Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PEMBERIAN CIPLUKAN TERHADAP DIABETES

Dosen Pembimbing: Supadi, Ns., M.Kep., Sp. MB

Disusun Oleh:
Sophia Azka Amani (P1337420222008)

KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN
AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Ciplukan Terhadap Diabetes”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen mata kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Supadi, Ns., M.Kep., Sp. MB,
selaku dosen mata kuliah Farmakologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 15 Februari 2023

Sophia Azka Amani

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Sophia Azka Amani

NIM : P1337420222008

Kelas : 1A

Prodi : Keperawatan Purwokerto Program Diploma Tiga

Judul Makalah : Pengaruh Pemberian Ciplukan Terhadap Diabetes

Telah diperiksa dan disahkan

Mengetahui

Supadi, Ns., M.Kep., Sp. M

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................... 3
A. Pengertian Diabetes Mellitus .......................................................................................... 3
B. Etiologi dan Patofisiologi Diabetes Mellitus .................................................................. 3
C. Penyebab dan Gejala Diabetes Mellitus ......................................................................... 5
D. Pemeriksaan dan Pengobatan Diabetes Mellitus ............................................................ 6
E. Penelitian Herba Ciplukan Pada Tikus Putih .................................................................. 7
F. Kandungan Ciplukan dan Kaitannya dengan Diabetes Mellitus .................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme manusia yang disebabkan
oleh peningkatan glukosa darah di atas normal. Peningkatan kadar glokusa darah
tersebut diakibatkan karena adanya gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya (Brunner & Suddarth, 2013).

Penyakit diabetes mellitus selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.


Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada tahun 2003 terdapat lebih dari
200 juta orang menderita diabetes mellitus di dunia. Menurut International Diabetes
Federation (IDF) negara berkembang seperti Indonesia menempati urutan ke 4
jumlah penderita diabetes mellitus setelah India, Cina dan Amerika Serikat
(Soegondo dkk. 2009).

Pengobatan dengan obat kimia seringkali menimbulkan efek samping dan


juga mahal. Berbeda dengan pengobatan alami dengan obat-obatan herbal pilihan,
caranya relatif sederhana selain harganya yang terjangkau, karena bahan aktif
tanaman obat untuk diabetes mudah ditemukan di sini.

Salah satu tumbuhan Indonesia yang dapat digunakan untuk mengobati


diabetes adalah ciplukan (Physalis angulata L). ciplukan (Physalis angulata L)
merupakan tanaman yang telah diuji coba oleh masyarakat Indonesia sebagai obat
alternatif. Sebagai obat alternatif untuk mengobati kanker payudara, sebagai
antilithiasis dan juga sebagai antioksidan alami.

Skrining fitokimia merupakan tahap awal dalam menemukan sumber baru


terapi pengobatan diabetes mellitus. Hasil skrining ini dapat dilanjutkan untuk
pengujian yang lebih mendalam. Skrining fitokimia perlu dilakukan untuk
mencirikan senyawa aktif yang mungkin berperan dalam kemampuan yang
ditunjukkan oleh ekstrak tanaman (Harborne, 1996).

1
Salah satu contoh kasus diabetes mellitus yang ada di Indonesia seperti di
daerah Temanggung pada tanggal 20 Februari 2019 Tn. P mengeluhkan badannya
lemas, mual, muntah sejak 2 hari yang lalu, pandangannya kabur, sering buang air
kecil, sering merasa lapar, mengalami penurunan berat dari 68 kg menjadi 52 kg,
serta aktivitasnya dibantu sebagian oleh keluarganya.

Berdasarkan riwayat kesehatan, Tn. P pernah dirawat di rumah sakit pada 8


tahun yang lalu, dengan keluhan yang sama. Keluarga mengatakan bahwa Tn. P
didiagnosa diabetes melitus sejak berada dibangku sekolah menengah pertama, pada
saat umur 14 tahun terjatuh dari pohon dan mengalami luka pada pankreasnya.

Kaitannya dengan obat-obatan herbal, beberapa penelitian mengatakan


bahwa tanaman ciplukan bisa mengontrol penyakit diabetes, maka dari itu Tn. P
ingin mencoba khasiat dari tanaman ciplukan tersebut, apakah berpengaruh pada
penyakit yang dideritanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data pada kasus diatas dapat dirumuskan masalah :

1. Bagaimana konsep dasar penyakit diabetes mellitus ?


2. Bagaimana konsep dasar tanaman ciplukan ?
3. Benarkah ciplukan dapat mengontrol penyakit diabetes mellitus ?

C. Tujuan Penulisan
Setelah dilakukan pembahasan, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memahami konsep dasar dari penyakit diabetes mellitus


2. Memahami konsep dasar dari tanaman ciplukan
3. Membuktikan tanaman ciplukan dapat mengontrol penyakit diabetes mellitus

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus atau penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun
yang dapat diderita seumur hidup (Sihotang, 2017). Penyebab Diabetes Mellitus
(DM) karena terdapat gangguan metabolisme yang terjadi pada organ Pankreas
ditandai dengan peningkatan Gula darah atau sering disebut status hiperglikemia
yang diinduksi penurunan jumlah insulin dari pankreas.

Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik makrovaskuler


maupun mikrovaskuler. Penyakit DM dapat mengakibatkan gangguan
kardiovaskular yang dimana merupakan penyakit yang terbilang cukup serius jika
tidak secepatnya diberikan penanganan sehingga mampu meningkatkan penyakit
hipertensi dan infark jantung (Saputri, 2016).

Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes mellitus tipe 1 yang merupakan hasil
dari reaksi autoimun terhadap protein sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2
yang mana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan
gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas,
makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan (Ozougwu et
al., 2013).

Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa 1 dari


12 orang di dunia menderita penyakit DM, dan rata-rata penderita DM tidak
mengetahui bahwa dirinya menderita DM, penderita baru mengetahui kondisinya
ketika penyakit sudah berjalan lama dengan komplikasi yang sangat jelas terlihat
(Sartika, 2019).

B. Etiologi dan Patofisiologi Diabetes Mellitus


Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor genetik dan
faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi atau kerja insulin,

3
abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi insulin, abnormalitas mitokondria,
dan sekelompok kondisi lain yang menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus
dapat muncul akibat penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan pada
mayoritas islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai antagonis insulin juga
dapat menyebabkan diabetes (Putra, 2015).

Pada diabetes tipe 1, sel beta pankreas dihancurkan dalam proses autoimun,
sehingga insulin tidak dapat diproduksi. Hiperglikemia disebabkan oleh produksi
glukosa yang tidak dapat diukur oleh hati. Meskipun glukosa dari makanan tetap
berada di dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah
makan), namun tidak dapat disimpan di hati. Jika konsentrasi glukosa darah cukup
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang disaring. Oleh
karena itu, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa yang disaring. Akibatnya,
muncul di urin (diabetes). Ketika kelebihan glukosa diekskresikan dalam urin,
penurunan ini disertai dengan kelebihan sekresi dan elektrolit. Kondisi ini disebut
diuresis osmotik. Dehidrasi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan buang
air kecil (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Kurangnya insulin juga dapat mengganggu metabolisme protein dan lemak


dan menyebabkan penurunan berat badan. Ketika ada kekurangan insulin, kelebihan
protein dalam sirkulasi darah tidak disimpan dalam jaringan. Dengan tidak adanya
insulin, semua aspek metabolisme lipid meningkat secara signifikan. Biasanya ini
terjadi di antara waktu makan ketika sekresi insulin rendah, tetapi ketika sekresi
insulin mendekati metabolisme lipid pada DM, kecepatannya meningkat secara
signifikan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah pembentukan glukosa
dalam darah, maka harus ditingkatkan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta
di pankreas. Pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa, kondisi ini disebabkan
oleh sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa tetap normal atau sedikit
meningkat. Namun, jika sel beta tidak dapat memenuhi kebutuhan insulin yang
meningkat, kadar glukosa meningkat dan diabetes tipe II berkembang.

4
C. Penyebab dan Gejala Diabetes Mellitus
Diabetes sering disebabkan oleh faktor genetik dan perilaku atau gaya hidup
seseorang. Selain itu faktor lingkungan sosial dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
juga menimbulkan penyakit diabetes dan komplikasinya. Diabetes dapat
memengaruhi berbagai sistem organ tubuh manusia dalam jangka waktu tertentu,
yang disebut komplikasi. Komplikasi diabetes dapat dibagi menjadi pembuluh darah
mikrovaskular dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk kerusakan
sistem saraf (neuropati), kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata
(retinopat) (Rosyada, 2013).

Faktor risiko kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 antara lain usia,
aktivitas fisik, terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya
hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan,
riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan lainnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Trisnawati (2012) menyatakan bahwa riwayat keluarga, aktivitas fisik, umur,
stres, tekanan darah serta nilai kolesterol berhubungan dengan terjadinya DM tipe
2, dan orang yang memiliki berat badan dengan tingkat obesitas berisiko 7,14 kali
terkena penyakit DM tipe dua jika dibandingkan dengan orang yang berada pada
berat badan ideal atau normal.

Gejala dari penyakit DM yaitu antara lain:

1. Poliuri (sering buang air kecil)

Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada malam hari
(poliuria), hal ini dikarenakan kadar gula darah melebihi ambang ginjal
(>180mg/dl), sehingga gula akan diekskresikan dalam urin. Untuk mengurangi
konsentrasi urin yang dikeluarkan, tubuh menyerap air sebanyak mungkin dalam
urin, sehingga urin dapat dikeluarkan dalam jumlah besar dan sering buang air kecil.
Pada kondisi normal pengeluaran urin per hari kurang lebih 1,5 liter, namun pada
pasien DM yang tidak terkontrol urin dikeluarkan sebanyak lima kali. Mereka sering
haus dan ingin minum air sebanyak mungkin (poliploidi). Saat urine dikeluarkan,
tubuh mengalami dehidrasi atau dehidrasi. Untuk mengatasi masalah ini, tubuh

5
memproduksi rasa haus, sehingga penderita selalu ingin minum air, terutama air
dingin, manis, segar, dan air dalam jumlah banyak.

2. Polifagi (cepat merasa lapar)

Nafsu makan meningkat (polifagia) dan penurunan energi. Insulin menjadi


masalah pada penderita DM ketika akses gula ke sel-sel tubuh menurun dan energi
yang dihasilkan menurun. Inilah alasan mengapa penderita merasa kurang energik.
Selain itu, sel-selnya juga rendah gula, sehingga otak juga menganggap kekurangan
energi karena kekurangan makanan. Tubuh kemudian mencoba menambah
makanan dengan memicu alarm lapar.

3. Berat badan menurun

Ketika tubuh tidak bisa mendapatkan energi yang cukup dari gula karena
kekurangan insulin, tubuh akan menggunakan lemak dan protein tubuh untuk
energi. Dalam sistem pembuangan urine, penderita DM yang tidak terkendali bisa
kehilangan sebanyak 500 gr glukosa dalam urine per 24 jam (setara dengan 2000
kalori perhari hilang dari tubuh). Kemudian gejala lain atau gejala tambahan yang
dapat timbul yang umumnya ditunjukkan karena komplikasi adalah kaki kesemutan,
gatal-gatal, atau luka yang tidak kunjung sembuh, pada wanita kadang disertai gatal
di daerah selangkangan (pruritus vulva) dan pada pria ujung penis terasa sakit
(balanitis) (Simatupang, 2017).

D. Pemeriksaan dan Pengobatan Diabetes Mellitus


Macam pemeriksaan diabetes melitus yang dapat dilakukan yaitu:
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), pemeriksaan gula darah puasa (GDP),
pemeriksaan gula darah 2 jam prandial (GD2PP), pemeriksaan hBa1c, pemeriksaan
toleransi glukosa oral (TTGO) berupa tes ksaan penyaring. Menurut Widodo (2014),
bahwa dari anamnesis sering didapatkan keluhan khas diabetes berupa poliuria,
polidipsi, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
Keluhan lain yang sering disampaikan adalah lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi dan pruritus vulvae.

6
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita diabetes melitus yaitu
dengan terapi insulin, mengonsumsi obat diabetes, mencoba pengobatan alternatif,
menjalani operasi dan memperbaiki life style (pola hidup sehat) dengan memakan
makanan yang bergizi atau sehat, olahraga.

E. Penelitian Herba Ciplukan Pada Tikus Putih


Kemampuan menurunkan gula darah melekat pada ramuan ciplukan karena
antioksidan yang dikandungnya. Penurunan gula darah selama pengobatan dengan
ekstrak herba ciplukan diduga karena kandungan antioksidan yang sangat tinggi
pada ekstrak herba ciplukan.

Aktivitas antioksidan mampu menangkap radikal bebas penyebab kerusakan


sel beta pankreas dan menghambat kerusakan sel beta pankreas, sehingga sel beta
yang tersisa masih tetap berfungsi. Antioksidan tersebut diperkirakan mampu
melindungi sejumlah sel-sel beta yang tetap normal, sehingga memungkinkan
terjadinya regenerasi sel-sel beta yang masih ada melalui proses mitosis atau melalui
pembentukan pulau baru dengan cara proliferasi dan diferensiasi endokrin dari sel-
sel ductal dan ductular (Suryani,dkk., 2013).

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol


herba tanaman ciplukan 150 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB secara signifikan mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes. Ekstrak etanol herba tanaman
ciplukan dosis 150 mg/KgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus lebih
besar dibandingkan ekstrak etanol herba tanaman ciplukan dosis 300 mg/KgBB.
Pemberian ekstrak etanol herba tanaman ciplukan yang mampu menurunkan kadar
glukosa darah tikus diabetes paling baik adalah dosis 150 mg/KgBB.

F. Kandungan Ciplukan dan Kaitannya dengan Diabetes Mellitus


Physalis angulate (Ciplukan) merupakan jenis tanaman yang sering
digunakan sebagai antidiabetes karena memiliki berbagai senyawa aktif, seperti
terpenoid pada daun Physalis angulata. Pre and post test control group design.
Hewan uji yang digunakan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok yang
diberikan glibenklamid 130 mg/kgBB (kontrol positif), aquadest (kontrol negatif),
7
daun Physalis angulata 50 mg/kgBB dan daun Physalis angulata 100 mg/kgBB.
Analisis data menggunakan uji T-berpasangan dan Post Hoc. Hasil uji T-
berpasangan menunjukkan pada kelompok aquadest, glibenklamid dan kombinasi
ekstrak terjadi penurunan bermakna kadar glukosa darah puasa sebelum dan sesudah
perlakuan (p<0.05) dan hasil uji Post Hoc didapatkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok kombinasi ekstrak daun Aquilaria
malaccensis dan daun Physalis angulata dengan glibenklamid dalam menurunkan
kadar gula darah puasa (p>0.05). Sehingga daun ini efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah puasa pada tikus diabetes.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus yang ada, Tn. P didiagnosa menderita diabetes tipe 1


disebabkan oleh pankreas yang memecah sel-sel untuk produksi hormon insulin.
Sehingga, insulin tidak dapat diproduksi, dan membutuhkan asupan dari luar seperti
suntik insulin. Karena dari riwayat , pada saat umur 14 tahun terjatuh dari pohon
dan mengalami luka pada pankreasnya sehingga terjadi kerusakan pada mayoritas
islet dari pankreas.

Tn. P dikatakan menderita diabetes mellitus juga karena dari ciri-ciri atau
gejala yang diderita seperti, badannya lemas, mual, muntah sejak 2 hari yang lalu,
pandangannya kabur, sering buang air kecil, sering merasa lapar, mengalami
penurunan berat dari 68 kg menjadi 52 kg, serta aktivitasnya dibantu sebagian oleh
keluarganya.

Berdasarkan dari penelitian, kandungan antioksidan yang sangat tinggi pada


ekstrak herba ciplukan mampu mengontrol diabetes mellitus yang mana antioksidan
tersebut diperkirakan mampu melindungi sejumlah sel-sel beta yang tetap normal,
sehingga memungkinkan terjadinya regenerasi sel-sel beta yang masih ada melalui
proses mitosis atau melalui pembentukan pulau baru dengan cara proliferasi dan
diferensiasi endokrin dari sel-sel ductal dan ductular.

Pemberian ekstrak etanol herba ciplukan (Physalis angulata L) juga memiliki


aktivitas untuk memperbaiki kerusakan sel-sel β-pankreas pada tikus putih (Rattus
norvegicus) yang diinduksi aloksan. Yang berarti apabila ciplukan di berikan pada
orang yang menderita diabetes akan memperbaiki kerusakan sel-sel yang ada pada
tubuh.

9
Maka pertanyaan dari apakah ciplukan dapat mengontrol diabetes mellitus ?
jawabannya, benar ciplukan dapat digunakan sebagai pengobatan herbal untuk
mengontrol penyakit diabetes mellitus. Tn. P yang ingin mencoba khasiat dari
tanaman ciplukan tersebut, tentu berpengaruh pada penyakit yang dideritanya.
Namun dalam penggunaannya harus rutin dan tentu saja juga membutuhkan obat
dan suntik insulin agar proses lebih cepat.

Apabila Tn. P ingin mengonsumsi ciplukan, dapat dibuat dengan cara


membuat obat herbal ciplukan. Caranya cukup mudah yakni 10 gram ciplukan
direbus dengan 400 ml. Anda rebus brangkas ciplukan selama 5-10 menit lalu saring
dan dinginkan. Air rebusan ciplukan tersebut diminum sehari dua kali.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekstrak herba tanaman ciplukan memiliki potensi sebagai antidiabetes.
Pemberian ekstrak etanol herba tanaman ciplukan (Physalis angulate 150
mg/KgBB dan 300 mg/KgBB secara signifikan mampu menurunkan kadar
glukosa darah diabetes. Pemberian ekstrak etanol herba tanaman ciplukan
(Physalis angulate L) yang paling baik menurunkan kadar glukosa darah adalah
dosis 150 mg/KgBB. Selain mengkonsumsi herba ciplukan, penderita diabetes
mellitus juga harus memperbaiki life style (pola hidup sehat) dengan memakan
makanan yang bergizi atau sehat, serta olahraga.

B. Saran
Pemberian ekstra herba tanaman ciplukan di sarankan untuk dikonsumsi
untuk mengontrol diabetes mellitus, dan kita hendaknya memberikan
pemahaman srta berbagi kepada orang lain mengenai ilmu yang kita ketahui.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. 2019. Aktivitas Antidiabetik Kombinasi Ekstrak Etanol Daun


Ciplukan (Physalis angulata) dan Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis) pada
Tikus Diabetes. Vol 9, no 2

Hendra, dkk. 2019. Skrining Fitokimia dan Potensi Antidiabetes Ekstrak


Etanol Herba Ciplukan (Physalis Angulata L) pada Tikus Putih (Rattus
Novergicus) yang Diinduksi Aloksan. Universitas Trinita.

Lestari, dkk. 2021. Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,


Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara
Pencegahan. UIN Alauddin Makassar.

Pratiwi, dkk.2019. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Diabetes Melitus Dengan Fokus Studi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurangh
Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Kabupaten Temanggung. Poltekkes
Kemenkes Semarang.

12

Anda mungkin juga menyukai