Keb
Menilai Hasil Pemeriksaan dalam Rutin ,TORCH, Hepatitis, HIV AIDS, dan
Malaria
KELOMPOK 2
NURMUSFITASARI (A1A222077)
MEGAWATI (A1A222080)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Menilai hasil pemeriksaan dalam rutin, torch, hepatitis, hiv aids, dan
malaria ” dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai
pihak dan kerjasama kelompok yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
hanya melakukan Imunisasi Tetanus Toksiod (TT),padahal persiapan dan
pemeriksaan pranikah tidak hanya melalui Imunisasi atau vaksinasi, tetapi
juga berkaitan dengan pemeriksaan darah rutin , HIV, malaria, Hepatitis B,
TORCH. Dan selanjutnya akan diberikan KIE dan konseling Kesehatan
reproduksi, gizi, kesehatan mental calon pengantin atau aspek psikologis dan
fisiologi.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh
karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan.
Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif
pada kondisi janin.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Darah Rutin beserta
jenisjenisnya ?
b. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan TORCH beserta jenis- jenisnya ?
c. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Hepatitis beserta jenis-jenisnya?
d. Apa yang dimaksud pemeriksaan HIV AIDS ?
e. Apa yang dimaksud pemeriksaan TBC ?
f. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Malaria?
g. Tujuan dilakukan pemeriksan Darah Rutin, Tourch, Hepatitis, HIV AIDS,
TBC, Malaria ?
C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui hasil pemeriksaan Darah Rutin beserta jenins-jenisnya
b. Untuk Mengetahui hasil pemeriksaan TORCH beserta jenis- jenisnya
c. Untuk Mengetahui hasil pemeriksaan Hepatitis beserta jenis-jenisnya
d. Untuk Mengetahui hasil pemeriksaan HIV AIDS
e. Mengetahui hasil pemeriksaan TBC
f. Mengetahui hasil pemeriksaan Malaria
2
g. Mengetahui tujuan dilakukan pemeriksan Darah Rutin, Tourch, Hepatitis,
HIV AIDS, TBC, Malaria
D. Manfaat Makalah
Hasil penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran khususnya untuk mahasiswi kebidanan. Selain itu hasil
penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain
yang mengambil penulisan serupa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.Hematokrit (Ht)
3.Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
1. Hemoglobin (Hb)
4
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral,
ibu hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis
atau penyakit kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan
lainnya, bisa saja terjadi penurunan kadar Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan
kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga dan mudah lelah.
Nilai normal
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab
lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia
leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari
obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan
sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
5
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia
vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan:
metildopa dan gentamisin.
2. Hematokrit (Ht)
Nilai normal
* neonatus 40-68%
6
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah.
Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin. Ht rendah
hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,
perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan
overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.<>· Leukosit (Hitung total)
Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias
bening. Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil,
eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit. Keadaan dimana leukosit meninggi
disebut leukositosis, biasa muncul pada darah setelah menjalani latihan olah raga
yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan lain-lain), atau setelah
terkena luka bakar yang luas. Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa
mencapai 10 kali lipat dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu
tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika
memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter
akan memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit. Ada juga
yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang dari
normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu
seperti obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam
tertentu, infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu
rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan tubuh. Tubuh akan lebih
mudah terkena berbagai penyakit infeksi, agranulositosis, anemia aplastik, AIDS,
infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan
postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik
lainnya.
7
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus,
parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik ,Sirosis hati dengan nekrosis ,Stres emosional dan fisik
(termasuk trauma dan habis berolahraga), Keracunan berbagai macam zat.
8
Kadangkala persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis
seperti cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit
dan monosit lebih tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk
penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat. Peningkatan jumlah
netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit
dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left
biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi
lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia
vera.
9
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding
netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya
merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the
right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
4. Trombosit
Nilai normal
10
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah
dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada
<30.000 sel/mm3.
Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah
seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak
sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap
darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena
volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan. Pemeriksaan laju
endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan dan
bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.
6. Eritrosit
11
Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan
komposisi terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2
(oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti
penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah
merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-
nilai seperti MCV dan MCHC.
Nilai normal
12
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,
perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
Anemia berhubungan dengan jumlah atau volume darah di tubuh yang kurang.
Sedangkan tekanan darah rendah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding
pembuluh darah.
13
Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau
keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan.
Pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya
kelinan mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitasi.
2.) Rubella
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan
pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella,
dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda. Infeksi Rubella berbahaya bila
terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada
bayinya.jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka resiko
terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi terjadi trimester
pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College of
Obstatrician and Gvnecologists,1981).
3.) Cytomegalovirus
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini
termasuk golongan virus keluarga herpes. Seperti halnya keluarga herpes
lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV
merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi
terjadi saat ibu sedang hamil. Jika ibu terinfeksi, maka janin yang dikandung
mempunyai resiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya
pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian retardasi mental, dan
lainlain.
4.) Herpes
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh herpes
simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar
melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya
memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga
14
mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat
berakibat fatal (lebih dari 50 kasus).
ETIOLOGI
1.) Toxoplasma
Infeksi toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma
gondi. Tokoplasma gondi adalah protozoa yang dapat ditemukan pada pada
hampir semua hewan dan unggas berdarah panas. Akan tetapi kucing adalah
inang primernya. Kotoran kucing pada makanan yang berasal dari hewan yang
kurang masak, yang mengandung oocysts dari toxoplasma gondi dapat
menjadi jalan penyebarannya. Contoh lainnya adalah pada saat berkebun atau
saat membenahi tanaman dipekarangan, kemudian tangan yang masih belum
dibersihkan melakukan kontak dengan mulut.
2.) Rubella
Virus ini pertama kali ditemukan di amerika pada tahun 1966, Rubella
pernah menjadi endemic di banyak negara di dunia, virus ini menyebar
melalui droplet. Periode inkubasinya adalah 14-21 hari.
3.) Cytomegalovirus
Penularan CMVakan terjadi jika ada kontak langsung dengan ciran
tubuh penderita seperti air seni, air ludah, air mata, sperma dan air susu ibu.
Bisa juga terjadi karena transplatasi organ.Kebanyakan penularan terjadi
karena cairan tubuh penderita menyentuh tangan individu yang
rentan.Kemudian diabsorpsi melalui hidung dan tangan.Teknik mencuci
tangan dengan sederhana manggunakan sabun cukup efektif untuk membuang
virus dari tangan.Golongan sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena
infeksi.Rumah sakit juga marupakan tempat penularan virus ini, terutama unit
dialisis, perawatan neonatal dan ruang anak.Penularan melalui hubungan
15
seksual juga dapat terjadi melalui cariran semen ataupun lendir endoserviks.
Virus juga dapat ditularkan pada bayi melalui sekresi vagina pada saat lahir
atau pada ia menyusu. Namun infeksi ini biasanya tidak menimbulkan tanda
dan gejala klinis.Resiko infeksi kongenital CMV paling besar terdapat pada
wanita yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi dan mereka yang terinfeksi
pertama kali ketika hamil.Meskipun jarang, sitomegalovirus kongenital tetap
dapat terulang pada ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan
sitomegalovirus kongenital pada kehamilan terdahulu.Penularan dapat terjadi
pada setiap saat dalam kehamilan tetapi semakin muda umur kehamilan
semakin berat gejala pada janinnya.Infeksi CMV lebih sering terjadi di negara
berkembang dan di masyarakat denga status sosial ekonomi lebih rendah dan
merupakan penyeirus paling signifikan cacat lahir di negara-negara industri.
CMV tampaknya memiliki dampak besar pada parameter pada kekebalan
tubuh di kemudian hari dan dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan
kematian.
4.) Herpes
Virus herpes simpleks tipe I dan II merupakan virus horminis DNA.
Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media
kultur, antigenic, dan lokasi klinis (tempat predileksi)
C. HEPATISIS
Hepatitis merupakan suatu penyakit radang pada organ hati manusia yang
dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang terbanyak adalah infeksi virus.
adanya virus yang berkembang biak.
16
Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 2 milyar penduduk dunia yang
mengidap penyakit hepatitis dan 1,4 juta diantaranya mengalami kematian. Sehingga,
penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit menular berbahaya.
Virus yang yang dapat menyebabkan hepatitis terdiri dari virus hepatitis A (HAV),
virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus
hepatitis E (HEV). Setiap jenis virus berasal dari famili yang berbeda serta memiliki
tingkat keganasannya masing-masing ketika masuk dan berkembangbiak pada tubuh
manusia.
Jenis, penyebab, dan gejala yang timbul dari infeksi virus-virus hepatitis :
• Pusing kepala
• Mata dan kulit menjadi kuning (jaundice)
• Mual dan muntah
• Sakit tenggorokan
• Diare
• Tidak nafsu makan
17
2. Penyakit Hepatitis (Hepatitides) B
Penyakit ini juga dapat terjadi secara horizontal melalui transfusi darah, jarum
untik yang tercemar, pisau cukur, tatto, atau transplantasi organ.
Pajanan virus ini akan menyebabkan hepatitis akut yang dapat sembuh ontan
dan memberikan kekebalan terhadap penyakit ini, atau dapat berkembang
menjadi hepatitis kronik.
• Nyeri perut.
• Mata dan kulit menjadi kuning (jaundice)
18
gejala gagal hati seperti ikterus (penyakit kuning), bengkak pada kedua
tungkai, cairan di perut (asites), dan gangguan kesadaran.
Virus ini memiliki partikel untuk menyelimuti untaian RNA yang panjangnya
9.600 basa nukleotida. Penyakit ini ditularkan melalui paparan darah dan cairan
tubuh yang terkontaminasi virus Hepatitis C. Sama seperti Hepatitis B, penyakit
ini dapat ditularkan secara vertikal maupun horizontal.
Hampir 80% pasien yang terinfeksi Hepatitis C akan menetap menjadi hepatitis
C kronik.
19
Sebagian besar penderita hepatitis D tidak menunjukkan gejala, namun
dapat juga menimbulkan gejala seperti berikut:
- Sakit perut
- Demam
Selain itu, virus ini mampu mempercepat proses fibrosis hati sehingga
mempercepat terjadinya sirosis hati dan meningkatkan risiko kanker hati.
Gejala infeksi virus hepatitis E sama seperti gejala hepatitis A. Virus ini
terdapat pada feses pasien yang menderita hepatitis E dan ditularkan melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi virus tersebut.
- Demam ringan
- Mual, muntah
20
- Nyeri perut
1. Pengobatan Hepatitis B
21
Obat ini diberikan per oral (diminum) dan dapat diberikan seumur
hidup.Ada beberapa jenis nukleosida analog yang tersedia di Indonesia,
diantaranya Lamivudine, Telbivudine, Entecavir, Adefovir, dan
Tenofovir.
Obat ini memiliki efek antivirus dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Terdapat 2 jenis peg-interferon, yaitu pegylated-interferon α-2a (pegIFN
α-2a) dan pegylated-interferon α-2b (peg-IFN α-2b). Keduanya
diberikan melalui suntikan subkutan.
2. Pengobatan Hepatitis C
D. HIV/AIDS
22
dalam melawan benda–benda asing di dalam tubuh yang pada tahap terminal
infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang
mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya
terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan.
Meskipun demikian, orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila
melakukan hubungan seks berisiko danberbagi penggunaan alat suntik dengan orang
lain. HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin
banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan
diserang berbagai penyakit.
23
kebutuhan biologisnya terutama kebutuhan seksual meski dengan pasangan yang
menderita HIV. Menurut Ridwan (2017), serodiskordan (pasangan ODHA negative)
memiliki sikap pasrah menghadapi risiko infeksi, demi keinginan memiliki anak dan
merasakan seks bebas tampa batas.
Bagi pasangan yang positif memiliki HIV, tetap harus memakai kondom saat seks.
Dilansir dari The Body, dalam forum tanya jawab, Dr. Robert J. Franscino dari The
Roberts James Franscino Aids Foundation menjelaskan bahwa keharusan pakai
kondom tetap berlaku bagi pasangan yang sama-sama terinfeksi HIV. Walaupun
sudah terinfeksi, seks pakai kondom bisa mencegah terjadinya infeksi ganda (dual
infection) atau infeksi ulang (re-infection) antarpasangan. Bila kedua hal tersebut
terjadi, maka HIV yang diderita bisa bertambah parah dan bisa menyebabkan
kematian karena sistem kekebalan tubuh semakin lemah.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di
dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk
mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini
dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Profilaksis prapajanan (PrEP) HIV
oral adalah penggunaan obat ARV sehari-hari oleh orang dengan HIVnegatif untuk
mencegah terinfeksi HIV.
24
E. TBC
Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di
tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling
banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Indonesia berada di urutan ke–3 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah
India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada sekitar 845.000 penderita TBC di
Indonesia. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera
ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa
dicegah.
TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang
dapat disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain,
seperti demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
25
TBC dapat dicegah dengan vaksin BCG. Pemberian vaksin ini disarankan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan memakai masker
saat berada di tempat ramai.
F. MALARIA
Penyakit malaria adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi
parasit. Parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk terutama oleh nyamuk
Anopheles. Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat
parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Parasit tersebut masuk ke dalam tubuh
manusia yang akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah.
Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis. Malaria diinfeksikan oleh parasit
bersel satu dari kelas Sporozoa, suku Haemosporida dan Plaspodium. Infeksi pada
manusia dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari empat jenis Plasmodium yaitu P.
Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale. Jenis Plasmodium ini bermacam-
macam dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
Gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling umum dari penyakit malaria antara lain
menggigil sedang sampai berat, demam tinggi, tubuh kelelahan, banyak keringat,
sakit kepala, mual disertai muntah, diare serta nyeri otot, gejala tersebut mulai
dirasakan atau muncul sekitar 10 hari hingga 4 minggu setelah pertama kali
terinfeksi, terkadang penderita mulai merasakan gejala 7 hari setelah tergigit nyamuk.
Penyakit malaria dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu biasa dan berat. Penyakit malaria
biasa adalah penyakit yang biasanya tidak menyebabkan komplikasi yang parah dan
hanya menimbulkan gejala utama karena tidak ada organ vital yang terdampak, gejala
yang muncul umumnya bertahan selam 6-10 jam. Penyakit malaria berat merupakan
komplikasi dari jenis biasa yang tidak segera ditangani umumnya penyebab dari
kondisi ini adalah parasit Plasmodium falciparum, dan tidak menutup kemungkinan
26
Plasmodium jenis lain juga menimbulkan komplikasi. Selain dari tingkat
keparahannya, jenis-jenis malaria juga dibagi berdasarkan parasit penyebabnya :
1. Malaria Ovale atau tertiana ringan (3 hari sekali) disebabkan oleh Plasmodium
ovale.
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan kesehatan Pranikah (Premental Chek Up) adalah
sekumpulan pemeriksaan yang dilakukan oleh calon pengantin laki-laki
maupun perempuan untuk mendeteksi dan memastikan status kesehatan calon
pengantin, terutama penyakit menular, menahun dan turunan yang dapat
28
mempengaruhi kesuburan maupun kesehatan janin. Untuk mengatasi masalah
tersebut dapat dilakukan pencegahan terhadap masalah kesehatan mengenai
kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik. Masih banyak
pasangan yang menganggap bahwa persiapan dan pemeriksaan pranikah
hanya melakukan Imunisasi Tetanus Toksiod (TT),padahal persiapan dan
pemeriksaan pranikah tidak hanya melalui Imunisasi atau vaksinasi, tetapi
juga berkaitan dengan pemeriksaan darah rutin , HIV, malaria, Hepatitis B,
TORCH. Dan selanjutnya akan diberikan KIE dan konseling Kesehatan
reproduksi, gizi, kesehatan mental calon pengantin atau aspek psikologis dan
fisiologi. Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental,
oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak
positif pada kondisi janin.
B. SARAN
Kami dari kelompok menyadari tidak ada kesempurnaan dalam
pembuatan makalah ini sehingga sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar dalam perbaikan makalah
kami lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
29
Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Hepatitis B. 2019
30
IG Purba, Rico Januar S., dkk. https://ejournal.unsri.ac.id.
https://ejournal2litbang.kemkes.go.id
31