Anda di halaman 1dari 49

DASAR-DASAR MIKOLOGI

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


Mikologi

◼ Mikologi = Mykes yang berarti Cendawan /Jamur /Fungi dan


Logos yang berarti Ilmu.

◼ Mikologi adlh ilmu yg mempelajari protista eukaryotik


nonfotosintetik yg di sebut jamur (fungi)

◼ Mikologi Kesehatan : Morfologi dan Jenis Jamur dan


Peranannya dalam bidang Kesehatan.

◼ Fungi atau jamur (cendawan) adalah organisme heterotrofik


yang mempunyai inti dan organel yg memerlukan senyawa
organik sebagai nutrisinya.
Kedudukan Fungi dlm dunia
Makhluk Hidup
Ciri-Ciri Fungi

◼ Bersifat Ubiquitous : berada dimana-mana


◼ Merupakan sel Eukariotik
◼ Tidak berklorofil, Bersifat heterotrof (zat organik sebagai nutrisi)
◼ Berkembang biak dengan spora secara aseksual maupun seksual
◼ Tubuh terdiri dari benang-benang yg disebut hifa
◼ Dinding sel terdiri dari zat khitin dan selulosa (struktur kuat dan
fleksibel)
◼ Bersifat sebagai Saprofit maupun parasit
◼ Tumbuh baik ditempat lembab
◼ Jamur yg menimbulkan penyakit,hidup pd zat organik.

◼ Sekitar 500.000 spesies jamur, 400 bersifat parasit


Morfologi Fungi
◼ Jamur tersusun dari hifa yg merupakan benang-benang sel
tunggal Panjang.
◼ Kumpulan hifa disebut miselium, massa benang yg cukup
besar dibentuk dari hifa yg saling membelit saat jamur
tumbuh.
◼ Jamur mudah dikenal dengan melihat warna miselumnya.
◼ Satu koloni jamur terdapat hifa yg menjalar (menyerap
nutrisi) dan ada hifa yg tegak (Penghasil spora)
◼ Spora (Sporangiosfor) : pada fungi berfungsi sebagai alat
reproduksi aseksual
◼ Jenis jamur yg berbeda, memiliki diameter berbeda pula
(ukuran juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan)
Pembagian Kelompok jamur

◼ Jamur terdiri atas :


1. Khamir : sel berbentuk bulat, lonjong atau memanjang,
berkembang biak dengan membentuk tunas, membentuk
koloni basah atau berlendir
2. Kapang : terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora
Miselium adalah kumpulan dari beberapa yg disebut hifa.
3. Fungi Dimorfik

Hifa terbagi 2 :
1. Hifa septat (bersekat)
2. Hifa tdk bersekat
Morfologi Khamir

◼ Fungi Uniseluler, berbentuk oval lonjong dgn


diameter 3-15 um. Berkembng biak dengan
cara membelah diri (Aseksual) dgn
membentuk tunas (budding cell).
◼ Terbagi 2 :
▪ Yeast murni : tidak mampu membentuk
pseudohifa.
▪ Yeast like : mampu membentuk seudohifa. Cth :
Candida sp, Torulla, Cryptococcus.
Morfologi Mold

◼ Fungi Multiseluler, yg membentuk


benang-benag hifa/filament dan menghasilkan
struktur miselium.
◼ Hifa d bedakan : bersekat dan tidak bersekat
(Tergantung tiap spesies) dan menurut
fungsinya (hifa aerial dan hifa vegetative)
◼ Cth. Aspergillus, Penicillium, rhizopur,
Microsporum, Trichophyton, dll.
Morfologi Fungi Dimorfik

◼ Jamir yang mempunyai 2 bentuk : Yeast dan


Mold
◼ Berbentuk yeast jika berada pada inang atau
pd suhu inkubasi 37C.
◼ Berbentuk mold jika berada diluar inang atau
pd suhu inkubasi suhu ruang

◼ Contoh : Histoplasma, coccidium,


Blastomyces.
KLASIFIKASI JAMUR

◼ Terdiri dari 4 kelas utama :


▪ Zygomycota
▪ Ascomycota
▪ Basidiomycota
▪ Deuteromycota
Zygomycota

◼ Hifa tidak bersekat dan memiliki banyak inti


(hifa senositik)
◼ Kebanyakan bersifat Saprofit
◼ Berkembang biak askesual dgn spora, seksual
dgn Zigospora
◼ Aseksual : Sporangium pecah, sporangiospore
tersebar jatuh pd medium yg sesuai menjadi
individu baru.
◼ Contoh : Rhizopus oryzae
Rhizopus stolonifer zygospore
Contoh

Rhizopus stolonifer (roti basi)

Mucor mucedo
& Pilobolus
(mengurai
kotoran hewan)

Rhizopus nigricans (tomat)


Ascomycota

◼ Spora terdapat didalam kantung (Askus)


◼ Askus : sel yg membesar yg didalamnya
terdapat spora yg disebut askospora.
◼ Setiap askus memiliki 2-8 askospora.
◼ 2 stadium perkembangan : stadium konidium
(aseksual) dan stadium askus (seksual).
◼ Sebagian besar bersifat mikroskopis, hanya
Sebagian bersifat makroskopis.
◼ Contoh : Aspergillus sp.
Basidiomycota

◼ Jamur payung dan cendawan


◼ Hifa bersekat,
◼ Fase seksualnya dengan pembentukan
basidiospora yg terbentuk basidium.
◼ Fase aseksual membentuk konidium.
◼ Konidium maupun basidiospore pd kondisi yg
sesuai dapat tumbuh dengan membentuk hifa
bersekat melintang yg berinti satu.
Divisi basidiomycota
Deuteromycota

◼ Jamur imperfect ( tidak diketahui cara


perkembangbiakan seksualnya)
◼ Hifa bersekat
◼ Menghasilkan konidia
◼ Apabila membentuk askus == dikelompokkan
ke Ascomycota.
Reproduksi Fungi
Reproduksi Aseksual

◼ Menghasilkan spora yang berbeda-beda jenis,


bentuk dan ukurannya
◼ Jika kondisi habitat sesuai, fungi
memperbanyak diri dengan memproduksi
sejumlah besar spora aseksual.
◼ Spora aseksual dapat terbawa air/angin dan
bila mendapatkan habitat yg cocok, maka
spora berkecambah dan tumbuh menjadi
dewasa.
Reproduksi Fungi
Reproduksi Seksual

◼ Melalui kontak gametangium dan konjugasi


◼ Melalui 3 tahapan umum
▪ Plasmogami : inti sel dari masing-masing induk
Bersatu tetapi tidak melebur membentuk
dikariotik
▪ Kariogami : inti sel melebur membentuk sel
diploid
▪ Pembelahan Meiosis.
Tahapannya ?

◼ Di awali denga 2 hifa beda jenis (jantan (+) dan


betina (-) haploid (n) yg saling berdekatan,
kemudian menyatu membentuk cabang hifa
tonjolan (gametangium) /jamak : gametangia,
mengandung inti haploid (n).
◼ Kedua gametangia bertemu mengalami
plasmogami (penyatuan plasma) zigospora
(bersfat tahan)
◼ Terjadi kariogami (penyautan inti) inti diploid
◼ Zigospora berubah jadi spora.
Jenis Spora Seksual

◼ Zigospora : Spora yg dibentuk oleh 2 hifa


sejenis
◼ Askospora : Spora yg dibentuk dalam askus
◼ Basidiospora : Spora yg dibentuk dalam
basidium
◼ Oospora : spora yg dibentuk oleh 2 hifa yg
tidak sejenis.
Siklus Hidup Fungi
Sexual Asexual
Quis

◼ Jelaskan ciri-ciri fungi sehingga dibedakan


dengan kelompok Plantae.
◼ Apa perbedaan antara Khamir dan Kapang ?
◼ Apa yg dimaksud dengan Hifa dan Miselium ?
◼ Jelaskan apa itu mikosis dan penggolongannya
!
Habitat Fungi

◼ Habitat Fungi (Geofilik)


▪ Inhalasi : menyebabkan mikosis sistemik. (Aspergilllus,
Histoplasmosis)
▪ Traumatik/luka : menyebabkan mikosis subkutan
(Cladosporium, Phialospora)
▪ Kontak kulit : menyebabkan mikosis superficial
(Malazessia, Microsporum, Trichophyton).
◼ Habitat Hewan (Zoofilik) : penyebab mikosis
superficial.
◼ Habitat Air (Aquatik) : penyebab mikosis sub kutan
◼ Habitat Manusia (Antrofilik) : penyebab mikosis
superficial.
◼ Penyakit yg disebabkan jamur disebut mikosis
◼ Dibedakan atas : mikosis superfisial, intermediet dan
sistemik

◼ mikosis superfisial adlh penyakit jamur yg mengenai lapisan


kulit, rambut dan kuku.

◼ Transmisi tergantung jenis mikosisnya, spora dapat hinggap


dipermukaan tubuh atau masuk kedalam tubuh.
◼ Diagnosis, tergantung lokasinya : identifikasi dengan
pemeriksaan mikroskopis dan isolasi pd media SDA
berdasarkan hifa dan spora
Candidiasis

◼ Candida albicans
Mikosis Superfsial non dermatofit

◼ Pitiriasis versikolor = Panu


◼ Disebabkan oleh jamur Malassezia furfur
◼ Kadang ada rasa gatal bila berkeringat, predileksi pd badan
dan tempat lain, Bercak berwarna putih sampai coklat
kehitaman
◼ perubahan warna kulit tergantung dari kondisi kulit.
Faktor predisposisi

◼ Suhu yang tinggi, kulit berminyak,


hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan
dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun.
Pemakaian minyak seperti minyak kelapa
merupakan predisposisi terjadinya PV pada
anak-anak
◼ Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada
keluhan pasien.
◼ Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas,
leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia

◼ Ada dua bentuk yang sering dijumpai : bentuk makuler dan bentuk
folikuler
Malassezia furfur memiliki fragmen hifa dengan gambaran seperti sphagetti atau meatboll saat dilihat dengan mikroskop. Sel jamur terdiri dari 2 bentuk 7:
1. Bentuk Hifa (pseudo hifa) yang merupakan bentuk vegetatif
2. Bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan hidup

◼ Malassezia furfur memiliki fragmen hifa dengan gambaran


seperti sphagetti . Sel jamur terdiri dari 2 bentuk :
1. Bentuk Hifa (pseudo hifa) yang merupakan bentuk vegetatif
2. Bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan
hidup
Identifikasi

◼ Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis


◼ Mikroskopi langsung. Kerokan kulit dengan KOH 10-20% dengan 1
bagian tinta Parker blueblack difiksasi, dan dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran 40 kali
◼ Hasil Positif: hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i.v.j) dan
gerombolan spora budding yeast yang berbentuk bulat mirip
seperti sphagetti with meatballs.
◼ Hasil Negatif: bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan pitiriasis
versicolor walaupun ada spora
◼ Otomikosis : Penyait jamur pd lubang telinga yg disebabkan jamur
Aspergillus sp
◼ Lingkungan yang lembab dan hangat menunjang pertumbuhan jamur
sehingga infeksi lebih sering terjadi.
◼ Keadaan lingkungan dan kondisi tubuh manusia sebagai inang merupakan
bagian dari faktor predisposisi terjadinya otomikosis
◼ anamnesis didapatkan adanya keluhan rasa gatal yang dominan,
nyeri di dalam telinga, rasa penuh serta adanya sekret yang
keluar dari telinga
◼ Terdapat kecenderungan beraktifitas yang berhubungan dengan
air
d

Anda mungkin juga menyukai