Anda di halaman 1dari 9

MAKALAHDASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK(KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS) OLEH :KELOMPOK IIYELLI

RAHMAYANTI A1C4 09 005ANGGA ANGGRIAWAN K A1C4 09 007FERDIAN ADI DARMAN A1C4 09


011ELSA ARDI PUTRI AIC4 09 013RENI A1C4 09 015ABD RAHMAN A1C4 09 017FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2011KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah
SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidakakan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini disusun
agar kami dan pembaca dapat mengetahui secara rincitentang materi kromatografi lapis tipis. Makalah
ini memuat definisi kromatografi lapis tipis beserta keuntungannya.Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat mengetahui secara rinci akan materi
yang telah kami susun.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya.

Terima kasihKendari, 26 Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ..

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar belakang ..
B. .B. Rumusan Masalah..
C. Tujuan ..

BAB II PEMBAHASAN.

1. Definisi Kromatografi Lapis Tipis. .


2. Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis
3. Cara Mengidentifikasi Kromatografi Lapis Tipis pada Substansi tidak Berwarna
4. Cara kerja kromatografi lapis tipis.
5. Keuntungan Kromatografi Lapis Tipis..

PENUTUP

.A. Kesimpulan..
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN.
Latar Belakang Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi
komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat pada
tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Linderniaanagalis, dan Torenia
violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelebihan senyawa
isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia,di antaranya adalah sebagai antioksidan,
antitumor / antikanker, antikolesterol, antivirus, antialergi, dan dapat mencegah osteoporosis.
Dan semua kromatografibekerja berdasarkan metode kromatografi.Kromatografi juga
merupakan pemisahan camuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui
kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang
berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanyakontrol kualitas, analisis bahan makanan
dan lingkungan, tetapi juga kontrol danoptimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan
analitik dari kuantitasmaterial. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif
pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.Pemisahan senyawa biasanya
menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar
bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)
dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalirmelalui fase diam dan membawa
komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda
bergerak pada laju yang berbeda. Dan dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
kromatografi lapis tipis. Penjelasan tentang kromatografi lapis tipis mempunyai banyak
kesamaan dengankromatografi kertas yang mungkin lebih dikenal.B.Rumusan MasalahAdapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Bagaimana definisi dari kromatografi lapis tipis?
2.Bagaimana pelaksanaan atau penggunaan kromatografi lapis tipis?
3.Bagaimana cara mengetahui atau mengidentifikasi kromatografi lapis tipis pada substansi
tidak berwarna?
4.Bagaimana cara kerja kromatografi lapis tipis?
5.Apa kegunaan dari kromatografi lapis tipis?

C.TujuanAdapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :


1.Mengetahui definisi dari kromatografi lapis tipis.
2.Mengetahui cara pelaksanaan atau penggunaan kromatografi lapis tipis.
3.Mengenal cara mengetahui atau mengidentifikasi kromatografi lapis tipispada substansi tidak
berwarna
.4.Mengetahui cara kerja kromatografi lapis tipis.
5.Mengetahui keuntungan dari kromatografi lapis tipis

BAB IIPEMBAHASAN
1.Pengertian kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiberpada tahun 1938. KLT
merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografikertas dan elektroforesis. Berbeda
debgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada
kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipun
demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi
kolom.Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang
ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit,
baik penyerap maupun cuplikannya.KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa
senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi
kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawasecara
kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.Pelarut yang dipilih untuk pengembang
disesuaikan dengan sifat kelarutansenyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel
adalah senyawayang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi yang lebih reaktif seperti asam
sulfat yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf
untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat
didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.Semua
kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan,atau kombinasi cairan-padatan) dan
fase gerak (berupa cairan atau gas).Fase gerak mengalirmelalui fase diam dan membawa
komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-k omponen yang berbeda
bergerak pada laju yang berbeda.

Fasa diam
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang
seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina)
merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung
substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakan
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah
alumina-aluminiumoksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang
kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.

Fasa gerak
Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang berperan penting padaproses elusi bagi
larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan
eluent sangat 2 menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen gula dalam tetes secara kromatografidipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah
umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau
campuran pelarut tersebut padaadsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis
adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret
eluotropikpelarut. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarutyang
relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (jel silika)

2.Pelaksanaan kromatografi lapis tipisPelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah


lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis
tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra
violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini
biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau
pemisahan dan isolasi pigment tanaman yangberwarna hijau dan kuning. Pelaksaanan
kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada
sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan
fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang
mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakan pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-
aluminiumoksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita
sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.

.
2.Pelaksanaan kromatografi lapis tipisPelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah
lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis
tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra
violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini
biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau
pemisahan dan isolasi pigment tanaman yangberwarna hijau dan kuninga.
KromatogramPelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna
yangmerupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.Contoh pelaksanaan kromatografi
lapis tipis:Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan
setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada
garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jikaini dilakukan menggunakan
tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.Ketika bercak dari
campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi
pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada
di bawah garis dimana posisi bercak berada.Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk
meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk
mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang
terbasahioleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan
pelarut.
Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai
perbedaan bercak warna.
Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akanmemberikan
pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk kombinasi tertentu dari
pelarut dan fase diam.b. Perhitungan nilai RfJumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari
campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-
senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan
jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.Ketika pelarut mendekati bagian atas
lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah
garis, sebelum mengalami proses penguapan.Pengukuran berlangsung sebagai berikut:Nilai Rf
untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rf=jarak yang ditempuh oleh
komponen jarak yang ditempuh oleh pelarutSebagai contoh, jika komponen berwarna merah
bergerak dari 1.7 cm dari garis awal, sementara pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk
komponen berwarnamerah menjadi:nilai Rf yang akan diperoleh untuk setiap warna akan selalu
sama. Sebagai contoh, nilai Rf untuk warna merah selalu adalah 0.34. Namun, jika terdapat
perubahan(suhu, komposisi pelarut dan sebagainya), nilai tersebut akan berubah.c.
mengidentifikasi senyawa-senyawaDimisalkan campuran asam amino yang ingin diketahui
senyawanya.Caranya :Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis
danbercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan
pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi
berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya.

3.Kromatografi lapis tipis pada substansi tidak berwarnaa. Menggunakan pendarflourFase diam
pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya,
supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinarultraviolet (UV). Itu berarti jika
menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana
bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika
dilihat dengan mata. Itu berartibahwa menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul
pendaran dari posisi yangberbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang
kecil yang gelap.Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, dan tandai posisi-posisi dari
bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercakitu. Seketika
anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.b.Menggunakan bercak
secara kimiaUntuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya
dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik
adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.Kromatogram dapat
dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin.Ninhidrin bereaksi dengan asam amino
menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.Dalam metode lain,
kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti
gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.Uap iodium dalam
wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat
pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak
kecoklatan.

VISIULISASI
Proses berikutnya dari kromatografi lapis tipis adalah tahap visualisasi . tahapan ini sangat
penting karena diperlukan suatu ketrampilan dalam memilih metode yang tepat karna harus
disesuaikan dengan jenis sampel yang diuji . salah satu yang dipakai adalah penyemprotan
dengan larutan ninhidrin . ninhidrin Dhydroxyindane-1,3-dione-) adalah suatu larutan yang
digunakan untuk mendeteksi adanya gugus amina . apabila sampel terdapat gugus amina maka
ninhidrin akan bereaksi menjadi warna ungu . biasanya padatan ninhidrin ini dilarutkan dalam
butanol .

NILAI RF
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relative . oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan
tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran
jarak platnya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah rf, nilai ini digunakan sebagai nilai
perbandingan relative antar sampel . nilai rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen
dalam fase diam sehingga nilai rf sering juga disebut factor retensi. Nilai rf dapat dihitung
dengan rumus berikut : Rf = jarak yang ditempuh substansi / jarak yang ditempuh oleh pelarut
semakin besar nilai rf dalam sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa
tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandngkan dua sampel yang berbeda
dibawah kondisi kromatografi yang sama , nilai rf akan diserap apabila senyawa tersebut kurang
polar dan berinteraksi dengan absorbent polar dari kromatografi lapis tipis.
Nilai rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi rf memiliki
nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakn memiliki karakteristik yang sama atau
mirip. Sedangkan, bila nilai rfnya berbeda semyawa tersebut dapat dikatakn senyawa yang
berbeda .

4.Cara kerja kromatografi lapis tipis


a.Fase diam
-jel silikaJel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh
atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jelsilika, atom silikon
berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silikaterdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si.
Gambar ini menunjukkan bagian kecil daripermukaan silika.Permukaan jel silika sangat polar dan
karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatanhidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai
disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya
yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga
memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk
alumina dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang
baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.Kromatogram dapat
dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin.Ninhidrin bereaksi dengan asam amino
menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.Dalam metode lain,
kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti
gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.Uap iodium dalam
wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat
pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak
kecoklatan.

4.Cara kerja kromatografi lapis tipisa.Fase diam-jel silikaJel silika adalah bentuk dari silikon
dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang
besar. Namun, pada permukaan jelsilika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada
permukaan jel silikaterdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil
daripermukaan silika.Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk ikatanhidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana
halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan
adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH.
Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.b. Senyawa-
senyawa pemisah dari KromatogramKetika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut
pertama akan melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis
dasar. Senyawa-senyawaakan cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana
halnya pergerakan pelarut.Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas
pada lempengan, tergantung pada:
Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksiantara molekul-molekul
senyawa dengan pelarut.
Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada bagaimana besar atraksi
antara senyawa dengan jel silika.Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat
pada jel silika lebihkuat dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van
der Waals yang lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa
yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada
permukaan.Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat
larut dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksiantara
senyawa dengan jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-
hal ini akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari
permukaan silika.Penyerapan pada kromatografi lapis tipisbersifat tidak permanen, terdapat
pergerakan yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika danyang
kembali pada larutan dalam pelarut.Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada
lempengan selama waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk
sementara waktu proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu
berartibahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke
ataslempengan.Bagaimanapun, hal ini memungkinkan senyawa-senyawa tidak terpisahkan
dengan baikketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat
membantu dengan baik termasuk memungkinkan perubahan pH pelarut.

5.Keuntungan dari kromatografi lapis tipisBeberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini

Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau
dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara
elusi 2 dimensi.
Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak.

BAB III PENUTUP


.KesimpulanDari uraian di atas dapat dismpulkan bahwa :
1.Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin
dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.
2.Pelaksanaan kromatografi lapis tipis bisa digunakan dengan kromatogram atau perhitungan Rf
atau pengidentifikasian senyawa-senyawa. Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam
pemisahan pewarna yang merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna. Jumlah
perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan
untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Tidak diperlukan menghitung
nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandingkan bercak-bercak pada campuran
dengan bercak dari asam aminoyang telah diketahui melalui posisi dan warnanya
3.Jika kromatografi lapis tipis yang akan dideteksi pada substansi tidak berwarna dilakukan
dengan cara pendaflour dan bercak secara kimia. fase diam padasebuah lempengan lapis tipis
seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran
flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar UV,
akan berpendar. Untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya
dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna.
4.Keuntungan dari kromatografi lapis tipis adalah Kromatografi lapis tipisbanyak digunakan
untuk tujuan analisis.Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinarultraviolet.Dapat dilakukan elusi secara
menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi. Ketepatan
penentuan kadar akan lebih baikkarena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak
yang tidak bergerak.

B.Saran
Saran saya sebagai penulis adalah agar sekiranya memberikan masukan dankritikan terhadap
pembuatan makalah ini agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKAAnonim,. Kromatografi Lapis Tipis. http://www.chem-
istry.org/?sect=belajarAnonim.KromatografiLapisTipis.2009.http://greenhati.blogspot.com/2009
/01/kromatografi-lapis-tipis.html . diakses 26 Maret 2011Gandjar. Abdul Rohman. 2007. Kimia
Farmasi Analisis. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Ew2w2se3s

Anda mungkin juga menyukai