Anda di halaman 1dari 39

MIKOLOGI

Oleh:
Yunan Jiwintarum
Pengertian
Ilmu yg mempelajari
mikosa/fungi/jamur/misetes dgn segala
seluk beluknya
Termasuk golongan IV  tumbuhan yang
berthallus (thallophyta)
Bakteri yg dimasukkan ke dalam golongan
mikosa  aktinomisetes (filamen
bercabang & menimbulkan penyakit yg
gambarannya menyerupai Ix mikosa
Taksonomi (Esseveld)
1. PSEUDOMYCETA:
- Schizomyceta (Bakteri & actomyceta)
- Myxomyceta (Mikosa berlendir & tdk
patogen)
2. EUMYCETA:
a. Phycomycetes
b. Ascomycetes
c. Basidiomycetes (tidak patogen
d. Fungi imperfecti (mikosa berlendir &
tdk patogen)
Keuntungan mikosa:
Dpt mengubah zat2 organik  zat
anorganik scr fotosintesa
Dpt dibuat antibiotik: penisilin,
streptomycin dll
Dpt digunakan dlm industri zat2 organik
 pembuatan asam susu
Dpt digunakan untuk membuat makanan
 tempe, oncom, roti & bir
Kerugian Mikosa:
Dpt menimbulkan penyakit (patogen)
Dpt merusak benda-benda yg terbuat
dari kulit & selulosa
Berperan sbg kontaminan di lab, baik
media cair/padat  menyulitkan
untuk menentukan apakah mikosa tsb
penyebab penyakit/tidak
Tinea cruris
Tinea capitis
Tinea imbrikata
Tinea corporis
Tinea pavosa
Tinea barbae
Tinea unguinum
Tinea pedis
Sumber mikosa kontaminan:

Udara di lab  utamanya


daerah tropik dgn suhu &
kelembaban yg tinggi
Bahan Px (spesimen)
Mikosa kontaminan:
Mucor
Rhizopus
Penicillum
Aspergilus
Hormodendrum
Streptomyces
Chepalosporium
Helminthosporium (tdk patogen)
Kelompok Ix Mikotik
Infeksi superfisial (permukaan) tjd
pd kulit, rambut & kuku, bersifat
resisten thdp obat2an, jarang
mengganggu kesehatan
Infeksi profunda (sistemik)/alat-alat
dalam  dpt mengganggu organ2
dalam manusia/hewan, kadang2
menyebabkan fatal
Mikosis Profunda:
Penyebab MO yg hidup bebas di alam
(dlm tanah, bahan organik yg membusuk
pd daerah geografik)
>>>> gejala ringan/asimtomatik, >
berkembang mjd penyakit berbahaya/fatal
Rx jaringan yg khas:

- granuloma menahun disertai nekrosis


- pembentukan abses
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikosa:
Suhu yg tinggi
Adanya air dalam bentuk kelembaban yg
tinggi
Kadar O2 yg tinggi
Adanya bermacam-macam zat organik
Krn media umumnya mengandung
bakteri  u/ menumbuhkan mikosa perlu
ditambahkan antibiotika: Penstrep,
khloromisetin, kanamisin
MORFOLOGI
Tumbuhan sederhana yg tdk punya akar,
batang, daun  Thallus
Terdiri dari benang2 atau filamen  hifa
Hifa  dinding selulosa, sitoplasma + satu
atau lebih inti
Hifa bersegmen/berlubang-lubang halus
Mikosa yg hifanya tdk berseptum &
memiliki inti tersebar  Koenositile
Hifa bisa sendiri2/dlm bentuk anyaman
=miselium
3 miselium pd tiap jamur:
Miselium vegetatif  yg masuk ke
substrat/media u/ absorbsi makanan
Miselium udara  miselium yg ada
diluar substrat/menonjol di luar substrat
Miselium reproduktif  miselium udara
yg dgn cara ttt tgt jenis mikosanya,
menghasilkan sel2 reproduksi (spora) yg
tumbuh mjd mikosa
Cara mengenal jenis mikosa:

Sifat koloni yg dibentuk


Sifat miseliumnya
Sifat sporanya
SIFAT KOLONI:

Koloni Ragi (“ Yeast


colony”)
Koloni seperti Ragi (“Yeast
like colony”)
Koloni berfilamen
(“Filamentous colony”)
KOLONI RAGI
Makroskopik basah, kental & tdk memiliki
miselium. Mikroskopik uniseluler
Cara reproduksi:
- aseksual, dgn pembentukan tunas =
Blastospora
- seksual, dgn pembentukan askospora = spora
yg tdpt dlm kantung/askus yg dpt berisi 2,4, 8
spora:
Criptococcus neoformans, Saccharomyces sp,
Blastomyces dermatitis, Blastomyces
braziliensis
KOLONI SEPERTI RAGI
Makroskopik basah, lembek, pd agar
tempat pertumbuhan dibentuk
pseudomiselium (tunas yg dibentuk dr sel
induk tp tdk dilepaskan + memanjang).
Mikroskopik uniseluler
Cara reproduksi hanya scr aseksual
dengan pembentukan tunas/blastospora
C/ Candida albicans
KOLONI BERFILAMEN
Makroskopik tampak seperti beludru,
wool (wooly), kapas (fluffy), katun
(cottony)
Mikroskopik: penuh miselium dgn
bermacam warna
Cara reproduksi aseksual & seksual
c/ Geotrichum candidum
SIFAT MISELIUM
Warna: putih, kuning-jingga (Penicllium),
hijau, biru – hitam (Aspergilus), abu2-
coklat (Sporotrichum achenkii)
Septasi : ada miselium berseptum & ada
yang tidak berseptum
Percabangan miselium: membentuk sudut
tajam (Aspergilus), membentuk sudut
tegak lurus (Phycomycetes)
SIFAT SPORA
Jenis
Bentuk
Warna
Ukurannya
Kedudukannya
Jenis spora
Spora seksual
Dibentuk karena peleburan 2 inti yg
bentuk serta jenis kelaminnya
sama/tdk sama
Spora Aseksual
Dibentuk langsung dari hifa tanpa
adanya peleburan 2 inti
Spora Seksual
Askospora  dibentuk scr endogen di dlm
suatu kantung (askus) berisi 2,4, 8 spora tgt
jenis jamur
c/ Piedra hortai, Allesheria boydii, Gol
Ascomycetes
Basidiospora  dibentuk scr eksogen dari
suatu kantung (basidium)  biasanya 4 spora
c/ Gol Basidiomycetes
Spora Seksual
Zygospora Spora seksual yg dibentuk
dr peleburan 2 inti yg bentuk dan jenis
kelaminnya sama
c/ Gol Pycomycetes, genus Mucor, genus
Rhizopus
Oospora  Spora seksual yg dibentuk dr
peleburan 2 inti yg bentuk dan jenis
kelaminnya berbeda
c/ Phycomycetes, Genus Absidia, genus
basidiobolus
Spora Aseksual
Blastospora  dibentuk scr tunas dr sel
induknya, kemudian dilepaskan
c/ C. albicans, Cryptococcus neoformans,
Saccharomyces, Blastomyces spp.
Arthrospora  dibentuk krn pd tempat
septasi terputus, pd bekas septum
dindingnya menebal  bulat/lonjong
c/ Geotrichum candidum, Coccidioides
immitis
Spora aseksual
Chlamydospora  Dibentuk krn hifa pd
tempt2 ttt membesar & dindingnya
menebal  terminal, lateral, interkalar
c/ Cladosporium werneckii, Histoplasma
capsulatum, C. albicans, Blastomyces
dermatidis
Conidiospora  dibentuk dr hifa yg khas
(konidi) yg bentuknya bermacam-macam
tgt spp.
Spora aseksual
Sporangiospora  spora aseksual yg
dibentuk dlm suatu kantung (Sporangium)
yang mengelilingi ujung yg membundar
dari konidiopora (sporangiospora)
 1. aktinomikosis
 2.nocardiosis
 3. Maduromikosis
 4. Kokidioidomikosis
 5. Histoplasmosis
 6. Sporotrichosis
 7. Blastomikosis Amerika Utara & Amerika Selatan
 8. Kriptokokosis
 9. Kromoblastomikosis
 10. Kandidiosis
 11. Rhinosporidiosis
 12. Fikomikosis
 13. Aspergilosis
 14. Geotrikosis
 15. Penesiliosis

Anda mungkin juga menyukai