Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI

“PERENCANAAN MENU DAN DIET INFEKSI SALURAN BAWAH”

Dosen Pengampu :
Yohan Yuanta, S.ST., M. Gizi
Oleh :

1. Putri Andrea Febrianti (G42192049)

2. Defi Rahmasari (G42192052)

3. Dewi Khusnul Muaifah (G42192056)

4. Olivia Tarrega (G42192069)

5. Renita Nanda Ayu Ananta (G42192078)

6. Nur Faiqah (G42192085)

7. Tri Diana Maulidah (G42192101)

8. Nur Azizah Thorikhur Rohmah (G42192108)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
Kata Pengantar
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
melimpah atas terselesaikan nya kegiatan Praktikum Perencanaan Menu dan Diet Infeksi
Saluran Bawah.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Dietetika Penyakit
Menular di Program Studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember.
Tujuan dibuatnya laporan praktikum ini yaitu untuk melaporkan segala sesuatu yang telah
dilakukan oleh praktikan pada saat pengerjaan praktikum.
Dalam Penyusunan laporan praktikum tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu pihak-pihak yangterkait itu di antaranya sebagai berikut:

1. Seluruh dosen dan teknisi penulis di Program Studi Gizi Klinik yang sudah
memberikan banyak informasi.
2. Orang tua penulis yang sangat membantu memberikan semangat untuk menyelesaikan
laporan praktikum ini.
3. Teman-teman penulis yang senantiasa menemani dalam pengerjaan laporan praktikum
ini.
4. BTS, NCT dan EXO yang senantiasa menemani selama pengerjaan laporan praktikum
ini dengan karyanya yang sangat luar biasa.

Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis bias
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik-baiknya. Laporan praktikum ini memang
masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Sekali lagi
terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis

Jember, 18 Juni 2021


Daftar Isi

Bab 1

Latar belakang ........................................................................................................................... 1

Tujuan ........................................................................................................................................ 1

Bab 2

Waktu dan tempat praktikum .................................................................................................... 2

Pembagian tugas ........................................................................................................................ 2

Alat dan Bahan .......................................................................................................................... 2

Bab 3

Hasil Pengolahan ....................................................................................................................... 3

Pemorsian.................................................................................................................................. 3

Pembahasan................................................................................................................................4

Bab 4

Kesimpulan ................................................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 9

Lampiran ................................................................................................................................. 10
BAB I

Latar Belakang

Saluran pencernaan merupakan organ yang ada dalam tubuh kita yang memiliki
fungsi mencerna, menyerat serta mengolah asupan makanan yang kita konsumsi setiap
harinya. Proses pencernaan ini terjadi agar asupan zat gizi yang bersumber dari makanan dan
minuman dapat menunjang kehidupan. Secara umum saluran pencernaan ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu pencernaan atas dan bawah. Untuk saluran cerna bawah sendiri antara lain
meliputi sebagian besar usus halus, usus besar, rektum serta yang terakhir yaitu anus.
Infeksi yang terjadi dalam saluran cerna akan menimbulkan masalah yang menggangu
kinerja pada saluran cerna dalam tubuh kita. Perlu ada perlakuan yang benar pada masalah
penyakit satu ini, misalnya mengkonsumsi obat-obatan saat dianjurkan oleh dokter selain itu
juga penting memperhatikan asupan makanan yang kita konsumsi. Pemeriksaan pasien
dilakukan dengan mengetahui hasil pemeriksaan pada pasien agar kita mengatahui berapa
kebutuhan asupan yang dibutuhkan oleh pasien serta mempertahankan hasil yang baik. Untuk
pemberian makannya diberikan secara oral karena pasien dalam kondisi sadar dan masih
dapat mengkonsumsi makanannya secara oral. Namun pemberian jenis makannya adalah
jenis makanan lunak karena memperhatikan kinerja saluran pencernaan agar tidak bekerja
terlalu keras.
Tujuan
Mahasiswa dapat merencanakan menu diet infeksi saluran cerna atas sesuai dengan
kasus saluran cerna bawah.
BAB 2

METODE

Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu Pelaksanaan : Rabu, 16 Juni 2021
Tempat Praktikum : Rumah Defi (Jln Raya Watu Ulo, Sabrang Ambulu Jember)
Pembagian Tugas

Pembagian Tugas

1. Putri Andrea Febrianti : Pendahuluan


2. Defi Rahmasari : Memasak
3. Dewi Khusnul Muafifah : Hasil + Pembahasan
4. Olivia Tarrega : Penutup + Dapus + Kirim
5. Renita Nanda Ayu Ananta : Hasil + Pembahasan
6. Nur Faiqah : Memasak
7. Tri Diana Maulidah : Cover + Kata Pengantar + Daftar Isi + Edit
8. Nur Azizah Thorikhur Rohmah: Metode
Alat dan Bahan
Bahan Alat
a. Beras merah a. Wajan
b. Air b. Blender
c. Tahu c. Panci
d. Cabai kecil d. Mangkok
e. Kecap e. Gelas
f. Jambu merah f. Piring
g. Wortel g. Baskom
h. Kembang kol
i. Bawang putih
j. Minyak goreng
k. Lada
l. Garam
m. Royko
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Hasil Pengolahan

Pemorsian
1. Nasi tim beras merah
• Membersihkan beras merah 100 gram terlebih dahulu. Kemudian
tambahkan air dengan perbandingan 1:4.
• Menyiapkan panci dan masukkan beras kedalamnya, aduk-aduk, sampai
air habis, matikan kompor ( menggunakan teknik mengaru = aron).
• Lalu Panaskan air dalam kukusan panci lainya.
• Menyiapkan mangkuk tahan panas, pindahkan beras yang sudah di aron
kedalam mangkuk tersebut.
• Memasukkan mangkuk kedalam kukusan, kukus sampai matang 40
menit.
• Nasi tim yang sudah bertekstur lembut, tidak berair artinya sudah
matang. Angkat dan sajikan.

3
2. Setup sayur
• Mencuci bersih 30 gr wortel dan 30 gr kembang kol. Kemudian dipotong
kecil-kecil.
• Merebus wortel dan kembang kol hingga setengah matang. Setelah
setengah matang, angkat dan tiriskan.
• Mengiris 2 siung bawang putih. Kemudian ditumis dengan
menggunakan sedikit minyak lalu masukkan air secukupnya.
• Memasukkan wortel dan kembang kol ke dalam panci dan tambahkan
sedikit lada, garam, dan royko.
• Menyajikan di dalam mangkok.
3. Tumis tahu
• Mempersiapkan alat dan bahan untuk memasak. Mencuuci 2 potong tahu
(80 gram) dan potong² menjadi dadu kecil. Kemudian potong 1 biji cabai
kecil.
• Panaskan minyak 1 1/2 sdm lalu masukan potongan cabai kecil dan tahu.
Tumis bolak balik agar tidak gosong. Kemudian tambahkan kecap
sebanyak 2 sdm. Dan tambahkan garam, gula, merica secukupnya. Lalu
tumis kembali hingga matang.
• Menyajikan tumis tahu.
4. Jus jambu merah
• Mencuci bersih ½ buah jambu merah (50 gram) kemudian dibagi
menjadi dua.
• Memotong dadu dan tambahkan air.
• Kemudian blender hingga lembut.
• Menyajikan di dalam gelas.
B. PEMBAHASAN
Pencernaan merupakan serangkaian organ tubuh yang bertanggung jawab dalam
proses pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan dapat melalui 2 saluran yaitu
saluran cerna atas dan saluran cerna bawah. Saluran cerna atas terdiri dari rongga mulut,
esofagus, lambung, dan bagian pertama dari usus kecil yaitu duodenum. Sedangkan saluran
cerna bawah dimulai dari usus besar hingga anus. Pencernaan ini dapat terkena gangguan
atau terinfeksi penyakit karena beberapa faktor. Salah satu penyakit dari saluran cerna bawah
yaitu Hemoroid.
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus dari
pleksus hemoroidalis. Gambaran klinis hemoroid interna meliputi perdarahan rektal merah
terang, prolaps hemoroid dengan gejala seperti tidak nyaman, gatal, ada penekanan di
rektum, tenesmus, adanya sekret, permasalahan higienitas seperti kotoran yang masih tersisa
pada pakaian, dan nyeri. Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat sesuai tingkat keparahan
penyakitnya. Derajat I yaitu pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus
tanpa melewati linea dentata. Derajat II meliputi pembesaran hemoroid yang prolapse
melewati linea dentata, dapat terlihat dari luar dan dapat masuk sendiri ke dalam anus secara
spontan. Derajat III yaitu pembesaran hemoroid yang prolaps ke luar dan dapat masuk ke
dalam anus dengan bantuan dorongan jari. Derajat IV yaitu prolaps hemoroid yang sudah
permanen.
Pada kasus disini pasien di diagnosis oleh Dokter mengalami penyakit Hemoroid
derajar II yang mana hasil pemeriksaan fisik oleh dokter ditemukan adanya benjolan di anus.
Dengan keluhan BAB berdarah dengan warna merah segar disertai rasa agak sakit dan nyeri.
Tata laksana gizi yang tepat untuk kasus ini adalah diet Tinggi Serat 20-30 gram/hari.
Asupan nutrisi dapat diberikan seperti asupan biasa, dengan energy, protein, lemak, dan
karbohidrat yang cukup dan kebutuhan cairan perlu ditingkatkan untuk membantu
memperlancar defekasi. Dan disesuaikan dengan kondisi pasien dengan komposisi seimbang
sesuai toleransi pasien. Pada Pasien Kasus 2 diberikan bentuk makanan lunak karena pasien
masih dalam keadaan sadar namun mengeluh mual dengan porsi makan 5x sehari (Makan
pagi, Selingan pagi, Makan siang, Selingan sore, Makan malam).selain memperhatikan dari
kondisi pasien juga harus memperhatikan teknik dan cara pengolahan dari bahan makanan
tersebut.
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu proses untuk membuat bahan menttah
menjadi makanan yang baik, bersih, bergizi, dan berkualitas. Terdapat berbagai teknik
memasak bahan pangan dalam teknik memasak basah dan teknik memasaka kering. Untuk
pengolahan makanan diet pasien harus disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien, pada
kasus diet saluran cerna bawah ini dengan pasien yang didiagnosis menderita Hemoroid
derajar II diberikan makanan yang diolah dengan memadukan beragam teknik. Untuk
makanan pokok diberikan nasi merah yang diolah menjadi nasi tim yang dimasak tidak
langsung di atas api menggunakan 2 panci, selain itu diberikan menu setup sayur yang diolah
dengan cara merebus air dan juga bahan, sedangkan untuk menu tumis tahu diolah dengan
cara ditimus atau dimasak dengan sedikit minya, dan untuk minuman diberikan jus jambu
yang diolah dengan cara diblender.

5
Nasi tim beras merah setelah dimasak memiliki rasa yang khas beras merah yaitu
hambar dan sedikit ada rasa manis, tetapi tekstur nya lembut dan mudah dikunyah. Untuk
warna sesuai dengan nama beras merah yaitu merah kecoklatan karena pengaruh dari
pemanasan pada pengolahan bahan ini. Untuk porsi dari nasi tim sudah sesuai dengan
perhitungan menu dan sudah disuaikan juga dengan kondisi pasien memgingat pasien
tersebut obesitas sehingga untuk porsi nasi ini cukup dimakan sesuai kebutuhan kalori
perhari.
Menu tumis tahu ini juga memiliki rasa yang manis dan lezat. Sedangkan untuk
tekstur tumis tahu yaitu lunak dan juga lembut mudah dicerna. Untuk warna dari tumis tahu
ini berwarna cokelat karena dalam pengolahan bahan ditambah bumbu kecap manis sehingga
warnanya menjadi kecoklatan. Untuk porsi tumis tahu juga sudah sesuai dengan yang
direncanakan dan sesuai dengan perhitungan dan dlihat dari hasil masakan cocok dengan
porsi sekali makan.
Pada menu setup sayur, setelah bahan-bahan diolah menjadi setup diperoleh hasil
bahwa setup sayur tersebut berwarna orange, kuning, dan hijau berdasarkan bahan yang
digunakan yaitu wortel dan brokoli, warna tersebut sudah dapat dikatakan bervariasi dan
tidak membosankan untuk pasien. Sedangkan untuk tekstur, tekstur sayur dimasak dengan
tekstur yang pas tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras, tidak perlu terlalu lembek
karena pasien tidak memiliki gangguan mengunyah. Dan untuk rasa dari setup sayur, kuah
setup sayur segar supaya cocok untuk dikombinasikan dengan menu lain. Untuk porsi setup
sayur sudah sesuai dengan yang direncanakan dan dlihat dari hasil masakan cocok dengan
sekali makan dan pasien dapat menghabiskannya.
Untuk menu jus jambu, diberikan untuk melengkapi kandungan gizi dengan
memberikan buah-buahan. Jambu dijadikan jus untuk menghindari biji jambu yang jika
dimakan langsung dapat tertelan mengingat pasien menderita penyakit infeksi saluran cerna
bawah. Untuk rasa dari jus jambu, rasa sedikit manis yang rasa manisnya berasal dari jambu
merah yang digunakan karena tidak diberikan gula. Untuk tekstur jus dibuat pas dengan tidak
terlalu banyak air sehingga aroma jambu juga masih dapat tercium.
Secara keseluruhan, dari segi warna menu sudah bervariasi dan tidak membosankan,
dan untuk tekstur juga sudah saling melengkapi dengan cara pengolahan yang berbeda-beda.
Untuk rasa, antara perpaduan bumbu-bumbu dalam masakan sudah pas. Dan untuk
kandungan gizi dari satu kali makan belum cukup lengkap karena terdapat makanan pokok
yaitu nasi merah, lauk hewani yaitu tahu, lauk nabati yaitu wortel dan brokoli, buah yaitu
jambu, namun tidak terdapat lauk hewani yang menjadikan tidak adanya bahan yang
mengandung protein hewani.
BAB 4

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pencernaan merupakan serangkaian organ tubuh yang bertanggung jawab dalam proses
pencernaan makanan. Derajat I yaitu pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal
anus tanpa melewati linea dentata. Derajat IV yaitu prolaps hemoroid yang sudah permanen.
Pada kasus disini pasien di diagnosis oleh Dokter mengalami penyakit Hemoroid derajar II
yang mana hasil pemeriksaan fisik oleh dokter ditemukan adanya benjolan di anus. Tata laksana
gizi yang tepat untuk kasus ini adalah diet Tinggi Serat 20-30 gram/hari. Pengolahan bahan
makanan merupakan suatu proses untuk membuat bahan menttah menjadi makanan yang baik,
bersih, bergizi, dan berkualitas. Nasi tim beras merah setelah dimasak memiliki rasa yang khas
beras merah yaitu hambar dan sedikit ada rasa manis, tetapi tekstur nya lembut dan mudah
dikunyah. Untuk warna sesuai dengan nama beras merah yaitu merah kecoklatan karena
pengaruh dari pemanasan pada pengolahan bahan ini. Menu tumis tahu ini juga memiliki rasa
yang manis dan lezat. Untuk porsi tumis tahu juga sudah sesuai dengan yang direncanakan dan
sesuai dengan perhitungan dan dlihat dari hasil masakan cocok dengan porsi sekali makan.
Sedangkan untuk tekstur, tekstur sayur dimasak dengan tekstur yang pas tidak terlalu lembek
dan tidak terlalu keras, tidak perlu terlalu lembek karena pasien tidak memiliki gangguan
mengunyah. Untuk porsi setup sayur sudah sesuai dengan yang direncanakan dan dlihat dari
hasil masakan cocok dengan sekali makan dan pasien dapat menghabiskannya. Jambu dijadikan
jus untuk menghindari biji jambu yang jika dimakan langsung dapat tertelan mengingat pasien
menderita penyakit infeksi saluran cerna bawah. Untuk rasa dari jus jambu, rasa sedikit manis
yang rasa manisnya berasal dari jambu merah yang digunakan karena tidak diberikan gula.
Secara keseluruhan, dari segi warna menu sudah bervariasi dan tidak membosankan, dan untuk
tekstur juga sudah saling melengkapi dengan cara pengolahan yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka

1. Tim dosen.2021.BKPM Dietetika Penyakit Infeksi (Semester 4).Politeknik Negeri Jember


2. Handre,Yusri,Yorva.2019.Tatalaksana Medikamentosa pada Penyakit Saluran Cerna.Jurnal
Kesehatan.Universitas Andalas.
3. Nilawati, N. S., Rotua, M., Surata, I. G., & Siregar, R. 2019. Buku Ajar Gizi Kuliner Dasar.
Jakarta : EGC.
4. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2021. Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4. Jakarta: EGC .
5. Winangun, I. M. A., Adiputra, P. A. T., Maliawan, S., & Kawiyana, K. S. MANAGEMENT
OF INTERNAL HEMORRHOID WITH RUBBER BAND LIGATION PROCEDURE. E-
Jurnal Medika Udayana, 1732-1749.

Anda mungkin juga menyukai