Anda di halaman 1dari 21

MOLA HIDATIDOSA

DOSEN PENGAMPU :
ESTER SIMANULLANG S.Tr, Keb, Bd, M.Kes, PhD

NAMA : NOVITA SARI EUFRASIA


SITOHANG
NPM : 2219201084
Kode MK : Bd. 6.301. Asuhan Kehamilan
Prodi : Kebidanan Program Sarjana
• PENGERTIAN:
• Molahidatidosa adalah suatu kehamilan
yang berkembang tidak wajar di mana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili
korealis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidrofik.
 Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester I
dan II

 Secara makroskopik, : berupa gelembung-


gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan
jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa
millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Mikroskopik Jaringan
Mola Hidatidosa

Gelembung Mola (Sejumlah vili


chorialis memiliki pajang sekitar
3 cm)
Epidemiologi

 Di AS : 1 kasus dari 1200 kehamilan.


 Di Indonesia : 1 kasus dari 100 kehamilan.
 Kematian terbanyak oleh karena MH yang
berkembang menjadi ganas (koriokarsinoma).
Klasifikasi Mola Hidatidosa
Uterus dengan Gelembung-gelembung mola

Ibu hamil anggur (mola hidatidosa) dengan uterus dengan


Gelembung-gelembung mola
Gelembung-gelembung molahidatidosa
Molahidatidosa parsial

Mola invasif
Etiologi dan Faktor Predisposisi

Penyebab belum
diketahui secara pasti

Faktor predisposisnya antara lain :


- Faktor ovum (ovum patologik sehingga mati,
terlambat dikeluarkan).
- Sosioekonomi rendah.
- Paritas tinggi.
- Kekurangan protein.
- infeksi virus dan
- Faktor kromosom yang belum jelas.
Tanda dan Gejala
Patofisiologi
Beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan
patogenesis dari penyakit trofoblas :

1.Teori missed abortion


Embrio mati pada kehamilan 3-5 minggu →terjadi
gangguan peredaran darah → penimbunan cairan masenkim
dari villi → terbentuklah gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park
Sel-sel trofoblas adalah abnormal dan memiliki fungsi yang
abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan
ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
3. Studi dari Hertig
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola
hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang
menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio
komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi
maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus
menyebabkan trofoblas berproliferasi dan melakukan
fungsinya selama pembentukan cairan.
Diagnosis
Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan
dengan amenora, perdarahan pervaginam, gejala kehamilan
yang berlebihan, uterus yang lebih besar dari tuanya
kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti
balotemen, teraba kerangka janin dan detak jantung anak.

Untuk memperkuat diagnosis :


•pemeriksaan kadar hCG dalam darah atau urin,(HCG me↑)
•USG, menunjukkan gambaran yang khas, badai salju (snow
flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey
comb).
Diagnosis yang paling tepat bila telah keluarnya
gelembung mola. Namun, bila kita menunggu sampai
gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat
karena pengeluaran gelembung umunya disertai
perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
menurun. Terbaik ialah bila dapat mendiagnosis mola
sebelum keluar.
• Pada TM I gambaran tidak spesifik, sehingga sulit
dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion,
abortus inkompletus, atau mioma uteri.
• Pada TM II gambaran lebih spesifik. Kavum uteri berisi
masa ekogenik bercampur bagian-bagian anekoik vesicular
berdiameter antara 5-10 mm. Gambaran tersebut dapat
dibayangkan seperti gambaran sarang lebah (honey comb)
atau badai salju (snow storm).
Komplikasi
• Preeklampsia (eklampsia)
• Tirotoksikosis.
• Emboli sel trofoblas ke paru-paru →emboli paru-paru
akut → kematian .
• Kasus mola dengan kista lutein
• Mola hidatidosa memiliki resiko tinggi untuk terjadi
keganasan (koriokarsinoma).
Hasil USG Kasus Mola
Hidatidosa
Hasil Rotgen Paru-paru
menunjukkan satu sisi dengan
bayangan seperti badai salju (snow
strom) atau menunjukkan emboli
trofoblastik

Koriokarsinoma
Penanganan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4
tahap :
1. Perbaikan keadaan umum
•transfusi darah : memperbaiki syok atau anemia &
menghilangkan / mengurangi penyulit seperti
preeklampsia atau tirotoksikosis.
•waktu mengeluarkan mola dengan kuratage didahului
pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dlm
500 ml RL ,40-60 tetes /menit) , sehingga pengecilan
rahim dapat mengurangi perdarahan.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan
post-mola hidatidosa adalah:

1. Melakukan PD dengan pedoman “Trias Acosta Sison : HBSE”, yaitu :


•History : Post-mola hidatidosa
•Post-abortus : Postpartum
•Bleeding : Terjadi perdarahan berkelanjutan
•Softness : Perlunakan rahim
•Enlargement : Pembesaran rahim
2. Pemeriksaan hormone.
3. Pemeriksaan foto toraks.
4. Mencari metastase

Anda mungkin juga menyukai