PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. UU no. 23, 1992
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Sehingga dalam penulisan makalah ini akan di bahas mengenai hal – hal yang mengganggu kesehatan
manusia yaitu yang berkaitan dengan penyakit DBD. Penyakit ini mulanya lebih sering menyerang
anak-anak, dibanding orang dewasa ataupun kaum remaja. Tapi kini sudah merata, bisa menyerang
siapa saja tanpa batasan usia (Indrawan, 2001). Demam berdarah dapat menyebabkan perdarahan
yang hebat dan 30% kasus dapat menyebabkan kematian (Sani, 1999). Secara global di dunia dari 2
miliar orang sebanyak 100 juta terserang Demam berdarah dan sebanyak 100.000 orang mengalami
kematian di India DBD menjadi endemi di derah perkotaan maupun pedesaan (Gore, 2005).
B. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan
cara membaca dari buku-buku sumber dan mencari melalui sumber yang lainnya seperti browsing.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika
termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak
Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal
yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
B. ETIOLOGI
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/grup flaviviridae dan dikenal ada 4
serotipe. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-III,
sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953 – 1954. Virus
dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan
natrium dioksikolat, stabil pada suhu 700 C. Dengue merupakan serotipe yang paling banyak
beredar.
C. Patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian
bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam asirkulasi akan
mengaktivasi sistem komplemen (Suriadi & Yuliani, 2001).
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali
menyebabkandemam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi
oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila seseorang mendapat infeksi berulang
dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan DHF dapat terjadi bila seseorang setelah
terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan
menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks
antigen-antibodi (kompleks virus-antibodi) yang tinggi (Noer, dkk, 1999).
D. MANIFESTASI KLINIS
•Demam mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-400 celcius) disertai menggigil
•Demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat
turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat
penderita sembuh (gambaran kurva panas sebagai punggung unta).
•Nyeri pada seluruh tubuh
•Ruam
•Perdarahan
E. MANIFESTASI KLINIS
•Demam mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-400 celcius) disertai menggigil
•Demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat
turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat
penderita sembuh (gambaran kurva panas sebagai punggung unta).
•Nyeri pada seluruh tubuh
•Ruam
•Perdarahan
F. KLASIFIKASI DHF
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu :
•Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
•Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun.
•Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur anggota gerak teraba dingin, berkeringat
dan kulit tampak biru
D. Patoplow
E. Penata laksanaan
K. PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan
intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter,
korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan
Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i.Periksa HB,HT, dan trombosit setiap hari.
F. Pengkajian
G. Diagnosa
H. Intervensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA