Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIKA LANJUT

“MENU MAKANAN SEHARI DIET SINDROM NEFROTIK PADA ANAK”

Dosen Pembimbing

Dr. Ni Komang Wiardani, SST, M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 7 D-IV B Semester 5

1. A.A Istri Mahadewi Saraswati (P07131217043)


2. Ni Nyoman Putri Meiyastini (P07131217056)
3. Ni Made Sri Martini (P07131217064)
4. Ni Kadek Mulyaningsih (P07131217068)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2019
LAPORAN PRAKTIKUM MENU MAKANAN SEHARI DIET
SINDROM NEFROTIK PADA ANAK

I. PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
 Pengertian Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit pada ginjal yang menyebabkan tubuh terlalu
banyak membuang protein lewat urin. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja. Namun,
umumnya pertama kali diketahui pada anak- anak dengan puncak insiden pada usia 2- 5
tahun. Di Indonesia, terdapat sebanyak 150.000 kasus sindrom nefrotik setiap tahunnya.
Sindrom nefrotik meliputi gejala berupa:
- Albuminuria – jumlah protein albumin yang banyak dalam urine
- Hiperlipidemia – jumlah kolesterol dan lemak yang tinggi dalam darah
- Edema – pembengkakan yang umumnya terjadi pada kaki, tangan, atau wajah
- Hipoalbuminemia– jumlah protein albumin yang rendah dalam darah
Albumin merupakan protein yang bersifat seperti spons karena dapat menyerap air
berlebih dalam tubuh, membawanya pada aliran darah, kemudian dibawa ke ginjal untuk
dikeluarkan dari tubuh. Ketika albumin keluar secara berlebih dalam urine atau terjadinya
albuminuria, maka tubuh akan kehilangan kapasitas untuk menyerap air yang berlebih. Maka
dari itu, tubuh akan mengalami edema atau pembengkakan. Sindrom nefrotik terjadi karena
adanya masalah pada sistem penyaringan ginjal. Ginjal memiliki komponen penyaring yang
disebut dengan glomeruli. Glomeruli adalah kumpulan pembuluh darah yang sangat kecil,
yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa metabolisme tubuh dan mengeluarkan cairan
berlebih. Cairan dan sisa metabolisme tersebut kemudian menjadi urine dan dialirkan ke
kandung kemih. Saat darah melewati ginjal yang sehat, glomeruli akan menyaring sisa-sisa
metabolisme (metabolit), sehingga metabolit yang masih diperlukan oleh tubuh akan terserap
kembali, dan yang tidak dibutuhkan akan dibuang. Namun jika terjadi kerusakan pada
glomeruli, maka dapat terjadi kebocoran pada ginjal, sehingga protein seperti albumin yang
semestinya ditahan dalam tubuh, dapat keluar ke dalam urine. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya albuminuria.
 Penanganan/Pengobatan Sindrom Nefrotik
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengobati sindrom nefrotik.
Biasanya, penderita akan memerlukan rawat inap dan akan diberikan obat kombinasi diuretik
(loop diuretic dan thiazide) untuk mengurangi bengkak. Kemudian, dokter biasanya akan
memberikan obat penghambat ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) atau ARB
(Angiotensin Receptor Blocker) sebagai antiproteinuria dan obat golongan statin untuk
mengobati hiperlipidemia. Penyebab mendasar juga perlu diobati untuk menuntaskan
penyakit ini. SN yang disebabkan oleh sebab primer biasanya akan diobati dengan golongan
kortikosteroid. Sedangkan, penyebab sekunder akan ditangani sesuai penyakit yang
mendasarinya.
Selain cara-cara tersebut, pasien juga ditangani secara nonfarmakologis agar penyakit
tidak semakin parah. Penderita SN harus menjaga asupan dietnya. Pola makan yang
dianjurkan untuk pasien SN adalah rendah garam (Na <2 g/hari), rendah lemak jenuh serta
rendah kolesterol. Asupan protein juga harus ditingkatkan sebanyak 0,8 g/KgBB/hari
ditambah dengan ekskresi protein dalam urin selama 24 jam. Jika fungsi ginjal menurun,
asupan protein diturunkan menjadi 0,6 g/KgBB/hari ditambah dengan ekskresi protein dalam
urin selama 24 jam.
Penderita juga disarankan untuk membatasi asupan cairan untuk membantu
mengurangi bengkak. Selain itu. Sebaiknya penderita menghindari obat-obatan yang bersifat
merusak ginjal, seperti obat golongan OAINS, antibiotik golongan aminoglikosida,
dan sebagainya.
 Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal dan
meningkatkan keseimbangan nitrogen
2. Meningkatkan albumin plasma dan mencegah dan atau mengurangi retensi
garam/air
3. Memperbaiki status protein & mengganti protein yang keluar bersama urin
4. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
5. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
6. Mengontrol hipertensi
 Syarat Diet :
1. Diberikan sesuai kebutuhan menurut umur, untuk mencapai keseimbangan
nitrogen positif, energi diberikan 20-50% diatas kebutuhan normal, sktar 35
Kal/kgBB/hr
2. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total. Perbandingan lemak
jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah 1:1:1
3. Protein sedang yaitu 1,08 g/kg BB atau 0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan dengan memberikan protein yang tinggi
bertujuan untuk meningkatkan sintesis albumin pada hati dan proteinuria akibat
perubahan glomerular permeability selectivity dan tidak meningkatkan protein
tubuh
4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi, utamakan penggunaan karbohidrat
kompleks
5. Natrium dibatasi disesuaikan beratnya edema ( 1-4 g/hari)
6. Kolesterol dibatasi < 300 mg/hari
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernapasan

 Makanan Lunak

Diet makanan lunak adalah diet makanan yang dilakukan dalam waktu jangka pendek
yang direncanakan untuk membiarkan pencernaan sedikit beristirahat. Diet makanan ini
mengharuskan seseorang mengkonsumsi makanan rendah serat yang mudah di telan dan
dicerna. Hal ini umumnya diresepkan oleh dokter bagi mereka yang menderita sakit maag
atau telah menjalani bedah mulut, gigi atau sistem pencernaan. Pada dasarnya diet ini adalah
sebagai diet transisi yang membantu sistem pencernaan agar berfungsi dengan baik kembali.
Makanan pada diet ini biasanya rendah serat, bertekstur lembut, makanan yang dicincang
atau dihaluskan sehingga tidak perlu dikunyah. Makanan rendah serat mengurangi tekanan
pada perut dan usus kecil. Diet makanan lunak tergantung pada kondisi medis pasien untuk
seberapa lama mengkonsumsi diet ini. Untuk mempercepat proses pemulihan, kita harus
mengetahui makanan apa yang sebaiknya dianjurkan dan yang makanan apa yang sebaiknya
dihindari.
B. Tujuan Praktikum

 Tujuan Umum
Mampu mengolah dan menyajikan berbagai macam jenis makanan diet untuk
penyakit sindrom nefrotik pada anak sesuai standar dietetika
 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui berbagai bahan makanan yang merupakan resep untuk pembuatan
jenis makanan diet penyakit sindrom nefrotik pada anak sesuai standar dietetika
2. Melakukan perencanaan biaya dari bahan makanan sesuai resep.
3. Melakukan persiapan dan mengolah resep salah satu jenis makanan diet penyakit
sindrom nefrotik pada anak yang sesuai dengan resep.
4. Melakukan penyajian makanan sesuai yang diolah.
5. Menghitung nilai gizi dari makanan yang diolah.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Talenan 10. Sendok masak
2. Pisau 11. Gelas
3. Piring 12. Garpu
4. Mangkok sayur 13. Sutil
5. Sendok 14. Timbangan
6. Kompor 15. Baskom
7. Wajan 16. Spatula
8. Panci tangkai 17. Sendok sayur
9. Ulekan 18. Pencetak puding
B. Bahan – bahan
III. METODE
A. Prosedur Kerja
Sarapan Pagi
(Bubur Nasi, Ayam Saos Tomat, dan Sayur Sup)

1. Cara membuat bubur nasi :


- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan air ke dalam panci lalu tambahkan beras yang sudah dicuci
sebelumnya
- Masak hingga menjadi bubur
2. Cara membuat ayam saos tomat :
- Siapkan alat dan bahan
- Cuci bersih ayam
- Kemudian rebus ayam
- Haluskan bumbu seperti (bawang merah, bawang putih dan cabai)
- Setelah ayam direbus kemudian ayam disuir
- Tumis bumbu hingga harum kemudian masukkan ayam, tambahkan garam dan
gula
- Masak ayam hingga matang
- Ayam siap dihidangkan
3. Cara membuat sayur sup buncis wortel :
- Siapkan alat dan bahan
- Cuci bersih sayur lalu potong menjadi beberapa bagian
- Masukkan air ke dalam panci lalu masukkan bawang putih yang sudah di iris
- Masukkan sayuran (buncisdan wortel) lalu tambahkan gula pasir, garam dan
sedikit merica
- Masak sayur sup hingga matang
- Sayur sup siap dihidangkan

Snack pagi
(Salad buah)

1. Penyajian Salad Buah :


- Siapkan alat dan bahan
- Kupas kulit buah papaya dan semangka
- Kemudian cuci bersih masing – masing buah, lalu potong menjadi beberapa
bagian
- Sajikan pada piring snack lalu tambahkan susu kental manis dan sedikit yogurt
- Salad buah siap disajikan
Makan Siang
(Bubur, sayur bening, udang saos tiram, dan buah)

1. Cara membuat bubur nasi :


- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan air ke dalam panci lalu tambahkan beras yang sudah dicuci
sebelumnya
- Masak hingga menjadi bubur
2. Cara membuat sayur bening :
- Siapkan alat dan bahan
- Cuci bersih sayur lalu potong menjadi beberapa bagian
- Masukkan air ke dalam panci lalu masukkan bawang putih dan temu kunci yang
sudah di iris
- Masukkan bayam lalu tambahkan gula pasir, garam dan sedikit merica
- Masak hingga matang
3. Cara membuat udang saos tiram :
- Siapkan alat dan bahan
- Bersihan udang lalu cuci bersih pada air mengalir
- Goreng udang hingga setengah matang
- Iris bawang merah, bawang putih dan bawang Bombay
- Tumis bawang merah, bawang putih dan bawang Bombay hingga berbau harum
- Kemudian masukkan udang lalu tambahkan garam, gula, kecap manis, dan saos
tiram sesuai selera
- Masak udang hingga matang
- Udang saos tiram siap dihidangkan
Snack sore
(Puding susu)

1. Cara membuat pudding susu :


- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan air ke dalam panci secukupnya
- Tambahkan agar - agar sebanyak 3 gr dan susu skim 3 sdm
- Lalu masukkan gula pasir sesuai selera
- Masak hingga air mendidih
- Angkat dan bentuk dalam cetakan
- Masukkan ke dalam freezer dan tunggu beberapa menit
- Pudding siap disajikan
Makan Malem
(Bubur, sayur sup, telur dadar, dan buah)

1. Cara membuat bubur nasi


- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan air ke dalam panci lalu tambahkan beras yang sudah dicuci
sebelumnya
- Masak hingga menjadi bubur
2. Cara membuat sayur sup :
- Siapkan alat dan bahan
- Cuci bersih sayur lalu potong menjadi beberapa bagian
- Masukkan air ke dalam panci lalu masukkan bawang putih dan daun bawang yang
sudah di cincang
- Masukkan tahu, sayur bayam dan wortel lalu tambahkan gula pasir, garam dan
sedikit merica
- Masak hingga matang
- Sayur sup siap disajikan
IV. HASIL PRAKTEK
1. Porsi dalam satu menu
Menu Porsi
Makan Pagi
1. Bubur nasi 75 gr
2. Ayam saos tomat 100 gr
3. Sup sayur wortel buncis 100 gr
Selingan Pagi
1. Salad buah 100 gr
Makan Siang
1. Bubur nasi 125 gr
2. Sayur bening 100 gr
3. Udang saos tiram 100 gr
4. Buah 100 gr
Selingan Sore
1. Puding susu 100 gr
Makan Malam
1. Bubur nasi 90 gr
2. Sayur sup bayam wortel 100 gr
3. Telur dadar 100 gr
4. Buah 50 gr
2. Nilai gizi

3. Biaya

4. Presentasi
 Kreatifitas
 Penyajian
Penyajian dalam pembuatan menu sehari untuk makanan “Diet Sindrom Nefrotik
Pada Anak” yaitu sudah kreatif dalam memilih menu, dan untuk kebutuhan nilai
gizinya sudah sesuai standar berdasarkan buku penuntun dietetika.
 Garnish
Dalam penyajian kami tidak menambahkan garnish di setiap makanan seperti
menu makan pagi, menu makan siang dan menu makan malam.
 Citra rasa
Cita rasa dari menu sehari yang sudah dipraktekkan itu sudah enak, dan rasanya
sudah pas dalam penambahan bumbu maupun bahan pelengkap.
 Tekstur
Tekstur (tingkat kematangan) dari menu sehari yang sudah dibuat yakni sudah pas
yaitu jenis makanan lunak dan sesuai dengan menu dan resep yang dibuat
 Porsi
Porsi yang didapatkan dari menu sehari tersebut yaitu setiap menu mendapatkan 1
porsi dimana pada sarapan pagi kami menyajikan bubur nasi dengan berat 75 gr,
ayam saos tomat seberat 100 gr, sup sayur wortel buncis dengan berat 100 gr.
Selingan pagi kami menyajikan salad buah dengan berat 100 gr. Makan siang kami
menyajikan bubur nasi dengan berat 125 gr, udang saos tomat dengan berat 100 gr,
sayur bening dengan berat 100 gr dan buah jeruk dengan berat 60 gr. Selingan sore
kami menyajikan pudding susu dengan berat 100 gr. Makan malam kami menyajikan
bubur nasi dengan berat 90 gr, sup sayur bayam wortel dengan berat 100 gr, telur
dadar dengan berat 100 gr, dan buah apel dengan berat 50 gr.
 Waktu
Waktu yang diperlukan untuk mengolah menu untuk makanan lunak dengan dari
proses persiapan bahan makanan, pengolahan menu makanan sehari hingga
menyajikan sarapan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan sore, dan makan
malam makanan adalah 2 jam.
V. PEMBAHASAN
A. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kelompok kami membuat hidangan makanan menu
sehari yaitu menu “Diet Sindrom Nefrotik Pada Anak”.

B. Hambatan

Tidak adanya hambatan atau kendala yang kelompok kami alami selama
proses pengolahan menu sehari makanan lunak
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2_-_Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf

Anda mungkin juga menyukai