Anda di halaman 1dari 17

PROSES PERJALANAN PENYAKIT DAN

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

NOVITA SARI EUFRASIA SITOHANG


BUKU SAKU PATOFISIOLOGIS
2219201084

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

STIKES MITRA HUSADA MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


atas kasih dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku
saku ini dengan baik dan tanpa ada halangan . Dalam kesempatan ini
penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang sudah memberikan bantuan, pengarahan dan dorongan semangat
dalam menyelesaikan makalah ini kepada;

1. Drs Imran Saputra Surbakti., M.M selaku Yayasan Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Medan.
2. Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M, M.K.M selaku Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Medan.
3. Mesrida Simarmata SST., M.Biomed, selaku Dosen Pengampu
yang telah memberikan arahan dan bimbingan arahan bagi
penulis dalam merampungkan makalah ini hingga selesai.
4. Teman-teman Prodi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Mitra Medan 2022 khususnya tingkat II A
sarjana yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih sudah memberikan cerita selama perkuliahan
berlangsung, terimakasih sudah saling menopang baik
suka maupun duka.
Tugas ini saya buat untuk memenuhi penyelesaian kasus
pada Patoffisiologis penanganan dan pencegahan gangguan
reproduksi Wanita dan pria pada manejemen kasus kebidanan
untuk menegakkan diagnosa dan memberikan asuhan dengan
Pendidikan Kesehatan, Semoga lewat makalah ini, para
pembaca dapat memberikan masukan yang membangun akan
selalu penulis harapkan dari pembaca dan semoga penulisan
buku saku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Medan, 8 Januari 2024

Novita Sitohang

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

BAB 1 LUKA......................................................................................

A. Defenisi..................................................................................
B. Etiologi...................................................................................
C. Patogenesis.............................................................................
D. Manifestasi Klinis..................................................................
E. Diagnosis dan Penataklasanaan..............................................
F. Proses Penyembuhan..............................................................
G. Kesehatan Masyarakat............................................................
H. Faktor Genetik........................................................................
I. Faktor Lingkungan.................................................................
J. Gaya Hidup............................................................................
K. Faktor Fisiologis.....................................................................
L. Faktor Psikologis ...................................................................
M. Faktor Keturunan...................................................................

BAB 2 PERJALANAN PENYAKIT..................................................

A. Pola Penyebarab Penyakit.....................................................


B. Pola Penyebab Penyakit.........................................................

BAB 3 PROSES PENYEMBUHAN LUKA.......................................

A. Fase Inflamasi........................................................................
B. Fase Poliferasi........................................................................
C. Fase Maturasi Atau Remodelling.........................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1.
LUKA
A. DEFENISI

Patofisiologi adalah bidang ilmu kedokteran, yang mempelajari


tentang perubahan atau gangguan pada fungsi-fungsi tubuh manusia,
yang disebabkan oleh suatu penyakit atau kondisi medis. Dalam
patofisiologi, dipelajari tentang proses-proses biologis yang terjadi
pada tingkat sel, jaringan, organ, dan sistem organ dalam tubuh
manusia yang terkait dengan terjadinya suatu penyakit atau kondisi
medis.

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana


tubuh merespons terhadap kondisi tersebut, baik melalui proses alami
seperti inflamasi atau reaksi imun, maupun melalui pengobatan atau
tindakan medis. Dengan memahami patofisiologi, maka diharapkan
dapat membantu dokter mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
terjadinya suatu penyakit atau kondisi medis pada manusia.

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek


penting seperti etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis dan
penatalaksanaan, proses penyembuhan, kesehatan masyarakat,
perkembangan obat, dan genetika.

B. ETIOLOGI

Etiologi dalam patofisiologi adalah studi tentang penyebab suatu


penyakit atau kondisi medis. Hal ini meliputi berbagai faktor seperti
faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Faktor genetik meliputi
faktor keturunan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya suatu
penyakit. Faktor lingkungan seperti polusi udara, kebiasaan merokok,
dan konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit atau kondisi medis. Selain itu, gaya hidup
seperti pola makan yang buruk, kurangnya olahraga, dan stres juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit.

C. PATOGENESIS

Patogenesis adalah proses biologis yang terjadi pada tingkat sel


dan jaringan, yang memicu terjadinya suatu penyakit atau kondisi
medis. Studi patofisiologi mempelajari tentang patogenesis suatu
penyakit atau kondisi medis untuk memahami mekanisme dan proses
biologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Misalnya, patogenesis
diabetes mellitus melibatkan gangguan pada metabolisme glukosa
dalam tubuh manusia yang disebabkan oleh defisiensi atau resistensi
insulin.

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dalam patofisiologi mengacu pada tanda dan gejala


yang muncul pada pasien, yang terkena penyakit atau kondisi medis
tertentu. Studi patofisiologi mempelajari tentang manifestasi klinis
suatu penyakit atau kondisi medis untuk membantu dokter dan tenaga
medis lainnya dalam mendiagnosis kondisi tersebut. Misalnya,
manifestasi klinis pada pasien dengan diabetes mellitus meliputi
poliuria, polidipsia, dan polifagia.

E. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

Patofisiologi juga mempelajari tentang bagaimana melakukan


diagnosis suatu penyakit atau kondisi medis, serta cara-cara untuk
menangani atau mengobati kondisi tersebut. Diagnosis suatu kondisi
medis melibatkan penilaian tanda dan gejala klinis, pemeriksaan fisik,
dan tes laboratorium atau pencitraan medis. Penatalaksanaan kondisi
medis dapat meliputi perubahan gaya hidup, pengobatan dengan obat-
obatan, terapi fisik, atau pembedahan.

F. PROSES PENYEMBUHAN

Studi patofisiologi mempelajari tentang bagaimana tubuh manusia


dapat menyembuhkan diri dari suatu penyakit atau kondisi medis,
serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyembuhan
tersebut. Proses penyembuhan melibatkan berbagai mekanisme
biologis yang terjadi dalam tubuh manusia, seperti proses inflamasi,
regenerasi sel, dan pembentukan jaringan parut.

G. KESEHATAN MASYARAKAT

Studi patofisiologi tidak hanya mempelajari tentang penyakit atau


kondisi medis pada tingkat individual, tetapi juga mempelajari tentang
faktor-faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini melibatkan
penelitian tentang epidemiologi, pencegahan penyakit, dan promosi
kesehatan. Studi patofisiologi dapat membantu mengembangkan
strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, melalui
kampanye penyuluhan kesehatan, program vaksinasi, atau
pengembangan kebijakan publik yang lebih baik terkait dengan
kesehatan.

H. FAKTOR GENETIK

Faktor genetik dapat memengaruhi kemampuan tubuh, dalam


mempertahankan keseimbangan dan beradaptasi terhadap lingkungan.
Beberapa gangguan genetik dapat memicu terjadinya penyakit atau
kondisi medis. Contohnya, gangguan genetik yang mempengaruhi
produksi enzim pencernaan dapat menyebabkan penyakit celiac, suatu
kondisi di mana tubuh bereaksi negatif terhadap gluten yang terdapat
pada makanan. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti diabetes tipe
1 dan beberapa jenis kanker juga dapat memiliki faktor risiko genetik.
I. FAKTOR LINGKUNGAN

Faktor lingkungan seperti polusi udara, radiasi, zat kimia berbahaya,


dan infeksi mikroba dapat memicu terjadinya patofisiologi. Polusi
udara dapat meningkatkan risiko terkena penyakit pernapasan,
sedangkan radiasi dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Zat
kimia berbahaya seperti pestisida atau bahan kimia yang digunakan
dalam industri juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Selain
itu, infeksi oleh mikroba seperti bakteri, virus, dan parasit juga dapat
memicu terjadinya patofisiologi dengan mengganggu keseimbangan
normal dalam tubuh manusia.

J. GAYA HIDUP

Kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol


berlebihan, kurang olahraga, dan pola makan yang tidak seimbang
dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan tubuh dan
memicu terjadinya patofisiologi. Merokok meningkatkan risiko
terkena berbagai jenis kanker dan penyakit pernapasan, sedangkan
konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit hati dan kerusakan otak. Kurangnya aktivitas fisik dan pola
makan yang tidak seimbang, dapat meningkatkan risiko terkena
obesitas dan penyakit jantung.

K. FAKTOR FISIOLOGIS

Faktor fisiologis seperti perubahan hormonal, kehamilan, penuaan,


dan penyakit kronis dapat memicu terjadinya patofisiologi. Perubahan
hormonal pada wanita dapat menyebabkan terjadinya kondisi medis
seperti sindrom pramenstruasi dan menopause. Kehamilan dapat
memicu terjadinya kondisi seperti pre-eklampsia dan diabetes
gestasional. Penuaan juga dapat menyebabkan penurunan fungsi
organ tubuh dan meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti
penyakit Alzheimer.

L. FAKTOR PSIKOLOGIS

Stres, depresi, dan kecemasan dapat memengaruhi keseimbangan


tubuh dan menyebabkan terjadinya patofisiologi. Stres kronis dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, sedangkan depresi dan
kecemasan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko terkena infeksi.

M. FAKTOR KETURUNAN

Faktor keturunan dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Beberapa


kondisi medis dapat diturunkan dari orang tua atau keluarga, seperti
diabetes tipe 2, hipertensi, kanker, dan penyakit jantung. Faktor
keturunan ini dapat berinteraksi dengan faktor lingkungan dan gaya
hidup, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit atau kondisi
medis tertentu.

BAB 2.
PROSES PERJALANAN PENYAKIT

Munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak


faktor. Studi Riwayat Alamiah Penyakit (RAP) yaitu mempelajari
bagaimana suatu penyakit dapat timbul dan tersebar. Studi ini diduga
mempunyai manfaat dalam mengetahui bagaimana pencegahan
penyakit yang seharusnya dilakukan. Jika ada sebab pastilah ada
sumbernya. Maka, pada handout ini penyusun akan menjabarkan
bagaimana proses suatu penyakit terjadi, struktur kejadian seperti
masa inkubasi bahkan mencoba menerapkan level of prevention
dalam penjabarannya, agar penyakit tersebut dapat tertangani dan
teratasi tanpa mengabaikan dasar-dasar ilmu epidemiologi yang telah
ada. Telah diketahui bahwa perkembangan zaman di bidang ilmu
pengetahuan maupun teknologi membawa dampak lingkungan yang
besar terhadap lingkungan, maka dari situlah penyakit yang pada
umumnya bersifat biasa saja menjadi suatu penyakit yang lebih
bersifat patogen, dan adanya transisi epidemiologi merupakan salah
satu buktinya.

Untuk memprediksi penyakit, perlu analis dan pemahaman


masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya
ketidak seimbangan antar ke tiga komponen. Model ini lebih dikenal
dengan model ”Triangle Epidemiologi” atau ”Triad Epidemilogi” dan
cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran
agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari
lingkungan.

Manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi dengan


lingkungan. Mulai dari udara, air, sarana prasarana lainnya hingga
interaksi yang berkaitan dengan lingkungan sosial dan budaya. Maka
dari itu, teori segitiga epidemiologi agent – host – environmental
menggambarkan interaksi ketiganya.

Host : dalam hal ini adalah manusia.

Agent : yaitu sumber penyebab penyakit.

Environment : adalah lingkungan yang menjadi tempat interaksi.

Jika terjadi ketidakseimbangan dalam segitiga tersebut, maka


kemungkinan masalah kesehatan akan muncul. Oleh karena itu,
fungsinya adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber
lingkungan dan agen berbahaya. Kemudian melakukan upaya
perlindungan dengan cara pengelolaan paparan terhadap agen fisik,
kimia, dan biologi yang berbahaya yang bersumber dari udara, air,
tanah, makanan, dan media lainnya yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia.

A. POLA PENYEBARAN PENYAKIT


Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat
seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar. Setelah
menyelesaikan riwayatnya pada suatu rangkaian kejadian sehingga
seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit bersama dengan
kumannya dapat berpindah dan menyebar kepada orang
lain/masyarakat. Proses perjalanan penyakit, kuman memulai aksinya
dengan memasuki pintu masuk tertentu (portal of entry) calon
penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru
lagiakan ke luar melalui pintu tertentu (portal of exit). Kuman
penyakit tidak masuk dan ke luar begitu saja tetapi harus melalui
“pintu” tubuh tertentu sesuai dengan jenis masing-masing penyakit
misalnya melalui: kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau
saluran kemih.

Dalam memilih pintu masuk-keluar ini setiap jenis kuman


mempunyai jalan masuk dan ke luar tersendiri dari tubuh manusia.

Ada yang masuk melalui mulut (oral) dan ke luar melalui dubur
(sistem pencernaan), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan cacing.
Namun ada pula yang masuk melalui kulit tetapi ke luar melalui
dubur, misalnya cacing Ankylostoma. Pengetahuan tentang jalan
masuk ini penting untuk epidemiologi karena dengan pengetahuan itu
dapat dilakukan ‘penghadangan’ perjalanan kuman masuk ke dalam
tubuh manusia. Cacing yang ingin masuk melalui mulut dicegah
dengan upaya cuci tangan sebelum makan. Sedangkan pengetahuan
tentang jalan keluar bermanfaat untuk menemukan kuman itu untuk
tujuan identifikasi atau diagnosis. Misalnya kuman TBC keluar
melalui batuk maka penemuan kuman TBC dilakukan dengan
penangkapan kumannya di batuk/dahak.

B. POLA PENYEBAB PENYAKIT


Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat
seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar setelah
menyelesaikan riwayat pada suatu rangkaian. kejadian sehingga
seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit bersama dengan
kumannva dapat berpindah dan menyebar kepada orang
lain/masyarakat.
Dalam proses perjalanan penyakit, kuman memulai aksinya
dengan memasuki pintu masuk tertentu (portal of entry) calon
penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru
lagi akan ke luar melalui pintu tertentu (portal of exit). Kuman
penyakit tidak masuk dan ke luar begitu saja tetapi harus melalui
“pintu” tubuh tertentu sesuai dengan jenis masing-masing penyakit
misalnya melalui: kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau
saluran kemih.
Dalam memilih pintu masuk-keluar ini setiap jenis kuman
mempunyai jalan masuk dan ke luar tersendiri dan tubuh manusia.
Ada yang masuk melalui mulut (oral) dan ke luar melalui dubur
(sistem pencernaan), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan cacing.
Namun ada pula yang masuk melalui kulit tetapi ke luar melalui
dubur, misalnya cacing Ankylostoma.
Pengetahuan tentang jalan masuk mi penting untuk
epidemiologi karena dengan pengetahuan itu dapat dilakukan
‘penghadangan’ perjalanan kuman masuk ke dalam tubuh manusia.
Cacing yang ingin masuk melalui mulut dicegah dengan upaya cuci
tangan sebelum makan. Sedangkan pengetahuan tentang jalan keluar
bermanfaat untuk menemukan kuman itu untuk tujuan identifikasi
atau diagnosis. Misalnya kuman TBC keluar melalui batuk maka
penemuan kuman TBC dilakukan dengan penangkapan kumannya
dibatuk/dahak.

BAB 3.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Luka adalah kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai
hilangnya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya
kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: tekanan, sayatan dan luka
karena operasi (Ryan, 2014).

Ada beberapa penyebab terjadinya luka, diantaranya :

1. Mekanik, contohnya trauma benda tumpul, benda tajam, senjata

api dan bahan peledak.

2. Fisik, contohnya paparan suhu, panas, dingin dan paparan

Listrik

3. Kimia, contohnya paparan zat asam dan basa.

FASE PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan

fungsi jaringan yang rusak. Sifat penyembuhan pada semua luka

bervariasi, bergantung pada lokasi, keparahan dan luas cidera. Ada

3 fase penyembuhan luka yaitu :


1. FASE INFLAMASI

Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari

kelima. Pada fase inflamasi, terjadi proses :

a. Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan),

di mana pada proses ini terjadi :

Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)

· Agregasi platelet dan pembentukan jala-jala fibrin

· Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah

b. Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi :

· Peningkatan permeabilita kapiler dan vasodilatasi yang

disertai dengan migrasi sel-sel inflamasi ke lokasi luka.

· Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh

neutrofil dan makrofag.

2. FASE PROLIFERASI
Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai

sekitar 3 minggu. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia,

dan terdiri dari proses :

a. Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang

distimulasi oleh TNF-α2 untuk menghantarkan nutrisi dan

oksigen ke daerah luka.

b. Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang

mengandung kapiler pada dasar luka

(jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalam luka

berproliferasi dan membentuk kolagen.

c. Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah

tengah luka yang disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga

mengurangi luas luka. Proses ini kemungkinan dimediasi oleh

TGF-β.

d. Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses

pembentukan epitel baru pada permukaan luka.

3. FASE MATURASI ATAU REMODELLING

Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat

berlangsung berbulan-bulan. Pada fase ini terjadi


pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan kembali sel-sel

radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta

pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini jaringan

parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi

jaringan parut yang pucat dan tipis. Pada fase ini juga terjadi

pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka yang

sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal,

tetapi hanya mencapai 80% kekuatan regang kulit normal.

DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.undip.ac.id/69274/3/Laporan-KTI_Candra
Farida_22010115120076_BAB_II.pdf Diakses pada 14 Mei 2022

https://eprints.umm.ac.id/41765/3/jiptummpp-gdl-ervinwahid-47157-
3-babii.pdf Diakses pada 14 Mei 2022

Nomor dan Tanggal Permohonan: EC00202015251, 13 Mei 2020.


Nomor Pencatatan: 000187474. Judul Ciptaan: Pengawet Makanan
Nomor ISBN 978-602- 1081-29-7. 3. Nomor dan Tanggal
Permohonan: EC00202085076, 31 Desember 2020.

Nomor Pencatatan: 000230673.Judul Ciptaan: Penelitian Evaluasi


Manajemen Sanitasi Rumah Sakit Umum Dr. Sayidiman Magetan
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004
Nomor dan Tanggal Permohonan: EC00202126341, 6 Juni 2021.
Nomor Pencatatan: 000252343. Judul Ciptaan: Penelitian
Perbandingan Aspek Organoleptik Dan Angka Kuman Antara Daging
Ayam Broiler Sehat Dengan Daging Ayam Broiler Glonggongan.

Nomor dan Tanggal Permohonan: EC00202230428, 19 Mei 2022.


Nomor Hj. Denok Indraswati, SSi, M.Si 56 Pencatatan: 000346001.
Judul Ciptaan: Analisis Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian
Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Sukomoro
Kabupaten Magetan .

Nomor dan Tanggal Permohonan: EC002022115894, Tanggal 29


Desember 2022. Nomor pencatatan: 000431638. Ciptaan: Potensi
Bioinokulant21 Untuk Mereduksi Sampah Menjadi Kompos Dan
Pupuk Granul

Anda mungkin juga menyukai