Anda di halaman 1dari 20

Nilai :

Laporan Praktikum

Instruktur : 1. Dhaesty Putri, S.Tr.Gz

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

“HEPATITIS”

NAMA KELOMPOK 1 :
1. ACHMAD AKHSAN P07231118001
2. AULIA DWI NUR ANGGRAINI P07231118009
3. HERNAWATI P07231118017
4. NITA NURFITRIANI P07231118027
5. SITI NURUL AINI P07231118035

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pegasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini.

Laporan praktikum ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan
praktikum ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam membantu pembuatan laporan praktikum ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan praktikum ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan praktikum ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 23 Agustus 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar belakang.....................................................................................................4
B. Tujuan praktikum................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6

A. Pengertian Hepatitis............................................................................................6
B. Etiologi penyakit.................................................................................................7
C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi..................................................................7
D. Patofisiologi........................................................................................................7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................9

A. Kasus...................................................................................................................9
B. NCP/PAGT.........................................................................................................9
C. Intervensi Diet.....................................................................................................11
D. Intervensi Konseling Gizi...................................................................................13
E. Hasil dan Pembahasan........................................................................................15

BAB IV PENUTUP..................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18

LAMPIRAN..............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola
makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan,
bahkan tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari
penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan
organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus,
gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga
merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia,
terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait.
Selain itu meningkatnya kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia,
membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Wening
Sari, 2008). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Bar, 2002).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam Anna (2011)
menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang terinfeksi virus hepatitis B
di seluruh dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi infeksi hepatitis B
kronis. Diperkirakan, 600.000 orang meninggal dunia per tahun karena penyakit
tersebut. Angka kejadian infeksi hepatitis B kronis di Indonesia diperkirakan
mencapai 5-10 persen dari jumlah penduduk. Hepatitis B termasuk pembunuh
diam-diam karena banyak orang yang tidak tahu dirinya terinfeksi sehingga
terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup. Kebanyakan kasus infeksi
hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10 persen
infeksi bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa
menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati
berbenjol-benjol dan fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang
penderitanya bisa terkena sirosis serta kanker hati.Resiko hepatitis akan
meningkat pada kelompok tertentu antara lain pada tenaga kesehatan, pekerja
seksual, pengguna narkotika, bayi dengan ibu yang menderita hepatitis B.
Mahasiswa keperawatan termasuk orang yang tergolong beresiko tertular
penyakit hepatitis B, karena saat menjalani praktik di Rumah Sakit
4
akanberinterakasi langsung dengan pasien. Resiko tertular hapatitis pada
mahasiswa perawat akan dapat dicegah jika mahasiswa melakukan perilaku
pencegahan yang adekuat. Proses adopsi perilaku pencegahan hepatitis B pada
mahasiswa akan efektif jika pengetahuan dan sikap tentang pencegahan hepatitis
B adekuat. Penelitiantentang pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi di kabupaten
Aceh Utara menyatakan bahwa faktor internal yaitu pengetahuan yang paling
berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B
(Helmi, 2008). Adanya pengetahuan mahasiswa juga dapat menentukan sikap
bagaimana menjaga dirinya agar tidak mudah terkena hepatitis B. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui PAGT / NCP yang benar pada pasien penderita
Hepatitis.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian gizi pada pasien penderita Hepatitis.
b. Melakukan diagnose gizi pada pasien penderita Hepatitis.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hepatitis

Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun
efek utamanya pada hati (Syivia A. Price, 2005).Hepatitis virus akut adalah penyakit
hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati.
Bisanya disebabkan oleh virus yaitu hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C,
dan lain-lain (Arief Mansjoer, 2001).

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh rekasi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik
oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer,
2001).Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas atau menyebar.
Hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan, dimana merupakanhasil
infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus, antara
lain :

1. Virus Hepatitis A (HAV)


2. Virus Hepatitis B (HBV)
3. Virus Hepatitis C (HCV)
4. Virus Hepatitis D (HDV) atau Virus Delta
5. Virus Hepatitis E (HEV)
6. Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis
inijarang ada.
7. Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti : Cytomegalovirus, Virus Epstein-
Barr, Virus Herpes simplex, Virus Varicella-zoster.

6
B. Etiologi Penyakit Hepatitis

Agen Penyebab Hepatitis dengan Transmisi secara Enterik. Terdiri atas virus
hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV). Secara umum, tanda-tanda virus A
dan E adalah tidak mempunyai selubung, rusak bila terpajan cairan
empedu/deterjen, tidak terdapat dalam tinja, tidak dihubungkan dengan penyakit hati
kronis, dan tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penyakit hati disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. pola hidup yang tak sehat. tubuh dipaksa untuk bekerja keras sampai-sampai
tidak memperhatikan asupan gizi.
2. pekerja malam atau yang sering bergadang, rentan mengidap penyakit hati.
Ini disebabkan secara biologis fungsi hatinya dipicu untuk bekerja lebih
cepat sehingga detoksifikasi lebih tinggi. akibatnya, kondisi tubuh mudah
drop.
3. adanya infeksi virus atau bakteri
4. kecandual alcohol
5. efek samping obat-obatan tertentu yang merupakan racun bagi hati
6. kelainan bawaan lahir
7. kelainan-kelainan dalam metabolisme tubuh
8. adanya trauma atau luka
9. kurang gizi
10. tidak memperhatikan kebersihan alat-alat makan dan minum
11. penularan penyakit hati lewat darah, keringat, hubungan seks dan air liur.

D. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan akibat reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul. Unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Seiring dengan berkembanganya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel- sel hepar ini
menyebabkan kerusakan sel-sel hepar.

Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respons sistem imun tubuh dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
7
sehat. oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis dapat
sembuh dengan fungsi hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan inflamasi dan
peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati. timbulnya ikhterus disebabkan karena kerusakan sel parenkim hati.
walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrapatik,
maka terjadi kerusakan dalam konjugasi. akibatnya bilirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus. hal ini dikarenakan terjadi retensi (akibat
kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin indirect), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direct).

Jadi, ikhterus yang timbul, terutama disebabkan karena adanya kerusakan dalam
pengangkutan, konjungsi, dan ekskresi bilirubin. tinja mengandung sedikit
sterkobilin, sehingga tampak pucat (abolish). Karena bilirubin konjugasi larut dalam
air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga bilirubin urine
menjadi pisitif dan urine berwarna gelap. peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi
dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang menimbulkan
gatal-gatal pada kulit karena ikhtesus.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kasus
Kasus :
Seorang pasien bernama Tn. Dodi, berumur 46 tahun, bekerja sebagai guru SD.
BB Tn. Dodi saat ini adalah 60 kg dengan TB 168 cm. pasien didiagnosa
menderita hepatitis B. Saat ini pasien sedang mengalami rawat inap diruang
interna laki – laki. Kondisi pasien saat ini compos mentis. Hasil pemeriksaan lab
terakhir menunjukan kadar SGOT : 58 U/L, SGPT : 78 U/L, asam urat : 6,2 mg/dl,
albumin : 3,4 mg/dl dan hasil pemeriksaan HbSAg positif. Pasien mengeluh mual,
sering pusing dan wajah terlihat pucat, suhu tubuh 37℃, tekanan darah 120/80
mmHg. Hasil recall : energy 484,9 kkal, protein 29,9 gr, lemak 17,8 gr dan KH
50,4 gr. Riwayat makan pasien : makan tidak teratur, tidak suka mengkonsumsi
sayur – sayuran dan buah – buahan, suka minum – minuman beralkohol.

B. NCP
PAGT/NCP Penyakit Hepatitis B

NAMA : Tn. Dodi


JENIS KELAMIN : Laki - laki
UMUR : 46 Tahun
NO. REGRISTASI : -
ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH
CH (Client History)
- Usia (46 tahun)
- JK (laki-laki)
- Guru SD
Riwayat penyakit
terkini
- Tn. Dodi
menderita
diagnosa
Hepatitis B
- Memiliki pola
makan tidak
teraur dan pola
makan tidak

9
seimbang
FH (Food History)
Riwayat gizi sekarang FH.1.2.2.1.1.2 = NI.1.2 = C.1.1. Cognitive FH.1.1.1. Asupan
- Makan tidak tidak suka Asupan energi Behavior Theory Energi Total
teratur mengonsumsi tidak memadai FH.1.5.1. Asupan
buah berkaitan Lemak Total
- Tidak suka
FH.1.2.2.1.1.3 FH.1.5.2. Asupan
mengonsumsi dengan makan
tidak suka Protein Total
sayur tidak teratur,
mengkonsumsi FH.1.5.3. Asupan
- Tidak suka tidak suka
sayur Karbohidrat Total
mengonsumsi mengonsumsi
FH.1.4.1.3
buah sayur dan
minuman
- Suka minum- buah, suka
berenergi tinggi
minuman dan mengandung minum-
beralkohol alkohol minuman
FH.1.1.1 beralkohol,
Recall 24 jam asupan energi ditandai
- Energi 484,9 total dengan hasil
kkal ( ) defisit FH.1.5.2 recall Energi,
tingkat berat asupan protein protein, lemak,
- Protein 29,9 gr total karbohidrat
( ) FH.1.5.1 defisit tingkat
asupan lemak berat.
- Lemak 17,8 gr
total
( )
FH.1.5.3
- Kh 50,4 gr ( ) asupan
karbohidrat

AD
- Berat badan 60
kg
- Tinggi badan 168
cm
- IMT 21,2 kg/m2
(Normal)
- BBI 61,2 kg

BD
- SGOT : BD.1.4.3. Sgot NC.2.2. ND.1.3. Zat Gizi BD.1.4.2. SGOT
58 U/L (tinggi ) 58 U/L (sgot Perubahan Khusus BD.1.4.3. SGPT
- SGPT : tidak normal)( ) nilai RC.1.4. BD.1.11.1.
78 U/L (tinggi) BD.1.4.2. sgpt laboratorium Kolaborasi Albumin
- Asam Urat : 78 U/L (sgpt terkait zat gizi dengan tim medis
tidak normal)( ) khusus lain
6,2 mg/dl (Au
BD.1.11.. berkaitan ND.1.2.5
Normal)
albumin 3,4 dengan modifikasi zat
- Albumin : mg/dl (abumin gangguan gizi lemak 20%
3,4 mg/dl tidak normal) fungsi hepar ND.1.2.11.
(Tidak normal) yang ditandai modifikasi

10
- HbSAg : ( ) dengan mineral diet
Positif rendahnya
SGOT, SGPT
dan Albumin.

PD
- Suhu 37oC PD. 1.1.5. Mual NC.1.4 ND.1.2. PD.1.1.5 Mual
(Normal) perubahan Komposisi Hilang
- Tekanan Darah fungsi saluran makanan
120/80 mmHg cerna utama/selingan
(Normal) berkaitan
- Mual + dengan
penyakit
hepatitis
ditandai
dengan mual.

C. INTERVENSI DIET
a. Tujuan Intervensi
1. Memberikan asupan makanan rendah natrium untuk mencegah kerusakan
hepar menjadi lebih parah, serta meningkatkan kebutuhan energy, protein,
lemak, dan karbohidrat.
2. Merubah pola makan pasien, menjadi suka makan sayur dan buah – buahan
dan mengurangi konsumsi minuman berenergi dan beralkohol.
3. Memperbaiki asupan makan pasien sesuai dengan kebutuhan makan sehari
pasien
b. Prinsip Diet
1. Rendah natrium
2. Protein tinggi
3. Rendah lemak
4. Tinggi energi
c. Syarat Diet
1. Energi tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, untuk mencegah pemecahan
protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien (40-45
kkal/Kg BB).

11
2. Lemak sedang (cukup), yaitu 20-25 persen dari kebutuhan energi total,
dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien
mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang
(Medium Chain Triglycerida/MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan
aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian
lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses
sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein.
Pada kasus Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang
disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi
untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Pada sirosis hati
terkompensasi, protein diberikan sebanyak 1,25 g/Kg BB. Asupan minimal
protein hendaknya 0,8-1 g/Kg BB. Protein nabati memberikan keuntungan
karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak
melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan
penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat
memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan
toleransi penderita.
5. Cukup vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan
tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen Vitamin B kompleks, C
dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
6. Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi penimbunan garam/air.
Natrium diberikan rendah, bergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapatkan diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
7. Mudah dicerna dan tidak merangsang.
8. Bahan makanan yang mengandung gas dihindarkan.
9. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontra indikasi.
10. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makan
biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Usia : 46 th

12
TB : 168 cm
BB : 60 kg
BBI : 61,39 kg
BEE = 5 + (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x U)
= 5 + (10 x 60) + (6,25 x 168) – (5 x 46)
= 5 + 600 + 1050 – 230
= 1,425 kkal
TEE = BEE x AF x FS
= 1,425 x 1,2 x 1,4
= 2.394 kkal ( +- 10% = 2.154,6 – 2,633,4 kkal)
Protein = 15% x 2,394 : 4
= 89,775 gr ( +- 10% = 80,79 – 98,75 gr)
Lemak = 25% x 2,394 : 9
= 66,5 gr (+- 10% = 59,85 – 73,15 gr)
KH = 60% x 2,394 : 4
= 359,1 gr (+- 10% = 323,19 – 395,01 gr)

D. INTERVENSI KONSELING GIZI


1. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dan keluarga tentang pola
makan yang baik, bahan makanan yang baik dikonsumsi dan diet untuk hepatitis
(diet hati 3).
2. Materi
a. Pengaturan pola makan yang baik
1. Jangan lewatkan sarapan
Banyak orang melewatkan sarapan, sebagian beralasan tidak punya waktu
untuk sarapan. Saat Anda tidak sarapan, tubuh akan kekurangan bahan
bakar untuk aktivitas di siang hari, karena saat tidur anda sudah berpuasa
selama 6-7 jam. Alhasil, di siang hari Anda akan merasakan lapar
berlebihan dan akan menghabiskan makanan dalam porsi besar saat makan
siang.
2. Perbanyak Konsumsi Sayuran Segar

13
Pilihlah berbagai macam sayuran berwarna-warni setiap hari. Untuk setiap
warna sayuran yang berbeda, nutrisinya pun juga berbeda. Variasi sayuran
yang dapat dimasukkan kedalam program diet yaitu seperti wortel, ubi
jalar, paprika, serta sayuran berdaun hijau seperti kubis dan sawi. Selain
kaya serat untuk melancarkan pencernaan, sayuran menyediakan berbagai
vitamin dan mineral penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Konsumsi Lemak Sehat
Beberapa jenis lemak sebenarnya baik untuk Anda. Namun, harus dengan
porsi yang tepat. Minyak Zaitun dan alpukat memberikan lemak baik dan
bagus untuk jantung. ikan juga memberikanmanfaat ini. Bedanya, ikan
mengandung lebih banyak vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh.
4. Kurangi Konsumsi Yang Manis-manis
Semua orang menyukai amkanan manis. Sayangnya, lebih banyak
kerugian yang ditimbulkan daripada manfaat yang diberikan oleh makanan
manis. batasi diri Anda dari makanan berkadar gula tinggi. Selain memicu
obesitas, makanan manis juga dapat mengakibatkan lonjakan gula darah
yang bisa memicu diabetes.
b. Bahan makanan yang baik dikonsumsi
Bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk penderita Hepatitis berupa :
1. Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
2. Sumber protein seperti telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang
hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
3. Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna
seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan dan madu.
c. Diet Hati 3
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau
kepada pasien Hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis
Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat
menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral dan

14
vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air,
makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam Rendah I.

E. Hasil dan pembahasan


Hasil Organoleptik:

No Hasil
1 Makan Siang Ayam sebaiknya dicincang, dan perhatikan
warna.
2 Makan Malam Makanan lunak sebaiknya tidak digoreng
3 Susu kental manis upayakan tidak digunakan dalam susunan diet
4 Sayur Perhatikan penggunaan garam dan porsinya jangan
terlalu banyak
5 Perkedel daging dan tahu kukus terlalu asin

Dari hasil organoleptik yang telah diberikan oleh instruktur dan dosen untuk
kelompok kami, didapatkan hasil-hasil seperti tabel diatas, yang pertama yaitu
makan siang yang mana ayam tim yang kami sajikan seharusnya dicincang dan
perhatikan warna. Hal ini memang merupakan kesalahan kami yang mana kami
menyajikan ayam tim bagian dada dalam keadaan utuh dan tidak dicincang hal ini
akan menyulitkan pasien untuk memotong daging ayam tersebut dan akan lambat
dalam pencernaan, dan kami kurang memperhatikan warna dalam masakan kami
karena masakan kelompok kami hampir semuanya berwarna kuning.
Kemudian yang kedua terjadi kesalahan pada makan malam kami yang
seharusnya makanan lunak itu tidak ada yang digoreng. Pada makan malam
terdapat menu perkedel daging yang kami goreng dengan minyak yang sedikit.
Hasil yang ketiga menu kami seharusnya tidak menggunakan susu kental
manis karena hal tersebut tidak dianjurkan dalam menu diet karena kandungan
gula yang sangat tinggi dapat menyebabkan penyakit komplikasi lainnya.
Yang keempat dan kelima yaitu sayur terlalu asin, sayur sop yang kami buat
sudah cukup menarik dikarenakan sayur-sayur tersebut beraneka ragam warnanya,
seperti wortel, buncis, dan kembang kol tetapi kami terlalu berlebihan dalam
memberi garam sehingga sayur olahan kami menjadi terlalu asin serta porsi yang
kami sajikan terlalu banyak. Perkedel daging dan tahu kukus yang kami buat juga

15
terlalu asin dan tidak memperhatikan penggunaan garam yang akan berdampak
pada kerja ginjal yang semakin berat.
Tambahan pada saat presentasi kasus kelompok kami kurang perhatian atau
kurang teliti dalam memberikan kode-kode diagnosa, intervensi, monitoring dan
evaluasi pada pasien, sehingga kode-kode tersebut harus direvisi kembali oleh
kode yang lebih tepat.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
dapat mengetahui dan membuat PAGT dan NCP dengan benar untuk penderita
hepatitis, kemudian mahasiswa juga dapat melakukan pengkajian dan diagnosa
gizi pada pasien penderita hepatitis dan memberi diet sesuai kondisi dan
kebutuhan pasien.
B. Saran
1. Sebaiknya mahasiswa lebih teliti lagi dalam membuat atau menyusun PAGT
dan NCP.
2. Sebaiknya dalam memberi diet pada pasien mahasiswa lebih memperhatikan
kondisi pasien.
3. Sebaiknya dalam memberi makanan, mahasiswa lebih memperhatikan tekstur
makanan dengan kondisi pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC.
Cahnoto. 2010. Askep Pada Pasien Hepatitis. (http://cahnoto.blogspot.com/2010/04/askep-pada
-pasien-hepatitis.html) Diakses tanggal 9 September 201
Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Dongoes, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
Subianto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Hepatitis.

18
LAMPIRAN

19
ASUPAN MAKAN SEHARI
Energi Protein (g) Lemak HA Ca Fosfor Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Natrium Kalium Coles Serat AIR
Waktu Menu Bahan Makanan Berat
(Kcal) Hewani Nabati (g) (g) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (ml)
makan pagi Nasi tim Beras giling masak nasi 150 267.0 0.0 3.2 0.2 60.9 7.5 33.0 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5 85.5
Scramble egg Telur ayam 50 81.0 6.4 0.0 5.8 0.4 27.0 90.0 1.4 450.0 0.1 0.0 79.0 89.0 275.0 0.0 37.0
Sosis daging 10 45.2 1.5 0.0 4.2 0.2 2.8 6.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.8
Prei ( daun bawang ) 5 2.3 0.0 0.1 0.0 0.5 2.6 2.5 0.1 2.0 0.0 0.9 0.3 15.8 0.0 0.3 4.3
Mentega 5 36.3 0.0 0.0 4.1 0.1 0.8 0.8 0.1 165.0 0.0 0.0 49.4 0.8 12.5 0.0 0.8
Tumis jagung buncis Jagung kuning pipil baru 15 46.1 0.0 1.2 0.5 9.5 1.4 22.2 0.3 66.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.6
Buncis 20 7.0 0.0 0.5 0.0 1.5 13.0 8.8 0.2 126.0 0.0 3.8 7.0 15.5 0.0 1.9 17.8
Mendol Tempe kedele murni 50 74.5 0.0 9.2 2.0 6.4 64.5 77.0 5.0 25.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 3.5 32.0
Tepung gaplek 10 36.3 0.0 0.1 0.1 8.8 8.4 12.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.9
Minyak kelapa sawit 10 90.2 0.0 0.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6000.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Sub Total 685.8 7.9 14.2 26.8 88.3 127.9 252.9 8.0 6834.0 0.3 4.7 135.6 121.1 287.5 7.2 185.7
Snack Pagi Jus Semangka susu Semangka 75 21.0 0.0 0.4 0.2 5.2 5.3 9.0 0.2 442.5 0.0 4.5 3.0 45.5 0.0 0.8 69.1
Susu skim 100 36.0 3.5 0.0 0.1 5.1 123.0 97.0 0.1 0.0 0.0 1.0 38.0 149.0 0.0 0.0 90.5

Sub Total 57.0 3.5 0.4 0.3 10.3 128.3 106.0 0.3 442.5 0.1 5.5 41.0 194.5 0.0 0.8 159.6
Makan Siang Nasi tim Beras giling masak nasi 150 267.0 0.0 3.2 0.2 60.9 7.5 33.0 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5 85.5
Perkedel Daging Daging sapi 50 103.5 9.0 0.0 7.0 0.0 5.5 85.0 1.4 15.0 0.0 0.0 46.5 244.5 35.0 0.0 33.0
Kentang 20 16.6 0.0 0.4 0.0 3.8 2.2 11.2 0.1 0.0 0.0 3.4 1.4 79.2 0.0 0.5 15.6
Minyak kelapa sawit 10 90.2 0.0 0.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6000.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Tahu bumbu kuning Tahu 50 34.0 0.0 3.9 2.3 0.8 62.0 31.5 0.4 0.0 0.0 0.0 6.0 75.5 0.0 0.3 42.4
Sop Sayur Wortel 15 6.3 0.0 0.2 0.0 1.4 5.9 5.6 0.1 1800.0 0.0 0.9 10.5 36.8 0.0 0.8 13.2
Kol kembang 15 3.8 0.0 0.4 0.0 0.7 3.3 10.8 0.2 13.5 0.0 10.4 4.5 52.4 0.0 1.0 13.8
Kentang 15 12.5 0.0 0.3 0.0 2.9 1.7 8.4 0.1 0.0 0.0 2.6 1.1 59.4 0.0 0.4 11.7
Buncis 15 5.3 0.0 0.4 0.0 1.2 9.8 6.6 0.2 94.5 0.0 2.9 5.3 11.7 0.0 1.4 13.3
Buah Pisang Susu 100 92.0 0.0 1.0 0.5 23.4 6.0 20.0 0.3 8.0 24.0 0.1 9.0 1.0 396.0 0.0 2.4

Sub Total 631.1 9.0 9.7 20.1 95.1 103.8 212.1 3.5 7931.0 24.2 20.2 84.2 560.4 431.0 5.8 230.9
Sanck Sore Roti bakar Roti putih 40 99.2 0.0 3.2 0.5 20.0 4.0 38.0 0.6 0.0 0.0 0.0 212.0 36.4 0.0 0.4 16.0
Coklat manis, batang 10 47.2 0.0 0.2 3.0 6.3 6.3 20.7 0.3 3.0 0.0 0.0 50.0 10.0 0.0 0.0 0.1
Mentega 5 36.3 0.0 0.0 4.1 0.1 0.8 0.8 0.1 165.0 0.0 0.0 49.4 0.8 12.5 0.0 0.8

Sub Total 182.7 0.0 3.4 7.5 26.3 11.1 59.5 0.9 168.0 0.0 0.0 311.4 47.2 12.5 0.4 17.0
Makan Malam Nasi tim Beras giling masak nasi 150 267.0 0.0 3.2 0.2 60.9 7.5 33.0 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5 85.5
Semur ayam Ayam 50 151.0 9.1 0.0 12.5 0.0 7.0 100.0 0.8 405.0 0.0 0.0 50.0 175.0 30.0 0.0 28.0
Tempe kriuk Tempe kedele murni 50 74.5 0.0 9.2 2.0 6.4 64.5 77.0 5.0 25.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 3.5 32.0
Tepung terigu 10 36.5 0.0 0.9 0.1 7.7 1.6 10.6 0.1 0.0 0.0 0.0 0.2 40.0 0.0 0.2 1.2
Minyak kelapa sawit 10 90.2 0.0 0.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6000.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Tumis sawi toge Sawi 25 5.5 0.0 0.6 0.1 1.0 55.0 9.5 0.7 1615.0 0.0 25.5 2.9 91.9 0.0 1.0 23.1
Tauge kacang ijo 25 5.8 0.0 0.7 0.1 1.0 7.3 17.3 0.2 2.5 0.0 3.8 3.4 1.7 0.0 1.4 23.1
Buah Pepaya 75 34.5 0.0 0.4 0.0 9.2 17.3 9.0 1.3 273.8 0.0 58.5 3.0 165.8 0.0 1.9 65.0

Sub Total 665.0 9.1 14.9 24.9 86.2 160.1 256.4 8.8 8321.3 0.2 87.8 59.6 474.3 30.0 9.4 257.8
Snack Malam

Sub Total 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total Asupan 2221.4 72.0 79.6 306.2 531.1 886.8 21.5 ##### 24.8 118.1 631.8 1397.4 761.0 23.5 850.9

20

Anda mungkin juga menyukai