Anda di halaman 1dari 19

“METABOLISME NUKLEOTIDA PURIN DAN PIRIMIDIN”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK

SANTRI M NINGSIH H31113328


SARIFAH H31113329
SUCI PARAMITA H31113330
ROSDIANA H31113333

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang METABOLISME
PURIN DAN PIRIMIDIN.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami.Pembahasan di dalamnya kami
dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman berdasarkan
pokok bahasan masalah Metabolisme Purin dan Pirimidin.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang
selanjutnya.Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi
teman-teman dan kami khususnya.

Makassar, 26 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..…5
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...6
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Purin dan Pirimidin……………………………………………….……7
2.1.2 Tata Nama……………………………………………………………………7
2.2 Bentuk Struktur Purin dan Pirimidin………………………………………………7
2.3 Metabolisme Purin dan Pirimidin………………………………………………….9
2.3.1 Metabolisme Purin…………………………………………………………..9
2.3.1.1 Biosintesis Purin……………………………………………………….9
2.3.1.2 Katabolisme Purin……………………………………………………..9
2.3.2 Metabolieme Pirimidin……………………………………………………13
2.3.2.1 Biosintesis Pirimidin………………………………………………….13
2.3.2.2 Katabolisme Pirimidin………………………………………………..16
2.4 Kelainan Metabolisme Purin dan Pirimidin……………………………………….17
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….19
B. Saran………………………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, tersusun atas unit kerja terkecil yang
dinamakan sel. Berbagai aktifitas yang dilakukan sel telah terkodekan dalam rangkaian
kode informasi genetik yang terdapat dalam rantai panjang Deoxyribonucleic acid (DNA).
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan pembawa informasi utama pada sebuah sel
Rangkaian instruksi yang tersimpan dalam DNA mengatur aktivitas sel seperti
metabolisme dan pembelahan sel. DNA ini tersusun dari molekul kecil bernama
nukleotida. Terdapat empat nukleotida berbeda yang digolongkan ke dalam dua grup,
yakni purin, terdiri dari adenosine dan guanine, serta pyrimidin terdiri dari cytosine dan
thymin.
Rangkaian DNA ini memiliki kode-kode yang merepresentasikan ciri fisik makhluk
hidup, cara bekerja sel dan lain-lain. Rangkaian informasi genetic dalam DNA pada
akhirnya merupakan intruksi untuk membentuk protein tertentu dengan melewati proses
replikasi, proses perbaikan, dan sintesis. Dan jika terjadi mutasi gen menimbulkan efek
kerusakan pada organisme tersebut. Kegagalan repair DNA dapat menyebabkan
perubahan pada saat sel berubah menjadi gamet, dan mengakibatkan mutasi pada
generasinya. Mutasi yang tidak bereproduksi akan menganggu proses transkripsi dan
replikasi. Sehingga kemungkinan terjadi transformasi keganasan sel (cancer) (Evi Noviani,
2010).
Leukemia adalah kanker yang disebabkan pertumbuhan tidak normal pada sel darah
putih (leukosit), dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya
melainkan menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Rahmawati, 2013: 1). Leukemia
merupakan penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik.
Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah immatur yang
berasal dari sel induk hematopoietik. Sehingga abnormalitas kromosom pada leukimia
sering digunakan sebagai pertanda perubahan struktur genetika (Zelly Dia Rofinda, 2012).
1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apakah pengertian dari purin dan pirimidin?


B. Bagaimana struktur purin dan pirimidin?
C. Bagaimana metabolisme purin dan pirimidin?
D. Bagaimana biosintesis nukleotida purin dan pirimidin?
E. Bagimana katabolisme purin dan pirimidin?
F. Bagimana kelainan purin dan pirimidin?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari purin dan pirimidin?


2. Untuk mengetahui bagaimana struktur purin dan pirimidin?
3. Untuk mengetahui bagaimana metabolisme purin dan pirimidin?
4. Untuk mengetahui bagaimana biosintesis purin dan pirimidin?
5. Untuk mengetahui bagaimana katabolisme purin dan pirimidin?
6. Untuk mengetahui bagimana kelainan purin dan pirimidin?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Purin dan Pirimidin

Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD, NADP,
ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida
asam nukleat RNA dan DNA. Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi
CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin adalah Adenin dan Guanin. Purin dan Pirimidin
merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik artinya manusia dapat mensintesis
nukleotida secara denovo (dari senyawa intermediet anfibolik), meskipun tidak
mengkonsumsi asam nukleat.

Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida (adenosin),
guanin nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin nukleisida (timidin), sitosin
nukleisida (sitidin).

 Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim, (NAD,
NADP, ATP, UDPG)
 Contoh Purin: (adenin, guanin, hipoxantin, xantin) → dimetabolisme jadi asam urat
 Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3

2.1.2 Tata Nama

2.2 Bentuk Struktur Purin dan Pirimidin

PURIN

PIRIMIDIN
2.3 Metabolisme Purin dan Pirimidin

 Nukleoprotein → asam nukleat + protein


 Asam nukleat → gabungan nukleotida
 Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa
pirimidin

2.3.1 Metabolisme Purin


2.3.1.1 Biosintesis Nukleotida Purin

Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang


dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber diantara lain :
1. Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara pernafasan.
2. Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH2) molekul aspartat.
3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang berasal
dari senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn koenzim FH4 (tetra hidro folat).
4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamin.
5. Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.

Tahapan biosintesis Purin


1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil pyro
phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg²+ sebagai
aktivator.
2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP
dengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi
ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan Mg²+ sebagai aktivator
dan yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase
dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk
senyawa formil glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon gugus formil tersebut
menempati posisi atom C-8 inti purin.
5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukn reaksi aminasi (pada atom
karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan terbentuknya
senyawa formil- glisinamidin- ribosil-5P.atom N gugus amino yang baru menempati
posisi N-3 inti purin.
6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino-
imidazole- ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P
melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang difiksasi
tersebut menempati atom C (6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat
membentuk senyawa 5-amino- 4- imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi formilasi
yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan
senyawa donor gugus formil, maka terbentukny senyawa 5- formamido- 4- imidazole
karboksamide- ribosil-5P.
8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah derivat
purin yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat
hiposantin atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
2.3.1.2 Katabolisme Purin

Pada manusia hasil akhir katabolisme purin adalah asam urat. Sebagian mamalia (tidak
termasuk manusia) dapat mengoksidasi asam urat menjadi allantoin, yang selanjutnya dapat
didegradasi menjadi urea dan amonia.

Tahapan reaksi pembentukan asam urat serta berbagai kelainan yang dapat terjadi
akibat defisiensi enzim yang terkait adalah sebagai berikut:

1. Gugus amino akan dilepaskan dari AMP membentuk IMP, atau dari adenosin
membentuk inosin (hipoxantin).
2. IMP dan GMP oleh enzim 5’-nukleotidase akan diubah ke bentuk nukleosida, yaitu
inosin dan guanosin.
3. Purine nukleosida fosforilase akan menubah inosin dan guanosin menjadi basa purin,
yaitu hipoxantin dan guanin.
4. Guanin akan mengalami deaminasi menjadi xantin.
5. Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim xantin oksidase membentuk xantin, yang
selanjutnya akan dioksidasi kembali oleh enzim yang sama menjadi asam urat, yang
merupakan produk akhir dari proses degradasi purin pada manusia. Asam urat akan
diekskresikan ke dalam urin.

2.3.2 Metabolisme Pirimidin


2.3.2.1 Biosintesis Pirimidin

Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan yang sama
misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan
gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P tersebut sudah
berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setelah
perjalanan beberapa tahap lebih jauh.

Tahapan biosintesis pirimidin


1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan
dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P
sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda dengan enzim karbamoil-P
sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan urea, dimana reaksi nya berlangsung
bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.
2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan senyawa
karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase.
3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari molekul
karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dihidroorotic
acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan
koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP
(orotidin mono posphate).
6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat
dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk nukleotida pertama
pada biosintesis pirimidin.
7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin yang
membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5, N10 –metilen-
tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan tetrahidrofolat
dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat berlangsung dihidrofolat
harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat, reaksi ini dikatalisis oleh
dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang sedang membelah, yang harus
mengasilkan TMP dan dihidrofolat.
Gambar skema biosintesis pirimidin
2.3.2.2 Katabolisme Pirimidin
2.4. Kelainan Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin yang berasal
dari guanosin dan hiposantin yang berasal dari andenosin melalui pembentukan santin
keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-turut dikatalisis oleh enzim
guanase dan santin oksidase.
Masalah klinik metabolisme purin
1. Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan melalui ginjal yang
menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin
1) Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar nya
yang tinggi.
2) Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan kristal
natrium urat yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan) sendi secara
kronis, dan cedera pada ginjal.
2. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering disertai
litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak berfungsinya enzim
hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang merupakan enzim pada penyelamatan
pada reaksi purin.
3. Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena sekunder
akibat peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-fosfat, disamping it
asidosis laktat yang menyertai akan menikan ambang ginjal untuk urat sehingga terjadi
peningkatan total kadar urat dalam tubuh.
Metabolisme Pirimidin
1. Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan propionat sangat
mudah larut dalam air bila overproduksi dan jarang didapati kelainan.
2. Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan nukleotida dan
peningkatan ekskresi dari betalanin.
3. Defisiensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP.
Masalah klinik metabolisme pirimidin
Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan yang
disebabkannya.

Kelainan autosomal resesif


1. Hereditary orotic aciduria
tipe I:
a) tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat
dekarboksilase
b) terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.
Tipe II :
Karena defisiens6i orotidilat dekarboksilas.
2. Reye’s Syndrome
a) Gangguan pada mitokondria hati
b) Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri memakai
karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin trankarbamoilase) over produksi asam
orotat

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD,
NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) →
dimetabolisme jadi CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin adalah Adenin dan Guanin. Purin
dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik artinya manusia dapat
mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa intermediet anfibolik), meskipun tidak
mengkonsumsi asam nukleat.

3.2 Saran
1. Diharapkan kepada seluruh mahasiswi untuk dapat memehami isi dari materi ini.
2. Diharapkan setelah mempelajari materi ini mahasiswi bisa menambah wawasannya
mengenai materi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Harper, 2001, Biokimia Edisi Ke-27, Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai