KLINIK (RS)
DOSEN PEMBIMBING :
IFA HAFIFAH, Ns., M. Kep.
OLEH :
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, taufik
serta hidayah-Nya penulis dari kelompok I dapat menyelesaikan makalah Askep Gizi dengan
Penyakit Diabetes Melitus pada Area Klinik (RS) untuk memenuhi tugas Gizi dan Terapi
Diet. Dengan selesainya makalah ini, maka penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat khususnya kepada dosen pengajar Ifa Hafifah, Ns.,
M. Kep, serta seluruh teman-teman kelompok lain yang berkenan saling membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan semestinya dan
memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................1
1.4. Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.2. Analisis...........................................................................................................................7
2.3. Solusi............................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk Terjaganya asupan gizi pada pasien Diabetes Melitus
1.4. Manfaat
Sebagai pedoman kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan nutrisi pada
pasien dengan Diabetes Melitus
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
bahwa olahraga dan aktivitas fisik mampu menjaga kadar glukosa darah agar
tetap normal.
c. Obat
Beberapa obat dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Bila memiliki
risiko penyakit DM, maka penggunaan beberapa obat ini harus diperhatikan.
Obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara lain hormon
steroid, beberapa obat anti hipertensi, dan obat untuk menurunkan kolesterol.
5
a) Food History (FH)
Food History (FH) atau riwayat gizi mengkaji data- data atau informasi yang
berkaitan tentang asupan makan pasien dan kebiasaannya. Data- data pada FH
didapat dari interview tentang asupan makan responden menggunakan metode
food recall 24 jam dan juga tentang kebiasaan makan pasien yang didapat dengan
menggunakan food frequency (FFQ).
b) Antropometri Data (AD)
Antropometri data berupa hasil pengukuran tinggi badan, berat badan, perubahan
berat badan, indeks masa tubuh, LILA, dan panjang ULNA. Data antropometri
menggambarkan bagaimana keadaan status gizi pasien.
a) Biokimia Data (BD)
Biokimia data berupa hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan
biokimia pada pasien DM berupa data mengenai kadar glukosa darah, nilai
HbA1c, Trigliserid, Kolestrol, LDL, HDL, Albumin, Ureum, Kreatinin, dan
Keton.
b) Physical Data (PD)
3
Sayur Buncis 50 ½ gelas
Pukul 10.00 Bubur Sagu Mutiara 50 ½ mangkok
Siang Nasi 100 ¾ gelas
Ikan pepes 50 1 potong
Sayur Asem 50 sedang
Pepaya 100 ½ gelas
Madu 20 1 potong
sedang
2 sdm
Pukul 16.00 Puding 25 1 potong
Malam Nasi 100 ¾ gelas
Ayam goring 50 1 potong
Capcay 50 sedang
Nanas 100 ½ gelas
Madu 20 1 potong
sedang
2 sdm
1. DM tipe 1 (IDDM)
Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval
sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat
makan harus disesuaikan dengan saat penyuntikan insulin hingga kadar puncak
insulin dengan plasma sama dengan kadar gula darah tertinggi sesudah makan.
b. Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar,
rumput laut, gelatin, kolang-kaling.
c. Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi dengan
indeks kekenyangan yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta buah segar
yang berserat dan tidak begitu manis, pisang rebus, roti bekatul, kacang hijau serta
kacang kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan tanpa kalori seperti agar-
agar, kolang-kaling, rumput laut dll.
d. Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (>6 gram)
4
setiap pagi: hindari makan sereal yanaag banyak mengandung gula.
e. Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan bersama
kulitnya seperti apel, peach, belimbing, jambu, tomat.
f. Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam
sirup.
g. Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai
pengganti susu fullcream untuk mengurangi asupaan lemak.
h. Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak boleh
dilakukan bila kadar gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila terdapat
keton bodies dalam urine ( karena bahaya ketoasidosis).
i. Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset
membuktikan bahwa pengendalian gula darah dengan melakukan diet, olahraga
yang teratur dan terafi insulin serta pemantauan gula darah di rumah akan
mengurangi perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe 1.
2. DM Tipe 2 (NIDDM)
Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau mengendalikan
berat badan di samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol yang mencakup:
a. Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu
sekitar 3 jam.
b. Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan
indeks kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar-agar, rumput
laut, pisang rebus, kacang hijau serta kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah
kalori dan buah-buahan yang tidak manis (apel, belimbing, jambu) serta alpukat.
c. Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari
dan gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang rendah
kalori seperti blender tomat, ketimun, dan labu siam yang sudah direbus.
d. Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan
glukosa darah dlam menu sayuran sedikitnya dua kali sehari. Buncis, bawang dan
beberapa sayuran lunak lain (pare, terong, gambas, labu siam) dianggap dapat
membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
e. Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau,
jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
f. Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras
tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung.
5
Jangan menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan lauk
mi goring dan perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki indeks glisemik yang
tinggi).
g. Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.
h. Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran. Penyandang
diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang
terdiri atas tepung gandum utuh, havermout, putih telur, susu skim dan sedikit
buah-buahan dengan aroma yang mengundang selera misalnya pisang, stroberi,
nanas.
i. Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi
konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging
ayam atau ikan.
j. Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah sendok
makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus,
memepes, memanggang serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng
makanan dengan banyak minyak.
k. Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
l. Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti
dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak
diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memmerlukan kecap, gunakan kecap
diet dalam jumlah terbatas.
m. Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.
n. Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.
6
Kasus :
Seorang wanita bernama Hannah 54 tahun datang ke Rumah Sakit dengan riwayat
diabetes mellitus tipe 2 selama 5 tahun. Beratnya 82 kg dan memiliki BMI sebesar BI
l 32,2kg / m2 termasuk kategori obesitas. Pasien mengeluhkan Penglihatan kabur,
lemas, banyak makan tapi sering merasa lapar, rasa haus dan banyak kencing,
dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala. Pasien mengatakan memiliki beberapa
riwayat penyakit yaitu hipertensi,. Tingkat glukosa darah puasa yaitu 174 mg / dL,
kadar kalsium pasca pembuangan 240 mg / dL, dan kadarA1C 8,6%.
2.2. Analisis
Hari/Tanggal : Senin, 2 Juli 2018
Jam : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Penyakit Dalam
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, dan status rekam medis pasien
Metode : Wawancara, observasi, dan studi dokumen
1. Pengkajian , Menurut (Santosa, Budi. 2008)
1) Identitas
Pasien yang bernama Hannah berumur 54 tahun memiliki riwayat diabetes
mellitus selama 5 tahun.
Berat badan 82 kg, tinggi 62 in, BMI 32,2 kg / m2
Riwayat penyakit paskamenopause (osteoartritis),
hipertensi,dislipidemia, tidak ada riwayat pankreatitis dan kanker
tiroid.
2. Keluhan utama
Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing,
dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur, badan terasa lemas , banyak makan tapi
sering merasa lapar, sering minum tapi masih terasa haus, sering kencing , suhu
tubuh meningkat, kepala terasa sakit.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah masuk RS dengan keluhan yang sama , dan sempat
mengalami luka ulkus diabetic dan dirawat di RS.
5. Riwayat kesehatan keluarga
7
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM, dan memilik riwayat
hipertensi.
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien adalah obesitas tanpa ada perbedaan resistensi
periferatau endokrinopati, refleks ekstermitas bawah berkurang,
pemeriksaanfunduskopi menunjukkan latar belakang diabetes retinopati bilateral
tanpa adanya edema makula
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
letargi, disorientasi, koma.
b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi,
kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels,
kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung
c. Integritas ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi. Tanda : ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar,
kesulitan berkemih.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada
diare.
e. Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen,
muntah, pembesaran tiroid, napas bau aseton.
f. Neurosensori
8
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan. Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan
memori, refleks tendon menurun, kejang
g. Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi
dysritmia, krekel, DVJ (GJK).
h. Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum. Tanda:
pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
i. Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
j. Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, anseitas, wajah
meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
k. Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon
menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
l. Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulku.
9
Ketidakstabilan darah dapat teratasi dengan darah, sesuai indikasi
kadar glukosa kriteria hasil : 2. Monitor tanda dan gejala
darah hiperglikemia : polyuria,
berhubungan (2300) Kadar glukosa darah : polidipsi, polifagi,
dengan tidak 1. Glukosa darah dari skala 2 kelemahan, malaise,
adekuatnya (skala cukup besar dari pandangan kabur, sakit
factor insulin kisaran normal) ditingkatkan kepala
menjadi skala 4 (skala 3. Monitor keton urin
ringan – sedang dari kisaran sesuai indikasi
normal) 4. Berikan terapi (insulin)
sesuai resep
(2111) Keparahan 5. Dorong asupan cairan
Hiperglikemia oral
1. Peingkatan glukosa darah 6. Dorong pemantauan
dari skala 2 (berat) sendiri kadar glukosa
ditingkatkan menjadi skala 4 darah
(ringan) 7. Instruksikan pada pasien
dan keluarga mengenai
(1619) Manajemen diri : manajemen diabetes
Diabetes Melitus 8. Fasilitasi kepatuhan
1. Memantau glukosa darah dari terhadap diet dan
skala 2 (jarang menunjukan) regimen latihan
ditingkatkan menjadi skala 4
(sering menunjukan)
(5614) Pengajaran :
Persepsi Diet
1. Kaji tingkat pengetahuan
pasien mengenai diet
yang disarankan
2. Kaji pola makan pasien
saat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang
disukai
3. Ajarkan pasien membuat
10
diary makanan yang
dikonsumsi
4. Sediakan contoh menu
makanan yang sesuai
5. Libatkan pasien dan
keluarga
Gambaran kasus diatas salah satu masalah yang berhubungan dengan nutrisi. Pasien
mengalami Diabete Melitus tipe 2, berat badan pasien 82 kg dan memiliki BMI
sebesar 32,2 kg/m2 termasuk kategori obesitas, pasien banyak makan tapi masih
sering merasa lapar, sering haus, dan banyak kencing. Hal ini sesuai dengan (Jurnal)
pada penderita DM terjadi ……
11
Status nutrisi yang buruk pada pasien TB disebabkan oleh anoreksia, absorpsi
nutrisi terganggu, atau peningkatan katabolisme tubuh. Gizi kurang pada pasien TB
jika tidak teridentifikasi segera akan menyebabkan permasalahan kesehatan yang
lebih serius, seperti peningkatan angka mortalitas (Salsabela, Eka Farah dkk. 2016).
TB dapat menurunkan asupan energi yang disebabkan oleh perubahan metabolisme
akibat penurunan nafsu makan sebagai bagian dari respon inflamasi dan imun
(Salsabela, Eka Farah dkk. 2016), ini ditemukan ini dalam kasus Ny.A yang tampak
lemah dan konjungtiva tampak anemis.
2.3. Solusi
1. Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci persetujuan penatalaksanaan diabetes.Diet yang
direkomendasikan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalamhal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut :
Karbohidrat : 60-70%
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, usia, stres akut
dankegiatan fisik, yang sesuai dengan tujuan untuk mencapai danmempertahankan
berat badan ideal.Penurunan berat badan yang telah terbukti dapat mengurangi
resistensiinsulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus akumulasi.
Dalam salahsatu penelitian membuktikan bahwa penurunan 5% berat badan dapat
mengurangikadar HbA1c sebesar 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status
DM),dan setiap kilogram penurunan berat badan sesuai dengan 3-4 bulantambahan
harapan hidup.Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga
dipertimbangkan.
Lebih dari 300mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan
nabati, yangmengandung lebih banyak asam lemak, tak jenuh dibandingkan asam
lemak jenuh.Sebagai sumber protein yang diperoleh dari ikan, tahu dan tempe,
karena tidak banyak mengandung lemak.Bagi para penderita diabetes, serat paling
penting adalah25 g per hari. Disamping akan menurangi pelepasan lemak,makanan
berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantumengatasi rasa
lapar yang kerap diterima penderita DM tanpa kesulitan memasukkankalori yang
12
berlebih. Disamping itu makanan sumber serat sayur dan buah- buahan segar
umumny kaya akan vitamin dan mineral (DIPIRO,2011).
2. Mengurangi Asupan Garam
Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan
makanantradisional di kebanyakan daerah. Tidak jarang pula pasien tidakpuas
mengonsumsi garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan
dansebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam juga bermanfaat untuk ini
mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan
untuk asupan garam tidak melebihi 2gr / hari (PERKI, 2015)
3. Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat dilakukan dan tahan kadar guladarah tetap
normal. Saat ini ada dokter yang dapat dimintakan sebagaipenasihat untukdiabetes
dan diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal
dilakukanakan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.Olahraga yang disarankan
adalah yang menantang CRIPE(Kontinu,Pelatihan Rhytmical, Interval, Progressive,
Endurance).
Beberapa contoh olahraga yang ditawarkan, antara jalan lain atau lari pagi,
berputar, berenang, dan lainsebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan
selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanas 5-10 menit dan diakhiri
istirahat antara5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan
aktivitasreseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan
pertambahan (Dipiro,2015)
13
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan
kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah
(hiperglikemia). Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes
mellitus adalah status gizi, dan pengaturan diet atau konsumsi makanan yang buruk.
Status nutrisi dan pengaturan diet atau konsumsi makanan yang yang buruk akan
meningkatkan risiko penyakit diabetes mellitus dan sebaliknya. Jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi sangat menentukan seberapa besar sumbangan makanan
tersebut terhadap kenaikan glukosa darah.
Perubahan status dapat terdeteksi dengan menggunakan komponen pengkajian gizi,
(nutrition assessment) diabetes mellitus meliputi food history, antropometri data,
Biokimia Data, Physical Data, dan Client History/Riwayat. Data yang diperoleh
kemudian dapat dilanjutkan dengan melakukan diagnosa gizi (nutrition diagnosis),
intervensi gizi (nutrition intervention), dan monitoring evaluasi.
4.2. Saran
Status nutrisi dan pengaturan diet atau konsumsi makanan yang buruk pada pasien
DM akan meningkatkan resiko penyakit diabetes mellitus. Pengaturan konsumsi makanan
pada pasien DM jika tidak teridentifikasi segera akan menyebabkan permasalahan
kesehatan yang lebih serius, seperti peningkatan angka mortalitas. Sehingga, selain dari
pengobatan juga penting peningkatan peran petugas kesehatan seperti memberikan
penyuluhan kesehatan dan konseling agar penderita DM lebih meningkatkan konsumsi
nutrisi sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
14
DAFTAR PUSTAKA
15