Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FAKTOR OLAHRAGA BAGI PENYAKIT DM

DISUSUN OLEH:
1. Apriyanti Saputri
2. Veni Andriyani

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH FAKTOR OLAHRAGA DALAM
PENYAKIT DM”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
KEPERAWATAN KOMPLEMMENTER. Dalam Penyusunan makalah ini, kami
banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan
ilmu pengetahuan yang saya miliki. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Aamiin. kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.

Bandar lampung, 18 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULIAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi DM ......................................................................................... 4
B. Etiologi DM ......................................................................................... 4
C. Tanda dan gejala DM ........................................................................... 6
D. Komplikasi DM .................................................................................... 7
E. Penatalaksanaan DM ............................................................................ 9
F. Pengertian Olahraga ............................................................................. 12
G. Manfaat Olahraga Badi Kesehatan....................................................... 13
H. Efek Olahraga Bagi Pengindap DM ..................................................... 14
I. Jenis Olahraga Untuk Mencegah DM .................................................. 15
J. Hubungan Olahraga Dengan Penyakit DM.......................................... 16
K. Pengobatan komplementer DM ........................................................... 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014,
bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh
kematian di dunia pada tahun 2030. Jumlah kematian akibat DM diproyeksikan
meningkat lebih dari 50% dalam 10 tahun ke depan. DM merupakan salah satu
masalah kesehatan yang banyak terjadi pada masyarakat. Data dari studi global
menunjukan bahwa jumlah penderita DMpada tahun 2014 telah mencapai 387 juta
orang dan jumlah penderita DM ini diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
pada tahun 2035 (WHO, 2014).
Prevalensi Global DM di masyarakat (20-79 tahun) pada tahun 2014 sebanyak
387 juta orang di dunia menderita DM dengan prevalensi 8,3%. Pembagian wilayah
di dunia dengan penyakit DM yakni, yang pertama Amerika Utara dan Karibia,
merupakan wilayah dengan prevalensi DM tinggi yaitu 39 juta orang dengan DM
(11,4 %). Kedua Timur Tengah dan Afrika Utara dengan 37 juta orang dengan DM
(9,7%), dan ketiga wilayah Pasifik Barat sebanyak 138 juta orang, wilayah ini tinggi
dengan orang penderita DM meskipun dengan prevalensi 8,3% tetapi mendekati
prevalensi dunia. Keempat, Asia Tenggara dengan 75 juta orang dengan DM
(8,3%). Kelima, Amerika Tengah dan Amerika Selatan dengan 25 juta orang
dengan DM (8,1%). Keenam, Eropa dengan 52 juta orang dengan DM (7,9%).
Ketujuh yakni Afrika, dengan 22 juta orang dengan DM (5,1%) (IDF, 2014).
Gaya hidup kurang gerak dan kecanggihan teknologi yang menjadikan ruang
gerak menjadi terbatas merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya
penyakit Diabetes Melitus. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
keseimbangan energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang dapat
diubah yang melalui faktor-faktor tersebut banyak kekuatan luar yang memicu
pertambahan berat badan itu bekerja. Kurang olahraga, terlalu banyak duduk, dan
pola makan yang salah merupakan penyebab penyakit diabetes. Nafsu makan
berlebih dan kurangnya aktivitas fisik pada akhirnya akan menyebabkan

1
kegemukan yang merupakan salah satu pencetus diabetes melitus. Meski makanan
manis bukanlah penyebab diabetes, pengaturan makan merupakan pilar terpenting
dalam pengendalian penyakit ini. Namun,dengan kemajuan di bidang kedokteran
dan farmasi banyak berperan memperpanjang harapan hidup manusia, termasuk di
Indonesia.
Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan empat pilar utama yaitu penyuluhan
atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik dan intervensi
farmakologis. Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat diterapkan pada semua
jenis tipe DM. Untuk mencapai fokus pengelolaan DM yang optimal maka perlu
adanya keteraturan terhadap empat pilar utama tersebut (PERKENI 2011).
Olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan
dengan diet, obat, dan edukasi. Berolahraga akan membantu memperbaiki
metabolisme glukosa dan lemak karena sel lebih sensitif terhadap insulin, di
samping menurunkan dosis obat suntikan insulin. Olahraga juga dapat menunda
kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi komplikasi
DM.Untuk menunda munculnya DM, dianjurkan melakukan olahraga selama satu
jam setiap hari. Khusus bagi penderita DM, dilakukan latihan senam, berupa
pemanasan 10 menit, inti20 menit, dan pendinginan 10 menit, dengan frekuensi
latihan 3-5 kali per minggu. (Humas UGM/Gusti Grehenson).

B. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa pengertian ari DM.
B. Untuk mengetahui apa penyebab DM.
C. Untuk mengetahui Tanda dan gejala DM.
D. Untuk mengetahui komplikasi DM.
E. Untuk mengetahui Penatalaksanaan DM.
F. Untuk mengetahun pengetian Olahraga.
G. Untuk mengetahui manfaat olahraga bagi kesehatan.
H. Untuk mengetahui efek olahragabagi pengindap DM.
I. Untuk mengetahui jenis olahraga untuk mencegah DM.
J. Untuk mengetahui hubungan olahragadengan penyakit DM.

2
C. Rumusan Masalah
“Bagaimana hubungan anatara olahraga dengan penyakit DM”.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena
adanya hiperglikemia yang dikarenakan organ pankreas tidak mampu
memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target
tersebut. Abnormalitas yang di temukan pada metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein yang ada pada penderita penyakit diabetes melitus dikarenakan
aktivitas insulin pada target sel kurang (Kerner and Bruckel, 2014).
Diabetes melitus merupakan kelainan yang terjadi karena meningkatnya
kadar gula darah atau hiperglikemia. Diabetes melitus adalah penyakit
metabolik yang terjadi karena peningkatan kadar gula dalam darah yang terjadi
karena adanya kelainan sekresi insulin sehingga memperlambat kerja insulin
(Hasdinah dan Suprapto, 2014).
Diabetes Mellitus adalah keadaan kronis yang terjadi karena tubuh tidak
dapat menghasilkan atau menggunakan hormon insulin secara efektif sehingga
kadar glukosa didalam darah meningkat. Terdapat tiga jenis diabetes, diabetes
tipe I, diabetes tipe IIdan diabetes gestasional (GDM) (International Diabetes
Federation, 2017).

B. Etiologi
Menurut WHO (worldhealthorganization ) dalam Kwinahyu (2011),
penyebab diabetes melitus belum diketahui pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang
peranan. Diabetes mellitus dapat dibedakan atas dua yaitu :
1. Diabetes type I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM) tergantung
insulin dapat disebabkan karena faktor genetik,imunologi dan mungkin
lingkungan misalnya infeksi virus:
a. Faktor genetik :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetickearah

4
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor immunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu responautoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimanaantibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan :
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan
destuksi sel β pancreas.

2. Diabetes type II (Non Insulin Depedent Diabetes Melitus /NIDDM) yaitu


tidak tergantung insulin. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan
penting dalam proses terjadinya resistensi insulin. Ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan diabetes melitus, yaitu :
a. Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Hal
ini disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan. Oleh karena itu,
mengonsumsi makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh
sekresi insulin dalam jumlah memadai dapat menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan meyebabkan diabetes melitus.
b. Obesitas

5
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes melitus
dibanding dengan orang yang tidak gemuk.
c. Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus mempunyai
anggota keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang tua menderita
diabetes, insiden diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung
pada umur berapa orang tua menderita diabetes. Risiko terbesar bagi
anak-anak terserang diabetes terjadi jika salah satu atau kedua orang tua
mengalami penyakit ini sebelum berumur 40 tahun. Riwayat keluarga
pada kakek dan nenek kurang berpengaruh secara signifikan terhadap
cucunyad) Bahan-bahan kimia dan obat-obatanBahan kimia tertentu
dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas.
Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak
berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang
diperlukan unuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon insulin.
d. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β
pada pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresi insulin.
Beberapa penyakit tertentu, seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia
dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.

C. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Diabetes Militus menurut (Arisman dan soegondo,2009), yaitu:
1. Poliuria (akibat dari diuresis osmotic bila di ambang ginjal terhadap
reabsobsiglikosa di capai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal)
2. Polidipsia (disebabkan oleh dehidrasi dan poliuria)
3. Poliphagia (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dan perubahan
sintesis protein dan lemak)

6
4. Penurunan berat badan (akibat dari katabolisme protein dan lemak)
5. Pruritasvulvular
6. Kelelahan
7. Gangguan penglihatan
8. Kram otot
9. Peka rangsang

D. Komplikasi
Menurut Tarwoto (2012) komplikasi yang berkaitan dengan diabetes
melitus digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbanganjangka
pendek dalam glukosa darah, yaitu : hipoglikemia, ketoasidosis
diabetik, sindrom hiperglikemikhiperosmolar non-ketotic (HHNK).
a. Hipoglikemia
Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita
merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak
jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera
ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya
kematian.Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes
umumnya terjadi apabila penderita:
a) Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau
malam)
b) Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan
oleh dokter atau ahli gizi .
c) Berolah raga terlalu berat
d) Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar
dari pada seharusnya.
e) Minum alkohol

7
f) Stress.
g) Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan
risiko.
b. Sindrom hiperglikemikhiperosmolar non- ketotic
HHNK terjadi pada manula, penyandang diabetes dengan obesitas,
seringkali adanya diabetes tidak terdiagnosis sebelumnya.
Seringkali ditemukan faktor pencetus seperti infark miokard,
stroke, atau infeksi. Onsetnya lambat dengan poliuri selama 2-3
minggu dan dehidrasi progresif. Kadar glukosa darah tinggi
(sering di atas 45,0 mmol/L) dan osmolalitas (seringkali di atas 400
mmol/L). Bikarbonat plasma biasanya normal tanpa disertai
ketonuria. Jika kadar bikarbonat plasma rendah, pikirkan asidosis
laktat. Pasien ini memrlukan cairan dalam jumlah banyak (10 liter)
yang diberikan dalam bentuk Nacl 0,9%.
2. Komplikasi kronis
Menurut Batubara (2010), umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah
awitan, yaitu : makrovaskuler, mikrovaskular, dan penyakit neuropati.
a) Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, nefropati, dan
neuropati merupakan kelainan yang lebih sering timbul setelah
pubertas, namun juga dapat terjadi selama periode prepurbertas
memberikan efek yang tidak sama pada masing-masing individu
dalam hal komplikasi.
b) Neuropati
Sistem saraf sentral dan perifer juga terkena oleh diabetes. Pola
keterlibatan yang paling sering adalah neuropati perifer simetris di
ekstremitas bawah yang mengenai, baik fungsi motorik maupun
sensorik, terutama yang terakhir. Walaupungejala klinis kelainan
saraf pada anak dan remaja jarang didapatkan namun eberadaan
kelainan subklinis sudah didapatan. Evaluasi klinis dari
pemeriksaan saraf perifer harus meliputi :

8
a) Anamnesis timbulnya nyeri,parestasia,maupun rasa tebal.
b) Penentuan sensasi vibrasi.
c) Komplikasi makrovaskuler
Penelitian tentang penebalan intima-media pada karotis merupakan
tanda yang sensitif untuk timbulnya komplikasi makrovaskuler
yaitu penyakit jantung koroner dan penyakit serebro vaskuler.

E. Penatalaksanaan
1. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
a) Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopatidiabetic
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e) Menarik dan mudah diberikan

b) Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM,
adalah :
a) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.
b) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore

9
c) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
d) Meningkatkan kadar kolesterol – highdensity lipoprotein
e) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru.
f) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.

c) Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan
kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media
misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan
sebagainya.

d) Obat
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
1) Mekanisme kerja Sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan
ini biasanya diberikan pada penderita dengan berat badan normal
dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit
lebih.
2) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai
efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :
a) Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik
Menghambat absorpsi karbohidrat, Menghambat
glukoneogenesis di hati, Meningkatkan afinitas pada
reseptorinsulinb) Biguanida pada tingkat reseptor :
meningkatkan jumlah reseptor insulin

10
b) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek
intraselluler.

e) Cangkok Pankreas
Menurut (Tjokroprawiro, 1992), operasi untuk menanamkan pankreas
sehat dari donor ke pasien dengan diabetes. Pada orang dengan
diabetes tipe I., sel-sel islet pankreas tidak lagi memproduksi insulin.
Tujuan cangkok pankreas memberikan pasien kesempatan untuk
berhenti menggunakan terapi suntikan pada penderita diabetes tipe I.
pankreas sehat diambil dari donor dengan mati batang otak. Sebelum
transplantasi, dilakukan pemeriksaan protein darah yang disebut
Human Leukocyte Antigen (HLA) typing dari donor dan penerima.
Pendekatan terbaru untuk mencangkok pankreas adalah segmental dari
donor hidup saudara kembar identik.

f) Insulin
Indikasi penggunaan insulin
1. DM tipe I
2. DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3. DM kehamilan
4. DM dan gangguan faal hati yang berat5) DM dan gangguan infeksi
akut (selulitis, gangren)
5. DM dan TBC paru akut
6. DM dan koma lain pada DM
7. DM operasi
8. DM patah tulang
9. DM dan underweight
10.DM dan penyakit Graves

Beberapa cara pemberian insulin

11
Suntikan insulin subkutan. Insulin regular mencapai puncak kerjanya
pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat
suntikan tergantung pada beberapa faktor antara lain : Cangkok
pankrea, Pendekatan terbaru untuk cangkok adalah segmental dari
donor hidup saudara kembar identik. (Mansjoerdkk, 2007).

F. Pengertian Olahraga
Olahraga menurut para pakar adalah suatu aktivitas yang dapat
menyehatkan diri dari dalam maupun luar tubuh atau yang biasa disebut sehat
jasmani dan rohani. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit
GitamediaPress, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak
badan agar sehat. UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “Aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam,
orang lain, ataupun diri sendiri”Makna olahraga menurut ensiklopedia
Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang
merupakan regu atau rombongan. Jika menurut Dewan Eropa, merumuskan
olahragasebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu
luang”. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia
“Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983.

G. Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan


Menurut Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State
University mengungkapkan lima manfaat olahraga bagi otak kita.
a. Meningkatkan kemampuan Latihan fisik yang rutin dapat

12
meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena
olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan
mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal
ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.
b. Membantu menunda proses penuaan.
Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara
teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita diatas
65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya, maka
penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang yang merasakan
manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara
teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam
intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki disekitar rumah.
c. Mengurangi stres.
Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa
membantu mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan
kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres.
Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara
terbaik mengurangi stres.
d. Menaikkan daya tahan tubuh.
Jika senang berolahraga, meski dalam waktu yang singkat namun intensif,
atau lama tapi dilakukan dengan santai, aktivitas ini bisa meningkatkan
hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin,
dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan
tubuh.Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83% orang
yang memiliki gangguan mental mengandalkan olahraga untuk
meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan,
untuk orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga
sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek samping yang sama dengan
menelan obat anti depresi.

13
e. Memperbaiki kepercayaan diri.
Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu aktivitas, maka
kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan
bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidakmelakukan kegiatan
serupa. Malas berolahraga dengan alasan kurang memiliki waktu dalam
jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni munculnya penyakit yang
disebabkan oleh hipokinesia (kurang gerak). Di antaranya, tekanan darah
tinggi, diabetes melitus, jantung, artritis, hiperkolesterolemia, dan
obesitas.

H. Efek Olahraga Bagi Penderita DM


Peran insulin yang pasti dalam respon metabolik terhadap olahraga
tergantung pada ketersediaan insulin. Terlalu banyak insulin akan menurunkan
produk glukosa hati dan menurunkan lipotisis.Apabila insulin dalam jumlah
yang cukup atau hanya sedikit saja berkurang, olahraga menurunkan kadar
glukosa darah akibat pemakaian yang meningkat dan perbaikan dalam
glikogenolisis hati. Jadi, hasil dari keseluruhannya adalah
menguntungkan.Akhir-akhir ini ditunjukan bahwa pengidap Diabetes Melitus
Tergantung Insulin (DMTI) yang tidak terkontrol olahraga menimbulkan kadar
glukosa darah makin tinggi. Lipolisis bertamnah, sehingga pembentukan benda
keton dalam darah juga meninggi, dan dapat menjadi pencetus terjadinya koma
ketoasidosis. Hal ini mungkin terjadi karena glukosa produk hati tidak dapat
digunakan, peningkatan asam lemak dan benda keton tidak digunakan
sebagaimana mestinya, sehingga ketosismeningkat. Selain itu, pada bagian
tubuh yang bekerja, pengeluaran hormon akibat stres sedikit meningkat tetapi
pada pengidap DMTI dapat meningkat 4-6 kali lipat.Program olahraga yang
teratur sebagai bagian penting dari pengobatan DMTTI pada umumnya
diterima oleh semua pihak. Akan tetapi, data eksperimental untuk ini, yang
memungkinkan klinisi sampai pada kesimpulan yang rasional dalam pemilihan
terapi olahraga dalam penatalaksanaan DMTTI, belum cukup tersedia.

14
Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa para pengidap DMTTI yang
mendapat insulin tidak akan timbul hipoglikemia selama melakukan olahraga.
(Asidie,Ahmad Husain : 643).

I. Jenis Olahraga Untuk Mencegah DM


Jenis Olahraga untuk Mencegah Diabetes Melitus dan pengelolaan pada
Penderita Diabetes Mellitus Menurut (Deni Ariyadi, 2009) jenis olahraga yang
baik untuk pengidap diabetes mellitus adalah olahraga yang memperbaiki
kesegaran jasmani. Oleh karena itu, harus dipilih jenis olahraga yang
memperbaiki semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang memenuhi
ketahanan, kekuatan, kelenturan tubuh (fleksbilitas), keseimbangan,
ketangkasan, tenaga dan kecepatan. Agar memenuhi, latihan olahraga
sebaiknya bersifat kontinyu (continous), ritmis (rhythmical), interval,
progresif, dan latihan ketahanan (enducance).
1. Latihan continue
Latihan harus berkesinambungan, terus-menerus tanpa berhenti. Selain
frekuensi,intensitas olahraga diabetes juga perlu dipantau. Olahraga
dikatakan bermanfaat bagi penderita diabetes ketika dilakukan dengan
cara yang tepat dan tidak dipaksakan. Intensitas dalam berolahraga bagi
penderita diabetes melitus dihitung menggunakan denyut jantung
permenit. Ketika denyut jantung sudah meningkat sebanyak 50%
hingga 70% maka penderita diabetes dinyatakan cukup dalam
melakukan olahraga. Contoh: jogging selama 30 menit tanpa istirahat.
2. Latihan ritmis
Dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara
teratur. Contoh: jalan kaki, berenang. Latihan interval Olahraga yang
dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat. Seberapa sering
seorang penderita diabetes melitus diperbolehkan berolahraga dalam
waktu satu minggu. Penderita diabetes melitus wajib berolahraga secara
rutin dan berkelanjutan. Khusus untuk penderita diabetes melitus yang

15
memiliki masalah kelebihan berat badan memang disarankan untuk
berolahraga setiap hari,karenaberolahraga setiap hari dapat membantu
menurunkan berat badan. Contoh: jalan cepat kemudian lambat.
3. Latihan progresif
Latihan yang dilakukan harus berangsur-angsur dari sedikit kelatihan
yang lebih berat secara bertahap. Umumnya,penderita diabetes melitus
hanya disarankan berolahraga selama 20 menit hingga 60 menit saja.
Jika lebih dari durasi tersebut,ditakutkan penderita diabetes justru
berpotensi mengalami hipoglikemia.
4. Latihan daya tahan
Untuk memperbaiki sistem kardiovaskuler, sebelum mengikuti
program latihan/olahraga harus dilakukan pemeriksaan kardiovaskular
terlebih dahulu. Lama dalam melakukan olahraga untuk diabetes
melitus juga harus diperhatikan. karena terlalu lama berolahraga justru
tidak baik bagi kesehatan penderita diabetes melitus

J. Hubungan Olahraga Dengan Penyakit DM


Olahraga merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan primer dan
sekunder penyakit Diabetes Melitus. Olahraga sebagai pencegahan sekunder
yaitu di tunjukan pada kelompok resiko tinggi penyakit DM, sedangkan untuk
pencegahan sekunder yaitu dikaitkan dengan komplikasi pada orang yang telah
di diagnosa menderita penyakit DM. Olahraga menberikan manfaat yaitu
meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan glukosa darah dan tekanan
darah, menghilangkan stress (American Diabetes Association, 2008).
Penelitian eksperimen terhadap 15 orang kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dengan melakukan olahraga 4 kali/minggu selama 8 minggu
penderita Diabetes Melitus dewasa mengurangi glycosilat hemoglobin
(HbA1C) tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan berat badan (Boule, Hadad,Kenny, Wells, dan Sigal, 2001).
Penelitian meta-analysis dilakukan oleh Boule, Hadad, Kenny, Wells dan Sigal
(2003) menyimpulkan bahwa peningkatan intensitas olahraga dapat

16
meningkatkan kerja jantung dan menurunkan kadar gula darah (HbA1C) pada
pasien DM tipe 2. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Sigaletal. (2007)
menyimpulkan bahwa olahraga aerobic dan latihan resisten meningkatkan
HbA1C tetapi kontrol gula darah menjadi lebih bagus, bila kedua kegiatan
tersebut digabungkan. Kesimpulan bahwa kegiatan olahraga merupakan
strategi yang tepat untuk memodifikasi faktor resiko dalam menurunkan angka
kejadian diabetes dan munculnya komplikasi.Olahraga adalah aktivitas fisik
yang terencana dan terstruktur yang memanfaatkan gerakan tubuh yang
berulang untuk mencapai kebugaran (Kemenkes RI, 2008).
Olahraga dilaksananakan untuk meningkatkan atau mempertahankan
kemampuan fungsi organ tubuh seperti jantung dan kekuatan otot (Sing, 2002).
Kepatuhan melaksanakan olahraga merupakan hal yang penting dalam
mempertahankan status kesehatan. Berman dan Sneyder (2012)
mendefisinikan kepatuhan adalah keadaan sejauh mana perilaku individu
seperti minum obat, melaksanakan diet, dan mengontrol kesehatan
dilaksanakan dengan benar, yaitu sesuai anjuran yang diberikan oleh tenaga
medis atau kesehatan. Kepatuhan melakukan olahraga adalah tingkat
partisipasi seseorang dalam melaksanakan olahraga sebagai bagian dari terapi
sesuai dengan anjuran (Amman, 2010).

K. Pengobatan Komplementer
Siapkan 150 gram daun pegagan/kaki kuda, 150 gram lamtoro/petai cina,
150 gram daun murbei, 150 gram kumis kucing atauu remujung dan 150 gram
(daun, barang, akar) meniran. Kemudian rebuslah semua bahan dengan 3 liter
air. Biarkan sampai tinggal setengahnya. Pakailah ramuan tersebut sebagai
minuman setiap hari dan minumlah 3x sehari. Umtuk membantu
penyembuhan, lakukan pijatan pada titik-titik pijat berikut:

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes militus memang penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun
dengan perawatan yang baik, setiap penderita dapat menjalani kehidupan
secara normal. Caranya dengan selalu kontril gula darah disertai dengan diet
dan olahraga yang teratur. Olahraga merupakan salah satu pilar dalam

18
mencegah dan mengendalikan diabetes militus, karena olahraga merupakan
suatu kegiatan yang murah, mudah dan dapat dikerjakan setiap waktu serta
aman selama dipersiapkan dan dimonitor dengan baik, sehingga timbul
perasaan sehat dan nyaman pada penderita diabetes dan dapat meningkatkan
kwalitas hidup penderiya diabetes. Olahraga bermanfaat untuk menurunkan
berat badan dan memperbaiki hipersensitivitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali gula darah. Dengan rajin berolahraga ditammbah
mengatur menu makanan serta mengontrol kadar gula darah secara teratur,
komplikasi akibat diabetes dapat dihindari.

19
DAFTAR PUSTAKA

AVIGUSTA PRAMUDITYA, R. O. N. A. N. D. (2020). STUDI LITERATUR


ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEWASA PENDERITA DM TIPE 2
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIEN PENGETAHUAN
TENTANG PENYAKIT DIABETES (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Asriyadi, F., & Riniasih, W. (2020). HUBUNGAN MANAJEMEN DIRI


DENGAN KONSEP DIRI PADA PASIEN DIABETES MILITUS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALARAN SAMARINDA. THE SHINE
CAHAYA DUNIA D-III KEPERAWATAN, 5(1).

Wahyu, F. (2017). HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN PENYAKIT DIABETES


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIHAN KOTA MADIUN (Doctoral
dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia).

Anda mungkin juga menyukai