saccharmyces sp
- Blastomyces dermatitis
- Blastomyces braziliensis
2. Koloni seperti ragi (yeast like colony)
Makroskopik tampak basah dan lembek. Pada agar tempat pertumbuhannya dibentuk
pseudomiselium, yaitu tunas yang dibentuk dari sel-induk tetapi tidak dilepaskan dan
tumbuh memanjang.
Pada ujungnya dibentuk tunas baru yang tidak dilepaskan. Pada pembentukan tunas
dinding melekuk ke dalam dan menebal seolah-olah membentuk sputum.
Mikroskop tampak uniseluler.
Cara reproduksi hanya secara aseksual, dengan cara pembentukan tunas dan
blastospora. Sebagai contoh :
- Candida albicans
3. Koloni berfilamen (filamentous colony)
Makroskopik tampak : seperti beludru (= velvety)
seperti wool (=wooly)
seperti kapas (=fluffy)
seperti katun (=cottony)
Mikroskopi : penuh miselium dengan bermacam warna.
Cara reproduksi : secara seksual dan aseksual.
Contoh : geotricum candidum dibiakkan di saburand glukosa agar
- Apabila pada suhu kamar, tumbuh koloni berfilamen dan tumbuh di atas
permukaan agar.
- Apabila dieramkan pada suhu 37oC, akan membentuk menyerupai ragi dan
tumbuh di bawah permukaan agar, sedangkan pada tepi koloni terbentuk hifa-
hifa pendek.

D. SIFAT MISELIUM
1. Warna : putih, kuning, sampai jingga (Penicillium) hijau, biru sampai hitam
(Aspergilus) putih, abu-abu, sampai coklat (Sporotrichum achenkii).
2. Septasi : ada miselium bersputum da nada miselium tak bersputum.
misalnya : Phycomycetes
3. Percabangan miselium : membentuk sudut tajam (aspergillus) dan membentuk sudut
tegak lurus (phycomycetes).

E. SIFAT SPORA
Jenis : - spora seksual
- spora aseksual
Spora seksual adalah spora yang dibentuk karena pelenuran dua inti yang bentuk
serta jenis kelaminnya sama (homolog) atau tidak sama (heterolog).
Spora aseksual dibentuk secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai