Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

DIABETES MELLITUS

guna memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi

Dosen Pengampu

Ns. Ni Nyoman MA, S.Kep., M.Si.Med.

Disusun Oleh
Stefani Elza Anggraini
NIM : 2011005

PRODI SAINS BIOMEDIS

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

JAWA TENGAH

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................iii

BAB I (PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II (PEMBAHASAN)

2.1 Sejarah Diabetes Mellitus .......................................................................................... 3

2.2 Pengertian Diabetes Mellitus ..................................................................................... 5

2.3 Tipe-tipe & Pantogenesis ........................................................................................... 6

2.4 Tanda dan Gejala .....................................................................................................11

2.5 Faktor Penyebab ........................................................................................................12

2.6 Cara Pengobatan dan Pencegahan .............................................................................15

2.7 Hubungan Diabetes dengan Anggota Tubuh ............................................................. 16

BAB III (PENUTUP)

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................22

3.2 Saran ......................................................................................................................... 22

1i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena atas
berkat-Nya makalah dengan judul “Diabetes Mellitus” ini dapta selesai tepat waktu.
Penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi, selain itu
makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai penyakit diabetes
mellitus bagi mahasiswa. Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkanan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Adapun pihak-pihak
tersebut antara lain :
a. Ns. Ni Nyoman MA, S.Kep., M.Si.Med.. selaku dosen pengampu mata kuliah

Epidemiologi

b. Orang tua, sahabat, kerabat dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Saya menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini masih belum dikatakan sempurna.
Untuk iu, saya sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.

Semarang, 24 Oktober 2020

Penyusun.

ii1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.Penyakit ini tidak hanya
berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada
survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat
Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur
dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik
pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal. DM atau
kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik
absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti
jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat
dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing
(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini
berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin
seumur hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan
insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga
terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat
kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.

11
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional atau diabetes melitus yang
terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan
keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin
dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM
bertahan hidup

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana sejarah munculnya Diabetes mellitus?
1.2.2 Apa pengertian Diabetes mellitus?
1.2.3 Apa saja type Diabetes mellitus?
1.2.4 Apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes mellitus?
1.2.5 Apa saja faktor penyebab Diabetes mellitus?
1.2.6 Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes mellitus?
1.2.7 Bagaimana hubungan Diabetes mellitus dengan anggota tubuh?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah munculnya Diabetes mellitus
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Diabetes mellitus
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja tipe Diabetes mellitus
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes mellitus
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes mellitus
1.3.6 Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes mellitus
1.3.7 Untuk mengetahui hubungan Diabetes mellitus dengan anggota tubuh

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Diabetes Mellitus

Gejala banyak kencing dan haus, yang kemungkinan besar adalah diabetes, dilaporkan
dalam sebuah catatan zaman Mesir kuno tahun 1550 sebelum Masehi. Catatan ini ditemukan
pada tahun 1862 oleh seorang ahli Mesir kuno dari Jerman, Georg Ebers, dan kemudian
disebut sebagai The Ebers Papyrus. Istilah “diabetes” pertama kali dipakai oleh Arteus dari
Cappadocia pada abad ke-2, yang dalam bahasa Yunani berarti siphon (air yang terus keluar
melalui tubuh manusia atau banyak kencing). Artaeus menggambarkan orang yang terkena
penyakit ini merasa haus yang berlebihan, banyak kencing, dan besar badan menurun.
Dikatakan olehnya, tubuh makin habis mencair dan si pasien tidak hentinya memproduksi air
keluar.
Pada abad ke-5, seorang dokter di India bernama Susruta melaporkan kencing pasien
diabetes yang dikerumuni banyak semut. Pada abad ke-17, Eropa mulai mengenal luas
penyakit ini. Seorang dokter inggris, Thomas Willis (1621-1675), dokter pribadi Raja Charles
II, meneukan rasa manis pada urine pasien dengan mencicipinya. Seabad kemudian, dokter di
Liverpool Maathew Dobson (1735-1784) melaporkan rasa manis di urine dan darah adalah
gula. Pada 1809, John Rollo untuk pertama kalinya menambahkan istilah “mellitus” pada
penyakit ini, yang dalam bahasa Yunani dan Latin berarti madu atau manis. Penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh ahli faat di Prancis, Claude Bernard (1813-1878),
menemukan glukosa tubuh di timbun di hati sebagai glikogen. Pada 1889, Oskar Minkowsk
(1858-19310 dan Joseph von Mering (1949-1908) dri Strasbourg menemukan adanya
hubungan antara tesis doktornya pada 1869 di Berlin, menemukan sel-sel pada jaringan
pankreas yang menghasilkan hormon yang menurunkan glukosa. Sel-sel ini sekarang disebut
sebagai the islets of Langerhans. Pada awal abad ke-20 beberapa sarjana, termasuk Geor
Zuelzer dari Berlin, Nicolas Paulesco dari Roma, serta Ernest Scott dan Israel Kleiner dari
Amerika, secara bersama menemukan ekstrak pankreas yang bisa menurunkan glukosa
darah.
Sekalipun penyakit diabetes sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu, baru 100 tahun
terakhir ini kita bisa mengatasi atau mengobati diabetes dengan lebih baik. Dulu, sebelum
ditemukan obat insulin, penderita diabetes, terutama yang tipe 1, tidak akan dapat bertahan
hidup lebih dari satu tahun. Beruntung sekali pada musim panas 1921, seorang dokter

1
3
spesialis beda muda dari Universitas Toronto yang bernama Dr. Frederick G. Banting (1981-
1941) bersama mahasiswa asistennya, Charles Best (899-1978), berhasil menemukan insulin
dalam penelitian mereka. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dari ahli fisiologi J.JR
Macleod (1876-1935) yang dibantu oleh asistennya, seorang ahli biokimia bernama James B.
Collip (1892-1965). Pada tahun 1923, Banting dan Macleod memperoleh hadiah Nobel dalam
bidang kedokteran berkat penemuan ini. Kedua orang ini kemudian membagi penghargaan
luar biasa ini dengan rekan mereka, Best dan Collip.

Namun, para ahli kemudian sadar bahwa insulin saja tidak cukup untuk
menyembuhkan diabetes. Meskipun bermanfaat sekali untuk mempertahankan hidup pasien,
suntikan harus dilakukan seumur hidup. Dan kerja insulin yang singkat serta tidak
diketahuinya dosis yang tepat memunculan masalah baru. Para dokter pada era 1920-an juga
berdebat tentang penting atau tidaknya control glukosa darah yang baik. Ketika itu, orang
tidak percaya bahwa diet dan olahraga sungguh penting dan beranggapan bahwa satu-satunya
obat diabetes adalah insulin. Pada 1930-an dan 1940-an, baru ditemukan insulin yang dapat
bekerja dalam waktu lama (selama satu hari penuh). Sampai sekarang, telah ditemukan
bermacam-macam insulin dengan cara kerja yang berbeda, sehingga penanganan pasien
diabetes tipe 1 menjadi makin sempurna. Selain itu, bagi pengidap diabetes tipe 2, control
gula menjadi jauh lebih baik dengan pemakaian kombinasi tablet dan suntian insulin.

Indonesia merupakan negara peringkat ke-6 di dunia setelah Tiongkok, India,


Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penderita Diabetes Melitus usia 20 – 79
tahun sekitar 10,3 juta orang. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan prevelensi diabetes melitus berdasarkan pemeriksaan darah naik dari 6,9 % di
tahun 2013 menjadi 8,5 %. Bukan hanya di Indonesia, di setiap negara, jumlah penderita
diabetes yang tiap tahun terus meningkat. Tak hanya dari lingkungan keluarga, teman,
kenalan bahkan relasi juga kadang mengidap penyakit ini.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diabetes sering dikaitkan dengan gaya hidup
dan pola makan seseorang yang berakibat meningkatnya kadar gula darah dalam
tubuh. Selain itu, ada faktor keturunan dari orangtua yang menurun ke anaknya secara
langsung. Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif. Insulin ini merupakan hormon untuk mengatur kadar keseimbangan gula

1
4
darah. Seiring berjalannya waktu, diabetes dapat mengganggu fungsi organ tubuh
manusia. Beberapa organ tubuh bekerja tak semestinya dan ada pula yang harus diamputasi.

Secara resmi WHO menetapkan setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari
Diabetes Sedunia (World Diabetes Day). Menurut jurnal yang dikeluarkan Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, World Diabetes Day (WDD)
diperingati untuk meningkatkan perhatian terhadap diabetes yang terus meningkat di dunia.
Pemrakarsa utamanya adalah International Diabetes Federation (IDF) dan World Health
Organisation (WHO) yang menerapkannya sejak 1991 setiap 14 November.

Dalam situs www.who.int atau situs resmi WHO, peringatan WDD diperkuat dengan
dikeluarkannya Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa 61/225. Hal itu ditandai dengan
kelahiran Sir Frederick Banting pada 14 November 1891. Frederick Banting merupakan
orang yang menemukan insulin bersama dengan Charles Best pada 1922. Dengan WDD,
harapannya adalah untuk mengampanyekan kesadaran akan diabetes di dunia yang
menjangkau lebih dari 1 miliar orang di lebih dari 160 negara.

2.2 Pengertian Diabetes Mellitus


 Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal. (Dinkes Sulsel, 2015)
 Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa
darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatan-nya oleh hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2013).
 Diabetes Mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis dan multifaktorial yang
dicirikan dengan dengan hiperglikemia dengan hiper lipidemia (Baradero, 2014).
 Diabetes Mellitus adalah suatu sindrom defisiensi sekresi insulin atau pengurangan
efektifitas kerja insulin atau keduanya yang menyebabkan hiperglekimia (Marrelli,
2016).
 Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar
gula (glukosa) darah secara terus-menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik
kuantitatif maupun kualitatif (Tapan, 2015).

1
5
 Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal (Kemenkes, 2013).

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air)
(bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
 defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya
 defisiensi transporter glukosa.
 atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara
lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington,
kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom
Werner, sindromWolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogona
disme,dan lain-lain. DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk
mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat.
Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia. DM merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner &
Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal
dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL
pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat
lainnya.

2.3 Tipe – tipe Diabetes Mellitus


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di
dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan

1
6
bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas,
seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan
menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

 Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
 Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus
tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan
tambahan hormon dari luar tubuh.
 Not insulin requiring diabetes.

Pantogenesis
Diabetes mellitus tipe 1
DM tipe 1 berkembang sebagai akibat dari faktor genetik, lingkungan, dan faktor
imunologi yang menghancurkan sel-sel β pancreas. DM tipe ini sangat bergantung dengan
terapi insulin karena jika tidak mendapatkan insulin, penderita akan mengalami komplikasi
metabolik serius berupa ketoasidosis dan koma.
Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan
cara :
a. Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan
dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan
berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun
respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama
pada tahap awal.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah

17
penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya
hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga
dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian
masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan
pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan
juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi
aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan
kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk
pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l.
Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang
bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".Angka
di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil
yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l)
biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat
glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran.

Diabetes mellitus tipe 2


Resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak normal menjadi kunci dari
berkembangnya DM tipe 2. Obesitas, terutama tipe sentral, sering ditemukan pada penderita
DM tipe 2. Pada tahap awal, toleransi glukosa hampir normal karena sel-sel B pankreas
mengkompensasi dengan meningkatkan produksi insulin. Ketika resistensi insulin dan
hiperinsulinemia kompensatorik terus terjadi, pankreas tidak mampu mempertahankan
keadaan hiperinsulinemia tersebut. Akibatnya, terjadi gangguan toleransi glukosa, yang
ditandai dengan peningkatan glukosa darah setelah makan. Setelah itu, penurunan sekresi
insulin dan peningkatan produksi glukosa hati berlanjut pada diabetes berat dengan
hiperglikemia saat puasa dan kegagalan sel beta.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia
dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin
atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin
pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori

18
yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas
sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam
kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak
toleransi glukosa Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan
diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga,
walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak
remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2
biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya
pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar
kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,,
sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito
abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan
[antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada
awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan
untuk meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur
pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan
hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis
pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan
hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan
glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah
direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil
kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini
diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat
penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi
perkembangan sel tumor maupun kanker. Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh
NIDDM pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di
dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironina menginduksi
biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V,
meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen
reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan
produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama
pada kompleks I, III dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus

91
yang mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi
lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi
otot jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan
pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai
akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan
apakah metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan
perubahan homeostasis glukosa. Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung
senyawa hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan
 peningkatan mRNA glukokinase,
 peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan
 peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
 peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
 penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
 penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati
 penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan
menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol
asiltransferase
 penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara
lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat
fosfohidrolase
 meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis
sedang naringin sendiri,enurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat
karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.

Diabetes mellitus tipe 3


Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant
type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau
diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan
keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin

10
1
dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM
bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM
bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat
disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia
(berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf
pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat
produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan.
Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah,
kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari
perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat
diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila
ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan
makrosomia, seperti distosia bahu.

2.4 Tanda dan gejala Diabetes Mellitus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula
dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis
yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

11
1
2.5 Faktor penyebab Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:
 Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan
dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan
diabetes melitus.
 Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes mellitus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk
berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
 Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya
sangat kecil.
 Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala
jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi
pankreas.
 Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
 Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes
mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam

1
12
tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab
diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam
20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi,
Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik
motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit
Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit
aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin
bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
 Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira
mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa
rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita
sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk
pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan
diabetes.
 Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan
adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular
(PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor
risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan
trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya
proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai
makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
 Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri
dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau
dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik
kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan
serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan

13
1
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
 Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes
meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang
memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu
menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
 Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres
datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya
gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang
dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus
dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh
diri pelan-pelan.
 Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.
Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi
kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
 Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin,
atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah.
Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM,
kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin
dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu
lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
 Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603
wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda
membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti
mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam

14
1
minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga
terdorong untuk minum lebih banyak.

2.6 Cara Pengobatan dan Pencegahan Diabetes Mellitus


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah
dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah
adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan
berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet
akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Pencegahan DM
 Menjaga berat badan ideal
 Makan yang bergizi dan simbang
Makanan yang harus dihindari
o Makanan tinggi lemak jenuh, seperti susu sapi berlemak, keju, es krim,
sosis, nugget, kue, dan gorengan.
o Makanan dan minuman kemasan.
o Makanan tinggi natrium, seperti garam, bumbu masak instan, dan mi instan.
o Makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana, seperti permen, kue kering,
minuman ringan, jajanan manis (martabak).

Makanan yang baik bagi kesehatan


o Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, buah, sayur, dan biji-bijian.
o Makanan tinggi serat, seperti kacang merah, kacang polong, buah, dan sayur.
o Sumber lemak baik, seperti daging ikan (tanpa kulit dan tidak digoreng), alpukat,
zaitun, dan kacang almond.
 Memperhatikan asupan gula
Gula yang dimaksud termasuk pemanis buatan, gula cair atau gula kristal, serta gula
alami dalam madu, buah yang dijadikan jus, dan konsentrat buah.

15
1
Konsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan akan memicu masalah metabolisme,
mengganggu proses produksi insulin serta memicu kegemukan atau obesitas.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, batas asupan gula yang ditambahkan dalam
makanan dan minuman adalah maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan.
 Perbanyak aktivitas fisik
 Rutin berolahraga
 Berhenti merokok
 Perbanyak minum air putih

2.7 Hubungan Diabetes Mellitus dengan Anggota Tubuh


♣ Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga
tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat
menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah
penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa
penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes
melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu
sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein
yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin,
hormon yang memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya

1
16
dalam keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2. Selain itu
tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama
pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah
dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu
memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin
mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah
baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena
diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri
dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih
lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada
rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius.
Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan
glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa
membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah. Pada diabetes tipe 2, insulin
diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia.
Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya
dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

♣ Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari ketidakmampuan


tubuh untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar gula dalam darah,
membawa gula berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian akan digunakan jika

17
1
diperlukan. Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih.
Analoginya seperti mobil yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai
energi untuk menggerakkan mobil, tersebut tetapi tidak bisa menggunakannya dengan
maksimal.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah
satunya adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati
diabetik adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka
cahaya yang berjajar di belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama
masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes akan mengalami berbagai tingkatan
retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya. Katarak adalah
pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan normal. Penderita diabetes
mempunyai risiko hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda.
Hubungan antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling
umum) telah membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-tahun. Penderita diabetes
mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma daripada individu non-diabetes, meskipun
beberapa penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal ini. Yang lebih menarik lagi,
kemungkinan seseorang yang mempunyai glaukoma sudut terbuka kemudian menderita
diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mempunyai penyakit mata.
Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas
yang lain, diabetes adalah yang paling sering. Pada beberapa kasus retinopati diabetes,
pembuluh darah pada retina menjadi rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah
baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris
(bagian berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan pada
mata. Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah satu pilihan
adalah bedah laser untuk mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan
retina. Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting
bagi penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi
Mata Nasional (National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk
memeriksakan mata mereka setahun sekali.

18
1
♣ Diabetes dan luka pada bagian kaki

Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes.
Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak
menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-
gejala penyakit dapat merusak kaki secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa
dikatakan kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman
saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu
gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes
(UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat diabetes mellitus.

Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan
kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan,
serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan
risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah
buruk.

1
19
Komplikasi jangka panjang dari diabetes

Organ/jaringan
Yg terjadi Komplikasi
yg terkena

Plak aterosklerotik terbentuk &


menyumbat arteri berukuran besar
atau sedang di jantung, otak, tungkai Sirkulasi yg jelek menyebabkan
& penis. penyembuhan luka yg jelek & bisa
Pembuluh darah Dinding pembuluh darah kecil menyebabkan penyakit jantung,
mengalami kerusakan sehingga stroke, gangren kaki & tangan,
pembuluh tidak dapat mentransfer impoten & infeksi
oksigen secara normal & mengalami
kebocoran

Terjadi kerusakan pada pembuluh Gangguan penglihatan & pada


Mata
darah kecil retina akhirnya bisa terjadi kebutaan

Penebalan pembuluh darah ginjal


Protein bocor ke dalam air kemih Fungsi ginjal yg buruk
Ginjal
Darah tidak disaring secara Gagal ginjal
normal

 Kelemahan tungkai yg terjadi


secara tiba-tiba atau secara
Kerusakan saraf karena glukosa tidak
perlahan
Saraf dimetabolisir secara normal &
 Berkurangnya rasa, kesemutan &
karena aliran darah berkurang
nyeri di tangan & kaki
 Kerusakan saraf menahun

Tekanan darah yg naik-turun


Kerusakan pada saraf yg
Sistem saraf Kesulitan menelan & perubahan
mengendalikan tekanan darah &
otonom fungsi pencernaan disertai
saluran pencernaan
serangan diare

Berkurangnya aliran darah ke kulit &  Luka, infeksi dalam (ulkus


Kulit
hilangnya rasa yg menyebabkan diabetikum)

20
1
cedera berulang  Penyembuhan luka yang lama

Mudah terkena infeksi, terutama


Darah Gangguan fungsi sel darah putih
infeksi saluran kemih & kulit

Gluka tidak dimetabolisir secara


Sindroma terowongan
Jaringan ikat normal sehingga jaringan menebal
karpal Kontraktur Dupuytren
atau berkontraksi

1
21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
mellitus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes mellitus. Seperti conohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.

3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

22
1
Daftar Pustaka

 Tandra H. 2007. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes panduan
lengkap mengenal dan mengatasi diabetes dengan cepat dan mudah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI (Hal. 6-7).
 Aprinda Puji.2020. Cara pencegahan Diabetes yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini.
Retrieved from : https://hellosehat.com/diabetes/tipe-2/cara-mencegah-diabetes/#gref .
Diakses pada 22 Oktober 2020.
 Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan
Jantung. Jakarta : Keenbooks.
 Tobing, 2016. Care Yourself, Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Plus.

1
iii

Anda mungkin juga menyukai