DIABETES MELITUS
DOSEN PEMBIMBING:
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK III
1. APRIYATIN
2. ROSMITA
3. ROKHMAH YUNUSIAH
4. ECI MEIRINA
5. ELSI WIRAFITRIA
6. TRI HARDIANTI
7. SIGIT BANGUN DESA
8. ADE IRMAWATI
9. ANDRIYANI
10.INAH ARIANI
KOTA JAMBI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan karunia-Nya, se
hingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah epidemiologi diabetes melitus ini dengan b
aik. Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami
miliki, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi da
n untuk pengembangan makalah ini ke depan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam men
yelesaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan s
ekaligus dapat menambah pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa skum
pulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
ataupun resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga, kh
ususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup “tinggi”. Kenyata
annya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi beban kesehatan masyara
kat, meluas dan membawa banyak kematian.
Dalam jumlah prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta per
tahun dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendat
ang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara b
erkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% –
2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin m
erajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya dikalangan 10 besar pe
nyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi kontribusi terhadap kematian.
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa skum
pulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
ataupun resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di kalangan keluarga, kh
ususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup “tinggi”. Kenyata
annya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi beban kesehatan masyara
kat, meluas dan membawa banyak kematian.
Dalam jumlah prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta per
tahun dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendat
ang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara b
erkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% –
2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin m
erajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya dikalangan 10 besar pe
nyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi kontribusi terhadap kematian.
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah penemuan penyakit Diabetes.
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan klasifikasi Diabetes Melitus.
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja gejala penyakit Diabetes Melitus
d. Untuk mengetahui segitiga epidemiologi penyakit Diabetes Melitus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Diabetes
Sejarah penyakit diabetes sebenarnya telah terdokumentasi selama ribuan tahun. Dari pertam
a ditemukan hingga saat ini, telah banyak terobosan dilakukan berkaitan dengan penyakit ini.
Penyebutan pertama tentang diabetes terjadi pada tahun 1552 SM, ketika Hesy-Ra, seorang d
okter Mesir, mendokumentasikan sering buang air kecil sebagai gejala penyakit misterius yan
g juga menyebabkan penderitanya menjadi kurus. Penyembuh kuno juga mencatat bahwa se
mut sepertinya tertarik pada urin orang yang memiliki penyakit ini.
Pada tahun 150 M, Arateus, dokter Yunani menggambarkan apa yang sekarang kita sebut dia
betes sebagai “lelehan daging tubuh dan anggota badan ke dalam urin.”
Sejak saat itu, dokter mulai mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diabetes. Berab
ad-abad kemudian, untuk mendiagnosa diabetes, orang harus langsung mencicipi air seni.
Pada tahun 1675 Thomas Willis menambahkan kata “mellitus,” yang berarti madu, sebagai re
ferensi untuk rasa manis dari urin.
Pada tahun 1800-an para ilmuwan berhasil mengembangkan tes kimia untuk mendeteksi kebe
radaan gula dalam urin.
Semakin lama dokter makin tahu tentang penyakit diabetes. Dulu, perawatan diabetes menca
kup anjuran sering menunggang kuda yang dianggap mampu mengurangi buang air kecil yan
g berlebihan.
Pada 1700 dan 1800-an, dokter mulai menyadari bahwa perubahan pola makan bisa membant
u pengelolaan diabetes. Mereka menyarankan pasien untuk melakukan hal-hal seperti makan
lemak dan daging hewan atau mengonsumsi gula.
Selama Perang Perancis-Prusia tahun 1870-an, dokter Prancis Apollinaire Bouchardat mencat
at bahwa kondisi pasien diabetes membaik setelah diberi ransum tentara.
Pada tahun 1916, ilmuwan Boston Elliott Joslin menerbitkan buku berjudul Perawatan Diabet
es Mellitus yang menguraikan bahwa diet puasa (fasting diet) dikombinasikan dengan olah ra
ga teratur dapat secara signifikan mengurangi risiko kematian pada pasien diabetes.
Saat ini, dokter masih menggunakan prinsip-prinsip yang ditemukan Joslin untuk merawat pa
sien diabetes.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai masalah keseh
atan dengan melihat bahwa:
1. Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup m
ember tantangan dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja, mi
salnya suatu bentuk gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana k
einginan untuk menahan diri tidak makan.
2. DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain. Jika DM m
elakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka dapat m
embentuk suatu “segitiga raja penyakit”.
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tu
buh manusia.
Secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bah
wa:
1. Diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat).
DM akan merupakan bagian keseharian seumur hidup seorang penderita.
2. Rentan terhadap komplikasi, keadaan lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena p
asien merasa tidak sakit, sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan. Selain itu te
ntu terlambat mengunjungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan.
3. Komplikasi DM berat dan dapat menyebabkan kematian.
3.2 Saran
Mahasiswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus seperti
sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang. Begitu pula d
engan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatinya, penting diketahui mengingat diabetes
adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kematian. Sehingga mahasiswa d
iharapkan mampu menyampaikannya kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan Dari Dalam Kandungan Samp
ai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
www.ningharmanto.com. Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes Melitus. (diakses pada
20 Desember 2011, 09.40 pm)
www.oketips.com. Tips Kesehatan: Mengulas Sejarah Penyakit Diabetes Mellitus (diakses p
ada 13 Desember 2011, 10.30 am)
http://pusparima.wordpress.com/2013/05/31/makalah-diabetes-melitus/