MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas raahmat dan hidayah-Nya lah penulis daapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ DIABETES MELLITUS (DM)” dengan tepat waktu.
Makalah Biomedik 1 ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Delfriana Ayu A, SST, M.Kes pada
mata kuliah Biomedik 1 di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini daapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Diabetes Mellitus
(DM). Penulis mengucapkan terimah kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Delfriana Ayu A, SST,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Biomedik 1. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?
2. Apa saja jenis-jenis atau tipe Diabetes Mellitus?
3. Apa yang menyebabkan Diabetes Mellitus?
4. Apa saja gejala Diabetes Mellitus?
5. Bagaimana pola hidup yang baik untuk penderita Diabetes Mellitus?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Diabetes Mellitus
2. Mengetahui jenis-jenis atau tipe Diabetes Mellitus
3. Mengetahui apa yang menyebabkan Diabetes Mellitus
4. Mengetahui apa saja gejala Diabetes Mellitus
5. Mengetahui bagaimana pola hidup yang baik untuk penderita Diabetes Mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti “sypon”
menunjukan pembentukan urine yang berlebihan, dan mellitus berasal dari kata “meli” yang berarti
madu. Diabetes melitus atau penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun yang dapat
diderita seumur hidup. Diabetes melitus (DM) disebabkan oleh gangguan metabolisme yang
terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau sering disebut
dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas.
Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik makrovaskuler maupun
mikrovaskuler. Penyakit DM dapat mengakibatkan gangguan kardiovaskular yang dimana
merupakan penyakit yang terbilang cukup serius jika tidak secepatnya diberikan penanganan
sehingga mampu meningkatkan penyakit hipertensi dan infark jantung.
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut
atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes
Melitus yaitu polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan berat badan,kesemutan.
Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi
autoimun terhadap protein sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2 yangmana disebabkan
oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin, resistensi
insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan
stres, serta penuaan.
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1 diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat
kerusakan sel β-pankreas yang didasari proses autoimun. kerusakan sel beta pankreas disebabkan
paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella kongenital, mumps,
coxsackievirus dan cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan susu sapi).
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan
gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
(resistensi insulin).
Hipotesis POP
Hipotesis ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap polutan organik yang persisten
(POP) meningkatkan risiko kedua jenis diabetes. Publikasi jurnal oleh Institut Nasional
Ilmu Kesehatan Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik
dalam tingkat rawat inap untuk diabetes dari populasi yang berada di tempat Kode ZIP
yang mengandung limbah beracun (Kouznetsova, Huang, Ma, Lessner, & Carpenter,
2007).
Hipotesis Akselerator
Sebuah teori yang menunjukkan bahwa tipe 1 diabetes merupakan bagian sederhana
dari kontinum yang sama dari tipe 2, tetapi muncul lebih dulu. Hipotesis akselerator
menyatakan bahwa peningkatan berat dan tinggi anak-anak pada abad terakhir ini telah
"dipercepat", sehingga kecenderungan mereka untuk mengembangkan tipe 1 dengan
menyebabkan sel beta di pankreas di bawah tekanan untuk produksi insulin. Beberapa
kelompok mendukung teori ini, tetapi hipotesis ini belum merata diterima oleh
profesional diabetes
Kondisi obesitas tersebut akan memicu timbulnya DM tipe 2. Pada orang dewasa,obesitas
akan memiliki risiko timbulnya DM tipe 2 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orangdengan
status gizi normal.
Selain pola makan yang tidak seimbang dan gizi lebih, aktivitas fisik juga merupakan faktor
risiko mayor dalam memicu terjadinya DM.4 Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan
kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa. Hasil penelitian di Indian Pima, orang-
orang yang aktivitas fisiknya rendah 2,5 kali lebih berisiko mengalami DM dibandingkan dengan
orangorang yang 3 kali lebih aktif.
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan dengan beberapa
faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain.
MenurutAmerican Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang
tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun,
etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko
yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT >25 kg/m2 atau lingkar perut >80 cm pada
Wanita dan > 90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipdemi dan diet tidak
sehat.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic ovary sindrome
(PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases), konsumsi alkohol, faktor stres,
kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan kafein.
Perawatan mandiri yang baik dan benar pada pasien diabetes melitus termasuk pengendalian faktor
risikonya, dapat menurunkan angka kesakitan berulang, komplikasi dan kematian yang disebabkan oleh
penyakit tersebut. Sehingga pengendalian DM akan lebih efektif bila diprioritaskan pada pencegahan dini
melalui upaya perawatan mandiri.
7. Mengurangi resiko
Penderita Diabetes rentan untuk mengalami komplikasi berupa luka atau borok yang
sukar sembuh. Seringnya mereka mendapati luka yang sukar sembuh pada daerah kaki,
dimana untuk itu perawatan kaki yang teratur sangat diperlukan. Jaga kelembaban kulit
dengan menggunakan lotion yang tidak menimbulkan alergi. Potong kuku secara teratur dan
ratakan ujung kuku dengan menggunakan kikir, jangan pernah memotong ujung kuku terlalu
dalam. Pilih alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan bentuk serta ukuran kaki. Pilih bahan
sepatu yang lembut dan sol yang tidak keras. Pakai sepatu tertutup jika hendak bepergian
keluar rumah. Waspada jika terdapat luka sekecil apapun, segera obati dengan antiseptik.
Penderita diabetes sebaiknya memiliki alat untuk memeriksa kadar gula darah di rumah,
karena pemantauan kadar gula darah secara rutin adalah cara utama untuk mengontrol
diabetes. Pemeriksaan ini akan memberitahu kadar glukosa darah saat itu juga. Ketika hasil
pemeriksaan ini dibawa ke dokter, penderita akan memiliki gambaran mengenai respons tubuh
untuk rencana perawatan diabetes selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan
metabolisme yang mempengaruhi pankreas, menyebabkan peningkatan kadar gula darah
atau kondisi yang disebut hiperglikemia karena kurangnya produksi insulin. DM dapat
menyebabkan komplikasi seperti komplikasi makro dan mikrovaskular. Diabetes tipe 1
disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap protein di pankreas, sedangkan diabetes tipe 2
disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, resistensi insulin, dan faktor lingkungan seperti
obesitas, obesiti, pembatasan diet, dan stres.
Diabetes juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, perubahan gaya hidup, dan
faktor lingkungan seperti layanan sosial dan perawatan kesehatan. Ini dapat mempengaruhi
berbagai organ organ dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan komplikasi seperti
komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Beberapa teori yang menjelaskan
perkembangan diabetes tipe 1 termasuk hipotiroidisme, yang menunjukkan bahwa
kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 1. Teori lain,
hipotiroidisme, menunjukkan bahwa kehadiran patogen dapat menyebabkan resistensi
insulin, kondisi di mana tingkat insulin tubuh berkurang.
B. SARAN
Penting untuk mengontrol faktor risiko seperti diet, olahraga dan kepatuhan
pengobatan untuk mengelola DM secara efektif. Pemantauan rutin kadar glukosa darah dan
mengikuti diet seimbang dapat membantu individu dengan DM mempertahankan kadar
gula darah yang stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi,
gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In Prosiding
Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).
Homenta, H. (2012). Diabetes Melitus Tipe I. Program Pasca Sarjana Ilmu Biomedik, Fakultas
Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.
Kurniawaty, E., & Yanita, B. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes
Melitus tipe II. Jurnal Majority, 5(2), 27-31.
Sutandi, A. (2012). Self Management Education (Dsme) sebagai Metode Alternatif dalam
Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus di dalam Keluarga. Jurnal Ilmiah Widya,
218710.